yaitu lingkungan sekolah, visi dan misi sekolah, dukungan pimpinan, dan kurikulum. Instrumen input terdiri dari 10 butir pertanyaan dari 4 komponen yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Berdasarkan kajian teori tentang instrumen context dan input yang dikembangkan
ke dalam 14 butir pertanyaan yang diberikan kepada 10 responden untuk menjawabnya, setelah dilakukan penghitungan dengan cara mengkorelasikan skor
setiap butir pertanyaan dengan jumlah skor dengan bantuan program excel maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Dari hasil analisis instrumen yang disebarkan dalam uji coba sebanyak 14 empat belas butir pertanyaan dari instrumen contex dan input terdapat 14 butir
pertanyaan yang valid , pada taraf signifikansi 0,05, n = 10 dengan r
tabel
= 0.361. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 8 halaman 186.
Dari hasil analisis uji coba instrumen evaluasi kinerja guru dalam pembelajaran
sebanyak14 butir pertanyaan, dapat disimpulkan bahwa instrumen context dan input yang dipergunakan dapat dijadikan instrumen penelitian.
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas atau kehandalan adalah kejituaan atau ketepatan instrumen pengukuran akurasi. Widoyoko, 2010:144 Istilah reliabilitas sering disamakan
dengan consistency, stability, atau dependability, yang pada prinsipnya menunjukan sejauhmana pengukuran itu dapat memberi hasil yang relatif tidak
berbeda bila dilakukan kembali terhadap subjek yang sama.Azwar,2003:6 Sehingga perkiraan keterandalan test-retest, yaitu hubungan antara hasil tes yang
diadakan pada satu waktu dengan tes yang sama beberapa waktu kemudian, digunakan sebagai acuan dalam menentukan reliabilitas.
Suharsimi Arikunto 2004:86 mengatakan bahwa reliabilitas berhubungan
dengan kepercayaan. Suatu tesinstrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tesinstrumen tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Maka pengertian reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil, atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan
tidak berarti. Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa reliabilitas berkaitan dengan
unsur keterandalan atau keajegan terhadap hasil pengukuran melalui tes. Tes dengan reliabilitas yang rendah akan menghasilkan keputusan yang bias.
Penilaian reliabilitas dilakukan dengan menguji kestabilan test-retest dan
internal konsistensi. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menghitung koefisien Alpa. Koefisien reliabilitas diterima untuk menentukan instrumen yang
valid koefis ien alpa ≥ 0,50.
Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas instrumen.
2 2
1 1
t i
S S
k k
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas k
= banyaknya butir S
i 2
= Varians skor butir S
t 2
= Varians skor total Untuk menentukan tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi korelasi yang
dikemukakan Suharsimi 0,00 – 0,20 korelasi sangat rendah, 0,21 – 0,40 korelasi
rendah, 0,41 – 0,60 korelasi cukup, 0,61 – 0,80 korelasi tinggi, 0,81 – 1,00
korelasi sangat tinggi. Jika hasil tersebut korelasinya 0,80. maka tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Sebaliknya jika korelasinya 0,40, maka tes tersebut
korelasinya rendah. Suharsimi Arikunto, 2008:126. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen dengan rumus di atas dan dihitung
dengan bantuan excel maka didapat reliabilitas instrumen evaluasi kinerja guru dalam pembelajaran di dapat r
hitung
sebesar 0,930, jika dibandingkan dengan kriteria reliabilitas atau r
tabel
maka terdapat reliabilitas sangat tinggi, berarti instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-masing komponen yang
dievaluasi. Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif berupa tabel frekuensi dan presentase yang didapat dari hasil penilaian.
Untuk menganalisis data yang terkumpul dilakukan beberapa langkah yaitu: 1 penskoran jawaban responden, 2 menjumlahkan skor total masing-masing
komponen, 3 mengelompokkan skor yang didapat oleh responden berdasarkan tingkat kecenderungan.
Selanjutnya untuk memperjelas teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian evaluasi ini, ditambah tentang teori penskoran. Pada hakekatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban instrumen menjadi angka-
angka yang merupakan nilai kuantifikasi terhadap jawaban instrumen. Dengan skor kita dapat memperoleh deskripsi tentang seberapa nilai atau harga suatu
variabel untuk masing-masing unit analisis dalam penelitian. Selanjutnya kita dapat melakukan analisis kuantitatif dalam kaitannya dengan variabel lain dalam
penelitian.
1. Penskoran Skala
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala likert, pernyataan- pernyataan yang digunakan baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh
subjek dengan sangat baik, baik, cukup, kurang. Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut tergantung pada penilai, asal penggunaannya konsisten. Untuk
pernyataan positif mendukung skor skala sikapnya adalah 4 untuk sangat baik, 3 untuk baik, 2 untuk cukup , 1 untuk kurang. Sedangkan untuk pernyataan negatif
menolak ialah 4 untuk kurang, 3 untuk cukup, 2 untuk baik, dan 1 untuk sangat baik.
Dengan demikian skor maksimal skala sikap bagi satu unit analisis adalah jumlah item dalam skala sikap dikalikan 4 diberi simbol 4k, sedangkan skor minimalnya
adalah jumlah item dalam skala sikap dikalikan 1 diberi simbol k. Jadi rentang skor teoritik skala sikap adalah k - 4k.
2. Penskoran Kuesioner
Terdapat dua macam kuesioner, yaitu kuesioner berstruktur dan kuesioner terbuka.
Alternatif jawaban
yang tercantum
dalam kuesioner
dapat ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar menghasilkan data
interval. Caranya dengan memberi skor terhadap setiap jawaban berdasarkan kriteria tetentu.
3. Skor Responden
Skor responden adalah seluruh skor satuan dari satu responden dalam berbagai bentuk penyajiannya. Kelompok skor responden adalah skor dari semua
responden pada suatu kelompok responden dalam berbagai bentuk penyajiannya. Di mana skor satuan merupakan skor pada satu butir dari satu responden,
misalnya butir ke-i adalah responden ke g : Xgi. Skor satuan dari satu responden ini dapat disajikan dalam berbagai bentuk
statistik, mencangkup: skor satuan, jumlah skor satuan, frekuensi, komponen skor satuan, proporsi komponen skor satuan, presentase komponen skor satuan satu
butir, misalnya butir ke – 1. Di mana skor satuan pada butir mencangkup semua
skor satuan pada butir.
Adapun bentuk skor butir yaitu selain sebagai jumlah skor satuan pada butir, skor butir dapat juga ditampilkan dalam bentuk lain. Jumlah skor satuan, rerata, dan
variansi, median skor satuan, modus skor satuan, frekuensi, proporsi, presentase pada butir, misalnya pada butir ke
– i. Dalam penelitian evaluasi ini, untuk keperluaan pembuatan ketegori diperlukan
informasi tentang: skor maksimum, skor minimum, rentang dan interval. Di mana rentang = skor max
– skor min, kelas interval dengan menggunakan kategori yang akan digunakan yaitu 4.
Jadi diperoleh data dalam penelitian ini skor maksimum 56, dan skor minimum 4,
di mana rentang = 56 – 4 = 52, dan untuk kelas interval = 1 + 3,3log40 = 6,28
sehingga dibulatkan diambil kelas intervalnya 6, untuk panjang kelas interval rentang dibagi banyaknya kelas interval yaitu 52 : 6 = 8,6 dibulatkan diambil 9.
Sehingga kategori yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 56
– 47 = kategori sangat baik
46 – 37
= kategori baik 36
– 27 = kategori cukup
≤26 = kategori kurang
Hasil analisis kemudian dibahas dan diinterprestasikan yang selanjutnya dilakukan judgement keputusan.
4. Kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam evaluasi kinerja guru dalam pembelajaran ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah yang terkait
dengan Standar Nasional Pendidikan, sehingga dalam penelitian nanti tinggal mencocokkan hasil penelitian dengan kriteria pengambilan keputusan yang telah
dibuat. Kriteria pengambilan keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Standar Keberhasilan Pengambilan Keputusan
No Variabel
Komponen Kriteria Standar
Keterangan
1. Konteks
Analisis Konteks
Lingkungan pembelajaran
Lingkungan pembelajaran harus sesuai dengan standar sarana
prasarana dan standar pengelolaan, yaitu:
a. Standar Sarana dan Prasarana
1. Sarana sekolah sudah
memadai terkait luas bangunan, ukuran ruang
dan jumlah ruangan.
2. Sekolah dalam kondisi
terpelihara dengan baik. 3.
Lingkungan sekolah bersih, tertib, indah, dan
sehat. b.
Standar Pengelolaan 1.
Sekolah merumuskan visi dan misi.
2. Dalam merumuskan visi
sekolah: 1
Melibatkan warga sekolah guru, siswa
dan staf administrasi. 2
Melibatkan komite sekolah.
3 Dirumuskan dan
ditetapkan dengan SK. 4
Selaras dengan visi dinas pendidikan dan
pendidikan nasional. 5
Disosialisasikan kepada pemangku
kepentingan. 6
Ditinjau secara berkala 1.
Sangat Baik jika terpenuhi semua
kriteria standar 2.
Baik jika terpenuhi 3
kriteria standar 3.
Cukup jika hanya terpenuhi
2 kriteria standar 4.
Kurang jika hanya terpenuhi
1 standar