Rumusan Masalah Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penulisan

12

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini merupakan gambaran umum dari isi skripsi untuk memudahkan pembaca dalam mendalami isi skripsi ini.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas tentang pengertian umum mengenai pokok-pokok pembahasan skripsi, yang meliputi definisi dan istilah, tinjauan umum mengenai kejahatan terorisme, dan gambaran umum negara Afghanistan. Bab ini merupakan landasan teoritis untuk memberikan dasar-dasar teori sehingga memudahkan dalam pembahasan yang akan dibahas dalam bab IV.

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, yang terdiri dari jenis penelitian, pendekatan masalah, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, prosedur pengolahan data dan analisis data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Analisis Data

Bab ini dimulai dengan pemaparan hasil penelitian dan uraian dari pembahasannya. Diawali dengan pemaparan pemecahan masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini, yaitu bagaimana pengaturan mengenai prinsip non intervensi menurut hukum internasional dan apakah tindakan Amerika Serikat dalam memerangi terorisme di Afghanistan merupakan pelanggaran terhadap prinsip non intervensi atau bukan. 13

Bab V: Penutup

Bab ini menguraikan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran- saran. Dalam bagian ini dijelaskan bahwa kesimpulan merupakan inti dari keseluruhan uraian yang dibuat setelah permasalahan selesai dibahas secara menyeluruh. Terakhir, berdasarkan kesimpulan tersebut diakhiri dengan saran- saran yang didasarkan atas hasil keseluruhan sebagai alternatif pemecahan masalah. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Istilah

2.1.1. Istilah Intervensi

Intervensi merupakan salah satu bentuk turut campur dalam urusan negara lain yang bersifat diktatorial, mempunyai fungsi sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa internasional. 31 Intervensi juga dapat diartikan sebagai turut campurnya sebuah negara dalam urusan dalam negeri negara lain dengan menggunakan kekuatan atau ancaman kekuatan. 32 Hukum internasional mengartikan intervensi dalam arti tidak berarti luas sebagai segala bentuk campur tangan negara asing dalam urusan satu negara, melainkan berarti sempit, yaitu suatu campur tangan negara asing yang bersifat menekan dengan alat kekerasan force atau dengan ancaman melakukan kekerasan, apabila keinginannya tidak terpenuhi. 33 Oppenheim Lauterpacht 34 mengatakan bahwa intervensi sebagai campur tangan secara diktator oleh suatu negara terhadap urusan dalam negeri lainnya dengan maksud baik untuk memelihara atau mengubah keadaan, situasi atau barang di negeri tersebut. 31 Ali Sastroamidjojo, Pengantar Hukum Internasional, Jakarta : Batara, 1971, hlm. 108. 32 Bryan A.Garner ed., Black’s Law Dictionar , Seventh Edition, Book 1, ST. Paul, Minn : West Group, 1999, hlm. 826 33 Wirjono Prodjodikoro, Azaz-azaz Hukum Publik Internasional, Jakarta: PT. Pembimbing Masa, 1967, hlm 149-150. 34 Huala Adolf, Aspek - Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, cet.ketiga, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.31.