Wewenang PPAT Tinjauan Tentang Tugas dan Wewenang Pejabat Pembuat Akta Tanah
Terkait mengenai proses penerbitan sertifikat tanah secara formal menurut PP PP No.24 1997, penulis menjelaskan bahwa di Desa Tanjung Setia terjadi
penerbitan sertifikat tanah secara non formal yang dilakukan oleh Kepala Desa Tanjung Setia terhadap WNA, prosenya dilaksanakan melalui satu tahapan
yaitu WNA meminta pertolongan Kepala Desa untuk menerbitkan sertifikat tanah dengan imbalan uang yang jumlahnya melebihi ketetapan Badan
Pertanahan Nasional. Berdasarkan uraian diatas, Kepala Desa Tanjung Setia sudah Melebihi
Kewenangannya yang biasa disebut Penyalahgunaan Kewenangan, adapaun Penyalahgunaan Kewenangan Menurut Rivero dan Waline Ridwan H.R 2006 :
146, Penyalahgunaan Kewenangan dalam Hukum Administrasi terdiri dari 3 macam yang pertama Penyalahgunaan kewenangan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum atau untuk menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.
Penyalahgunaan kewenangan yang kedua yaitu tindakan pejabat tersebut adalah benar ditujukan untuk kepentingan umum, tetapi menyimpang dari
tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh undang-undang atau peraturan- peraturan
lain. Penyalahgunaan
kewenangan yang
terakhir yaitu
menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain agar terlaksana.
Terkait Teori Detaournemnet de Pavoir yang diungkapkan Rivero dan Waline, adapun Etika Pemerintahan menurut Fathoni 2002:164, diantaranya adalah,
Utilitarian Approach yaitu setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi
nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara- cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,
dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya, Individual Rights Approach yaitu tindakan ataupun tingkah laku seseorang
harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain, Justice Approach yaitu para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan baik terhadap masyarakat.
. Berdasarkan definisi-definisi beberapa ahli diatas, Penulis kaitkan antara Teori
Detournement de Pavoir dan Teori Etika Pemerintahan, bahwa Kepala Desa Tanjung Setia melebihi Kewenangan dan Kepala Desa Tanjung Setia
melanggar kaidah-kaidah yang sudah ada dalam Etika Pemerintahan. Desa Tanjung Setia mempunyai daerah pariwisata yang indah, hal ini
dtunjukan dengan banyaknya WNA yang berdatangan ke wilayah pariwisata dan bertempat tinggal di wilayah pariwisata, dengan datangnya WNA tentu
menunjang kemajuan desa, tetapi dalam hal konteks ini kedatangan WNA banyak membuat pro dan kontra di Desa Tanjung Setia, hal ini dikarenakan
banyaknya jumlah tanah yang sudah menjadi milik WNA, selain itu munculnya sertifikat tanah untuk WNA yang dilakukan oleh Kepala Desa Tanjung Setia.
Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini dilakukan untuk melihat Kewenangan Kepala Desa Tanjung Setia terindikasi menyalahgunakan
kewenangan. Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, berikut adalah bagan kerangka fikir penelitian :