Pengujian Hipotesis Pengaruh X
1
dan X
2
terhadap Y
Variabel Koefisien
Jalur Pengaruh
Langsung Pengaruh tidak langsung
melalui Total
X
1
X
2
X
1
0,273 7,4
10,6 18,0
X
2
0,642 41,2
10,6 51,8
Total Pengaruh 69,8
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa pengaruh terbesar berasal dari variabel seleksi berbasis kompetensi dengan kontribusi pengaruh
sebesar 51,8, sedangkan variabel rekrutmen berbasis kompetensi X2 memberikan kontribusi pengaruh sebesar 18,0. Hal ini dapat di nyatakan bahwa
variabel seleksi berbasis kompetensi X2 dominan mempengaruhi kinerja karyawan Y sedangkan variabel rekrutmen berbasis kompetensi X1 tidak
terlalu dominan mempengaruhi variabel kinerja karyawan Y.
1. Pengaruh Rekrutmen berbasis kompetensi terhadap Kinerja Karyawan
Diperoleh hasil perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
seperti terlihat dalam gambar nilai t
hitung
sebesar = 2,709 lebih besar dari t
tabel
sebesar 2,012 dan juga jika dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 sehingga
kesimpulan uji adalah menolak Ho dan hipotesis alternatif diterima.
2. Pengaruh Seleksi berbasis kompetensi terhadap Kinerja Karyawan
Diperoleh hasil perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
seperti terlihat dalam gambar nilai t
hitung
sebesar = 6,372 lebih besar dari t
tabel
sebesar 2,012 dan juga jika dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga
kesimpulan uji adalah menolak Ho dan hipotesis alternatif diterima.
3. Rekrutmen berbasis kompetensi terhadap Seleksi berbasis kompetensi
Diperoleh hasil perbandingan t hitung dengan t tabel seperti terlihat dalam
gambar nilai t
hitung
sebesar = 5,274 lebih besar dari t
tabel
sebesar 2,011 dan juga jika dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga
kesimpulan uji adalah menolak Ho dan hipotesis alternatif diterima.
4. Pengaruh Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap Kine rja Karyawan secara simultan
Hasil perbandingan nilai uji terlihat F
hit
sebesar 54,373 lebih besar dari pada F
tabel
sebesar 3,195 dan juga jika dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara simultan rekrutmen berbasis
kompetensi dan seleksi berbasis kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan penulis mengungkapkan bahwa Rekrutmen berbasis kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT Sherish Cipta
Interindo Bandung. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindrijo Sunu Pambagio, Hamidah Nayati Utami, dan Gunawan Eko N. yang
berjudul Pengaruh Proses Rekrutmen, Proses Seleksi, dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Studi pada Karyawan Bagian Tata Usaha dan
Keuangan PG Kebon Agung Malang menyatakan bahwa secara parsial variabel proses rekrutmen berbasis kompetensi X1 mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan Y. Penulis juga mengungkapkan bahwa Seleksi berbasis kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindrijo Sunu Pambagio,
Hamidah Nayati Utami, dan Gunawan Eko N. yang berjudul Pengaruh Proses Rekrutmen, Proses Seleksi, dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja
Karyawan Studi pada Karyawan Bagian Tata Usaha dan Keuangan PG Kebon Agung Malang menyatakan bahwa secara parsial variabel proses seleksi berbasis
kompetensi X2 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan Y.
Berdasarkan hasil pengolahan penulis mengungkapkan ba hwa terdapat hubungan Rekrutmen berbasis kompetensi terhadap Seleksi berbasis kompetensi
pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellyta Yullyanti 2009 yang menyatakan terdapat hubungan
rekrutmen terhadap seleksi. Pembuktian ini menguatkan pendapat dari Ivancevich 2001 yang menyatakan bahwa rekrutmen berkorelasi langsung dengan seleksi.
Berdasarkan hasil pengolahan penulis mengungkapkan bahwa Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT
Sherish Cipta Interindo Bandung, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindrijo Sunu Pambagio, Hamidah Nayati Utami, dan Gunawan Eko N. yang
berjudul Pengaruh Proses Rekrutmen, Proses Seleksi, dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Studi pada Karyawan Bagian Tata Usaha dan
Keuangan PG Kebon Agung Malang menyatakan bahwa secara parsial dan simultan variabel Proses Rekrutmen, Proses Seleksi, dan Kompetensi Karyawan
Terhadap Kinerja Karyawan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan Y.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Tanggapan responden yang merupakan karyawan PT Sherish Cipta Interindo Bandung mengenai Rekrutmen berbasis kompetensi masuk dalam kategori
cukup baik artinya sudah sesuai dengan standar dan procedure yang telah ditentukkan oleh perusahaan. Total skor tertinggi pada variable ini ada pada
indicator sumber rekrutmen karyawan, sedangkan indicator yang memiliki skor terendah ada pada indicator metode perekrutan.
2. Tanggapan responden yang merupakan karyawan PT Sherish Cipta Interindo Bandung mengenai Seleksi berbasis kompetensi masuk dalam kategori cukup
baik artinya sudah sesuai dengan standar dan procedure yang telah ditentukkan oleh perusahaan. Total skor tertinggi pada variable ini ada pada
indicator kesesuaian keterampilan, sedangkan indicator yang memiliki skor terendah ada pada indicator kesesuaian pengetahuan.
3. Tanggapan responden yang merupakan karyawan PT Sherish Cipta Interindo Bandung mengenai Kinerja karyawan masuk dalam kategori cukup baik.
Total skor tertinggi pada variable ini ada pada indicator kualitas, sedangkan indicator yang memiliki skor terendah ada pada indicator disiplin.
4. Terdapat hubungan dengan tingkat hubungan rendah antara Rekrutmen berbasis kompetensi terhadap seleksi berbasis kompetensi pada PT Sherish
Cipta Interindo Bandung. 5. Rekrutmen berbasis kompetensi berpengaruh signifikan dengan tingkat
pengaruh sangat rendah terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
6. Seleksi berbasis kompetensi berpengaruh signifikan dengan tingkat pengaruh cukup kuat terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo
Bandung. 7. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi secara simultan berpengaruh
signifikan dengan tingkat pengaruh cukup kuat terhadap Kinerja Karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas di bab IV dan dari penarikan kesimpulan diatas mengenai Rekrutmen dan Seleksi Berbasis
Kompetensi dalam Mewujudkan Kinerja Karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Rekrutmen berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung di nilai cukup baik dan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan
perusahaan. Akan tetapi sebaiknya perusahaan masih harus mengkaji hal- hal yang dinilai kurang oleh responden yaitu, perusahaan belum optimal
dalam melakukan procedure-procedure rekrutmen yang telah d itetapkan.
Untuk dapat menghasilkan calon karyawan yang memiliki keahlian perusahaan harus lebih memperhatikan proses rekrutmen didalamnya.
2. Seleksi berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung di nilai cukup baik dan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan
perusahaan. Akan tetapi ada beberapa hal yang sebaiknya perusahaan perhatikan seperti indicator kesesuaian pengetahuan yang dinilai kurang
baik dikarenakan posisi penempatan kerja karyawan tidak sesuai dengan latar belakang yang dimiliki karyawan. Maka perusahaan harus
memperhatikan seleksi sehingga tujuan perusahaan memilih calon karyawan yang berkompetensi terwujud.
3. Kinerja Karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung dinilai cukup baik. Tetapi karyawan harus meningkatkan disiplin mereka diantaranya
dapat dilihat dari absensi dan ketetapan waktu dalam bekerja. Jika karyawan mampu untuk mendisiplinkan diri, hal ini akan menunjang
perkembangan dan kemajuan perusahaan. 4. Perusahaan harus lebih memperhatikan lagi hubungan antara rekrutme n
dan seleksi berbasis kompetensi sehingga ke dua tahap tersebut dapat menghasilkan karyawan yang berpotensi.
5. Rekrutmen berbasis kompetensi memberikan kontribusi sangat rendah terhadap seleksi berbasis kompetensi sebaiknya perusahan mengawasi
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi dengan mematuhi kebijakan prosedur yang ditentukkan.
6. Seleksi berbasis kompetensi memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan dengan dominan. Maka perusahaan harus mempertahankan
tahap seleksi yang jujur sehingga output yang diberikan baik. 7. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan kebijakan yang ada untuk kemajuan masa depan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Connolly, T.R., Mardis, W.. Down, J.W. 1997. Transforming Human Resources. Management Review June: 11- 16.
Desler, G. 2000. Human Resource Management. New Jersey: Prentice-Hall. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Cetakan Kedua, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Nindrijo,dkk. 2009. Pengaruh Proses rekrutmen, Proses seleksi, dan kompetensi
karyawan terhadap kinerja karyawan. Jurnal Sumber Daya Manusia. 2009.
Ryalt, et. al. 1995. Creating Training Miracles. AIM Australia. Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D, Alfabeta
Umi Narimawati, dkk. 2010. Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif, teori dan aplikasi. Bandung : Agung media.
Yullyanti, Elly. 2009. Analisis proses rekrutmen dan selekis pada kinerja pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi September-Desember :
131-139.
iv
Nama: Kristina Hutabarat. Nim: 21211069. Rekrutme n dan Seleksi Berbasis Kompetensi terhadap Kine rja karyawan. Pembimbing: Prof.Dr.Hj.Umi
Narimawati.,Dra.,SE.,M.Si
ABSTRAK
Karyawan merupakan asset utama sebuah perusahaan yang menjadikan perusahaan unggul dibandingkan pesaingnya. Belum sesuainya criteria dan
standar procedure yang ditetapkan perusahaan mengenai rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi yang ada pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung,
menjadikan proses rekrutmen dan seleksi berbasis kompete nsi sebagai formalitas sehingga akan berdampak pada kinerja karyawan. Oleh sebab itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang diambil secara acak sebanyak 50 karyawan dengan
populasi seluruh karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung sebanyak 100 karyawan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif
dan analisis statistik jalur path analysis. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rekrutmen dan seleksi
berbasis kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan baik secara parsial dan simultan. Diantara kedua variable independen yang paling
dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah seleksi berbasis kompetensi. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi memberikan pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan, dimana semakin sesuainya rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi dilakukan akan membuat kinerja karyawan semakin optimal.
Kata kunci : Rekrutmen berbasis kompetensi, Seleksi berbasis kompetensi, Kinerja karyawan.
v
Name: Kristina Hutabarat. Nim: 21211069. Recruitment and Selection Based on the Performance of Employees Competence PT Sherish Cipta Interindo
Bandung. Supervisor: Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati.,Dra.,SE.,M.Si
ABSTRACT
Employees are the main asset of a company that made the company superior to its competitors. Not to suitability criteria and procedure standards set
by the company regarding the competency-based recruitment and selection available on PT Sherish Copyright Interindo Bandung, making the process of
recruitment and selection based on competency as a formality that will have an impact on employee performance. Therefore, this study aimed to determine the
effect of competency-based recruitment and selection on employee performance. The method used in this research is qualitative and quantitative. Samples
taken at random sample of 50 employees to the population of all employees at PT Cipta Interindo Sherish Bandung as many as 100 employees. The analysis
technique used is descriptive statistical analysis and statistical analysis path path analysis.
The results in this study demonstrate that the competency-based recruitment and selection significantly influence employee performance both
partially and simultaneously. Among the two most dominant independent variables affect the performance of employees is competency-based selection.
Recruitment and selection based on competency have a positive influence on employee performance, where the suitability of competency-based recruitment
and selection is done would make more optimal employee performance.
Keywords : competency-based recruitment, competency-based selection, employee performance.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Dalam bab II diuraikan mengenai dasar - dasar teori. Mengenai Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan, kerangka pemikiran
dan perumusan hipotesis. 2.1.1 Rekrutmen berbasis kompetensi
Menurut Sandra Sahupala 2009, Sekitar 33 tahun lalu konsep Competency Based Human Resources Management CBHRM diperkenalkan
pertama kali oleh Prof. Dr. David McClelland di Amerika Serikat. Konsep management Human Resources ini berkembang dan terus mendunia seolah tanpa
pesaing, termasuk Indonesia. Konsep Competency Based Human Resource Management CBHRM menawarkan metode baru untuk merumuskan model
kompetensi suatu organisasi yang terintegrasi dengan visi da n strategi perusahaan untuk kemudian diimplementasikan dalam berbagai sistem MSDM yang berlaku
dalam organisasi, antara lain: seleksi, perencanaan karir, perencanaan suksesi, penilaian kinerja, pendidikan serta pelatihan, dan pengembangan organisasi
anonim, 2009. Tahap pertama yang mesti dilakukan ketika suatu perusahaan hendak
membangun Competency Based Human Resources Management adalah menyusun direktori kompetensi serta profil kompetensi per posisi. Dalam proses ini,
dirancanglah daftar jenis kompetensi – baik berupa soft competency dan hard
competency yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut; lengkap dengan definisi kompetensi yang rinci, serta juga indikator perilaku dan levelisasi penjenjangan
level untuk setiap jenis kompetensi. Dalam tahap ini p ula disusun semacam kebutuhan kompetensi per posisi, atau semacam daftar kompetensi apa yang
dipersyaratkan untuk satu posisi tertentu, berikut dengan level minimumnya Yodhia, A. 2007.
2.1.1.1 Pengertian Rekrutmen berbasis kompetensi
Rekrutmen berbasis kompetensi adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat attract pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan
pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasikan dalam perencanaan kepegawaian Sudiro, 2011 :52. Menurut Veithzal Rivai
2009:1 rekrutmen pada hakikatnya merupakan proses menentukan dan menarik pelamar, yang mampu bekerja dalam suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika
para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran- lamaran mereka di serahkan atau dikumpulkan. Hasilnya merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan baru
untuk diseleksi dan di pilih. Sementara Maltis,2010:112, penarikan rekrutmen pegawai merupakan
suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan mencakup identifikasi dan evaluasi
sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan pegawai
bertujuan menyediakan pegawai yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
Adapun menurut Sukirno 2004:98 rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas
pekerjaan yang belum terisi, yang terbagi atas rekrutmen internal dan eksternal. Sedangkan Menurut Noe at. all 2000 Rekrutmen didefinisikan sebagai
“pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial. Selain itu, Rekrutmen menurut Hasibuan
2009:40 adalah “Usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan”. Sedangkan
menurut Handoko 2008:69, “Rekrutmen merupakan proses pencarian dan “pemikatan” para calon karyawan pelamar yang mampu untuk melamar sebagai
karyawan”.
2.1.1.2 Konsep rekrutmen be rbasis kompetensi
Konsep rekrutmen berbasis kompetensi memberikan beberapa keunggulan,
antara lain:
a. Tingkat akurasi yang tinggi dalam menilai tepat atau tidaknya seseorang ditempatkan pada pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi yang
dimiliki. b. Memfasilitasi kesesuaian antara keterampilan seseorang dengan minat dan
kebutuhan kerja. c. Mencegah interviewer dan assessor melakukan penilaian sesaat terhadap calon
tenaga kerja hanya dengan melihat penampilan dan karakteristik luarnya saja.
d. Digunakan untuk membuat struktur atas kisaran penuh penilaian dan teknik- teknik pengembangan yang meliputi lembaran aplikasi, wawancara, tes tulis,
proses penilaian dan ratingnya. e. Digunakan untuk menspesifakasi keterampilan dan karakteristik tertentu serta
rencana pengembangan yang dapat dijadikan target sasaran terhadap area yang perlu dikembangkan. Dapat juga dengan menggunakan Metode uji kompetensi
lain yang kini juga banyak dilakukan adalah dengan menerapkan sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh suatu badan yang independen dan kredibel. Di
Amerika Serikat misalnya, telah terdapat sertifikasi kompetensi untuk beragam profesiposisi seperti untuk posisi marketing, HR, keuangan, engineering, dll.
Dengan sertifikasi ini, maka seorang karyawan benar-benar telah teruji level kompetensinya Yodhia,A. 2007.
Di samping keunggulan yang diperoleh dalam penerapan kompetensi pada proses rekrutmen dan seleksi seperti tersebut di atas, kompetensi juga dipandang
sebagai konsep yang kurang sempurna karena didasarkan pada asumsi yang tidak pasti, kurang menonjolkan aspek keberagaman, serta agak sulit dikendalikan.
Walau demikian, secara khusus kompetensi mampu menyediakan suatu gambaran ringkas mengenai arah pengendalian bisnis serta perilaku dan tindakan-tindakan
yang diperlukan. Sebuah pendekatan alternatif dalam kompetensi modern adalah penilaian psikologis yang dilakukan terhadap manajer dan eksekutif senior
perusahaan. Secara spesifik, titik berat pengukuran lebih ditujukan pada karakteristik psikologis intelektualitas serta kepribadian dan motivasi, daripada
pengukuran kompetensi individu itu sendiri. Hasil yang diharapkan dari
pengukuran ini adalah kombinasi karakteristik yang akan terwujud dalam manifestasi kompetensi. Dalam hal ini, para ahli dan praktisi perlu menggali
sedalam-dalamnya terhadap kemampuan manajer dan eksekutif. Kemampuan merencanakan dan mengorganisir merupakan salah satu
karakteristik psikologis individual yang berkenaan dengan seberapa baik individu mampu menempatkan dan menerapkan karakteristik inti yang dimiliki untuk
dikombinasikan dengan keterampilan spesifik. Pertanyaan yang dapat muncul dalam praktiknya adalah apakah intelektualitas yang dimiliki seseorang dapat
membawa orang tersebut untuk berpikir mengenai implikasi dilakukannya tindakan tertentu, apakah kepribadian seseorang dapat merespon secara
konstruktif dan optimis terhadap masalah- masalah yang terjadi, apakah keterampilan dalam problem solving cukup baik dan sebagainya.
Implikasi dilakukannya tindakan tertentu, apakah kepribadian seseorang dapat merespon secara konstruktif dan optimis terhadap masalah- masalah yang
terjadi, apakah keterampilan dalam problem solving cukup baik dan sebagainya. Salah satu perusahaan besar yang membuat kerangka kompetensi modern adalah
The Ferttercorn plc dengan melakukan short- listing terhadap thinking, feeling dan acting, seperti tertuang pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 : The Fettercorn Competency Frame work Thingking
Analysis
Learning ability Mengidentifikasi informasi untuk
dianalisis dan menerapkan keterampilan penalaran untuk membantu penyebaran
keputusan informasi yang ditetapkan. Hasrat untuk terus belajar dan
meningkatkan pengetahuan diri dengan mengambil kesempatan belajar dan
Feeling
Influencing
Interpersonal Skills
Acting
Planning and Organizing
Achievement Drive
melakukannya dengan cepat. Kemampuan untuk memenangkan
orang-orang yang seide dengan menggunakan fakta logis berdasarkan
argumentasi dan keterampilan persuasif serta taktik.
Empati terhadap orang lain dan menghargai orang-orang sebagai
individu. Menyeimbangkan kebutuhan saat diperlukan secara directive dan
consultative. Kemampuan untuk memvisualisasikan
rangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
mengestimasi sumber-sumberdaya yang dibutuhkan. Tindakan dilakukan secara
terstruktur. Motivasi dan dorongan untuk meraih
hasil dan menyelesiakan segala sesuatunya. Preferensi bagi persistence
dan resilience.
Tabel 2.1 memaparkan kerangka kompetensi modern yang dilakukan oleh Fettercorn plc dalam upayanya melakukan rekrutmen karyawannya berdasarkan
pada kompetensi individu Alex Sujanto 2009.
2.1.1.3 Tujuan Rekrutmen berbasis kompetensi
Menurut menurut Simamora 2004:214 proses rekrutmen berbasis
kompetensi memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan
terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi sta ndar kualifikasi
organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan post-hiring goals adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan
akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk
akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan spillover effects yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan
pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif
terhadap perusahaan.
2.1.1.4 Sumber
– Sumber Rekrutmen berbasis kompetensi
Randall S.Schuler dan Susan E.Jackson 2007:295 menyatakan bahwa sumber rekrutmen terbagi menjadi dua, yaitu :
1 Sumbe r rekrutmen internal
Sumber-sumber internal dalam rekrutmen meliputi karyawan yang ada sekarang yang dapat dicalonkan untuk dipromosikan, dirotasi tugasnya, serta mantan
karyawan yang bisa dikaryakan atau dipanggil kembali. aPromosi
bTransferRotasi c Pengkaryaan karyawan kembali
dKelompok pekerja sementara karyawan kontrak temporer
2 Sumbe r rekrutmen eksternal
Sumber eksternal merupakan sumber untuk mendapatkan karyawan dari luar perusahaan yang memiliki bobot atau kualifikasi tertentu.
a Lembaga pendidikan b teman anggota keluarga dekat
c Lamaran terdahulu yang telah masuk d Agen tenaga kerja
e Karyawan perusahaan lain f Asosiasi profesi
g Outsourcing
2.1.1.5 Metode Perekrutan berbasis kompetensi
Menurut P, Sondang. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara _2010. Efisiensi Kerja :
1. Melalui iklan di media massa radio, TV, koran, internet. 2. Melalui iklan atau adventensi diharapkan perusahan dapat merekrut calon
tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu dan dengan pengalaman kerja tertentu. Perekrutan melalui iklan ini biasanya disertai dengan suatu janji
yang menarik, misalnya gaji yang besar, masa depan yang menarik dan sebagainya.
3. Open house, untuk menjaring lebih banyak tenaga potensial secara umum, perusahaan dapat melakukan open house di sejumlah kalangan yang
diprediksikan dapat menarik calon tenaga kerja potensial, seperti di perguruan tinggi, even-even tertentu.
4. Menyewa konsultan perekrutan. Terkadang untuk mencari dan merekrut tenaga kerja profesional dibutuhkan konsultan yang mampu mencari
tenaga tersebut, dengan demikian ada jaminan melalui konsultan perekrutan perusahaan tidak perlu membuang waktu untuk mencari tenaga
kerja yang sesuai.
2.1.1.6 Indikator Rekrutmen berbasis kompetensi
Proses rekrutmen pegawai merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pe gawai melalui
beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan pegawai bertujuan menyediakan pegawai yang cuk up agar manajer dapat memilih karyawan yang
memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan Malthis, 2001:112. Adapun indikator- indikator dari variabel proses rekrutmen berbasis kompetensi ini antara
lain :
1. Sumber Karyawan 2. Metode Penarikan Karyawan.
2.1.1.7 Proses Rekrutme n berbasis kompetensi
Menurut Handoko 2008, proses rekrutmen berbasis kompetensi penarikan secara ringkas dapat dijelaskan pada gambar berikut :
Sumber : Handoko 2008
Gambar 2.1. Proses Rekrutme n berbasis kompetensi
Proses rekrutmen saat ini memiliki beberapa istilah popular diantaranya Job Analysis, Job Description, Job Specification, Job Evaluation,dan Job
Classification. Uraiannya adalah sebagai berikut : 1. Job Analysis Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan, ketrampilan dari sebuah pekerjaan dan jenis orang yang akan
Permintaan khusus dari
manajer Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Lowongan pekerjaan
yang tersedia Pendapat
manajer Analisis
Informasi Jabatan
Pelamar yang memuaskan
Persyaratan Jabatan
Metode rekrutmen
dipekerjakan. 2. Job Description Uraian Jabatan
Menurut Yoder dalam Moekijat, 2010 mengatakan bahwa uraia n jabatan adalah mengihktisarkan fakta- fakta yang diberikan oleh analisis jabatan dalam susunan
yang sistematis. Uraian jabatan merupakan garis-garis besar yang ditulis dan dimaksudkan untuk memberikan keterangan tentang fakta- fakta yang penting dari
jabatan yang diperlukan. 3. Job Specification Persyaratan Jabatan
Persyaratan pekerjaan adalah catatan mengenai syarat-syarat orang yang minimum harus dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik
Moekijat :2010 4. Job Evaluation Penilaian Jabatan
Menurut Moekijat 2010 penilaian jabatan adalah kegiatan yang dilakukan guna membandingkan nilai dari suatu jabatan dengan nilai dari jabatan dengan jabatan
lainnya. 5. Job Classification Penggolongan jabatan
Penggolongan jabatan adalah pengelompokan jabatan-jabatan yang memiliki nilai yang sama Moekijat, 2010.
2.1.2 Seleksi berbasis Kompetensi
Seleksi merupakan usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang qualified dan kompeten yang akan menjabat serta
mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan Nindrijo Sunu Pambagio, dkk.
Menurut Wibowo 2009:110, “Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
ketrampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut”.
Seleksi dalam sebuah perusahaan akan menentukan baik tidaknya karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang lowong. Oleh karena itu, perusahaan
harus benar-benar memperhatikan proses seleksi yang dilakukan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses seleksi, yaitu : dasar seleksi, metode
seleksi, prosedur seleksi, tes kerja, wawancara, dan kendala-kendala seleksi. Dengan memperhatikan hal- hal tersebut, maka perusahaan akan mendapatkan
hasil yang lebih baik Nindrijo, at. all. 2009.
2.1.2.1 Pengertian Seleksi berbasis kompetensi
Menurut Sunyoto 2012:108, “Seleksi tenaga kerja adalah merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang
pelamar diterima atau ditolak, dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan”. Selain itu, menurut Rivai dan Ella
2010:158, “Proses seleksi merupakan rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk m
emutuskan pelamar mana yang akan diterima”.
Sedangkan Menurut Jackson, Schuler, dan Werner 2010:294, Seleksi adalah proses memperoleh dan menggunakan informasi tentang para pelamar
kerja untuk menentukan siapa yang akan dipekerjakan untuk mengisi jabatan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar. Menurut Mathis dan Jackson
2009:261, Seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah
organisasi.
2.1.2.2 Proses Seleksi berbasis kompetensi
Sumber : Alex sujanto, at. all 2009
Gambar 2.2 Rangkaian Proses perekrutan dan Seleksi berbasis kompetensi
Salah satu faktor penting yang dapat dijadikan sebagai indikator utama dalam menentukan proses rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi adalah
kompetensi. Alasan digunakannya kompetensi sebagai dasar rekrutmen dan seleksi di masa depan adalah kompetensi dapat ditujukan bagi pemenuhan
berbagai tujuan organisasi, seperti kompetensi dapat menawarkan suatu cara yang dapat mengikat dan mengintegrasikan elemen-elemen yang ada secara bersama-
sama dari strategi sumberdaya yang progresif. Oleh karena itu, sistem penilaian Perencanaan
dan peramalan pekerjaan
Perekrutan: mengelompok
kan kandidat berdasarkan
kompetensi
Pelamar melengkapi
formulir
lamaran
Melakukan tes
saringan pelamar
Wawancara antara
penyelia dan
kandidat
yang didasarkan pada kompetensi diharapkan dapat mendorong penerapan bentuk-bentuk pendekatan tertentu dalam bekerja. Kompetensi pada akhirnya
dapat berfungsi sebagai powerful tool pada saat dibutuhkannya perubahan kultur dalam organisasi. Pengaruh kompetensi secara menyeluruh adalah mendorong
setiap anggota organisasi untuk memusatkan kinerja yang dihasilkan pada satu area spesifik, dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan yang pada
akhirnya meningkatkan performa organisasi Alex Sujanto, 2009. Sedangkan menurut Siagian 2006 : 137 : “langkah-langkah yang
ditempuh dalam proses seleksi ialah : 1. Penerimaan Surat Lamaran
2. Penyelenggaraan ujian 3. Wawancara seleksi
4. Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensinya 5. Evaluasi kesehatan
6. Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya 7. Keputusan atas lamaran
Masing- masing langkah tersebut akan diuraikan secara singkat berikut ini. 1.
Penerimaan surat lamaran Apabila sejumlah pelamar telah mengirimkan berkas
–berkas lamaran, maka berkas tersebut diteliti oleh bagian administrasi. Pemeriksaan berkas
– berkas lamaran ini kegiatan pertama dalam proses seleksi karyawan. Jika salah satu atau
lebih syarat yang ditetapkan tidak dipenuhi maka dengan sendirinya lamaran tersebut dianggap gugur dan tidak diikutsertakan pada tahap seleksi berikutnya.
Pemeriksaan ini dilakukan seteliti mungkin agar calon – calon yang melamar
adalah betul – betul calon yang terbaik dari keseluruhan calon yang ada.
Persyaratan yang diteliti adalah : - Surat lamaran yang ditulis tangan
- Fotokopi ijasah terakhir atau sertifikat - Kartu Tanda Pengenal KTPSIM
- Sertifikat atau referensi yang mendukung - Pasfoto
Bagi calon karyawan yang lolos seleksi administrasi tersebut, akan dipanggil untuk mengikuti testing atau ujian tertulis.
2. Penyelenggaraan ujian
Agar calon karyawan yang akan diterima benar –benar tersaring dan
berkualitas maka calon karyawan tersebut ditesting. Testing tersebut meliputi dua hal yakni yang pertama adalah testing yang meliputi pengetahuan umum, moral
Pancasila dan bahasa Inggris yang dilakukan secara tertulis. Setelah itu, pelamar akan mengikuti psikotes, untuk mengukur beberapa faktor psikologi tertentu yang
digunakan untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan seseorang dimasa yang akan datang. Dalam psikotes ini faktor- faktor yang diukur adalah seperti
kecerdasan atau daya pikir, kemampuan mempelajari temperamen dan pribadiannya, mengukur minat, mengukur bakat dan kepribadiannya. Pelaksanaan
testing ini biasanya diserahkan perusahaan pada konsultan yang terkait dalam bidang psikologi.
3. Wawancara Seleksi Berbasis kompetensi
Diperlukan keterampilan praktis dalam melakukan wawancara agar dapat melaksanakan wawancara berbasis kompetensi secara efektif. Wawancara dapat
dilaksanakan secara terstruktur dengan mengikuti acuan urutan sebagai berikut: wawancara biografis kandidat, wawancara backward looking dan wawancara
forward looking. Pada wawancara biografi, pewawancara membawa kandidat menelusuri curriculum vitae-nya, mengeksplorasi pengalaman-pengalamannya,
motivasi berpindah kerja dan aspirasi bagi kemajua n organisasi tersebut. Sementara itu wawancara backward looking dianggap sebagai prediktor terbaik
dan dapat dipercaya bagi keberhasilan kerja di masa depan. Wawancara backward looking didasarkan pada performa masa lalu sebagai prediktor untuk perilaku
masa depan. Dalam pelaksanaan metode ini, pewawancara dapat menanyakan hal- hal
sebagai berikut: “Dapatkah anda memberikan contoh pada saat seperti apa anda
merencanakan suatu proyek khusus yang sangat komplek?”. Kandidat mungkin akan mulai menjawab dengan menyebutkan contoh, yang kemudian dapat
dilanjutkan pewawancara dengan pertanyaan- pertanyaan “Mengapa anda
melakukan hal tersebut? Apakah proyek yang anda kerjakan mengalami masalah yang sebelumnya tidak diperkirakan? Bagaimana anda mengatasi masalah
tersebut ?”. Dengan demikian dari wawancara tersebut dapat dinilai kemampuan
perencaan yang dimiliki kandidat serta kemampuan dalam mengorganisir masalah dalam organisasi planning and organizing capability. Sedangkan pada
wawancara forward looking pewawancara dapat melakukannya dengan cara
kebalikan dari cara backward looking, misalnya dengan menanyakan “Dengan
mempertimbangkan situasi ............. apa yang akan anda lakukan?”. Dalam
wawancara forward looking, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya wawancara situasional yang mengacu pada sekedar uji kemampuan
kognitif. Menurut Campion dan Hudson 1994; pada Wood Payne, 1998, pertanyaanpertanyaan yang diajukan dengan menggunakan kedua metode tersebut
baik yang berorientasi masa lalu maupun berorientasi masa depan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan validitas, tetapi pertanyaan-
pertanyaan yang mengacu pada masa lalu dirasa lebih efisien dan efektif. 4.
Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensi Salah satu langkah proses seleksi adalah mengharuskan pelamar melengkapi
lamarannya dengan
dokumen-dokumen referensi.
Surat-surat referensi
dimaksudkan untuk melengkapi informasi tentang diri pelamar seperti kemampuan intelektual, sikap, nilai yang dianut, perilaku dan hal- hal lain yang
dipandang relevan. Permintaan informasi referensi dari para pelamar adalah melalui referensi dari atasan langsung, mantan guru atau dosen, sahabat keluarga
dan pihak-pihak lain yang karena mengenal pelamar dengan baik dianggap kompeten memberikan berbagai informasi yang diperlukan. Namun pada masa
saat ini cara ini kurang efektif lagi, karena referensi biasanya hanya menonjolkan segi-segi positif dari pelamar saja, tetapi sudah mulai diganti dengan cara
meminta pelamar untuk memberikan beberapa nama yang menjadi referensinya dan perekrutlah yang menghubungi orang-orang tersebut secara langsung,
misalnya melalui telepon.
5. Evaluasi kesehatan
Hal ini merupakan tahapan akhir dari keseluruhan seleksi yang ada pada perusahaan ini. Adapun tujuan tes ini adalah untuk meliha t dengan jelas kondisi
calon karyawan dan untuk memastikan bahwa calon karyawan tersebut benar- benar dalam keadaan siap dalam melaksanakan tugasnya kelak tanpa adanya
hambatan suatu penyakit apapun. Fisik dan mental yang sehat merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi karena tanpa itu seorang karyawan mungkin akan
mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Evaluasi kesehatan ini biasanya dilakukan oleh tim medikal yang telah ditentukan oleh
perusahaan. 6.
Wawancara langsung oleh manajer yang akan menjadi atasannya Dalam manajemen sumber daya manusia dewasa ini semakin dirasakan
pentingnya keterlibatan para penyelia yang akan menjadi atasan langsung pelamar dalam proses seleksi. Bahkan dalam banyak organisasi kecenderungan kuat
dewasa ini adalah memberikan wewenang dan kata terakhir kepada para penyelia untuk memutuskan siapa di antara para pelamar yang diterima dan siapa yang
ditolak. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan atau alasan mengapa
kecenderungan ini timbul pesat antara lain adalah karena penyelia lebih memahami seluk beluk dan tuntunan teknikal pekerjaan yang akan dipercayakan
kepada pelamar, dan penyelia inilah yang bertanggung jawab untuk mengarahkan, memberikan dorongan, membina dan mengembangkan pelamar setelah dia
menjadi pekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
7. Keputusan atas lamaran
Langkah terakhir dalam proses seleksi adalah pengambilan keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapapun yang pada akhirnya mengambil keputusan
atas lamaran yang diterima, apakah diterima atau ditolak, yang jelas ialah bahwa dua hal penting mendapat perhatian.
Pertama, merupakan tindakan yang sangat etis sekaligus merupakan langkah penting dalam menjaga citra positif suatu organisasi apabila para pelamar
yang lamarannya tidak diterima segera diberitahu tentang penolakan tersebut. Hal ini agar pelamar yang ditolak tersebut dapat mengambil langkah baru untuk
melamar ke tempat pekerjaan lain. Tindakan seperti ini dikatakan etis dan tepat karena dengan demikian organisasi menunjukkan keperduliannya terhadap nasib
orang-orang pencari pekerjaan. Sikap demikian sekaligus menjadi alat hubungan masyarakat yang efektif bagi organisasi yang bersangkutan, baru kemudian
memberitahu pelamar yag diterima. Kedua, seluruh dokumen lamaran dari pelamar yang diterima untuk
bekerja perlu disimpan dengan baik dan rapi karena berbagai informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari
dalam membina dan mengarahkan karier pegawai yang bersangkutan. Patut diingat bahwa bukti terbaik berlangsungnya proses seleksi dengan tepat adalah
para karyawan yang mampu bekerja secara produktif, memiliki loyalitas yang tinggi dan berperilaku positif. Berarti informasi yang terdapat dalam dokumen
lamaran itu akan sangat bermanfaat untuk diteliti kembali di kemudian hari dalam hal pekerja tidak memenuhi harapan karena dari penelusuran itu sangat mungkin
ditemukan titik lemah dari proses seleksi yang telah ditempuh. Maksudnya ialah agar titik lemah tersebut diatasi dalam melakukan seleksi tenaga kerja di waktu-
waktu yang akan datang. Dalam setiap tahapan seleksi, bila seorang pelamar gagal atau tidak lulus,
maka ia tidak berhak mengikuti seleksi selanjutnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan benar-benar memperoleh karyawan yang berkualitas. Dengan
selesainya proses seleksi, langkah berikutnya adalah orientasi dan penempatan karyawan.
2.1.2.3 Tujuan Seleksi berbasis kompetensi
Adapun tujuan seleksi penerimaan karyawan menurut Hasibuan 2008 : 49 adalah :
1. Karyawan yang qualified dan potensial. 2. Karyawan yang jujur dan berdisiplin
3. Karyawan yang cakap dengan penempatannya yang tepat. 4. Karyawan yang terampil dan dan bersemangat dalam bekerja.
5. Karyawan yang memenuhi persyaratan undang- undang perburuhan. 6. Karyawan yang dapat bekerja sama baik secara vertikal maupun
horizontal. 7. Karyawan yang dinamis dan kreatif.
8. Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya. 9. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
10. Mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan.
11. Karyawan yang mudah dikembangkan pada masa depan. 12. Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri.
13. Karyawan yang mempunyai perilaku dan budaya malu.
2.1.2.4 Indikator Seleksi berbasis kompetensi
Menurut Bowen, David 2002:48 indikator- indikator seleksi dengan metode Person-Organization Fit adalah sebagai berikut :
1. Kesesuaian pengetahuan calon karyawan dengan pekerjaan 2. Kesesuaian keterampilan calon karyawan dengan pekerjaan
3. Kesesuaian kemampuan calon karyawan dengan pekerjaan
2.1.3 Kinerja karyawan
Istilah kinerja atau prestasi sebenarnya pengalih bahasan dari bahasa inggris
“Performance” yang dapat memberikan tiga arti; prestasi, pertunjukan, pelaksanaan tugas. Bernardin dan Russel 1993 adalah yang pertama memberikan
definisi tentang performance sebagai berikut : ”Performance is defined as the
record of outcomes produce on a spesific job function or activity during a specified time period”. Kinerjaprestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Konsep kinerja menurut Hariandja 2002:195 merupakan hasil
kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi.
2.1.3.1 Pengertian Kine rja karyawan
Menurut Rivai dan Basri 2005 pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Sedangkan menurut Bambang Guritno dan Waridin 2005 kinerja
adalah perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Selanjutnya Menurut Mangkunegara 2001, kinerja adalah: hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya Srimindarti, 2006.
2.1.3.2 Standar dan Krite ria Kinerja Karyawan
Menurut A. Dale Timpe 1999: 247, menyatakan bahwa standar kerja merupakan: Standar kerja dianggap memuaskan bila pernyataannya menunjukkan
beberapa bidang pokok tanggung jawab. karyawan, memuat bagaimana suatu kegiatan kerja akan dilakukan, dan mengarahkan perhatian kepada mekanisme
kuantitif bagaimana hasil- hasil kinerja diukur. Menurut Wirawan 2009: 67 “Standar kinerja adalah target, sasaran,
tujuan upaya kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus mengarahkan semua tenaga, pikiran, ketrampilan,
pengetahuan, dan waktu kerjanya untuk mencapai apa yang ditentukan oleh
standar kinerja”.Menurut Randall S. Schular Susan E. Jackson 1999: 11 “Ada tiga jenis dasar kriteria kinerja”, yaitu:
a Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang karyawan.
b Kriteria berdasarkan perilaku kriteria yang penting bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antar personal.
c Kriteria berdasarkan hasil kriteria yang fokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003: 143 “Untuk mencapai tujuan kinerja karyawan maka dapat dinilai dari tiga hal, meliputi: penilaian harus
mempunyai hubungan dengan pekerjaan, adanya standar pelaksanaan kerja, praktis mudah dipahami atau dimengerti karyawan atau penilai. Seperti telah
dijelaskan bahwa yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Agar pegawai dapat bekerja sesuai yang
diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan. Apabila semangat kerja
menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang dengan cepat dan tepat selesai adalah
merupakan suatu prestasi kerja yang baik.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang me mpengaruhi Kinerja
Menurut Gibson 2003, p39, ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu :
Variabel Individual, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan, mental dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, penggajian dan demografis
umur, asal-usul, jenis kelamin. Variabel Organisasional, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur desain pekerjaan. Variabel Psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
motivasi.
Sedangkan, Menurut
Mangkunegara, 2001:67-68
faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang ialah : a. Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbadi menjadi 2 yaitu
kemampuan potensi IQ dan kemampuanreality knowledge dan skill. b. Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam
menghadapi situasi kerja.
2.1.3.4 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Suyadi Prawirosentono 2008: 27, kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator yaitu:
a Efektifitas Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang
direncanakan. b Tanggung jawab
Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang.
c Inisiatif Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan
tujuan perusahaan. Sifat inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan perusahaan dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan
merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja karyawan.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak kriteria kinerja, maka peneliti menggunakan kriteria kinerja menurut Suyadi Prawirosentono yang
meliputi: efektifitas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya membutuhkan kriteria yang
jelas, karena masing- masing pekerjaan tentunya mempunyai standar yang berbeda beda tentang pencapaian hasilnya. Sedangkan Menurut Dharma dalam Nindrijo
Sunu Pambagio,dkk 2003:46, standard an indikator kinerja antara lain :
1. Kualitas Quality merupakan tingkatan di mana proses atau hasil dari
penyelesaian suatu kegiatan mendekati sempurna. 2.
Kuantitas Quantity merupakan produksi yang dihasilkan dapat
ditunjukkan dalam satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus
kegiatanyang diselesaikan.
3. Disiplin, yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin karyawan adalah ketaatan karyawan yang bersangkutan da lam menghormati
perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia bekerja.
2.1.4 Hasil Penelitian sebelumnya
Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, dapat di sajikan daftar penelitian terdahulu dan teori yang sudah dijabarkan atau dikemukakan sehingga
dapat membedakan keorisinalitasan penelitian ini:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian
Judul Referensi Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Analisis Proses
Rekrutmen dan seleksi
pada Kinerja Pegawai.
Oleh :
Ellyata Yullyanti,2009
Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi VOL16,NO 3
ISSN 0854-3844 Pertama,
ditemukan bahwa
seleksi signifikan
dipengaruhi oleh
rekrutmen. Kedua, ditemukan
bahwa kinerja
dipengaruhi secara
signifikan oleh seleksi. Ketiga,
rekrutmen memengaruhi
secara tidak langsung terhadap
kinerja melalui proses seleksi.
Hasil
ini berbeda
dengan temuan
sebelumnya, yang menyatakan
bahwa rekrutmen berpengaruh
langsung terhadap kinerja.
Sama – sama
meneliti proses
rektutmen, seleksi
dan kinerja
pegawai. Penulis
menyatakan bahwa
rekrutmen berpengaruh
langsung terhadap
kinerja. Akan tetapi
pada penelitian
terdahulu ini menjelaskan
rekrutmen memengaruhi
secara tidak langsung
terhadap kinerja melalui
proses seleksi.
2 Pengembangan
SDM Berbasis
kompetensi :
solusi untuk
meningkatkan kinerja organisasi
Oleh
: Jurnal
Endah Setyowati 1993
Adanya transformasi peran SDM dari
professional menjadi stratejik menuntut
adanya pengembangan SDM Berbasis
kompetensi melalui rekrutmen dan seleksi,
agar kontribusi kinerja SDM terhadap
organisasi menjadi jelas dan terukur .
Sama-sama meneliti
berbasis Kompetensi
dan
kinerja karywan.
Variabel X
yang digunakan
berbeda.
3 Pengaruh seleksi
terhadap penempatan studi
pada karyawan bagian produksi
PT Lieas Tekstil Lawang
Oleh : Mohammad
Zakki Ibrahim, at. all
Jurnal Administrasi
Bisnis JAB, Vol. 14 No.1 Sep
2014 Berdasarkan hasil uji t,
dapat disimpulkan
bahwa variabel
Kualifikasi Pekerjaan
X1 berpengaruh
secara signifikan
terhadap Penempatan
Karyawan Y. Hal ini bisa dilihat dari hasil
perhitungan thitung
2,635 ttabel 1,997 dan signifikansi 0,011
0,05. Sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima
bahwa variabel bebas Kualifikasi
Pekerjaan X1
berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat
Penempatan Karyawan Y. Besarnya pengaruh
variabel
Kualifikasi Pekerjaan X1 sebesar
0,187 18,7 terhadap Penempatan Karyawan
Y. Sama-sama
meneliti seleksi
Penulis menggunakan
3 variabel
penelitian terdahulu
hanya 2
variabel.
4 Rekrutmen
dan Seleksi Berbasis
Kompetensi Kompetensi
dianggap sebagai hal baru dan
berguna untuk
menentukan kapabilitas individu
dalam Sama-sama
meneliti rekrutmen
dan
seleksi berbasis
Variabel Y
tidak di
gunakan.
Oleh :
Alex Sujanto
, JURNAL
INFOKAM Nom or I Th. V
Maret 09 melaksankan
kewajibannya. Oleh
karena itu, manajemen harus
mampu merancang
program- program rekrutmen dan
seleksi. yang berbasis kompetensi,
misalnya pada proses pooling
applicant, interview,
assessment dan evaluation.
kompetensi.
5 Pengaruh proses
rekrutmen, proses seleksi
dan kompetensi
karyawan terhadap kinerja
karyawan. Oleh : Nindrijo
Sunu Pambagio, Hamidah Nayati
Utami, Gunawan Eko
N, 2012,
jurnal sumber
daya manusia diketahui bahwa nilai F
hitung yang diperoleh sebesar 9,552 dan Sig.
F sebesar 0,000 yang menunjukkan variabel
bebas
proses rekrutmen X1, proses
seleksi X2,
dan kompetensi
karyawan X3 secara simultan
berpengaruh terhadap
variabel terikat kinerja karyawan Y. Nilai
adjusted R-square yang diperoleh sebesar 0,368
menunjukkan
bahwa secara
bersama-sama variabel
bebas berpengaruh
sebesar 0,368
atau 36,8
terhadap variabel
terikat. Secara
simultan, rekrumen dan
seleksi berbasis
kompetensi juga
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan Tidak
ada variable
kompetensi. Penulis
memakai variable
rekrutmen dan seleksi
berbasis kompetensi
6 Competency
Based recruitment and selection
Oleh:Jurnal Pengurusan
Awam
Jilid 2
Bilangan 1 Januari 2003
If the
competency- based selection methods
have been
installed properly
then the
predictive power of the new system should be
strong. Follow-ups of this sort, in past studies,
have
shown performance
improvements ranging from 19 per cent to 78
The absence of
variables of employee
performance The variable
competency Based
recruitment and selection
per cent as a result of using
competency- based
selection methods. Reductions in
employee turnover ranging from
50 per cent to 90 per cent have also been
noted
Sumber : Kumpulan Jurnal-jurnal.
2.2 Kerangka Pe mikiran
Sumber Daya Manusia merupakan asset organisasi yang harus dipelihara dan dikembangkan keberadaannya. Kedudukan SDM dalam suatu lembaga
Organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta tidak lagi hanya sekedar pelengkap dalam kegiatan pencapaian tujuan organisasi, tetapi menjadi faktor
penentu dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sistem dan manajemen organisasi dalam pencapaian visi dan misi suatu organisasi sehingga
mampu berkembang dan terus bertahan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Salah satu cara untuk mendapatkan SDM yang berkualitas yaitu
dengan melakukan rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap Sumber Daya Manusia yang tepat, karena rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi
termasuk fungsi- fungsi MSDM yang mempunyai peranan strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Dengan menerapkan sistem rekrutmen berbasis kompetensi yang baik dalam perusahaannya diharapkan akan diperoleh Sumber Daya
Manusia elit yang berkualitas, berdedikasi, dan memiliki kredibilitas yang tinggi
sehingga mampu melaksanakan peranan dan kelangsungan hidup sistem perusahaan tersebut.
Dengan rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi yang baik dan tepat, maka karyawan yang diperoleh akan memiliki kompetensi yang baik sehingga
dapat bekerja dengan baik pula. Hal ini akan membuat perusahaan mudah dalam mencapai tujuannya. Selain itu, kompetensi yang baik akan membantu perusahaan
menciptakan budaya kinerja tinggi.
2.2.1 Keterkaitan antara Variabel Penelitian
2.2.1.1 Keterkaitan Rekrutme n berbasis Kompetensi terhadap Kinerja
karyawan
Menurut Handoko 2008:69, “Rekrutmen merupakan proses pencarian dan “pemikatan” para calon karyawan pelamar yang mampu untuk
melamar sebagai karyawan”. Untuk mendapatkan calon karyawan yang berkualitas, maka perusahaan harus dapat melakukan proses rekrutmen yang
baik,dengan proses rekrutmen, akan membantu sebuah perusahaan atau organisasi dalam menemukan calon karyawan yang berkompeten dan cocok dengan criteria
perusahaan butuhkan. Dengan demikian Perusahaan dapat cepat untuk meraih tujuan yang diharapkan karena kinerja kualitas dan kuantitas yang dimiliki
karyawan tinggi. Untuk menemukan calon karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas attitude yang baik dan keterampilan yang tinggi itu dapat di cari dari
proses rekrutmen Berbasis kompetensi.
Berdasarkan hasil analisis statistik regresi linier berganda, variabel proses rekrutmen berbasis kompetensi memiliki koefisien sebesar 0,221, nilai thitung
sebesar 3,334 dengan probabilitas sebesar 0,002, sehingga variabel proses rekrutmen berbasis kompetensi memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap
kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari α alpha yang dipakai yaitu sebesar 0,050 dan secara simultan, variabel bebas
tersebut juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan diperolehnya nilai Fhitung sebesar 9,552 dengan probabilitas 0,000 yang
lebih kecil dari aplha 0,050. Nilai adjusted R-square yang diperoleh sebesar 0,368 yang berarti secara keseluruhan besarnya pengaruh variabel tersebut terhadap
kinerja karyawan sebesar 36,8 Nindrijo, dkk tahun 2009.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Castetter dalam Tirawati 2012:66 yang mengemukakan bahwa pelaksanaan rekrutmen yang tidak sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, akan me nimbulakan masalah yang menuntut biaya tinggi, seperti ketidakcocokan antara penempatan personel dengan jabatan yang
dipercayakan, kinerja rendah, ketidakhadiran pegawai tinggi, sering terlambat, perilaku anti organisasi, dan masa kerja jabatan yang tidak pasti. Dengan
rekrutmen berbasis kompetensi yang baik, maka karyawan yang akan diperoleh lebih berkualitas sehingga kinerja mereka pun akan lebih baik.
2.2.1.2 Keterkaitan Seleksi berbasis Kompetensi terhadap Kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis statistik regresi linier berganda, variabel proses seleksi berbasis kompetensi memiliki koefisien sebesar 0,161, nilai thitung
sebesar 2,086 dengan probabilitas sebesar 0,043, sehingga variabel proses seleksi berbasis kompetensi memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap kinerja
karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari α alpha yang dipakai yaitu sebesar 0,050. Hasil ini didukung oleh pendapat
Wibowo 2009:325 yang menjelaskan bahwa kompetensi
merupakan karakteristik yang mendasar pada setiap individu yang dihubungkan dengan
kriteria yang direferensikan terhadap kinerja yang unggul atau efektif dalam
sebuah pekerjaan atau situasi Nindrijo,dkk thn 2009.
2.2.1.3 Keterkaitan Rekrutmen dan seleksi berbasis Kompetensi
Untuk memenuhi kebutuhan karena kekosongan posisi atau jabatan dalam perusahaan, Perusahaan melakukan kegiatan yang bernama recruitmen berbasis
kompetensi untuk mencari dan mengajak calon pelamar untuk bersedia melamar di perusahaan tersebut setelah recruitmen berbasis kompetensi dipenuhi.
Kemudian tahap selanjutnya perusahaan melakukan seleksi untuk memilih dan membuat keputusan diterima atau tidaknya calon karyawan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian rekrutmen dan seleksi sangat berkaitan karena dimana perusahaan melakukan rekrutmen pasti
akan berhubungan dengan tahap selanjutnya yaitu seleksi ke dua variable tersebut tentu saling berhubungan dan berkaitan. Hal ini didukung juga dengan pendapat
Alex sujanto, 2009 rekrutmen dapat berarti mencakup segala sesuatu mulai dari advertising sampai dengan induksi. Sedangkan seleksi terfokus pada point yang
menentukan mengenai keputusan yang diambil tentang siapa yang akan direkrut untuk menjadi bagian dari organisasi. Dengan demikian, rekrutmen dan seleksi
berkaitan dengan instrumen dan metode yang digunakan untuk menilai para kandidat.
2.1.2.4 Keterkaitan Rekrutme n dan Seleksi berbasis Kompetensi terhadap
Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis statistik, diperoleh nilai F hitung sebesar 9,552, dan nilai F tabel sebesar 2,833 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan
demikian variabel proses rekrutmen, dan seleksi berbasis kompetensi karyawan secara bersama-sama simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini berdasarkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Nilai adjusted R-square yang
didapatkan adalah sebesar 0,368, maka besarnya pengaruh total variabel proses rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi, terhadap variabel kinerja karyawan
adalah sebesar 0,368 atau sekitar 36,8, dan sisanya sebesar 63,2 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian, seperti motivasi karyawan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Atkinson dalam Wibowo 2009:99, yang mengindikasikan bahwa kinerja merupakan fungsi motivasi dan kemampuan.
Vroom menunjukkan bahwa kedua hal tersebut saling menentukan satu dengan lainnya, artinya setinggi apapun tingkat kemampuan seorang pegawai
tidak akan menghasilkan kinerja yang optimal bila dikerjakan dengan kemampuan yang rendah. Demikian juga setinggi apapun tingkat kemampuan seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya jika tidak ditemukan dalam pencarian proses rekrutmen berbasis kompetensi, Kinerja tidak akan efektif tanpa diimbangi
dengan adanya kemampuan dari calon karyawan. Kinerja kita ditentukan oleh faktor individual, seperti kemampuan dan upaya, tetapi juga oleh faktor- faktor di
luar kendali langsung diri kita, seperti keputusan-keputusan yang diambil oleh orang lain, sumber daya yang tersedia, sistem dimana kita bekerja.
Agar lebih diperoleh gambaran yang lebih baik, maka penulis akan menyajikan pola hubungan antar variabel yang akan diteliti tersebut ke dalam
gambar paradigma penelitian. Berikut dibawah ini gambar paradigma peneliti :
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian
Rekrutmen berbasis kompetensi
1. Metode perekrutan 2. Sumber rekrutmen
Karyawan
Malthis, 2001:112.
Seleksi berbasis Kompetensi
1. Kesesuaian Pengetahuan
2. Kesesuaian Keterampilan
3. Kesesuaian Kemampuan
Bowen, David 2002:48
Kinerja karyawan 1.kuantitas
2.kualitas 3.Disiplin
Dharma dalam nindrijo, at. All 2003 : 46
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan persyaratan sementara atau dugaan jawaban sementara yang paling memungkinkan dan masih harus dibuktikan melalui
penelitian. Dugaan jawaban ini bermanfaat bagi penelitian agar proses penelitian lebih terarah. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Menurut Umi Narimawati 2007:73, mengemukakan bahwa:
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena sifatnya
dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap
pengujian yang dinyatakan.” Menurut Sugiyono 2012:64 dalam Umi Narimawati 2010 dikatakan
bahwa: “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaa
n.” Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil hipotesis sementara dalam
memecahkan masalah tersebut, bahwa :
1 : Rekrutmen berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung sudah cukup sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. 2 : Seleksi berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung cukup
sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan. 3 : Kinerja Karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung cukup optimal.
4 : Terdapat hubungan antara Rekrutmen berbasis kompetensi terhadap Seleksi berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
5 : Rekrutmen berbasis kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
6 : Seleksi berbasis kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
7 : Rekrutmen dan Seleksi berbasis Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
53 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar 2005:303 dalam Umi Narimawati,
at. all 2010:29 bahwa :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal – hal lain jika dianggap perlu”.
Selain itu menurut Sugiono 2010:32, adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tenta ng suatu hal. Objek penelitian ini adalah
Rekrutmen dan Seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin mendeskripsikan
mengenai rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan
pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
54
Menurut Sugiyono 2005 : 21 dalam Umi Narimawati,at.all 2010:29 : “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri 2008:45 dalam Umi
Narimawati, at. all 2010:29 bahwa: “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data.
3.2.1 Desain Penelitian
Melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Desain penelitian menurut Umi Narimawati 2010:30 merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti, dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Sedangkan Moh. Nazir 2003:84, mengemukakan bahwa:
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian”. Menurut Jonathan Sarwono 2006:27, desain penelitian khususnya dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam
55
penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Dalam ilmu- ilmu sosial,
penelitian terdiri dari penelitian pe njajakan, penelitian penjelasan explanatory, dan penelitian deskriptif verifikatif descriptif verificative.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Sherish Cipta Interindo Bandung.
3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Rekrutmen berbasis kompetensi variabel X
1
dan Seleksi berbasis kompetensi variabel X
2
serta Kinerja karyawan variabel Y. 4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Sherish Cipta
Interindo Bandung. 5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada
Sherish Cipta Interindo Bandung berdasarkan teori. 6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel.
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkata n. Pada skala
56
ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan sebaliknya.
7. Menetapkan data-data mengenai Rekrutmen dan Seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
8. Melakukan analisis mengenai Rekrutmen dan Seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
9. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian
Metode Penelitian
Unit Analisis
Time Horizone
T1 Descriptive
Descriptive and Survey
PT Sherish Cipta
Interindo Bandung
Cross Sectional
T2 Descriptive
Descriptive and Survey
PT Sherish Cipta
Interindo Bandung
Cross Sectional
T3 Descriptive
Descriptive and Survey
PT Sherish Cipta
Interindo Bandung
Cross Sectional
T4, 5, 6,7 Descriptive
and Verifikatif
Descriptive and
Explanatory Survey
PT Sherish Cipta
Interindo Bandung
Cross Sectional
57
Keterangan :
T1
= Rekrutmen berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta
Interindo Bandung.
T2
= Seleksi berbasis kompetensi pada PT Sherish Cipta
Interindo Bandung.
T3
= Kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo
Bandung.
T4,5,6,7 = Rekrutemen dan Seleksi berbasis kompetensi terhadap
kinerja karyawan pada PT Sherish Cipta Interindo Bandung.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan
dengan satu variabel tergantung. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.2
Ope rasionalisasi Variabel Penelitian Menurut Jonathan Sarwono 2006:67, variabel harus didefinisikan secara
operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.
Seleksi berbasis kompetensi X
2
Kinerja karyawan Y Rekrutmen berbasis
kompetensi X
1
58
Sedangkan Sugiyono 2008:38, mengemukakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Dari pengertian diatas, maka operasionalisasi variabel merupakan definisi
yang dinyatakan dengan cara menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel- variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas Variabel X Menurut Umi Narimawati 2008:40 :
“Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi
.” Sedangkan menurut Sugiyono 2008:39 :
“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
variabel terikat.”
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat Variabel Y Umi Narimawati 2008:40, menyatakan bahwa:
“Variabel dependen variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas yang
59
variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan arah untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
” Sedangkan menurut Sugiyono 2008:39 :
“Variabel dependen variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Sesuai dengan judul yang diambil penulis yaitu; “Rekrutmen dan Seleksi
berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan ” maka variabel dalam penelitian
ini terdiri dari : -
Rekrutmen berbasis kompetensi variabel X
1
, -
Seleksi berbasis kompetensi variabel X
2
, -
Kinerja Karyawan variabel Y Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Ope rasionalisasi Variabel
Variabel Konsep variable
Dimensi atau Indikator
Ukuran Skala
No. Kuesioner
Sumber Data
Rekrutmen Berbasis
kompetensi X1
Proses rckrutmen
berbasis kompetensi
dan dapat digambarkan
sebagai serangkaian
kegiatan
yang bertujuan
untuk memilih
kandidat terbaik bagi suatu
pekerjaan Dessler
2000: 123.
Metode perekrutan
Sumber Rekrutmen
karyawan Tingkat dimana
Rekrutmen dilakukan
dengan efektif.
Mengetahui banyaknya
pelamar internal maupun dari
eksternal O
R D
I N
A L
1, 2,3,4
5,6,7,8 PT
Sherish Cipta
Interindo Bandung
60
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Seleksi Berbasis
Kompetensi X2
Proses identifikasi dan
pemilihan orang-orang
dari kelompok pelamar
yang paling cocok yang
paling memenuhi
syarat untuk jabatan dan
posisi tertentu Casio 1992 yang
di alih bahasakan oleh Marwansyah
dan
Muharam 2000:53
Kesesuaian Pengetahuan
Kesesuaian Keterampilan
Kesesuaian Kemampuan
Tingkat kesesuain
pengetahuan karyawan
Tingkat kesesuain
keterampilan
Tingkat kesesuian kemampuan
karyawan
O R
D I
N A
L 1,2
3,4
5.6 PT
Sherish Cipta
Interindo Bandung
Kinerja karyawan
Y Kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai
oleh karyawan dengan standar
yang telah ditentukan.
Menurut Bambang Guritno
dan Waridin 2005
Kuantitas
Kualitas
Disiplin Tingkatan
jumlah yang dihasilkan
dalam suatu kegitan
Tingkatan mutu atau nilai dari
kinerja karyawan
Tingkatan dimana seorang
karyawan bisa mematuhi
peraturan yang telah ditentukan.
O R
D I
N A
L 1,2
3,4
5,6 PT
Sherish Cipta
Interindo Bandung
61
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Menurut Arikunto 2006:129 yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian adalah
sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Prime r
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari pribadi responden maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk
keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data
primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Data primer diperoleh dengan
mengadakan penelitian dan kuesioner.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari
pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain
yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis
62
merupakan data yang diperoleh dari pengolahan kuesioner dan menggunakan data secara tidak langsung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
1 Populasi
Menurut Umi Narimawati 2008:161 : “Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu
sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.
Menurut Sugiyono 2008:80, pengertian populasi adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari pengertian populasi diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah unit
yang menjadi target penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai yang ada di PT Sherish Cipta Interindo Bandung berjumlah sebanyak 100 orang, dimana terbagi dalam 6 bagian, sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 3.3 sebagai berikut :
63
Tabel 3.3 Jumlah Karyawan PT Sherish Cipta Inte rindo Bandung
No Bagian
Total Karyawan
1 Designer Asisten RnD
20 2
Office Administration 16
3 Sales Marketing
16 4
Finance Accounting 10
5 IT Staf
12 6
Production 26
JUMLAH 100
Sumber : HRD PT Sherish Cipta Interindo Bandung
2 Sampel
Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati, at. all 2010:38 sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam
penelitian. Penarikan sampel dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik penarikan statified random sampling.
Sedangkan Vincent Gaspersz 2000:63 dalam Umi Narimawati, at. all 2010:38 menerangkan bahwa statified random sampling adalah metode
penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi ke dalam strata
– strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak sederhana setiap stratum.
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada pendekatan Solvin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
= 1 +
2
Sumber : Umi Narimawati, at. all 2010:38
64
Ket : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10 atau 0,1
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :
= 50
Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 100 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10 maka dapat diketahui
sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 50 orang pegawai. Ukuran alokasi sampel pada masing
– masing Divisi dengan menggunakan alokasi sampel proporsional dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
Newman sebagai berikut :
�
=
�
×
Dimana : n
i
= besarnya sampel pada strata ke- i Ni = besarnya populasi pada strata ke- i
N = besarnya populasi keseluruhan n
= besar ukuran sampel
100 1+ 100 0.1
2
65
Berdasarkan rumus diatas dapat diperoleh jumlah responden setiap stratum dan alokasinya pada setiap unit yang terpilih sebagai berikut :
1. Designer Asisten RnD
N
i=
20
x
50 = 10
100
2. Office Administration
N
i=
16
x
50 = 8
100
3. Sales Marketing
N
i=
16
x
50 = 8
100
4. Finance Accounting
N
i=
10
x
50 = 5
100
5. IT Staf
N
i=
12
x
50 = 6
100
6. Production
N
i=
26
x
50 = 13
100
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka alokasi jumlah sampel minimum pada masing
– masing bagian di PT Sherish Cipta Interindo Bandung secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini :
66
Tabel 3.4 Populasi dan Sampel
No Bagian
Populasi Sampel
1 Designer Asisten RnD
20 10
2 Office Administration
16 8
3 Sales Marketing
16 8
4 Finance Accounting
10 5
5 IT Staf
12 6
6 Production
26 13
JUMLAH 100
50
Sumber : Data diolah, 2015
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan Field Research, dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek untuk
mendapatkan data primer data yang diperoleh langsung dari PT Sherish Cipta Interindo Bandung dari data sekunder.
Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut :
a. Observasi Pengamatan Langsung Melakukan pengamatan secara langsung di PT Sherish Cipta Interindo
Bandung untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.
67
b. Wawancara atau interview Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap
dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat
memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan.
c. Kuesioner Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan
kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai Rekrutmen dan seleksi berbasis
kompetensi terhadap kinerja karyawan. Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana
alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik mengenai Rekrutmen berbasis kompetensi X
1
, Seleksi berbasis kompetensi X
2
maupun Kinerja Karyawan Y, karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut
dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada table 3.5 dibawah ini :
68
Tabel 3.5 Skala Like rt
Jawaban Bobot
Nilai +
Bobot Nilai -
a. Sangat Setuju SS 5
1 b. Setuju S
4 2
c. Kurang C 3
3 d. Tidak Setuju TS
2 4
e. Sangat Tidak Setuju STS 1
5
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
1. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji
catatanlaporan dan dokumen – dokumen lain yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang diteliti, dalam hal ini mengenai Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi terhadap kinerja karyawan.
2. Studi Literatur Studi literatur adalah mengumpulkan data-data yang ada pada setiap
variabel yang akan diteliti. Termasuk didalamnya mengumpulkan jurnal dan berbagai teori dari berbagai ahli dalam bidangnya serta penelitian terdahulu
sebagai pedoman yang akan dilakukan penelitian berikutnya yang sejenis atau serupa.
69
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Cooper 2006:720 dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati2010:42, validitas adalah :
“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”. PT Sherish Cipta
Interindo Bandung. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara
masing- masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
= −
[
2
−
2
][
2
−
2
] Keterangan :
r = koefisien korelasi pearson
x = skor item pertanyaan
y = skor total item pertanyaan
N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t taraf signifikan 5. Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :
= − 2
1 −
2
∶ =
− 2 Dimana :
n = ukuran sampel
70
r = koefisien korelasi pearson
Taraf signifikansi ditentukan 5. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan
tersebut valid. Apabila koefisien korelasinya 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika korelasinya 0,30 menunjukan bahwa data
tersebut tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya. Hasil pengujian validitas dengan menggunakan SPSS versi 20 didapat hasil sebagai berikut :
Variabel Rekrutmen berbasis kompetensi X1 diukur dengan 8 item pernyataan. Berikut adalah hasil uji validitas untuk Variabel Rekrutmen berbasis
kompetensi X1.
Tabel 3.6 Hasil Pe rhitungan Nilai Validitas Variabel Rekrutmen berbasis kompetensi
X1
No. Item Koefisien
Korelasi r Nilai r
kritis
Kesimpulan 1
0,594 0,300
Valid 2
0,690 0,300
Valid 3
0,588 0,300
Valid 4
0,487 0,300
Valid 5
0,603 0,300
Valid 6
0,542 0,300
Valid 7
0,434 0,300
Valid 8
0,495 0,300
Valid
Sumber : Hasil pengolahan data k uesioner. 2015
71
Variabel Seleksi berbasis kompetensi X2 diukur dengan 6 item pernyataan. Berikut adalah hasil uji validitas untuk Variabel Seleksi berbasis
kompetensi X2.
Tabel 3.7 Hasil Pe rhitungan Nilai Validitas Variabel Seleksi berbasis kompetensi X2
No. Item Koefisien
Korelasi r Nilai r
kritis
Kesimpulan 1
0,692 0,300
Valid 2
0,705 0,300
Valid 3
0,556 0,300
Valid 4
0,592 0,300
Valid 5
0,695 0,300
Valid 6
0,698 0,300
Valid
Sumber : Hasil pengolahan data k uesioner. 2015
Variabel Kinerja karyawan Y diukur dengan 6 item pernyataan. Berikut adalah hasil uji validitas untuk Variabel Kinerja karyawan Y.
Tabel 3.8 Hasil Pe rhitungan Nilai Validitas Variabel Kinerja karyawan Y
No. Item
Koefisien Korelasi r
Nilai r
kritis
Kesimpulan 1
0,816 0,300
Valid 2
0,712 0,300
Valid 3
0,608 0,300
Valid
72
4 0,770
0,300 Valid
5 0,837
0,300 Valid
6 0,811
0,300 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data k uesioner. 2015
Berdasarkan Tabel - tabel diatas diketahui bahwa hasil uji validitas instrumen menunjukan nilai corrected item-total correlation diatas 0,30. Hal ini
mengindikasikan bahwa seluruh instrumen dari variabel yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat
diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper 2006:716 dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati 2010:43, reliabilitas adalah :
“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method Spearman
– Brown Correlation, teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan
kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar berdasarkan pemilihan genap
– ganjil. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Item dibagi dua secara acak misalnya item ganjilgenap, kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total
untuk kelompok I dan kelompok II
73
3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II
2Ґ
b
1 + Ґ
b
5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ґ1 =
2 Ґ
1+ Ґ
Dimana : Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas,
suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama tidak berbeda jauh. Untuk melihat
andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70
maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal reliabel. Berikut Tabel 3.9 pengujian reliabilitas menggunakan SPSS versi 20 :
Table 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien
Reliabilitas r Nilai
Kritis Kesimpulan
Rekrutmen berbasis kompetensi 0,731
0,700 Reliabel
Seleksi berbasis kompetensi 0,701
0,700 Reliabel
Kinerja karyawan 0,887
0,700 Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan SPSS versi 20
74
Berdasarkan Tabel 3.9 disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan pada ketiga variabel sudah andal karena
Koefisien alpha Cronbach ’s Alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,70.
3.2.4.3 Uji MSI
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada operasionalisasi variable sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of successive interval Harun al rasyid.
Langkah- langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi f setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi p setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi
f dengan jumlah responden. 3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan
proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban 4. Menentukan nilai batas Z tabel normal untuk setiap pernyataan dan setiap
pilihan jawaban 5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut:
75
� =
� �
� � − � � �
� � �
� � � − �
� � �
Sumber : Narimawati Umi 2010:47
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta
ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut. Adapun di dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan
program software MSI.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
1. Analisis Deskriptif Kualitatif