Latar Belakang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara hakiki pambangunan pendidikan meru- pakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendi- dikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung pula makna bahwa layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga negara, adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyara- kat dan pemerintah. Saat ini dapat dikatakan tanggung jawab ketiganya belum optimal, terutama peranserta masyarakat yang masih dirasakan belum banyak diberdayakan. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa salah satu misinya adalah memberdayakan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berda- sarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendi- dikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan 2 evaluasi program pendidikan melalui dewan pendi- dikan dan komite sekolahmadrasah. Pembinaan pen- didikan dasar dan menengah adalah mewujudkan manajemen pendidikan yang berbasis sekolahmasya- rakat dengan memperkenalkan Dewan Pendidikan di tingkat kabupatenkota serta pemberdayaan atau pembentukan Komite Sekolah di tingkat sekolah. Dengan diberlakukannya Undang-undang Repu- blik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenang- an provinsi sebagai daerah otonomi yang secara efektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001, bahwa pendi- dikan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota Pasal 11 ayat 2. Dengan disemangati perangkat hukum di atas maka manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi. Untuk melaksanakan kewajiban ini secara ber- tanggungjawab dan memberikan manfaat yang sebe- sar-besarnya bagi penduduk yang bersangkutan, diperlukan strategi pengelolaan pendidikan yang tepat. Pemerintah Daerah dalam mengelola pendidikan perlu melibatkan dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders dalam bidang pen- didikan seperti: orang tua, masyarakat, sekolah, dunia usaha dan industri, serta lembaga swasta yang mena- ruh perhatian terhadap perkembangan dunia pendi- dikan. Oleh karena itu kerja sama dan koordinasi 3 antara pemerintah dan pihak-pihak lain yang berke- pentingan tersebut sangat diperlukan dalam pengelo- laan pendidikan. Berdasarkan kenyataan tersebut perlu dilakukan reorientasi dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah Depdiknas, 2006: 4. Manajemen Berbasis Sekolah MBS dilaksana- kan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia, yang merupakan kebutuhan mutlak dalam mengha- dapi era globalisasi, agar kita mampu berperan dalam persaingan. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia tersebut pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Peningkatan sumber daya manusia merupakan satu paket dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan nasional kita masih mengha- dapi banyak masalah, satu di antaranya adalah ren- dahnya mutu. Menurut Depdiknas 2006:1 ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan kita rendah. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, penye- lenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara biro- kratik sentralistik, sehingga sekolah sebagai penye- lenggara pendidikan sangat bergantung pada keputus- an birokrat yang jalurnya bisa sangat panjang dan 4 kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Akibatnya sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisia- tif untuk mengembangkan dan memajukan lembaga- nya, termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. Ketiga, peran- serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Peran- serta masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak berupa input dana, bukan pada proses pendidikan pengambilan keputusan, monitoring, eva- luasi dan akuntabilitas. Berkaitan dengan akunta- bilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mem- pertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada mesyarakat, khususnya orang tua siswa sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan stakeholder. Dalam konsep MBS, peranserta masyarakat memang amat luas. Sesuai dengan Keputusan Mendiknas No: 044U2002 peran serta masyarakat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1 memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan; 2 mem- berikan sumbangan pemikiran, dana, dan tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan; 3 melaku- kan kontrol terhadap transparansi dan akunta- bilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan; 4 merupakan penghubung antara sekolah dengan masyarakat dan pemerintah. Penelitian tentang peranserta masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah telah banyak dilakukan. 5 Di antaranya oleh Relawati 2004 yang hasil peneli- tiannya menyimpulkan bahwa kerjasama dan partisi- pasi masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah adalah baik, dilakukan dengan peningkatan peran orang tua siswakomite sekolah. Pengambilan kepu- tusan sudah baik dilakukan secara partisipatif dan musyawarah yang demokratis. Sejalan dengan hasil penelitian Relawati, Suryatriatna 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Perusahaa dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektiv itas pengelolan Sekolah”, menyampaikan bahwa variabel kinerja komite sekolah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap efektivitas pengelolaan tiga Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Anjasari Kabupaten Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Komite Sekolah yang meliputi aspek advisor, supporting, controlling dan mediatori, baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi terhadap pengeloaan sekolah. Penelitian Heryadi 2007 yang berjudul “Persepsi Guru tentang Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah studi kasus pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten L ahat” menyatakan besarnya hubungankorelasi antara variabel komite sekolah terhadap implementasi 6 manajemen berbasis sekolah dengan menggunakan rumus regresi adalah sebesar 0,97, hal ini menunjuk- kan hubungan yang kuat. Dengan demikian kinerja komite sekolah memiliki kontribusi yang kuat terha- dap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah. Senada dengan Heriyadi, Purwanto 2008 dalam penelit iannya berjudul “Kontribusi Kinerja Komite Sekolah dan kemampuan Manajerial Kepala sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Berbasis Sekolah studi Deskriptif analitik pada SMA di Kabupaten Purwakarta” menyatakan bahwa kinerja komite seko- lah memiliki kontribusi yang kuat terhadap efektivitas impelemntasi manajemen berbasi sekolah. Sementara itu penelitian Arifin 2009 menemukan bahwa hubungan sekolah dengan komite sekolah dan masyarakat dilaksanakan secara kekeluargaan, dan sekolah telah melibatkan masyarakat, dalam hal ini komite sekolah dalam penyusunan, pelaksanaan, maupun evaluasi program sekolah. Di sisi lain penelitian Gafur 2010 menemukan bahwa peranserta masyarakat dalam manajemen ber- basis sekolah masih sebatas pada biaya pendidikan. Sumbangan pemikiran serta keahlian masih belum terlihat. Hal ini menjadi penghambat dalam penerapan manajemen berbasis sekolah. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Raniati 2010 menemukan bukti empirik bahwa peranserta masyarakat dalam penge- lolaan pendidikan di SMU se-kota Kupang dikategori- 7 kan rendah. Dalam hal merencanakan kegiatan, dukungan dana dan sumbangan fisik, memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Demikian pula keterlibatan orang tua dalam hal pengadaan guru dan memilih guru dikategorikan rendah sekali. Hal ini disebabkan baik di sekolah negeri maupun swasta pengadaan guru sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah. Sebaliknya peranserta komite baik di sekolah negeri maupun swasta dikate- gorikan tinggi. Mencermati hasil penelitian di atas, tampak bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian yang dila- kukan oleh Relawati 2004 dan Arifin 2009 yang memperoleh data bahwa partisipasi masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah sudah baik, dengan penelitian yang dilakukan oleh Gafur 2010 dan Raniati 2010 yang menunjukkan bahwa peranserta masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang peran komite sekolah yang merupakan wadah dari aspirasi masyarakat dalam manajemen berbasis sekolah untuk mengkaji ulang pemasalahan tersebut. Penelitian tentang peran komite sekolah dalam manajemen berbasis sekolah ini dilaksanakan di seko- lah dasar yang tergabung dalam Gugus P Diponegoro Kecamatan Dempet. Dipilihnya Gugus P Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai tempat penelitian dikare- 8 nakan di gugus sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Selain itu hasil interview yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 responden di Gugus P Diponegoro Kecamatan Dempet, diperoleh hasil yang berbeda pula. Dari 10 responden ada 3 responden yang mengatakan peran komite sekolah sudah cukup tinggi. Sementara 7 responden lainnya mangatakan bahwa peran komite sekolah masih rendah. Perbedaan hasil interview ini mendo- rong peneliti untuk melakukan penelitian tentang peran komite sekolah dalam manajemen berbasis sekolah di Gugus P Diponegoro agar diperoleh gam- baran yang lebih jelas tentang peran komite sekolah dalam manjemen berbasis sekolah.

1.2 Fokus Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB IV

0 0 19

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kedongori ecamatan Dempet Demak T2 BAB IV

0 0 42

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kedongori ecamatan Dempet Demak T2 BAB II

0 0 18