PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

(1)

INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

DENNY INDRAJIT JAYA Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEKOLAH DASAR TUNAS MEKAR

INDONESIA (TMI) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Denny Indrajit Jaya

Pada latar belakang dijelaskan bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000, Total biaya sekolah di Global Surya pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000. Hal tersebut menjelaskan persaingan beberapa sekolah dasar swasta yang terkemuka di Bandar Lampung dengan biaya tertinggi ada pada sekolah dasar TMI. Sehingga dengan biaya tersebut diduga Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dinilai lebih mampu meningkatkan minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang strategis juga akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Maka, kesesuaian biaya yang tinggi dan apa yang menjadi output layanan TMI haruslah baik, dengan menghimpun pendapat melalui kuisioner yang diiisi para wali murid yang menyekolahkan anak mereka di TMI sumber data penelitian ini diperoleh yang selanjutnya akan dikumpulkan sebagai input untuk diolah agar mengetahui adakah pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian di sekolah dasar TMI.

Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui kuisioner ini dengan mengambil sampel sebanyak 140 responden. Validitas dan reliabilitas akan dianalisis lebih lanjut dari hasil kuesioner tersebut menggunakan analisis faktor sehingga menghasilkan kelayakan untuk pengujian selanjutnya. Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh variabel yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis berupa Uji F untuk melihat hasil pengaruh secara


(3)

keseluruhan atau seimultan dan Uji t untuk melihat hasil pengaruh secara parsial arau persatuan veriabel X yang diteliti terhadap variabel Y.

Hasil uji t didapatkan nilai yang signifikan dimana perbandingan thitung dengan ttabel. Dengan kriteria ini yaitu thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 95%. maka uji t dinyatakan menghasilkan pengaruh terhadap minat beli konsumen pada TMI secara parsial. Kemudian hasil uji F memperlihatkan dengan kriteria F hitung > F tabel yaitu 18,818 > 2.01 maka artinya bahwa bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, proses) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian jika dinilai dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka nilai signifikansi yang diperoleh pada tabel yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada TMI dapat diterima.


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR JUDUL

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Kerangka Pikir ... 12

1.6 Hipotesis ... 14

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Jasa ... 15

2.1.1 Definisi Pemasaran ... 15

2.1.2 Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa ... 16

2.1.3 Karakteristik Jasa ... 18

2.1.4 Variabel-variabel dalam bauran pemasaran ... 22

2.2 Keputusan Pembelian ... 23

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 23

2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian ... 24


(8)

2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian ... 31

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 35

3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel ... 36

3.4 Data dan Sumber Data ... 37

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 41

3.7.1 Uji Alat Kuisioner ... 41

3.8. Tekhnik Analisis Data ... 42

3.8.1 Analisis Kualitatif ... 42

3.8.2 Analisis Kuantitatif ... 43

3.9 Uji Hipotesis ... 44

3.9.1 Uji F (Simultan) ... 44

3.9.2 Uji t (Parsial) ... 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner ... 46

4.1.1 Uji Validitas ... 46

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 49

4.2 Identitas Responden ... 51

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 53

4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Produk ... 53

4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Harga... 55

4.3.3 Tanggapan Responden Tentang Tempat ... 57

4.3.4 Tanggapan Responden Tentang Promosi ... 58

4.3.5 Tanggapan Responden Tentang Guru ... 60


(9)

4.3.7 Tanggapan Responden Tentang Proses ... 64

4.3.8 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian ... 64

4.4 Analisis Kuantitatif ... 67

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.4.2 Uji F (Simultan) ... 68

4.4.3 Uji t (Parsial) ... 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung

jenjang SD Tahun 2012-2013 ... 5

3.6.1 Operasional Variabel ... 38

4.1Nilai Validitas Variabel Produk ... 46

4.2Nilai Validitas Variabel Harga ... 47

4.3Nilai Validitas Variabel Distribusi ... 47

4.4Nilai Validitas Variabel Promosi ... 47

4.5Nilai Validitas Variabel Orang ... 48

4.6Nilai Validitas Variabel Bukti Fisik ... 48

4.7Nilai Validitas Varibel Proses ... 48

4.8Nilai Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 49

4.9Hasil Uji Reliabilitas ... 50

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

4.13 Pernyataan 1 Fasilitas yang disediakan TMI memuaskan ... 53

4.14 Pernyataan 2 Siswa TMI mampu bersaing dengan siswa sekolah lain .... 54


(11)

4.16 Pernyataan 1 DPP Sesuai dengan Hasil Yang Ditawarkan ... 55

4.17 Pernyataan 2 Pemberian Diskon Bermanfaat ... 56

4.18 Pernyataan 3 Harga SPP Sesuai Dengan Kualitas dan Layanan yang Diberikan ... 56

4.19 Pernyataan 1 Lokasi Sekolah Dasar Strategis ... 57

4.20 Pernyataan 2 Sarana Transportasi Umum baik ... 57

4.21 Pernyataan 3 Sistem keamanan yang baik ... 58

4.22 Pernyataan 1 Iklan yang dilakukan oleh TMI sudah tersebar baik ... 59

4.23 Pernyataan 2 Media Promosi yang dilakukan oleh TMI tidak hanya melalui media cetak ... 59

4.24 Pernyataan 3 Promosi yang ditampilkan TMI cukup menarik ... 60

4.25 Pernyataan 1 Penampilan Guru TMI sudah baik ... 60

4.26 Pernyataan 2 Tutur kata guru sudah baik ... 61

4.27 Pernyataan 3 Guru TMI sudah mampu menciptakan hubungan yang baik dengan wali murid ... 61

4.28 Pernyataan 1 Kondisi Gedung TMI sudah baik ... 62

4.29 Pernyataan 2 Kenyamanan sekolah dasar TMI sudah baik ... 62

4.30 Pernyataan 3 Fasilitas yang tersedia sudah memuaskan ... 63

4.31 Pernyataan 1 Cara Pembayaran Administrasi tidak Menyulitkan wali murid ... 64

4.32 Pernyataan 2 Guru sudah memberikan respon yang baik dalam menghadapi keluhan wali murid ... 64

4.33 Pernyataan 3 Kemudahan interaksi antara guru dan wali murid ... 65

4.34 Pernyataan 1 Memilih TMI karena visi dan misi yang diberikan ... 65

4.35 Pernyataan 2 Memilih TMI dengan melakukan survey terlebih dahulu .. 66


(12)

3.6Analisis Determinasi ... 67

3.7Hasil Uji F ... 68

3.8Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

3.9Uji Hipotesis Pengaruh Variabel X terhadap Y ... 71


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada sekolah TMI ... 10 1.2 Kerangka Pemikiran ... 19


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Kuesioner Penelitian. 2. Hasil Kuesioner (Uji Realibilitas)

3. Hasil Uji Validitas (output program SPSS). 4. Tabel r

5. Tabel Distribusi F (0,05) 6. Tabel Distribusi t (0,05)


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak tersruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan republic Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia semua oenduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah atas. Saat ini pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak di kemudian hari. Ada lima manfaat sekolah yaitu :


(16)

1) Pengembangan kecerdasan pikiran dan pengetahuan: sekolah adalah sebuah lembaga yang di samping mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh juga merupakan lembaga penelitian guna pengembangan ilmu dan pengetahuan secara lebih ilmiah. Dalam hal ini, fungsi sekolah yang lebih penting adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan tugas mencerdaskan bangsa. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan formal

2) Spesialisasi: Di dalam fungsi ini, sekolah memberikan bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan secara terpola dan secara sistematis dengan mempertimbangkan bakat dan minat dari peserta didik sehingga mereka mampu menjadi seseorang yang memiliki keahlian khusus di bidangnya

3) Sosialisasi: sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya dia berada di masyarakat

4) Konservasi dan transmisi kultural: sekolah memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi kultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik


(17)

5) Transisi dari rumah ke masyarakat; ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri kepada orang tua, maka memasuki sekolah, dia mendapatkan kesempatan untuk melatih diri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.

Pendidikan merupakan jasa yang berupa proses pembudayaan, pengertian ini berimplikasi terhadap adanya input dan output. Dalam hal ini yang menjadi input adalah peserta didik, sarana, prasarana, dan lingkungan, sedangkan outputnya adalah jasa pelayanan pendidikan, lulusan atau alumni dan hasil penelitian.

Minat orang tua dalam menyekolahkan anaknya didasari oleh berbagai macam pertimbangan seperti kemapanan secara ekonomi, perkembangan anak, harga diri, dan faktor lainnya, kebanyakan orang yang kondisi ekonominya menengah ke atas mampu memilih sekolah dasar yang terbaik bagi mereka dan anaknya. Pemilihan sekolah yang tepat tidak lepas dari peran dan fungsi sekolah sendiri yang semakin berkembang di era modern ini. Minat diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya tersebut.

Sekolah dasar swasta di Indonesia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini juga terjadi di kota Bandar Lampung, dimana terdapat berbagai sekolah dasar swasta


(18)

dalam jumlah yang cukup banyak dan menawarkan metode pendidikan yang beraneka ragam. Perkembangan jumlah sekolah tersebut mengakibatkan semakin tingginya persaingan usaha diantara mereka.

Sejauh ini, pendidikan di Bandar Lampung telah mengalami peningkatan kualitas pendidikan.Dilihat melalui visi misi sekolah yang mengacu pada peningkatka kualitas pendidikan di Bandar Lampung. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, banyak sekolah di Bandar Lampung yang telah menambah dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung hal tersebut. Seperti kurikulum yang berbasis teknologi, tersedianya laboratorium komputer , laboratorium kimia dan pengajar yang berkompeten.

Harga merupakan tingkat biaya yang ditetapkan dan mekanisme pembayaran dalam menggunakan jasa pendidikan yang menjadi pertimbangan orang tua dalam memilih jasa pendidikan. Dalam hal ini harga berupa uang pembangunan (enroll payment), untuk sarana dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, fasilitas belajar mengajar, fasilitas bermain, serta makan siang dan kudapan yang bisa dinikmati oleh siswa.

Di Bandar Lampung banyak sekolah dasar swasta yang menawarkan fasilitas pendidikan yang modern. Banyak pihak sekolah yang menyadari bahwa kebutuhan pendidikan sudah sangat banyak dimintai oleh orang tua murid, apalagi banyak orang tua murid yang membutuhkan sekolah yang berkualitas yang dapat mendidik anak mereka menjadi anak yang yang lebih berguna baik secara kognitif maupun kemampuan berfikirnya. Selain itu orang tua murid dengan pendidikan yang


(19)

berkualitas tinggi maka anak mereka dapat efektif secara perilaku dan psikomotornya, memiliki motovasi dan kemauan untuk menjadi orang yang berguna. Berikut adalah tabel biaya beberapa sekolah dasar swasta di Bandar Lampung.

Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada Beberapa Sekolah Dasar Swasta di Bandar Lampung jenjang SD Tahun 2012-2013

No Daftar Biaya Tunas Mekar (Rp) Global Surya (Rp) Star Kids (Rp) Darma Bangsa (Rp) 1 Uang bangunan 19.800.000 13.200.000 12.700.000 16.000.000 2 Spp per Bulan 1.100.000 750.000 750.000 1.000.000

3 Seragam 650.000 850.000 550.000 1.000.000

TOTAL 21.550.000 14.800.000 14.000.000 18.000.000

Sumber : Sekolah Tunas Mekar, Sekolah Global Surya, Sekolah Star Kids , Sekolah Darma Bangsa

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa total biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia pada jenjang SD adalah sebesar Rp 21.550.000 , Total biaya sekolah di Global Surya pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.800.000 Total biaya sekolah di Star Kids pada jenjang SD adalah sebesar Rp 14.000.000 Total biaya sekolah di Sekolah Darma Bangsa pada jenjang SD adalah sebesar 18.000.000 .

Kualitas jasa pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh orang tua ketika ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu. Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung memiliki kualitas pendidikan yang baik. Hal ini tentunya didukung oleh tenaga pengajar dan sistem belajar mengajar yang berkualitas tinggi. Di sekolah ini, tenaga pengajar memiliki jenjang pendidikan


(20)

minimal S1 dan sebelum mengajar diwajibkan mengikuti training untuk metode pengajaran Sekolah Dasar TMI. Fasilitas merupakan hal yang diperlukan dalam mencapai sasaran belajar mengajar di sekolah. Sejauh ini fasilitas sekolah berupa gedung sekolah, ruang kelas yang nyaman dan mendukung kegiatan belajar mengajar, sarana olahraga, tempat bermain, perpustakaan, komputer, beberapa instrumen musik.

Dalam studi kasus ini, peneliti memfokuskan pada pendidikan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya. Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan fasilitas. Lokasi yang strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung sebagai salah satu dari banyak sekolah dasar swasta di Bandar Lampung mampu menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan sekolah dasar swasta lainnya.

Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung dapat meningkatkan minat orang tua murid yang berdampak bagi keputusan memilih jasa pendidikan sekolah tersebut melalui peningkatan peranan lokasi, harga, kualitas pendidikan dan


(21)

fasilitas. Lokasi yang strategis akan menarik minat konsumen untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan harga yang tinggi harus mampu diimbangi dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Kualitas pendidikan merupakan bagian dari

Manajemen TMI beralih dari pemilik lama ke pemilik saat ini pada tahun 1999. Saat itu TMI hanya terdiri dari KB dan TK di jalan KH. Ahmad Dahlan No.4, Pahoman, dan masih di bawah Yayasan Tunas Mekar Indonesia yang bekerjasama dengan Kak Seto selama 5 tahun (1999-2004). Pada tahun 2002, PT. Tunas Mekar Indonesia diresmikan melalui Notaris Doni,S.H. dengan Akta PT nomor: 4 tahun 2002. Pada tahun 2004, TMI mulai membangun SD di jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi di bawah naungan PT. Tunas Mekar Indonesia dan sekaligus berfungsi sebagai kantor pusat, Pada tahun 2007, PT. TMI membangun SMP. Pada tahun 2010, PT. TMI membangun SMA di jalan Arief Rahman Hakim No.30, Sukabumi.

Membaca kondisi ini maka, Tunas Mekar Indonesia menggunakan bauran pemasaran agar dapat memasuki dunia persaingan dan bersaing secara sehat. Bauran pemasaran mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran baik pemasaran produk maupun pemasaran jasa di pasar. Menurut Philip Kotler (2005:18) “Bauran

Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran”.


(22)

Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu perangkat yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya dan perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan serta semua ini ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada

konsumennya.

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.

Bauran pemasran produk yang telah dilakukan oleh Tunas Mekar Indonesia adalah menawarkan jasa pelayanan pendidikan yang berkualitas bagi

konsumennya. Seperti tersedianya fasilitas dan teknologi yang modern yang dapat menunjang belajar mengajar yang di lakukan di TMI. Lingkungan sekolah yang bersih, sehingga memberikan kenyamanan tim pengajar dan siswa-siswi yang melakukan aktifitas belajar mengajar di sekolah TMI.

Selain pelayanan jasa, produk yang ditawarkan oleh TMI kepada konsumen tersedianya ruang bersama yang menjadi fasilitas bersama seperti aula, ruang meeting , laboratorium, ruang komputer. Sekolah juga menyediakan tempat ibadah untuk kegiatan beribadah.


(23)

2. Harga (price)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

Tunas Mekar Indonesia memberikan harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas dan pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak sekolah kepada

konsumen. Sehingga dengan harga tersebut, maka konsumen dapat merasakan kepuasan.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya.

Sekolah Tunas Mekar Indonesia berada dilokasi yang strategis, yang mudah diakses oleh konsumen baik menggunakan kendaraan pribadi maupun

transportasi umum. Sekolah Tunas Mekar Indonesia yang beralamatkan di Jl. Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi Bandar Lampung.

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya. Promosi yang dilakukan oleh Sekolah Tunas Mekar berupa membagikan menyebarkan brosur, memasang spanduk dan pamflet , dan memasang iklan dikoran.


(24)

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

Orang yang berpengaruh terhadap penyajian jasa di sekolah Tunas Mekar Indonesia agar dapat mempengaruhi persepsi pembeli meliputi semua

perangkat sekolah, seperti kepala sekolah , kepala departemen , wakil kepala sekolah , guru , dan staff.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi.

Lingkungan fisik dimana perusahaan menyampaikan pelayanan jasa dan berinteraksi kepada konsumen terjadi di sekolah Tunas Mekar Indonesia.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

Proses penyajian jasa yang terjadi di Tunas Mekar Indonesia salah satunya adalah terjadi hubungan timbal balik antara perangkat sekolah dan konsumen.


(25)

Berdasarkan pemaparan, dapat diketahui bahwasannya dalam satu persaingan yang harus dimiliki dan dilakukan oleh sekolah Tunas Mekar Indonesia adalah dengan menerapkan bauran pemasaran yang diharapkan nantinya akan dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk membahas dan meneliti masalah yang berkaitan dengan penerapan bauran pemasaran serta

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan pada latar belakang yaitu terjadinya persaingan antar sekolah dasar swasta yang ada di Bandar Lampung yang di jelaskan dengan Tabel 1.1 Biaya Sekolah pada beberapa sekolah swasta di Bandar Lampung jenjang SD di mana biaya sekolah di Tunas Mekar Indonesia paling mahal di bandingkan sekolah lainnya.

Maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu Apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung .

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, proses ) terhadap keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung.


(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitin ini dapat memberi informasi kepada sekolah Tunas Mekar Indonesia sehingga dapat digunakan untuk menentukan kebijaksanaan pengambilan keputusan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam penerpan pengetahuan dari teori yang diterima serta menambah ilmu pengetahuan dan kepustakaan.

1.5 Kerangka Pikir

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.

2. Harga (price)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya.


(27)

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa

Menurut Philip Kotler (2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian.


(28)

Paradigma Penelitian :

Sumber Philip Kotler(2005:202)

Sumber : Yazid (2005:19)

Gambar 1. Bagan paradigma penelitian bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia

1.6 Hipotesis

Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian pada sekolah Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung.

Bauran Pemasaran (X)

Produk (X1)

Harga (X2)

Distribusi (X3)

Promosi (X4)

Orang (X5)

Bukti Fisik (X6)

Proses (X7)

Keputusan Pembelian (Y)


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemasaran Jasa

2.1.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Tetapi kebanyakan orang telah salah mengartikan dan menganggapnya bahwa pemasaran sama dengan penjualan dan promosi. Ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi menjadi tidak penting, tetapi keduanya lebih merupakan bagian dari bauran pemasaran yang lebih luas. atau

seperangkat fungsi pemasaran yang harus dimanfaatkan untuk meraih dampak maksimum dipasar.

Selanjutnya menurut Swastha (2005:10) pengertian pemasaran adalah sebagai

berikut: “Pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.


(30)

Menurut Payne alih bahasa Tjiptono, (2005: 27) mengemukakan bahwa “pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.

Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks bukan hanya penjulan maupun kegiatan penyaluran, tetapi dimulai dari menyelidiki dan mengetahui serta keinginan pelanggan, menentukan produk, menetapkan harga, menentukan cara-cara promosi serta penyaluran barang atau jasa sehingga tujuan untuk dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan konsumen akan tercapai.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan, mengingat semakin banyaknya pesaing dan semakin kompleknya perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perubahan-perubahan ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi perusahaan, kadang-kadang perubahan itu akan mendatangkan peluang dan kesempatan bagi perusahaan atau kadang pula dapat membawa ancaman dan kesulitan bagi perusahaan. Untuk itulah perusahaan harus benar-benar dapat mengamati perubahan-perubahan yang

menyangkut pasar, baik secara ekstern maupun intern.


(31)

Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa.

Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia jasa.

Menurut pendapat Lupiyoadi (2005:5), jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya

dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau

pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat


(32)

lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.

Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud

(intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati (2005:270)

2.1.3 Karakteristik Jasa

Merujuk pada karateristik pemasaran jasa pada umumnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2005:429-433) maka karateristik pemasaran jasa dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tidak Berwujud

Jasa berbeda dengan barang. Jadi barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagaian besar jasa dapat dikaitkan dan didukung oleh produk fisik namun esensi dari apa yang dibeli pelanggan oleh performance yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lainnya.

Jasa bersifat tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, atau didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat melihat hasil dari jasa sebelum ia

menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki


(33)

jasa yang dimilikinya. Oleh karena itu untuk mengurangi ketidakpastian, para

pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Mereka akan menyimpulkan kualitas jasa dari tempat, produk, prosesnya, dan lain-lainnya yang mereka amati. Kesimpulan yang diambil para pelanggan perusahaan jasa, baik atribut yang bersifat objektif dan dapat dikuantitatifkan maupun atribut yang sangat subjektif dan bersifat perceptual.

2. Tidak Terpisahkan

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu di konsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian di produksi dan di konsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada konsep rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan dan

karyawannya.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian perhatian khusus pada tingkat partisipasi / keterlibatan pelanggan dalam proses jasa. Demikian pula halnya dengan fasilitas pendukung jasa sangat perlu diperhatikan dan pemilihan lokasi yang tepat, dalam artian mudah di jangkau oleh pelanggan. Hal ini berlaku untuk jasa, dimana pelanggan yang mendatangi penyedia jasa, maupun sebaliknya penyedia jasa yang mendatangi pelanggan.


(34)

3.Bervariasi

Jasa bersifat sangat variabel karena memiliki banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral/ motivasi karyawan dalam menangani pelanggan, dan beban kerja perusahaan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variability jasa yang sangat tinggi dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu :

a. Melakukan investasi dalam seleski dan pelatihan personil yang baik

b. Melakukan standarisasi proses pelayanan jasa (service-performance process). Hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan suatu cetak biru (blue print) jasa yang menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram alur, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut.

c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan serta survey pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat didekteksi dan dikoreksi.


(35)

4. Tidak Dapat Disimpan

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kondisi seperti ini tidak akan menjadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor musiman. Oleh karena itu, perusahaan jasa harus

mengevaluasi kapasitasnya (subtitusi dari persediaan jasa) guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap biaya dan pendapatan bila kapasitas ditetapkan terlalu tinggi atau terlampau rendah.

Selain itu karakteristik jasa menurut Mursid (2002:116) adalah:

a. Maya atau tidak teraba (intangibility). Karena jasa tidak teraba, maka pelanggan tidak dapat mengambil contohnya seperti mencicipi, merasakan, melihat, mendengar atau mencium sebelum pelanggan membelinya. Oleh karena itu dalam memasarkannya harus menonjolkan jasa itu sendiri. Misalnya perusahaan telepon menguraikan bagaimana pelanggan dapat menghemat biaya pengeluaran melalui pembicaraan telepon.

b. Tak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak terpisahkan dengan pribadi

penjual. Untuk jasa tertentu diciptakan dan dipergunakan habis pada saat yang bersamaan.


(36)

c. Heterogenitas Output dari jasa tidak ada standarisasinya. Setiap unit jasa agak berbeda dengan unit jasa lain yang sama. Misalnya order reparasi seorang montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan order lain. Oleh sebab itu perusahaan jasa harus memperhatikan kualitasnya.

d. Cepat hilang (perishability) dan permintaan yang berfluktuasi. Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Pasaran jasa selalu berubah menurut waktu. Misalnya montir menganggur pada hari kemarin, tidak dapat diganti pada hari ini dan merupakan kerugian selamanya.

2.1.4 Variabel-Variabel Dalam Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran termaksud salah satu acuan dalam menyusun strategi pemasaran yang kedudukannya cukup penting, karena keberhasilan perusahaan mencapai tujuan sangat ditentukan oleh sejauh mana bauran pemasaran dilaksanakan.Hal ini sebagai pertimbangan, bahwa beberapa variabel yang ada dalam bauran pemasaran adalah variabel yang diperhitungkan oleh konsumen dalam menetapkan pembelian suatu produk.

Adapun perangkat atau alat dari bauran pemasaran menurut Yazid (2005:19) adalah sebagai berikut :

1. Produk (product)

Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk.


(37)

Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut.

3. Distribusi (place)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya.

4. Promosi (promotion)

Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasarannya.

5. Orang (people)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Bukti Fisik (physical evidence)

Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi.

7. Proses (process)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

2.2 Keputusan pembelian


(38)

Menurut Angel et all. (2001:31) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.

Menurut Angel et all. (2001:31) orang mungkin memainkan beberapa peran dalam keputusan membeli:

a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan membeli.

c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli

atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli.

d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian

e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan

membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran. Menurut Philip Kotler (2005:202) keputusan pembelian adalah “ karakteristik pembeli dan proses


(39)

2.2.2 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli

konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek menurut Philip Kotler (2005:160), yaitu:

a. tingkah laku membeli yang komplek

b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

c. tingkah laku membeli yang mencari variasi

d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan

selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk


(40)

tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika

konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.

Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti


(41)

dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

2.2.3 Proses Keputusan Membeli

Menurut Philip Kotler (2005:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan

b. Pencarian Informasi c. Evaluasi alternative

d. Keputusan Membeli


(42)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen

kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

Menurut Philip Kotler (2005:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber ini termasuk:

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan. 3. Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen

4. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.

Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi.


(43)

Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif. c. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen

menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali;


(44)

mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.

Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.

d. Keputusan membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang


(45)

diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

2.3 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian

Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.

Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam

mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut


(46)

kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.

Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono (2005:68) sebagai berikut: Bauran pemasaran dan keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan

No. Nama Judul Metode Penelitian Hasil yang

diperoleh

1 Anik Tri Martutik Pengaruh Bauran

pemasaran

terhadap keputusan konsumen

pengguna jasa catering pada PT. SONOKEMBANG WAHANA JAYA MALANG Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory (penelitian penjelasan). Teknik pengumpulan data meliputi Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75,4% variabel keputusan konsumen dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu produk


(47)

wawancara, kuesioner, dan dokumentasie. Sampel yang digunakan sebanyak 68 konsumen yang telah menggunakan jasa catering

(X1), harga (X2), promosi (X3),

orang (X4), bukti fisik (X5), proses (X6). Sedangkan sisanya 24,6% variabel keputusan konsumen akan

dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi. Bandar Lampung. Data yang akan diperoleh dari kualitas pelayanan yang memiliki 5 variabel yaitu, produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.


(49)

Merupakan data yang berbentuk kata – kata bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survei yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuliatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini populasi yang digunakan ialah wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagaian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil sampel dengan menyebarkan kuesioner pada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia.

Peneliti mengambil sampel Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2007) sample yang dinyatakan ideal dan dapat mewakili populasi adalah sampel yang jumlahnya 20 x jumlah variabel. Oleh sebab itu dapat dicari ukuran sampel didalam penelitian ini.


(50)

Jumlah sample yang ideal adalah 20 x 7 = 140 jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel minimum yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 140 orang. Dimana alas an menggunakan sampel menurut Uma Sekaran karena pada penelitian

sebelumnya yang sejenis menggunakan metode tersebut, sehingga untuk menghindari efek bias maka peneliti memilih metode yang sama.

3.3.3 Metode Pengumpulan Sampel

Sedangkan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental, yaitu dengan memberikan daftar kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia yang sedang melakukan aktifitas di Tunas Mekar Indonesia. Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mencari responden yang memakai jasa sekolah Tunas Mekar

Indonesia

2. Meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner.

Membagikan kuesioner secara langsung kepada konsumen Tunas Mekar Indonesia Pusat.

3. Memberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian kuesioner.

4. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

5. Menyeleksi jawaban apabila ditemukan jawaban yang rusak (tidak

lengkap) atau tidak memenuhi syarat.

6. Menganalisis dan mengolah data lalu ditarik kesimpulan dari data tersebut.


(51)

3.4 Data dan Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua, dalam penelitian ini sumberdata yang digunakan adalah:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui observasi, pembagian angket atau kuesioner kepada wali murid dari siswa-siswi sekolah SD Tunas Mekar Indonesia.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada atau data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan

pendukung bagian dari penelitian yang dilakukan, yaitu data yang diperoleh dari instansi tempat dilakukannya penelitian.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, peneliti menggunakan metode, kuisioner. Kuisioner merupakan cara pengumpulan data dengan menyebarkan suatu daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis, yang diserahkan langsung kepada responden yang akan diteliti untuk diisi

Singarimbun (2006). Selanjutnya agar jawaban responden dapat diukur maka

jawaban responden diberi skor. Dalam pemberian skor maka digunakan skala ordinal,

menurut Efendy dan Singarimbun (2006) skala ordinal adalah merupakan cara pengukuran yang berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang


(52)

(responden) terhadap sesuatu. Selanjutnya dalam prosedur skala ordinal ini adalah menetukan menetukan skor atas setiap pertanyaan dalam kuisioner yang disebarkan. Jawaban dari responden dibagi dalam lima kategori penilaian dimana masing-masing pertanyaan diberi skor satu sampai lima.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel Metode yang digunakan adalah metode dengan skala ordinal, yaitu dengan

memberikan pilihan jawaban untuk satu petanyaan, skor tersebut bergeser antara satu hingga lima, yaitu:

5. Sangat setuju

4. Setuju

3. Netral

2. Tidak setuju


(53)

Tabel 3.6.1 Operasional Penelitian

Konsep Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Bauran Pemasaran (X) Produk (X1) Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk didalamnya kualitas produk, desain produk, ciri-ciri produk, merek, dan kemasan produk. Fitur-fitur produk Keunggulan dari pesaing Manfaat produk Ordinal Harga (X2) Jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harganya harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut. Harga yang ditawarkan Diskon Kesesuaian harga dengan layanan yang diberikan Ordinal


(54)

Distribus i (X3) Berbagai aktifitas perusahaan untuk membuat produknya tersedia dan dapat diakses oleh pasar sasarannya. Proses belajar mengajar yang baik Interaksi belajar yang baik Penyampaian Ilmu pada siswa tersampaikan dengan baik Ordinal Promosi (X4) Berbagai aktifitas perusahaan untuk mengkomunika sikan dan mempromosika n produknya kepada pasar sasarannya. Sarana iklan Media promosi Kemenarikan promosi Ordinal Orang (X5)

Semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Penampilan karyawan Tutur kata karyawan Kemampuan menciptakan hubungan baik Ordinal Bukti fisik (X6) Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi. Kondisi gedung Kenyamanan sekolah Fasilitas sekolah Ordinal Proses (X7)

Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dengan mana jasa disampaikan yang

Cara

pembayaran administrasi


(55)

merupakan sistem penyajian atau operasi jasa Respon menghadapi keluhan Kemudahan berinteraksi Keputusan pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Memilih Tunas Mekar Indonesia berdasarkan kebutuhan Membandingka n dengan sekolah lain Pengambilan keputusan Ordinal

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Alat Kuisioner

Menurut Singarimbun dan Effendi (2006 : 122) menyatakan bahwa uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang ada. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Pada penelitian ini pengukuran validitas menggunakan analisis faktor yang merupakan salah satu teknik statistic multivariate. Jika ditemukan korelasi yang


(56)

cukup kuat diantara faktor – faktor pembentuk maka faktor tersebut dinyatakan memang sebagai pembentuk variabel. Besarnya matriks korelasi yang lazim digunakan adalah 0.5 .

1Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2002:154).

Arikunto (2002:171) merumuskan alpha cronbach yang telah dibakukan sebagai berikut :

Keterangan :

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varian butir = varian total

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach


(57)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

3.8.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya tidak dikuantifikasi atau tidak dihitung dan tidak menggunakan analisis matematis. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif agar lebih memahami motivasi dan perasaan konsumen untuk lebih loyalitas pada Tunas Mekar Indonesia. Selain itu dalam metode analisis kualitatif menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat

pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga data yang dihasilkan lebih kaya, manusiawi, tajam dan seringkali lebih membuka wawasan (McDaniel & Gates, 2001:59).

3.8.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya dihitung menggunakan analisis sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Sugiono (2006: 250) uji regresi linier

berganda dapat dilihat dalam persamaan berikut:

Y = a + b1x1+ b2x2+ b3x3+ b4x4+ b5x5+ b6x6+ b7x7+ e Keterangan :


(58)

α = konstanta

b1-b7= koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-7

x1 = produk

x2 = harga

x3 = distribusi

x4 = promosi

x5 = orang

x6 = bukti fisik

x7 = proses

e = standar eror.

3.9 Uji Hipotesis

3.9.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu produk (X1),

harga (X2) distribusi (X3), promosi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7)

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Hasil

pengujian uji F dapat ditemui pada tabel ANOVA (Analysis of Variance) dari output SPSS untuk menjawab hipotesis statistik yaitu:

Ho= variabel X tidak ada pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel Y


(59)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Memperhatikan hasil pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan yaitu bauran pemasaran Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung memberikan pengaruh keputusan pembelian konsumen dapat diterima.

Hasil pengujian hipotesis tersebut didasarkan pada hasil perhitungan secara statistik melalui Regresi Berganda pada tingkat Alpha 5 % yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar R2= 0,499 hal ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 49,9%, sedangkan koefisien R bernalai 0,707 yang mengartikan bahwa semakin nilai koefisien mendekati 1, maka semakin erat hubungan ppengaruh yang terjadi antara variabel X terhadap variabel Y atau 73,4% sedangkan


(60)

sisanya 0,266 atau 26,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak terindentifikasi.

2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilaiα= 5% , F hitung > F tabel (18,818 > 2,01) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian. Jika dinilai dari taraf siginfikansi yaitu 0,05 maka nilai signifikan yang diperoleh pada tabel 0,000 lebih kecil 0,05, ini berpengaruh secara signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t padaα= 5% atauα= 0,05% , secara masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh secara positif terhadap variabel keputusan pembelian (Y), kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima.

5.2 Saran

Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung cukup baik namun belum maksimal. Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran-saran yang dapat diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil yang paling besar variabel tempat, Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia diharapkan mempertahankan, lokasi yang strategis, keamanan yang baik dan kondisi gedung yang nyaman.


(61)

b. Produk sebagai variabel terkecil dari hasil penelitian tersebut. Hal ini harus diperhatikan oleh pihak Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia,

diharapkan meningkatkan kualitas lulusan sekolah dasar Tunas Mekar Indonesia yang lebih baik dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih baik dari lulusan sekolah lainnya, dan meningkatkan faslitas berupa teknologi yang m,enunjang belajar mengajar sehingga memberikan kenyamanan bagi tim pengajar maupun siswa.


(62)

(63)

Angel, et all.2001 Perilaku Konsumen. Edisi ke6. Jilid 1. Binarupa. Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Fandy Tjiptono. (2005). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang

Griffin, Jill.2002.Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It I, Mc Graw Hill, Kentucky.

Hair, J.F. Anderson, R.E, Tatham, R.I. and Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall International: Uk.

McDaniel, Carl dan Gates, Roger. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Salemba Empat: Jakarta.

Mursid.2002. Manajemen Pemasaran. Gramedia Widyasarana indonesia: Jakarta.

Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta


(64)

Stanton,J. William , dkk.2001.Marketing. Edisi ke 12. Erlangga.Jakarta


(1)

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Memperhatikan hasil pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan yaitu bauran pemasaran Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung memberikan pengaruh keputusan pembelian konsumen dapat diterima.

Hasil pengujian hipotesis tersebut didasarkan pada hasil perhitungan secara statistik melalui Regresi Berganda pada tingkat Alpha 5 % yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil uji regresi linier berganda dapat diketahui bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar R2= 0,499 hal ini berarti sumbangan variabel X (bauran pemasaran) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (keputusan pembelian) sebesar 49,9%, sedangkan koefisien R bernalai 0,707 yang mengartikan bahwa semakin nilai koefisien mendekati 1, maka semakin erat hubungan ppengaruh yang terjadi antara variabel X terhadap variabel Y atau 73,4% sedangkan


(2)

80

sisanya 0,266 atau 26,6% dipengaruhi faktor lain yang tidak terindentifikasi.

2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilaiα= 5% , F hitung > F tabel (18,818 > 2,01) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian. Jika dinilai dari taraf siginfikansi yaitu 0,05 maka nilai signifikan yang diperoleh pada tabel 0,000 lebih kecil 0,05, ini berpengaruh secara signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t padaα= 5% atauα= 0,05% , secara masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses berpengaruh secara positif terhadap variabel keputusan pembelian (Y), kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima.

5.2 Saran

Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia di Bandar Lampung cukup baik namun belum maksimal. Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran-saran yang dapat diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil yang paling besar variabel tempat, Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia diharapkan mempertahankan, lokasi yang strategis, keamanan yang baik dan kondisi gedung yang nyaman.


(3)

81

b. Produk sebagai variabel terkecil dari hasil penelitian tersebut. Hal ini harus diperhatikan oleh pihak Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia,

diharapkan meningkatkan kualitas lulusan sekolah dasar Tunas Mekar Indonesia yang lebih baik dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih baik dari lulusan sekolah lainnya, dan meningkatkan faslitas berupa teknologi yang m,enunjang belajar mengajar sehingga memberikan kenyamanan bagi tim pengajar maupun siswa.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Angel, et all.2001 Perilaku Konsumen. Edisi ke6. Jilid 1. Binarupa. Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Fandy Tjiptono. (2005). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang

Griffin, Jill.2002.Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It I, Mc Graw Hill, Kentucky.

Hair, J.F. Anderson, R.E, Tatham, R.I. and Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall International: Uk.

McDaniel, Carl dan Gates, Roger. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Salemba Empat: Jakarta.

Mursid.2002. Manajemen Pemasaran. Gramedia Widyasarana indonesia: Jakarta.

Philip Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta


(6)

Singarimbun dan Effendi. 2006. Metodologi Penelitian Survey.LP3ES. Jakarta

Stanton,J. William , dkk.2001.Marketing. Edisi ke 12. Erlangga.Jakarta