Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

PENGARUH PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA JAMU DI BANDA ACEH
Rusydi Abubakar
Staff Pengajar Jurusan Manajeman
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Email : Rusydi_Abubakar @ yahoo.com
Abstract: An effective marketing program collects all of elemen of the marketing mix into one cohesive program
designed o obtain a company’s terget in order to determine the company’s position towards competition, in
order to win consumers as a target market facing such reality, compnies are required to be able to devlop an
active marketing policy and always follow technological and economical developments. The aim of this study is
to (1) analyze the affect of marketing mix on the purchasing decision of consumers in the jamu industry in Banda
Aceh (2) Knowing what type of the marketing mix element most effect consumers buying the decisions in the
jamu industry in Banda Aceh.The object of the study on independent variable :product, price,promotion and
place. There are 2 methods pf study used,namely th descriptive and verivication methods. The sample in this
study consist of 225 jamu industry consumers scattrd through 3(three) distric in Banda Aceh. The methods of
data collection is documentation, interview and quistionnaries while the data analysis methods is the descriptive
and paet analysis. The results of this study indicate that the elements of the marketing mix simultaneously affect
the consumers buying decision positively and partyaly indicate that the product,price,price and promotion
element have a positive affect,while the place (location) element has a negative effect. At the same time th

marketing mix involving product,price and promotion significantly affect th buyin decision of jamu industry
products in Banda Aceh. The most dominant variable the decision of consumers is th promotion variable,which
an be as high as 28,60 %.
Keywords : Marketing mix, consumer buying decision.
PENDAHULUAN
Era pasar bebas dunia tahun 2020,akan
terjadi liberaliasi ekonomi yan berpangruh trhadap
stuktur pasar yang tidak mengenal lagi batas-batas
antar negara. Persaingan tidak hanya pada skala kota
dn wilayah akan tetapi persaingan kualitas daripad
kuantitas poduk dan pelayanan. Namun selain
tantangan dan persaingan trdapat peluang bagi pelaku
ekonomi untuk ikut memberikan kegiatan pemasaran
yang makin luas.
Dalm erbagai usaha bisnis yang berkmbng
saat ini, baik yang meghsilkan barang maupun jaa,
pern pemasaran sangatlah penting karena merupakan
salah satu fakto kunci penentu kebrhasilan bisnis.
Dengan katalin : pemasaran merupakan inti seluruh
aktivitas bisnis.Ini berkitan dengan fungsi

pemasaran,sebagai penghubung antara prusahaan dan
konsumen (C.M.Lingga Purnama,2001 :1).
Liberalisasi
perdagangan
merupakan
tuntututan adanya globalisasi,
yaitu
suatu
pelaksanaan regim kesepakatn system perdagngan
dunia, hilangnya batas-batas negara yang bias
menghambta kelancarn arus barang, jasa, modal dan
finansial secara internaioanl.Ada dua sisi dari
libralisasi perdgnagn, sisi pertama bahwa liberalisasi
membrikan
peluang
(opportunities),
melalui
penurunan hambtan-hambatan tariff dannon tariff dn
meningkatk akses produk-produk domstik ke pasar
internaional. Sisi kedua, liberlisi perdagnagn juga

menjadi ancaman (threat), karena perdagangan beba
54

menuntut pnghapusan subsidi danproteksi sehingga
dapat membanjirkannay produk-produk asing di
pasar dalam negeri.
Program pemasaran yang efektif meramu
semua unsur-uns0,38ur marketing mix menjadi suatu
program terpadu yang dirancang untuk mencapai
sasaran perusahaan. Pengambilan keputusan tentang
produk,harga, promosi,dan tempat penjualan
hendaknya dapat menciptakan program pemasaran
yang kohesif di pasar sasaran. Dengan demikian
program
pemasaran
menggabungkan
semua
kemampuan pemasaran perusahaan tersebut akan
menjadi sekumpulan kegiatan yang menentukan
posisi perusahaan terhadap pesaing, dalam rangka

bersaing merebut pasar sasaran.
Permintaan obat tradisional (jamu) makin
meningkat. Omset penjualan jamu meningkat 40
prsen setiap tahun. Pada tahun 2000 nilai penjualan
jamu diperkirakan Rp. 800 milliar. Dengan
peningkatan sekitar 38 % berarti nilai pnjualan
menmbus Rp. 1,2 triliun. Adapun hingga akhir tahun
2002, diperkirakan terjadi kenaikan setara,
setidaknya menembus angka penjualan Rp. 1,8
triliun. Yang menggembirakan konsumsi terbesar
jamu tersebut adalah pasar dalam negeri. Artinya
masih banyak konsumen jamu loyal di negeri ini. Hal
ini juga dikuatkan temuan survei MARS (Marketing
Research Specialist) baru-baru ini., bahwa lebih dari
85,40 % konsumen jamu adalah konsumen loyal.
Disebutkan hanya 12,36 % bisa dibujuk untuk pindah

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada
Jamu di Banda Aceh
Rusydi Abubakar


ke merek lain, dan hanya 2,24 % yang berencana atau
siap-siap pindah ke merek lain.
Persaingan bisnis industri jamu yang
semakin ketat, memaksa setiap perusahaan selalu
berebut perhatian konsumen melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, dengan
memperhatikan kecenderungan perubahan sosial,
menganalisis kiat-kiat pesaing dan mengamati
perubahan teknologi,ekonomi,politik dan sosial.
Jika ada pelanggan yang menghentikan
pembeliannya atau pindah ke produk lain, perlu
disikapi sebagai suatu perubahan perilaku konsumen.
Perubahan perilaku konsumen semacam ini harus
dilihat sebagai kenyataan yang buruk.
Identifikasi Masalah
Sejauhmana pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran
oleh industri jamu terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen produk jamu di
Banda Aceh. Dan bauran pemasaran yang mana

pengaruhnya paling besar terhadap pengambilan
keputusan pembelian konsumen pada industri jamu.
Hipotesis
Sedangkan sub hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
1. Produk berpengaruh terhadap proses
keputusan pembelian konsumen pada
industri jamu di Banda Aceh.

2.
3.
4.

Harga berpangaruh terhadap proses
keputusan pembelian konsumen pada jamu
industri di Banda Aceh
Promosi berpengaruh terhadap proses
keputusan pembelian konsumen pada
industri jamu di Banda Aceh.
tempat berpengaruh terhadap proses

keputusan pembelian pada industri jamu di
Banda Aceh

Tinjauan Pustaka
Kotler (2000:4), pemasaran pada umumnya
di
pandang
sebagai
tugas
untuk
menciptakan,memperkenalkan, dan menyerahkan
barang dan jasa,pengayaan pengalaman, peristiwa,
orang, tempat,kepemilikan, organisasi, informasi dan
gagasan.
Etzel,et.al (1997:60) bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan
inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu :
produk,harga,tempat,dan
promosi.
Sedangkan

menurut Mc Charthy dalam buku Kotler (2000:15)
mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ke dalam
empat kelompok yang dikenal dengan P dari
pemasaran, yaitu : product,price,place, and
promotion.

(Indriyo,1999 :111), hal ini digambarkan dalam
Gambar 1.

Sumber : Gito Sudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Pemasaran BPFE. Yogyakarta. (Hal.111).
Etzel et al. (1997:193)

55

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

‘’ Product I a set of tangiable and attributes, which
may include packing,colour, price,quality,and brand,
plus the seller service and reputation. A product may
be a good, service,place, person,or idea’’.

Baruan produk menurut Kotler (2000 : 398),
pruduct mix is the set of all products and items that a
particular seller offers for sale. Jadi baruan produk
adalah sekumpulan dari semua produk dan item
produk seperti macam produk, kulaitas produk,
rancangan produk, ciri-ciri produk, merek produk,
kemasan produk, ukuran produk, pelayanan, jaminan
dan pengembalian serta atribut lainnya yang secara
khusus para penjual menawarkan untuk dijual kepada
para pembeli penilaian pelanggan terhadap produk
industri jamu. Dapat dilihat dari sisi kemasan,dalam
hal ini menurut Arnold (1996:224) kenyataan bahwa
nilai-nilai inti dari merek cukup konsisten untuk
memungkinkan desain kemasan adalah sesuatu yang
penting Menurut Stanton (1996:269) menyatakan
Harga
Tinggi
1.Strategi premium
4. Strategi penetapan
terlalu tinggi

7. Strategi peneuri

harga

bahwa merek membedakan produk atau jasa sebuah
perusahaan dari produk saingannya. Dalam kaitannya
dengan produk
industri jamu, perusahaan
memproduksi selera dan kondisi ekonomi (daya beli)
masyarakat, walupun produk industri jamu
bentuknya kecil, tetapi mutunya baik dan manjur.
Harga sering menjadi factor penentu dalam
pembelian,disamping tidak menutupi kemungkinan
factor-faktor lain.
Dengan demikian harga menjadi lebih
penting bagi konsumen sebagai tanda dari apa yang
diharapkan. Menurut Macrae (1996: 131), pembeli
baik yang baru maupun yang lama menggunakan
harga sebagai suatu seleksi terhadap citra kualitas
suatu merek. Berdasarkan kualitas dan harga menurut

Kotler
(2000:520)
menunjukkan
sembilan
kemungkinan strategi harga – kualitas seperti
disajikan seperti pada Gambar 2.

Sedang
2. Strategi nilai-tinggi
5. Strategi nilai menengah

Rendah
3. Strategi nilai super
6. Strategi nilai baik

8. Strategi yang sesungguhnya
tidak menghemat

9. Strategi penghematan

Sumber : Kotler,2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta (hal. 520).
Dalam pengertian umum bauran pemasaran
menurut Kotler (2000:490) tempat adalah sebagai
berikut :
Faktor tempat atau place berarti marketing
channel (distribution channel) are sets of
interdependent organization involved in the process
of making a products or service available for use or
consumption.
Sedangkan menurut Etzel,et al (1997:43)
adalah sebagai berikut :
‘’ Distribution channel consists of the set
of people firms involved in the transfer of title to a
product as the product moves from producer to
ultimate consumer or business user’’.
Untuk
mengantisipasi
kesenjangan
diantara produsen dan konsumen, maka Keegan
(1996:128) menawarkan alternatif struktur aliran
saluran distribusi produk sebagai berikut : pemilik
pabrik produk konsumen dapat menjual langsung
kepada pelanggan (menggunakan katalog atau
materi cetakan yang lain), lewat toko sendiri
ataupun dengan alternatif strukur yang lain untuk
produk konsumen
Menurut Sutisna (2000:39). Iklan untuk
produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan
seharusnya ditampilkan sesering mungkin untuk
mengingatkan konsumen. Sedangkan Supranto
(2000:44) menyatakan bahwa seorang pelanggan
yang loyal akan membicarakan hal-hal yang bagus
tentang produk atau perusahaan yang Selanjutnya
Arnol (1996:177) menyatakan :
56

‘’Promosi yang pada akhirnya akan menghasilkan
bahwa konsumen naiknya tingkat penjualan. Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa konsumen yang
membeli berdasarkan kebiasan, biasanya tidak
begitu mengingat apa-apa yang akan dibelinya.
Keinginan untuk membeli produk sering muncul
ketika konsumen diingatkan melalui iklan dengan
cara melihat produk itu di toko’’.
Berdasarkan beberapa pendapat pada
pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
perusahaan guna memberikan informasi dan
promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
perusahaan guna memberikan informasi dan untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen melalui
beberapa media
sesering mungkin untuk
membangun kedekatan produk industri jamu
dengan para pedagang dan konsumen dengan
harapan agar tertarik untuk membeli produk yang
ditawarkan.
Perilaku konsumen menurut Louden dan
Delta dalam Marius P. Angipora (1999:94), adalah
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
individu
dalan
upaya
memperoleh
dan
menggunakan barang dan jasa (evaluasi,
memperoleh, menggunakan barang atau jasa).
Dilihat dari derajat keterlibatan konsumen
menurut Kotler (2000 : 177),maka terdapat tipe
atau sudut pandang pengambilan keputusen
keterlibatan tinggi (high involvement) dan
keterlibatan rendah(Low Involvement).

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada
Jamu di Banda Aceh
Rusydi Abubakar

Gambar 3. Empat Tipe Perilaku Konsumen.

Significant Differences between

High Involvement

Low Involvement

Complex Buying Behavior

Variety-seeking Buying Behavior

Dissonace-reducing

Habitual Buying Behavior.

Bands
Faw Differences between Bands

Buying

Behavior
Sumber : Kotler,2000.Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prenhallindo. Jakarta. (hal.177).
Metedologi
Penelitian ini menganalisa pengaruh bauran
pemasaran industri jamu terhadap proses keputusan
pembeli konsumen. Objek penelitian untuk variable
bebas/independent variable adalah bauran pemasaran
dengan sub variable yaitu : produk,harga.promosi
dan tempat.
Objek penelitian lainnya sebagai variabel
terikat/Dependent Variabel adalah keputusan
pembelian konsumen. Yang dijadikan respon adalah
pengguna produk jamu. Untuk menganalisa objek
penelitian ini dipergunakan pendekatan deskriptif dan
variatif, melalui analisis jalur (Path Analysis).
Manajemen penelitian ini merupakan
pendekatan Ilmu Ekonomi Terutama dari ilmu uang
memfokuskan pada bidang Manajemen Pemasaran
secara khusus pada aspek bauran pemasaran dan
pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian
konsumen pada industri jamu di Banda Aceh.
Variabel-varibel dalam penelitian pengaruh
pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses
keputusan-keputusan pembelian konsumen pada
indutri jamu Di Banda Aceh terdiri dari :
1. Variabel bebas/independent variabel (Variabel
X) adalah bauran pemasaran. Sub variable :
produk (X1),harga (X2), promosi(X3) dan
tempat (X4).
2. Produk terikat/Dependent variabel (variabel Y)
adalah proses keputusan pembelian konsumen.
Unit observasi pada penelitian ini adalah industri
jamu Kota Banda Aceh untuk mendapatkan data
sekunder,konsumen produk jamu yang ada di
Banda Aceh untuk mendapatkan data primer
sebagai unit analisis dalam penelitian ini.
1. Dalam penelitian ini ukuran sample untuk
konsumen
(responden)
ditentukan
berdasarkan bentuk pengujian statistik yang
akan digunakan untuk menguji hipotesis.
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan
Analisis Jalur (Path Analysis). Dengan
demikian ukuran sample minimal untuk
analisis jalur ini, dapat ditentukan melalui
rumus ukuran sample minimal untuk ukuran
korelasi koefisien yang dilakukan secara
iteratif (perhitungan berulang-ulang)
Menentukan ukuran sample secara iteratif
dengan langkah sebagai berikut :

a.

Pada iterasi pertama
sebagai berikut :

2.

3.

dipergunakan

rumus

Apabila ukuran sample minimal pada iterasi
pertama dan iterasi kedua harganya sampai
dengan bilangan yang satuannya sama,
maka iterasi berhenti. Apabila belum sama,
lakukan iterasi ketiga dengan menggunakan
rumus 4b, demikian seterusnya sampai
ukuran sample yang akan ditentukan sudah
sama baru berhenti.
Berdasarkan keterangan di atas dalam
penelitian ini diambil :

57

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Pada iterasi pertama ini diperoleh sample
sebanyak 75 orang responden yang ditetapkan secara
random.
Iterasi kedua :
Jumlah sample pada iterasi kedua dapat
dihitung dengan rumus diatas sebagai berikut :

frekuensi dan proporsi. Sedangkan mengetahui
tingkat masing-masing item dari variabel maupun
antar variabel penelitian digunakan teknik
perbandingan skor total responden terhadap skor
maksimumnya.
Untuk dapat mencapai tujuan yaitu
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung dari masing-masing variabel bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen
dan menguji hipotesis penelitian, maka teknik analisi
data digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis).
Menurut Harun Al-Rasyid (2001:7), langkah kerja
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Gambar 4

Berdasarkan perhitungan iterasi kedua
diperoleh sample sebanyak 75 orang responden yang
hampir sama dengan hasil iterasi I. Selanjutnya untuk
menentukan banyaknya sample pada masing-masing
kecamatan di hitung dengan metode alokasi
proporsional
menurut (Moh. Nazir,1999:361)
sebagai berikut :

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
bauran pemasaran yang diterapkan oleh industri
jamu, dari hasil angket setiap item pertanyaan dicari
besarnya persentase dengan menggunakan rumus :

Rumus
di
atas
digunakan
untuk
menganalisis deskriptif dimana respon jawaban
responden pada setiap item digunakan perhitungan
58

Analisis dan Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner
terhadap 225 orang responden yang berada di Kota
Banda Aceh, khususnya yang berada di Kecamatan
Baiturrahman, Kuta Alam, dan Kecamatan Syiah
Kuala. Karekteristik responden disajikan pada
Tabel.1
Tabel 1. Karekteristik responden Pengguna Produk
Jamu Saat ini
No
Uraian
Frekuensi
Persentase
(%)
1
Ya
212
94,22
2
Tidak
13
5,78
Jumlah
225
100,0
Sebagian besar konsumen industri jamu
mengkonsumsi jenis jamu kesehatan, yaitu sebanyak
51,11 persen atau 115 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar konsumen mengkonsumsi
jamu hanya untuk menjaga atau memulihkan
kesehatannya saja, bukan digunakan sebagai obat
untuk menyembuhkan penyakit. Perincian mengenai
jenis produk jamu yang dikonsumsi industri jamu
disajikan pada table 2.

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada
Jamu di Banda Aceh
Rusydi Abubakar

Tabel 2 Jenis Produk jamu yang Dikonsumsi
No
Jenis jamu
Frekuensi
Persentase
(%)
1
Jamu Kuat
48
21,33
2
Jamu
115
51,11
kesehatan
3
Jamu
62
27,56
Kecantikan
Jumlah
225
100,00
Alasan konsumen dominan mengkonsumsi
produk jamu adalah karena mutunya. Hal ini
menunjukkan konsumen memulai pembelian terlebih
dahulu sehingga menentukan manfaat produk jamu.
Kemudian alasan kemudahan mendapatkan penjualan
untuk membeli karena hal ini berhubungan dengan
tersedia dan mudah tidaknya produk jamu ada dekat
dengan tempat tinggal konsumen. Karena alasan
harga berhubungan dengan daya beli konsumen
terhadap jenis produk industri jamu.
Alasan konsumn di atas, menunjukkan konsumen
produk jamu melakukan proses keputusan pembelian
karena mutu atau kualitas dn kemudahan
mendapatkan tempat penjualannya.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
analisa jalur (path analysis). Pengaruh pelaksanaan
bauran pemasaran (X) terdiri dari produk (X1),harga
(X2), promosi (X3), dan tempat (X4) di mana semua
variabel
tersebut
adalah
variabel
bebas
(independent).
Sedangkan
variabel
terikat
(dependent) dalam penelitian ini pengambilan
keputusan pembelian konsumen (Y), disamping itu
terdapat variabel residual yang diberi lambang (ε).
Nilai koefisien jalur dari persamaan
struktural tersebut, perlu dilakukan pengujian
signifikannya, untuk mengetahui kebermaknaan
variabel bebas Xi mempengaruhi variabel tidak bebas
(Y), melalui dua langkah pengujian koefisien jalur,
yaitu langkah pertama pengujian hipotesis secara
simultan, sedangkan langkah kedua dilakukan
pengujian hipotesi secara parsial.
Pengujian secara simultan berfungsi menilai

kebermaknaan seluruh koefisien jalur variabel bebas
terhadap koefisien jalur variabel tidak bebas, dan
pengujian secara parsial, menilai kebermaknaan
masing-masing koefisien jalur dari variable bebas
terhadap koefisien jalur dari variabel tidak bebas.
Secara statistik, dalam pengujian hipotesis secara
simultan digunakan uji F (Bahren-Fisher), sedangkan
secara parsial dilakukan uji t-student.
Hasil analisis pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa variable bebas mempengaruhi
variable tidak bebas, artinya bahwa variable produk
jamu (X1), harga jamu (X2), promosi jamu (X3),dan
tempat penjualan jamu (X4) berpengaruh terhadap
proses keputusan pembelian konsumen. Secara
matematis, hasil pengujian tersebut dirumuskan
dalam persamaan :
Y=0,452748 X1 + 0,332349 X2 + 0,529537
X3 + 0,50156 X4
Hubungan matematis ini menunjukkan nilai Fhit
sebesar 158,8573796, sedangkan nilai F0,05 adalah
sebesar 2,407, sehingga Fhit > F0,05, berarti Ho
ditolak (signifikan).
Besarnya pengaruh variable bebas terhadap
variable tidak bebas dapat dilihat melalui nilai
koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar
0,7428, yang berarti bahwa variasi keputusan
pembelian konsumen pada industri jamu dipengaruhi
oleh produk jamu (X1), harga(X2), promosi jamu
(X3) dan tempat penjualan jamu (X4) sebesar 74,28
persen. Sedangkan sisanya sebesar 25,72 persen
ditentukan oleh variable lainnya. Dengan kata lain,
sebenarnya keputusan pembelian konsumen pada
industri jamu tidak hanya ditentukan oleh variabelvariabel tersebut,tetapi ditentukan juga oleh faktorfaktor lainnya.
Secara statistik,hasil analisis dan pengujian
hipotesis secara simultan menunjukkan hasil yang
signifikan, untuk itu perlu dilakukan pengujian
hipotesis secara parsial melalui uji t-student. Untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variable bebas
(Xi) terhadap variable tidak bebas (Y) disajikan pada
Table 3.

Tabel 3. Hasil Analisis pada Koefisien Jalur X1,X2,X3, dan X4 terhadap Y Secara Parsial.
Pengaruh
Nilai Koefisien Jalur
t-hitung
t0,25
Keputusan
X1,X2,X3,X4
terhadap Y
Pengaruh
0,452748188
13,103
1,960
Ho ditolak
X1 Terhadap Y
Pengaruh
X2 0,332348555
9,7251
1,960
Ho ditolak
Terhadap Y
Pengaruh
X3 0,529537138
15,313
1,960
Ho ditolak
Terhadap Y
Pengaruh X4
0,050155609
1,459
1,960
Ho diterima
Terhadap Y
0,507130
Pengaruh εI
Terhadap Y

Kesimpulan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Non Signifikan

Sumber : Hasil Analisis

59

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Tabel 4. Persentase Pengaruh Variabel X1,X2,X3 dan X4 terhadap Y
Variabel Independen

Pengaruh
Langsung (%)

Pengaruh Tidak Langsung
X1
X2
X3

X1
16,93
X2
9,12
-1,51
X3
23,16
4,39
X4
0,21
0,17
Pengaruh X1,X2,X3 dan X4 secara simultan terhadap Y
Pengaruh Variabel lain (ε) terhadap Y
Total
Untuk menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur
agar digunakan atau tidaknya trimming theory dapat
dilihat dari nilai thitung pada Tabel 4 di atas. Dari
Tabel
4
diketahui
bahwa
produk
jamu
(X1),harga(X2),promosi jamu (X3) secara statistik
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian
konsumen, sedangkan tempat penjualan jamu (X4)
secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen. Tidak berpengaruh
disini bukan berarti tidak ada pengaruhnya sama
sekali terhadap keputusan pembelian konsumen, akan
tetapi pengaruhnya sangat kecil sekali didalam
sample sehingga secara statistik di dalam populasi
tidak teruji.
X4 secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap
proses keputusan pembelian konsumen disebabkan
antara lain :
1. Secara umum, perusahaan jamu sudah
berada
ditempat
konsumen,sehingga
menyebabkan tempat kurang berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan
pembelian konsumen.
2. Selain pabrik yang sudah berada lingkungan
konsumen, selain itu pedagang perantara
juga banyak menjual produk jamu disekitar
lingkungan konsumen.
Berdasarkan paradigma diatas, maka dapat
diketahui besarnya pengaruh variable (X1)
secara parsial terhadap proses keputusan
pembelian konsumen (Y) dengan trimming
theory. Untuk lebih jelasnya tentang pengaruh
masing-masing variable Xi terhadap Y baik
pengaruh langsung, tidak langsung maupun
pengaruh total dapat dilihat pada table.4
Pengaruh langsung setiap variable X terhadap Y
ditentukan oleh koefisien jalurnya masing-masing
yaitu Pyx1,Pyx2,Pyx3,Pyx4 sedangkan pengaruh Xi
melalui rxixj oleh Pyxi,Pyxj.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpualan sebagai berikut :
1. Dari pengujian statistik ternyata pengaruh
pelaksanaan bauran pemasaran produk industri
jamu di Banda Aceh secara simultan
60

-1,51
0,67
0,24

2.

4,39
0,67
0,38

Total
X4
0,17
0,24
0,38
-

Sub
Total
3,05
-0,59
5,44
0,79

19.98
8,53
28,60
1,00
58,11
41,89
100,00

berpengaruh
positif
(58,11%)
hal
ini
dicerminkan
dari
tanggapan/pertimbangan
konsumen atas masing-masing indikator bauran
pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi
dan distribusi atau tempat industri jamu di Banda
Aceh. Dan jika dianalisis secara parsial produk
berpengaruh
positif,harga
berpengaruh
positif,promosi
berpengaruh
positif
dan
distribusi atau tempat berpengaruh negatif
terhadap keputusan pembelian konsumen. Dan
juga yang tidak bisa diabaikan oleh industri jamu
di Banda Aceh yaitu faktor lain yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
yaitu sebesar (41,89%)
Pengaruh bauran pemasaran terhadap proses
keputusan pembelian konsumen yang paling
dominan dari unsur bauran yang terdiri dari :
A. Bauran produk yang dilaksanakan oleh
industri jamu mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen pada industri jamu di Banda Aceh
(19,98%)
B. Bauran harga yang dilaksanakan oleh industri
jamu mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen pada
industri jamu di Banda Aceh (8,53%).
C. Bauran promosi yang dilaksanakan oleh
industri jamu mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap proses keputusan pembelian
konsumen pada industri jamu di Banda Aceh
(28,60%)
D. Ditribusi atau tempat yang dilaksanakan oleh
industri jamu tidak mempunyai pengaruh non
signifikan terhadap proses keputusan pembelian
konsumen pada industri jamu di Banda Aceh
(1,00%)

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen pada
Jamu di Banda Aceh
Rusydi Abubakar

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, David. 1996. Pedoman Manajemen Merek
(Terjemahan). PT. Ketindo Soho. Surabaya.
Basu Swastha. 1997. Manajemen Pemasaran
Modern. Edisi ke-2, Liberty. Yogyakarta.
. 1999. Manajemen Penjualan. BPFE,
Yogyakarta
Balai Besar POM Banda Aceh, 2002. Daftar NamaNama Industri Jamu di Propinsi Nangroe
Aceh Darussalam. Banda Aceh
Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen
Pemasaran Suatu Pendekatatan Strategis
dengan Orientasi
Global. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Brannan, Tom. 1998. Pedoman Praktis untuk
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
(Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Buchari Alma. 1998. Manajemen Pemasaran dan
Pemasaran Jasa. Edisi ke-2. Penerbit
Alpabeta. Bandung.
C.M. Lingga Purnama. 2001. Strategic Marketing
Plan, Panduan Lengkap dan Praktis
Menyusun Rencana Pemasaran yang
Strategis dan Efektif. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Cravens, David W. 1999. Pemasaran Strategis. Edisi
ke-4. Alih Bahasa :Lina Salim. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Dyah Hasto Palupi. 2002. Membedah Jurus
Pemasaran Jamu Tradisional. Tabloid
Marketing No. 11/II/4 Edisi 17 Juli 2002.
Engel, James F, Roger D. Blackwell, Paul W.
Miniard. 1994. Consumer Behavior. 6th
edition. The Dryden Press. Chicago
Etzel, Michael J, Walker, J. Bruce William J.
Stanton. 1997. Marketing, Eleven Edition
McGraw-Hill Companies, Inc, North
America.
Fandy Tjiptono. 2000. Strategi Pemasaran. Penerbit
Andi Offset. Yogyakarta.
Gerson, F, Richard. 1994. Marketing Strategis For
Small Businesse. Crisp Publications
Gonsalves, Karen P. 1998. Service Marketing, A
Strategic Approach. Prentice-Hall. Upper
Sanddle River. New Jersey.
Hanibal Prajogo. 1998. Analisis Kepuasan Anggota
Perorangan Tahun 1997 Atas Pelaksanaan
Atribut-atribut Bauran Pemasaran Eldorado
Executive Club Bandung, Universitas
Parahyangan. Bandung.
Harun Al-Rasjid. 1994. Analisis Jalur (Path
Analysis) Sebagai Sarana Statistika Dalam
Analisa Kausal. Laboratorium Pengabdian
Pada Masyarakat dan Pengkajian Ekonomi
(LP3ES), Fakultas Ekonomi Universitas
Padjajaran. Bandung.
Heny Hendrayati. 2002. Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa Terhadap Pengambilan Keputusan
Konsumen untuk Berlangganan Harian

Umum Pikiran Rakyat di Wilayah Kota
Bandung. (Tesis). Universitas Padjajaran.
Bandung.
Hitt. Michael A, R. Duane Ireland, Robert E.
Hoskinson. 1997. Manajeman Strategis
Menyongsong
Era
Persaingan
dan
Globalisasi. Alih Bahasa : Armand
Hediyanto. Penerbit Erlangga. Jakarta
Indriyo Gitosudarmo. 1999. Manajemen Pemasaran.
BPFE. Jakarta
Keegan, J. Waren. 1996. Manajemen Pemasaran
Global (Terjemahan). PT. Prenhallindo.
Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. The
Millenium
Edition.
Prentice
Hall
International Inc. USA.
. 2000. Manajemen Pemasaran
Edisi
Milenium
(Terjemahan).
PT.
Prenhallindo. Jakarta.
Gary Amstrong 2001, PrinsipPrinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi ke-8. Alih
Bahasa. Damos Sihombing. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
1998. Dasar-Dasar Pemasaran.
Edisi ke-2. Alih Bahasa : Alexander
Sindoro.Prenhallindo. Jakarta.
Marius P. Angipora. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Macrae, Chris. 1996. The Brand Chatering
Handbook. Addision Mesly Longman
Limited and The Economist Intelligence
Unit.
Mueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes :
A Handbook for Research & Practioners.
Teacher College Press.
Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Peter. Paul J. dan Jerry C. Olson. 2000. Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Erlangga. Jakarta
Porter. Michael E. 1997. Strategi Bersaing Teknik
Menganalisis Industri dan Pesaing. Alih
Bahasa : Agus Maulana. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Ruslan Rosady. 1995. Aspek-Aspek Hukum dan
Etika dalam Aktivitas Kehumasan. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Schiffman, Leon G ; Leslie Lazar Kanuk. 2000.
Consumen Behavior. Seven Edition,
Prentice Hall International, Inc. Upper
Saddle River. New Jersey
Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi
ke -7. Diterjemahkan Oleh : Yohanes
Lamarto. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sucherly. 1996. Strategi Pemasaran dalam Industri
Kayu Gergajian dan Pengaruhnya Terhadap
Penjualan
(Disertasi).
Universitas
Padjajaran. Bandung.
Sudjana. 1992. Metode Statistik. Edisi ke-4. Tarsito.
Bandung
61

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi.
Alpabeta. Bandung.
Sukirno,
Sadono.
2000.
Pengantar
Teori
Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Surachman Sumawihardja, Suwandi Suparlan,
Sucherly. 1991. Intisari Manajeman
Pemasaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Supranto. J. 2002. Upaya Memuaskan Pelanggan
Agar Menjadi Loyal. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku
Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
,1999
Metodologi
Penelitian
Aplikasi dalam Pemasaran. Edisi ke-2.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Zeitham Valerie A. Bitner, Mary Jo. 1996, Service
Marketing
Rusydi Abubakar, adalah dosen pada Fakultas
Ekonomi Universitas Malikussaleh di
Lhokseumawe, Memperoleh gelar S1 di
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
dan memperoleh Magister S2 (M.Si) di bidang
Pemasaran pada Universitas Padjajaran
Bandung.

62