Perjuangan KH. RP. Mohammad Sya’rani dalam Bidang Pendidikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id santri yang belajar mengaji di pondok pesantren tidak diwajibkan bersekolah dilingkungan pondok pesantren. Para santri dibebaskan menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal di luar pondok pesantren, akan tetapi meskipun dibebaskan dalam memilih lembaga pendidikan, para santri tetap di wajibkan mengikuti proses belajar mengaji di pondok pesantren. “disini meskipun ada sekolah formal dibawah naungan Depag, tapi santri disini bebas sekolah di sekolah luar pondok pesantren ini. Ada bersekolah di SMA 1, ada di SMEA, bahkan ada juga d i MAN”. 36 Lembaga-lembaga pendidikan tingkat Madrasah Aliyah yang dimiliki beberapa pesantren di Pamekasan, karena statusnya masih swasta, maka jika tiba saat ujian negeri mereka pun datang ke Jung Cang Cang untuk mengikuti ujian tersebut. Langkah yang dilakukan Kiai Sya’rani selama ini bukan berarti menghilangkan karakteristik pesantren yang khas, tetapi lebih kepada tuntutan kebutuhan masyarakat menyongsong era yang semankin berkembang, maju, dan modern. Dengan kata lain, kebijakan Kiai Sya’rani membuka lembaga pendidikan formal di pesantrennya merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat yang terus berkembang sesuai dengan konteks jamannya. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, alhasil ternyata pada perkembangan selanjutnya, santri juga membutuhkan hal-hal yang bersifat formalitas, seperti ijazah dan sebagainya guna dijadikan sarana untuk berkiprah di masyarakat. 36 KH. RP M. Thoriq Sya’rani, Wawancara, Pamekasan Madura, 17 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kiai Sya’rani menginginkan agar para santrinya tidak hanya berkiprah di bidang agama saja, tapi harus mampu masuk ke sektor-sektor lain, seperti Birokrasi pemerintahan, Partai Politik, Tentara, Polisi, Pengusaha dan lain-lain. Dengan demikian, pada saatnya nanti akan lahir, Polisi yang santri, tentara yang santri, serta birokrat yang santri. Atas jasanya dibidang pendidikan ini, KH. RP. Muhammad Sya’rani Tjokro Soedarso mendapat penghargaan dari Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri Pamekasan. 37 Langkah Kiai Sya’rani bukan hal yang tabu lagi. Sejumlah pesantren di Madura telah membuka lembaga pendidikan formal, mulai tingkat sekolah dasar bahkan sampai perguruan tinggi. Dan sudah tidak ada lagi anggapan bahwa pesantren yang membuka lembaga pendidikan formal sebagai pesantren yang sekular. Pondok pesantren Darussalam Jung Cang Cang Pamekasan, kini dilanjutkan generasi almarhum Kiai Sya’rani yakni, KH. RP. Thoriq Sya’rani. Kaum santri terbagi dua. Yakni muqimin menetap di pondok dan colokan santri yang berada di pondok pada jam pembelajaran.

D. KH. RP. Mohammad Sya’rani Tjokro Soedarso dalam Bidang Sosial Politik

Setelah perginya bangsa penjajah Belanda dan Jepang dari Indonesia, agenda selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan RI dengan sebaik-baiknya. Namun kedaan semakin tak menentu akibat keegoisan pemimpin politik dalam negeri yang berusaha dengan berbagai cara untuk satu tujuan, yaitu sama-sama 37 KH. RP. Nadjibul Choir, Wawancara, Pamekasan Madura, 17 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ingin memaksakan kehendak untuk memeperoleh kekuasaan dan menjadikan suatu politik sebagai ideologi tertentu untuk dasar berbangsa dan bernegara. Pada fase ini Kiai Sya’rani mengawali perjuangannya melalui organisasi Front Nasional Pamekasan. Tidak lama setelah itu, ia ditunjuk NU sebagai Ketua Ansor Pamekasan, sejak tahun 1960 Ansor Jawa Timur di bawah pimpinan Hizbullah Huda, serta mengadakan konsolidasi organisasi secara intensif. Bahkan sampai tahun 1963, hampir seluruh ranting Ansor memiliki pasukan Drumband dan Banser. 38 Konsolidasi Ansor Jawa Timur ke cabang-cabang membuahkan hasil yang sangat mengesankan, Pemuda Ansor dan Banser senantiasa berada di barisan paling depan dalam menghalau aksi PKI. Hal yang sama juga terjadi pada Ansor di Pamekasan di bawah pimpinan Kiai Sya’rani. Pada fase selanjutnya, terutama saat memasuki era baru pemerintahan Soeharto yang dikenal dengan sebutan Orde Baru Orba , aktifitas Kiai Sya’rani lebih fokus kepada kegiatan-kegiatan yang bernuansa sosial kemasyarakatan dan dakwah, seperti menjadi anggota penggurus NU Pamekasan, menjadi anggota DPD Veteran Jawa Timur, anggota DPD’45 Jawa Timur dan anggota Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia MUI Jawa Timur. 39 Sejak dikukuhkannya Presiden Soeharto pada Sidang Umum MPRS tahun 1968, pemerintah melalui Mayjend. HR. Dharsono menggulirkan ide agar seluruh kekuatan politik berorientasi pada program, dan dilarang berorientasi pada ideologi. Sejak itu pula muncul konsepsi “Dwi Partai” yang dimodulir menjadi 38 Anam, Gerak Langkah Pemuda Ansor Sebuah Percikan Sejarah Kelahiran, 88. 39 KH. RP Nadjibul Choir, Wawancara, Pamekasan Madura. 17 Desember 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id “Dwi Group” 40 , yakni partai politik dan Golongan Karya. Program ini kemudian berkembang kepada penataan format politik baru di era orde Baru berorientasi untuk melanggengkan kekuasan Presiden Soeharto. Pada saat transisi politik itu, Kiai Sya’rani selain menjadi Ketua Ansor Pamekasan juga menjadi anggota DPRD Gotong Royong di Pamekasan. Jabatan Ansor berakhir pada tahun 1969, setelah tidak lagi di Ansor aspirasi politiknya disalurkan melalui partai NU. Pilihan politiknya ini berdasarkan keputusan Ansor yang tetap komitmen untuk berada di garda paling depan dalam memenangkan partai NU menjadi pembela dan penjunjung tinggi yang setia dan terpercaya dari cita-cita partai NU. 41 Pemilu yang pertama kali digelar di era pemerintahan orde baru itu sangat menyakitkan warga NU. Di beberapa daerah di Jawa Timur terjadi benturan keras antara pendukung NU dengan Golkar yang didukung militer. Untuk menekan perolehan suara NU dalam pemilu 1971, segala cara dilakukan oleh Golkar. Tokoh-tokoh NU termasuk kiai banyak yang dijebloskan dalam penjara tanpa sebab yang jelas. Kiai Sya’rani yang kala itu menjadi juru kampanye partai NU, juga tak luput dari bidikan aparat keamanan. Dimanapun beliau manggung untuk berkampanye bagi kemenangan NU selalu diintai dan diikuti oleh aparat. Namun Kiai Sya’rani tidak sedikitpun untuk mengurungkan niatnya untuk mengajak dan menghimbau masyarakat membela dan memilih partai NU. Menyusul kebijakan pemerintahan orde baru, 5 Januari 1973 yang memberlakaukan fusi bagi partai-partai sealiran, maka partai NU pun melebur 40 Anam, Gerak Langkah Pemuda Ansor Sebuah Percikan Sejarah Kelahiran, 120. 41 Yakin, Ulama Pejuang Pejuang Ulama, 147. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kedalam partai Islam hasil fusi, yakni PPP Partai Persatuan Pembangunan. Sebagai konsekuensinya dari kebijakan itu, Kiai Sya’rani yang awalnya aktivis NU, akhirnya juga bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan di Pamek asan dan menjadi ujung tombak kemenangan bagi partai Ka’bah tersebut. 42 Pengalaman selama di PPP tak jauh berbeda pada saat beliau berada di NU, teror dan tindakan represi aparat masih saja terjadi dan berlangsung. Dimana- mana khususnya Pamekasan partai pendukung partai berlambang Ka’bah ini ditekan. Keadaan seperti ini terus berlangsung hingga tiga dasa warsa lebih, terutama dimasa pemerintahan orde baru. Perubahan drastis ketika terjadi reformasi bergulir tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya kekuasaan Soeharto dan munculnya sebuah era baru yang disebut era multi partai. Setelah tidak lagi berkecimpung diorganisasi, khususnya partai politik. Kiai Sya’rani menghabiskan waktunya untuk fokus terhadap pondok pesantrennya, berdakwah dan aktif dalam Majelis Ulama Indonesia MUI Jawa Timur. Pilihan sikapnya meninggalkan gelanggang politik disebabkan karena beberapa hal yang salah satunya saat beliau masih aktif di partai PPP saat itu banyak menyita waktunya, sehingga urusan pesantren dan urusan dalam MUI menjadi terbengkalai. Hal tersebutlah yang menjadi alasan Kiai Sya’rai meninggalkan gelanggang politik, meski beliau mengaku tetap mendukung PPP. 42 Ibid.,149. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 55

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP

KH. RP MOHAMMAD SYA’RANI TJOKRO SOEDARSO Kiai adalah gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama, sebuah gelar yang melekat pada seseorang karena status sosial penting dan mulia. Kiai merupakan status yang dihormati dengan segudang peran yang dimainkannya daam masyarakat. Ia pemimpin Islam yang dipandang masyarakat mempunyai kharisma, baik sebagai pemimpin pesantren atau bukan. 1 Ketokohan dan kepemimpinan kiai sebagai akibat dari status dan peran yang disandangnya, telah menunjukan betapa kuatnya kecakapan dan pancaran dalam kepribadiannya dalam mempimpin pesantren dan masyarakat. Berikut beberapa pandangan masyarakat mengenai figur KH. RP. Mohammad Sya’rani Tjokro Soedarso yang terdiri dari keluarga, serta tokoh masyarakat terhadap KH. RP Mohammad Sya’rani Tjokro Soedarso. 1 Edi Susanto, “Krisis Kepemimpinan Kiai: Studi atas Kharisma Kiai dalam Masyarakat”, ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 1, Maret 2007, 113.