BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motivasi kerja
Robbins dan Judge 2007 mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Siagian 2002 mengemukaan definisi motivasi sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan
organisasi mencapai tujuannya. Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang
bersangkutan. Selanjutnya, Samsudin 2005 memberikan pengertian motivasi sebagai
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan driving force dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan
kehidupan.Chung dan Megginson mendefinisikan motivasi sebagai perilaku yang dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan
dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi
juga berkaitan
dengan kepuasan
pekerja dan
performansi pekerjaan.Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon
pegawai terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul
7
dari dalam diri pegawai agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai tercapai.
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isikepuasan content theory, teori
motivasi dengan pendekatan proses process theory dan teori motivasi dengan pendekatan penguat reinforcement theory. Dalam penelitian ini yang dibahas
hanya teori kepuasan, dimana teori ini diikuti antara lain oleh A.H. Maslow, yang dikenal dengan teori Hirarki Kebutuhan.
a. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya
terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena
tidak mungkin
memahami perilaku
tanpa mengerti
kebutuhannya.Abraham Maslow Mangkunegara, 2005 mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidp 3.
Kebutuhan untuk rasa memiliki sosial, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain 5.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar sebelum mengarahkan perilakunya untuk
memenuhi kebutuhan setelah kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi, maka orang tersebut akan bergerak memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Novitasari 2005 mengembangkan faktor-faktor dominan sumber motivasi yang meliputi:
a. Harapan untuk berprestasi
Semakin tinggi motivasi seseorang untuk berprestasi, maka hasil kerja yang dicapai semakin tinggi berdasarkan kemampuan, pengalaman, dan
kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Kesempatan berkembang
Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja mempunyai kesempatan mengembangkan karirnya untuk mendapatkan posisi yang
lebih tinggi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
c. Upah gaji
Bagi karyawan, gaji memberi arti yang mendalam, yaitu sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan karyawan bersangkutan bersama
keluarganya. Oleh karena itu, gaji dapat mendorong seseorang untuk bekerja. kenaikan gaji dilakukan jika seseorang berhasil dalam pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya. Sehingga dalam hal ini, gaji merupakan penegasan keberhasilannya dalam bekerja. Oleh karena itulah, ketika
seseorang digaji tinggi, maka orang tersebut merasa bangsa dengan prestasi yang diraihnya sehingga dapat digaji tinggi.
d. Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan SDM, terutama dalam hal pengetahuan, kemampuan, keahlian dan sikap.
Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang ilmu yang harus dikuasai pada suatu posisi. Kemampuan yang dimaksud adalah
kemampuan untuk menangani tugas-tugas yang diberikan. Keahlian adalah beberapa keterampilan yang diperlukan agar suatu pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik, sedangkan sikap yang dimaksud adalah emosi dan kepribadian yang harus dimiliki agar suatu pekerjaan berhasil dengan
sukses. Jadi pelatihan dilakukan untuk mengatasi kekurangmampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
e. Komunikasi
Komunikasi yang lancar adalah komunikasi terbuka di mana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam seluruh
organisasi, umpan balik dapat diutarakan dalam suasana saling percaya, orang saling tertarik, saling memperhatikan dan saling menghormati.
Faktor-faktor di atas dikembangkan oleh Novitasari 2005 dalam skala psikologi yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi kerja
karyawan. Skala tersebut akan digunakan pada penelitian ini tanpa mengubah item-item yang telah ditentukan.
2.2. SikapKaryawan