Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu persoalan nasional dalam menghadapi masa depan adalah 1 masalah peningkatan kemampuan pembangunan Development capability 1 . Kemampuan pembangunan yang telah kita miliki sekarang ini perlu kita tingkatkan agar kita tetap bisa mengatasi masalah-masalah pembangunan yang akan datang. Faktor utama yang mendorong peningkatan kemampuan pembangunan adalah faktor dibidang pendidikan, sehingga pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. 2 Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. dan proses pendidikan itu sendiri sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, besar peranannya dalam mencetak SDM yang berkualitas. Matematika merupakan ilmu yang esensial bagi manusia sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi seperti sekarang ini. Menurut Marris Kline : Matematika memberikan bahasa, proses dan teori, yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan. Perhitungan matematika menjadi dasar bagi disiplin ilmu teknik. Metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi. Disamping itu, pemikiran matematis memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur dan musik. Bahkan jatuh bangunnya suatu negara, dewasa ini tergantung dari kemajuan 1 Mochtar Buchori, “ Pendidikan Dalam Pembangunan “, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, 1994 hal 12 2 ibid, hal 14 2 dibidang matematika. 3 Oleh karena itu penguasaan tingkat pemahaman terhadap matematika sangat diperlukan bagi semua siswa selaku penerus masa depan bangsa. Alur pikir dalam matematika sangat membantu seseorang dalam mengkaji permasalahan, sehingga mampu membentuk pola pikir yang konsisten dan tersetruktur. 4 Mengingat akan pentingnya peranan matematika, maka sudah sepantasnya jika matematika diajarkan mulai di sekolah tingkatan dasar sampai di perguruan tinggi. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapan maupun aspek penalaran mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan tekhnologi. Didalam matematika, penalaran mendapat tempat dan peranan khusus dalam pengembangan dan penerapan matematika. Karena ciri utama matematika ialah metode dalam penalaran reasoning. 5 Pengembangan kemampuan penalaran inilah yang akan membantu siswa meningkatkan kemampuan penalaran dalam matematika, sehingga kemampuan penalaran siswa merupakan aspek yang sangat penting. Kemampuan penalaran ini sangat membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah lain, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari. Bahkan menurut Krulik dan Rudnik, kemampuan penalaran merupakan aspek kunci dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis maupun kreatif bagi siswa. 6 3 Herman Hudoyo, ” Strategi Mengajar Belajar Matematika “, Malang, IKIP Malang, 1990 hal 62 4 ibid, hal 64 5 Subanji, “Pembelajaran Dengan Pohon matematika Sebagai Upaya meningkatkan Kreatifitas siswa“, Makalah disampaikan pada workshop pembelajaran matematika kontemporer oleh HMPS TMT STAIN Tulungagung, 12- 14 juli 2007 6 Subanji, “Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Secara Bermakna Untuk Mengembangkan Kemampuan Penalaran Siswa“, Makalah disampaikan pada workshop pembelajaran matematika kontemporer oleh HMPS TMT STAIN Tulungagung, 12- 14 juli 2007 3 Salah satu alasan kegagalan prestasi siswa untuk menunjukkan kemampuan yang sebenarnya ialah siswa kadang-kadang salah mengartikan persoalan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar fakta tentang perkembangan kognitif didasarkan pada jawaban siswa atas pertanyaan-pertanyaan diberikan penguji. Siswa sering menginterpretasikan sebuah jawaban yang dia anggap akan kebenarannya, namun dinilai salah oleh perspektif penguji atau guru. Matematika memang timbul karena pemikirian manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. 7 Wujud dari matematika adalah bahasa yang sangat simbolis. Bahasa matematika banyak yang menggunakan simbul- simbul dan istilah-istilah yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu maka perlu adanya pemahaman tentang simbul-simbul dan istilah-istilah matematika yang merupakan prasyarat utama untuk memahami bahasa matematika. 8 Jean Piaget berpendapat bahwa proses berfikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dan berpikir konkrit ke abstrak berurutan melalui empat periode. Menurut Jean Piaget periode-periode itu adalah: periode sensomotorik 0 sampai 2 tahun, periode praoprasional 2 tahun sampai 7 tahun, periode operasi konkrit 7 tahun sampai 12 tahun, dan periode operasi formal 12 tahun dan seterusnya. 9 Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh Jean Piaget maka peneliti akan meneliti pada periode operasi formal. Karena pada periode ini anak dapat 7 Erman Suherman, Tatang Herman dkk, “Strategi Pembelajaran Matamatika Kontemporer“, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003 hal 7 8 Herman Hudoyo, “ Strategi Mengajar Belajar Matematika “, Malang, IKIP Malang, 1990 hal 64 9 Erman Suherman, Tatang Herman dkk, “ Strategi Pembelajaran Matamatika Kontemporer “, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003 hal 37 mengemukakan alasan tentang hipotesis dan kemungkinan abstrak, demikian pula tentang realitas dan fisik yang konkret. Mereka mencari secara sistematis penyelesaian persoalan. 10 Teori-teori yang telah diberikan guru yang masih sangat abstrak dapat menjadi realita dalam pikiran operasi formal. Siswa yang termasuk dalam kategori periode formal yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung, dengan materi bangun datar, karena materi ini membutuhkan penguasaan penalaran matematika. Matematika dipelajari karena mempunyai tujuan atau obyektif yang harus dinyatakan dengan jelas, sehingga tidak ada penafsiran yang berbeda. Menurut Marger obyektif didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang dikehendaki, yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan sebagai apa pelajar itu bila pelajar itu telah menyelesaikan dengan sukses proses pengalaman belajarnya. 11 Dengan demikian, obyektif ini harus dinyatakan sebagai bentuk klasiflkasi tingkah laku siswa yang melukiskan hasil yang dikehendaki dari pada proses pendidikan, atau sering kita gunakan istilah Taksonomi Pendidikan. Menurut Bloom pembagian utama obyektif pendidikan didalam taksonomi ada tiga bidang tingkah laku yaitu: Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. 12 Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada aspek kognitif yang meliputi ingatan, pengembangan kemampuan dan ketrampilan intelektual. Sedangkan prosesnyapun melibatkan berfikir kritis dan pemecahan masalah. Orang yang mampu mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya sendiri di 10 ibid, hal 42 11 Herman Hudoyo, “Pengembangan Kurikukulum Matematika dan Pelaksanaanya didepan Kelas“, Surabaya, Usaha Nasional, 1979 hal 33 12 ibid, hal 37 5 bidang kognitif, akan jauh lebih efektif dalam mempergunakan konsep matematika yang pernah dipelajarinya. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik ini kurang diperlukan didalam pendidikan matematika. 13 Pada aspek kognitif ini terdiri dari: Pengetahuan knowledge , Pemahaman comprehension, Penerapan atau Aplikasi aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis, Evaluasi evaluation. Karena nantinya yang akan diteliti adalah tahap operasi formal yaitu siswa MTs kelas VIII, maka peneliti hanya mengambil pada tahapan Analisis, Sintesis dan Evaluasi. Karena tahap mengenal, pemahaman dan aplikasi lebih sesuai untuk periode operasi konkrit yaitu usia dibawah 12 tahun. Analisis adalah kemampuan untuk memilah sebuah struktur informasi kedalam komponen-komponen sedemikian sehingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak jelas. 14 Sintesis adalah kemampuan untukmengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik atau sistem. Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk mengkreasikanya menjadi struktur matematika yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya. Salah satunya adalah memformulasikan teorema-teorema matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika. 15 Evaluasi adalah kegiatan membuat penilaian judgement berkenaan dengan nilai sebuah idea, kreasi, cara, atau metode. 16 13 ibid, hal 39 14 Erman Suherman, Tatang Herman dkk, “Strategi Pembelajaran Matamatika Kontemporer“, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003 hal 224 15 ibid, hal 225 16 ibid, hal 225 6

B. Fokus Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 27

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Bangun Datar di MTs PSM Jeli, Karangrejo, Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Luas Bangun Datar Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VII MTs PSM JELI Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Luas Bangun Datar Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VII MTs PSM JELI Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Luas Bangun Datar Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VII MTs PSM JELI Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Luas Bangun Datar Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas VII MTs PSM JELI Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 10