Pembelajaran Kooperatif Deskripsi Teori

19

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya Erman Suherman, 2003: 260. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Menurut Slavin 2005: 10, metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Lima unsur pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan menurut Miftahul Huda 2012: 46 adalah : a. Positive interpendence saling ketergantungan positif Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua pertanggunjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. b. Promotive interaction interaksi promotif Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah : 1 Saling membantu secara efektif dan efisien. 2 Saling memberi saran dan informasi yang diperlukan. 3 Memperoleh informasi bersama secara lebih efektif dan efisien. 20 4 Saling mengingatan. 5 Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. 6 Saling percaya. 7 Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan yang sama. c. Individual accountability akuntabilitas individual Tujuan pembelajaran kooperatif adlam membentuk semua kelompok menjadi pribadi yang kuat. Akuntabilitas individual andalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkual oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. d. Interpersonal skill and small-group skill keterampilan personal dan kelompok kecil Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus : 1 Saling mengenal dan mempercayai 2 Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius. 3 Saling menerima dan saling mendukung 4 Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. e. Group processing pemrosesan kelompok Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi berdasarkan tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara 21 anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Selain itu terdapat sintak dalam pembelajaran kooperatif. Sintak pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase Th. Widyantini, 2008: 6. Tabel 1. Sintak Pembelajaran Kooperatif. Fase-Fase Perilaku Guru Fase 1 : present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar. Fase 2 : present information Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal. Fase 3 : organize student learning teams Mengorganisasikan siswa ke dalam tim-tim Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Fase 4 : assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugas. Fase 5 : test on the materials Material Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 22 Fase 6 : provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus dilakukan dengan cermat. Sejumah elemen perlu dipertimbangkan datam menstrukturisasikan tugasnya. Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah ditunjukannya. Fase kelima guru melaukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsistesn dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam guru mempersiapkan struktur reward kooperatif diberikan kepada tim. Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran kooperatif menekankan pada kegiatan pembelajaran secara berkelompok untuk memperoleh pengetahuannya. Model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan antara lain model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions. 23

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (T P S) terhadap prestasi belajar ditinjau dari sikap ilmiah

0 19 251

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP

0 4 88

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

0 2 23

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 10

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8