Metode Pengembangan Sistem Metode dan Perancangan Sistem

33

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

3.1 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem dalam penelitian ini adalah model proses Prototype. Model prototype Prototyping model merupakan suatu teknik atau proses untuk mengumpulkan informasi tertentu kemudian membangun sebuah model dari sebuah sistem berdasarkan pada kebutuhan pengguna, dengan kondisi pengguna tidak memberikan detail input , proses, dan output . Dalam situasi seperti ini maupun situasi lain, paradigma prototyping bisa memberikan pendekatan terbaik. Model tersebut dapat berupa tiga bentuk: 1. Bentuk prototype di atas kertas atau model berbasis komputer yang menggambarkan interaksi manusia yang mungkin terjadi. 2. Working prototype , yang mengimplementasikan sebagian dari fungsi yang ditawarkan perangkat lunak. 3. Program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang akan dilakukan, tapi masih ada fitur yang masih dikembangkan. Tahapan yang dilakukan dalam memenuhi Prototyping model adalah pengumpulan kebutuhan, perancangan, dan evaluasi prototype. Gambar 3.1 Metode Prototyping Pressman, 2002. Seperti pada semua metode prototyping dimulai dari pengumpulan kebutuhan yaitu mencari tahu apa saja kebutuhan pengguna sistem yang akan di bangun. Dengan perencanaan yang cepat akan dibentuk konstruksi dari prototype . Prototype ini dievaluasi oleh pelanggan dan digunakan untuk mengelola kembali kebutuhan dari perangkat lunak yang dikembangkan. Suatu proses iterasi terjadi, setelah prototype disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, sementara pihak pengembang makin mengerti keinginan pemakai. Perancangan adalah membuat prototype system . Perancangan yang cepat berfokus pada penggambaran aspek- aspek perangkat lunak yang akan dilihat oleh pengguna, seperti tampilan antarmuka pengguna yang cepat ini akan membawa kearah pembuatan program konstruksi dari prototype . Prototype system diserahkan dan dievaluasi oleh pengguna. Umpan balik dari pengguna digunakan untuk memperbaiki kriteria kebutuhan dari perangkat lunak. Hal ini dilakukan berulang-ulang dimana prototype disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, sementara pada saat yang sama pengembang memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang diinginkan pengguna untuk dipenuhi.

3.2 Analisa Kebutuhan Sistem