Peningkatan Keterampilan Servis Pendek Kelompok A
68 selisish rata-rata sebesar 1,5. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi
“Latihan servis pendek dengan repetisi meningkat set tetap lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan servis
pendek pemain bulutangkis putra usia 11-13 tahun di PB. Rajawali Yogyakarta”, diterima.
Pada kelompok B, yaitu eksperimen dengan latihan servis pendek dengan repetisi meningkat set tetap lebih baik dari kelompok A, karena pada
kelompok A, yaitu latihan servis pendek dengan repetisi tetap set meningkat kenyataan yang terjadi pada saat penelitian, atlet merasa jenuh dan bosan
karena t
m
n t
terlalu lama jika dibanding kelompok B. Kejenuhan tersebut mengakibatkan pemain tidak serius dalam melakukan t
m
n t
, sehingga hasilnya kurang baik jika dibanding kelompok B. Pada latihan
servis
pendek dengan repetisi tetap set meningkat latihan selalu diulang-ulang dengan jumlah repetisi yang selalu sama, sehingga atlet dari
kelompok A menjadi jenuh dan bosan pada saat melakukan t
m
n t
. Atlet juga kurang termotivasi pada saat melakukan servis
pendek. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Pate et. al., 1984: 75,
pelatihan dengan menggunakan repetisi lebih tinggi akan menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelatihan yang
menggunakan repetisi lebih sedikit. Gerakan yang dilakukan berulang-ulang selama enam minggu pada ke dua kelompok pelatihan akan terpola sebagai
pengalaman sensoris Guyton dan Hall, 2012: 37. Sehingga pengalaman yang semakin sering dilakukan akan semakin kuat terpola pada sistem saraf.
.
¡
¢ £¤¥ ¦§ ¦
¤¨ ¦© ª ¦§
« ¬ ¦©¦
¬« § « §
¥¦ ¦ ®
¥£ § ¨
¤« ¯§ «®
¯ £© °±²« ¦©
ª¦§ « ¬
¯ £ ©£¬« « ¦©
® ¥¦
© ¯
£ ³´ ¦ ª¦§
¦© ®
¥¦¯¦ ¥«
¦ ³´« ¬
¨ £ §
« ³¯±¬ ¦©
® µ
¦ «
± ¶
·¸ ¹ ¥¦
¯ £© °
¦ ¤ ±ª
¬¦« ª¦© ¥
£ ©° ¦
© ¤
£ ¯ £
« §
« £ ¦¯
§ £
³ £ ©
« ©°
¨¦
£¤ ª¦ ¥ ¦¯
¨ £
£¤ ¦³¯ «
¬¦© §
£¤º« § »¼½¾ ¿ ¼
ÀÁ ¯
£ ©¥ £ ¨
¯ £ ³ ¦
« © ´ ±¬± ¦©°
¨ «
§ ¯±
¤ ¦ ±§
« ¦ ··
 ·
à ¦
ª±© ¥
« Ä ¢
¸ Å
¦²¦ Æ ¦¬«
Ç È°µ
¦¨ ¦ ¤ ¦®
¥ £ © °
¦©
ª «
± ©° É
® Ê ·
Ë
¦ ´£ ¬
Ì ® Ã
¥ ¦ ©
§ « °
¸ Ê
® ÊÊÊ Í
Ê ¸ Ê
ή ¥£©
° ¦©
¯ £©
« ©°
¨ ¦¦© ¯
£¤§ £ ©¦§ £
§ £ ´£ § ¦
¤ ·Î®Î Ï
¸ ̸
¹ ¥¦ ¯
£© ° ¦
¤ ±ª ¬¦« ª¦©
¥ £ ©°
¦ ©
¤ £ ¯
£ «
§ «
³£© «
©° ¨¦
§
£
£ ¦¯
£¤ ª ¦ ¥
¦ ¯
¨ £
£¤ ¦³¯ «
¬¦© §
£¤º« § »¼½¾ ¿ ¼
ÀÁ ¯
£ ©¥ £ ¨
¯ £ ³ ¦
« © ´ ±¬± ¦©°
¨ «
§ ¯±
¤ ¦ ±§
« ¦ ··
 ·
à ¦
ª±© ¥
« Ä ¢
¸ Å
¦²¦ Æ ¦¬«
Ç È°µ
¦¨ ¦ ¤ ¦®
¥ £ © °
¦©
ª «
± ©° ® Ê
ÌÎ Ë
¦
´£ ¬ Ì ® Ã
¥ ¦
© §
« ° ¸
Ê ® ÊÊÊ
Í Ê
¸ Ê Î®
¥£© °
¦© ¯
£ © «
©° ¨ ¦ ¦
© ¯
£¤ § £ ©¦§ £
§ £´£ § ¦
¤ Ì Ê
® Ê
¸ Ã
¸ Ð
¦ «
ª¦© §
£ ¤ º«
§ ¯
£ ©¥ £ ¨
¥ £ ©°¦
© ¤£¯
£ « § «
³ £ ©
« © °¨¦ §
£
£ ¦¯
¬ £´«
ª £
Ñ £¨ «
Ñ ±© ±¨
³ £ ©
« ©°
¨¦ ¨¦©
¨ £
£¤ ¦³¯ «
¬¦© §
£¤ º«
§ » ¼½
¾¿ ¼ ÀÁ
¯ £©¥
£ ¨ ¯
£ ³ ¦
« © ´ ±¬ ±¦©°
¨ « §
¯±¤¦ ±§
« ¦
·· · à ¦ª±©
¥ «
Ä ¢ ¸
Ŧ²¦ Æ
¦ ¬«
Ç È °µ ¦¨¦¤ ¦®
¥ £ © °¦©
§ £ ¬
« §
« ª
¤¦ ¦ ¤¦
¦ ÒÓÔ Õ ÕÖ
Ô Õ
§ £
´£ § ¦ ¤
·®Î¸
.
×
Ø
¡ Ù ¡
¢ £¤¥ ¦§ ¦
¤¨ ¦© ¨
£ § « ³ ¯±¬¦©
¥ «
¦ ¦§
® ª ¦
§ «
¬ ¯
£ © £ ¬
«
« ¦©
« ©
« ´£¤« ³ ¯¬
« ¨¦§
« µ
¦ « ±
¶ Ú
« ¨¦
¦ ¬ £
¥¦ ©
¯ £ ¬ ¦« ª
¦ ª±
´ ¦ª Æ
¦ ¬
¦ « ª¦©
§ £ ¤
º « §
»¼½ ¾
¿ ¼ ÀÁ
¯£ ©¥ £ ¨
¥ £ ©°
¦© ¤
£ ¯ £
« §
«
£ ¦¯ §
£ ³£ ©
« © ° ¨¦
¥ ¦© ¬¦« ª¦©
¥ £© °¦©
¤£¯ £ « §
« ³
£ © «
©° ¨ ¦
§
£ £ ¦¯
³¦³¯± ³£©
« ©°
¨¦ ¨¦©
¨£ £ ¤ ¦³¯
« ¬¦©
§ £¤º« §
»¼½¾ ¿
¼ ÀÁ
¯ £©¥
£ ¨ ®
³¦¨¦ ¬¦« ª¦ ©
« © «
¥¦ ¯¦
¥ « °
±© ¦¨¦© ±©±¨
º ¦
¤« ¦§ «
´£ ©±¨ ¬ ¦
« ª¦
© ¸