85 analisis merupakan pemanfaatan hasil supervisi. Hasil supervisi akademik perlu
ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut supervisi akademik terdiri dari beberapa
indikator yaitu pembinaan supervisi akademik serta rewards dan teguran. Indikator pembinaan supervisi akademik kepala sekolah menurut persepsi guru
dalam kategori baik. Kepala sekolah melakukan pembinaan sesuai dengan hasil penilaian supervisi akademik. Pada indikator Indikator pembinaan supervisi
akademik kepal a sekolah dalam kategori baik tetapi untuk pernyataan “Kepala
sekolah mempertimbangkan hasil supervisi akademik terhadap guru dalam menngikutsertakan guru dalam penataran, seminar, lokakarya, kuliahstudi dan
lain- lain” mendapat skor rendah.
Indikator rewards dan teguran supervisi akademik kepala sekolah menurut persepsi guru dalam kategori baik. Kepala sekolah memberikan penguatan dan
penghargaan kepada guru karena melaksanakan pembelajaran dengan baik atau menghasilkan siswa berprestasi tinggi pada mata pelajaran yang diampu. Kepala
sekolah memberikan teguran yang bersifat mendidik kepada guru karena melaksanakan pembelajaran yang kurang atau tidak baik.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Masing-Masing Sekolah di SMP 2 Sedayu,
SMP N 4 Pandak, SMP N 1 Kretek, SMP N 1 Pundong dan SMP N 2 Pundong
Penulisan ini bertujuan mengetahui persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 2 Sedayu, SMP N 4 Pandak, SMP N 1 Kretek, SMP N 1
Pundong dan SMP N 2 Pundong. Pembahasan pada bagian ini menjelaskan persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah di masing-masing
86 sekolah. Jumlah responden SMP N 2 Sedayu adalah 23 guru; SMP N 4 Pandak
adalah 20 guru; SMP N 1 Kretek adalah 23 guru; SMP N 1 Pundong adalah 31 guru; dan SMP N 2 Pundong adalah 32 guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 2 Sedayu menurut persepsi guru masuk dalam kategori
“baik”, jumlah
frekuensinya sebanyak 12 guru dengan presentase 52,17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 4 Pandak
menurut persepsi guru masuk dalam kategori
“baik”, jumlah frekuensinya
sebanyak 12 guru dengan presentase 60,00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 1 Kretek menurut persepsi
guru masuk dalam kategori
“baik”, jumlah frekuensinya sebanyak 20 guru
dengan presentase 86,95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi kepala akademik sekolah di SMP N 1 Pundong menurut persepsi guru masuk dalam
kategori
“baik”, jumlah frekuensinya sebanyak 16 guru dengan presentase
51,61. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 2 Pundong menurut persepsi guru masuk dalam kategori
“sangat baik”, jumlah frekuensinya sebanyak 18 guru dengan presentase 56,25.
Supervisi akademik kepala sekolah di SMP N 1 Kretek menurut persepsi guru masuk dalam kategori baik tetapi mendapat penilaian terendah dari lima
sekolahan yang diteliti. Kegiatan supervisi di SMP N 1 Kretek yang meliputi perencanaan supervisi akademik, pelaksaaan supervisi akademik, dan tindak
lanjut supervisi akademik harus ditingkatkan agar dapat mengimbangi kegiatan supervisi di sekolah lain. Untuk meningkatkan kegiatan supervisi akademik
87 kepala sekolah di SMP N 1 Kretek dengan meningkatkan kompetensi kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Salah satu upaya meningkatkan kompetensi supervisi
kepala sekolah dapat melalui partisipasi aktif dalam Kelompok Kerja Kepala Sekolah.
C. Keterbatasan Penelitian