PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

(1)

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR

AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

EMA WIDYA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

EMA WIDYA SARI

Masalah dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif?” Metode

penelitan ini adalah Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest

Design. Subjek penelitian berjumlah enam orang siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dari perhitungan perubahan aktivitas belajar sebelum dan sesudah diberikannya layanan informasi dengan menggunakan uji t-test, diperoleh thitung = 8,94, lebih besar dibandingkan dengan ttabel 0,05(6) = 2,015. Karena t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.Yang berarti layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang lebih baik dari sebelumnya setelah dilakukan layanan informasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013.

Saran yang dapat diberikan adalah (1) kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, (2) saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Kata kunci: aktivitas belajar siswa, layanan informasi


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

JUDUL DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 3

3. Pembatasan Masalah ... 4

4. Rumusan Masalah ... 4

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 5

C. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

D. Kerangka Pikir ... 6

E. Hipotesis Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar ... 10

1. Bidang Bimbingan Belajar ... 10

2. Fungsi Bimbingan Belajar ... 10

3. Pengertian Aktivitas Belajar ... 12

4. Jenis-jenis Aktivias Belajar ... 15

5. Bentuk Aktivitas Belajar ... ... 17

B. Layanan Informasi ... 20

1. Pengertian Layanan Informasi ... 20

2. Tujuan Layanan Informasi ... 22

3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi ... 23

4. Jenis-jenis Informasi ... 25

5. Metode Layanan Informasi ... 28

6. Langkah-langkah Penyajian Informasi ... 30

C. Kaitan Layangan Informasi dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar ... 33


(7)

C. Subyek Penelitian ... 37

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

1. Variabel Penelitian ... 37

2. Definisi Operasional ... 38

E. Fokus Penelitian ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 42 1. Gambaran Hasil Pra Layanan Informasi ... 42

2. Deskripsi Data ... 44

3. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Informasi ... 53

4. Data Skor Subyek Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Mendapatkan Layanan Informasi ... 55

5. Pengujian Hipotesis ... 57

2. Pembahasan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah

Aktivitas belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan, aktivitas belajar sendiri merupakan sesuatu hal yang penting dalam keberhasilan belajanya. Aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat

bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang

dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa: “Belajar sambil melakukan


(9)

yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

“Aktivitas belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor intern

yaitu: faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain :

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Dan faktor extern

yaitu faktor yang ada di luar diri individu, antara lain : faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor masyarakat”. (Slameto, 1995)

Setelah melakukan penelitian pendahuluan di SMP Wiyatama peneliti melihat masih terdapat siswa yang tidak melakukan aktivitas belajar, seperti mengobrol di dalam kelas, tidak memperhatikan guru saat pelajaran sedang berlangsung, bahkan sampai ada siswa yang tertidur.

Selain faktor dalam diri yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan aktivitas belajar dalam diri siswa faktor dari luar seperti keluarga, sekolah dan lingkungan juga dapat membantu menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Setelah menemui guru kelas, peneliti menemukan bahwa masih terdapat kekurangan informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Menurut Prayitno (2004:259-260) “layanan informasi adalah kegiatan

memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang

dikehendaki.”

Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk

menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan


(10)

yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.

Alasan mengapa peneliti menggunakan layanan informasi adalah untuk dapat membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang pentingnya aktivitas belajar untuk mencapai suatu prestasi dalam proses pembelajaran. Kurangnya informasi dapat sangat berpengaruh terhadap adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajarannya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penggunaan Layanan Informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Terdapat siswa yang tidak aktif dalam bertanya

2. Terdapat siswa terlihat tidak serius mendengarkan penjelasan guru saat

proses belajar berlangsung

3. Terdapat siswa yang bermalas-malasan saat melakukan praktek belajar

4. Terdapat siswa yang tidak aktif mencatat materi pelajaran

5. Terdapat siswa yang mengobrol saat proses pembelajaran

6. Terdapat siswa yang kurang terampil saat memecahkan masalah

pelajaran


(11)

3. Pembatasan Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah serta dari pengamatan awal yang ditemukan pada fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini hanya

dibatasi pada “Penggunaan layanan informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013”.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan informasi Cara Belajar Aktif dan Efektif ?”.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif pada siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.


(12)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pada bidang bimbingan dan konseling.

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai pengetahuan kegunaan layanan informasi dalam

meningkatkan aktivitas belajar.

2. Memberikan gambaran bagi siswa tentang pentingnya aktivitas

belajar.

3. Memberikan masukan bagi guru bahwa pentingnya layanan informasi

bagi keberhasilan proses belajar.

4. Sebagai bahan masukan pada guru pembimbing untuk memahami

faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya aktivitas dalam belajar.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah pemberian layanan informasi dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.


(13)

D.Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disentesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan. Kerangka berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka berfikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur berfikir peneliti serta keterkaitan antara variable yang diteliti. Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti ajukan maka dapat disusun kerangka pemikiran yang diuraikan dibawah ini:

Liang Gie (1995: 6) mengatakan bahwa: ”Keberhasilan siswa dalam belajar

tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada

sedikit banyaknya perubahan”.

Sedangkan menurut Hamalik (2001: 175) penggunaan aktivitas besar nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun

pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain,


(14)

bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi dalam belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.

Kurangnya informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dapat mengurangi keinginan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Menurut Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.

Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Seperti informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar perlu dapat diberikan kepada siswa didik supaya mereka dapat memahami dan mengetahui keuntungan dari aktivitas belajar.

Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(15)

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar diatas memperlihatkan bahwa siswa kelas VII sebagai subjek penelitian di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang memiliki aktivitas belajar rendah diberikan layanan informasi yang berguna dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Meningkatnya aktivitas belajar siswa memungkinkan siswa memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Selain itu siswa juga dapat siap baik secara fisik maupun mentalnya terhadap hasil belajar.

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan awal terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkan pada hasil kajian terhadap literatur yang relevan dengan bidang penelitian.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Layanan


(16)

Ho : “Penggunaan layanan informasi cara belajar aktif dan efektif tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Aktivitas Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar 1. Bidang Bimbingan Belajar

Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa (Sukmadinata, 2005: 233).

Menurut Syamsu Juntika (2005: 82) Bimbingan belajar dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang lebih optimal.

2. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi utama dari bimbingan belajar adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan


(18)

dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubungannya dengan guru maupun tenaga administrasi. Menurut Ahmadi (2004: 117) fungsi bimbingan ada 4 macam, yaitu:

1. Preservatif : Memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik

dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.

2. Preventif : Mencegah sebelum terjadi masalah.

3. Kuratif : Mengusahakan pembentukan dalam mengatasi masalah.

4. Rehabilitasi : Mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah

diadakan treatmen yang memadai.

Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta, menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institut pendidikan (Sukardi, 2008:56). Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi program-program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul keulitan. (Winkel, 1991 : 125-126).

Bidang ini dapat dirincikan menjadi pokok-pokok berikut :

a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan, dan menjalanin program penilaian.


(19)

b) Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.

c) Pemantapan penguasaan materi program belajar disekolah sesuai dengan

perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

d) Pemantapan pamahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan

budaya yang ada dilingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri. e) Orientasi belajar di perguruan tinggi.

3. Pengertian Aktivitas Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Sten (dalam Dimyati, 2006: 62) berpendapat bahwa guru harus berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Thomas (dalam Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut: mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar.


(20)

Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2002: 67) bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

Senada dengan hal diatas, Gie (1995:6) mengatakan bahwa: keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Sedangkan John (Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Dan Hamalik (2001: 171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau (Sardirman, 1994: 96) yang memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidi-kan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang


(21)

diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknisis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi.

Dilain pihak, Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Dia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

Selanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.


(22)

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Seperti yang

dikemukakan oleh Sardiman (1994: 93) bahwa: ”pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”.

Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan dengan orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.

4. Jenis – jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar meurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001: 172) dibagi dalam 8 kelompok, yaitu:

a. Visual Activities

Yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa yang


(23)

memperhatikan gambar, mengamati ekperimen, mengamati demontrasi, mengamati pekerjaan orang lain dan sebagainya.

b. Oral Activities

Yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, menghapal, dan berpikir. Seperti bartanya, memberikan saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan sebagainya.

c. Listening Activities

Aktivitas yang berhubungan dengan kemapuan siswa dalam

berkonsentrasi menyimak pelajaran. Seperti mendengarkan percakapan, mendengarkan uraian, atau diskusi kelompok, mendengarkan pidato dan sebagainya.

d. Motor Activities

Yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengespresikan bakat yang dimilikinya. Seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi, membuat model, mereparasi dan sebagainya.

e. Writing Activities

Seperti menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, mengerjakan tes, mengisi angket, menyalin tulisan dan sebagainya.

f. Drawing Activities

Seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta, membuat diagram, membuat pola.


(24)

g. Mental Activities

Seperti mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, membuat keputusan dan sebgainya.

h. Emotional Activities

Seperti manaru minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira dan lain-lain.

Aktivitas belajar sangat membantu siswa dalam mengembangkan proses belajar untuk memperoleh prestasi. Dengan demikian siswa dapat memilih dari ke delapan jenis aktivitas belajar di atas.

5. Bentuk Aktivitas Belajar

Menurut Djamarah (2002:39-45), ada beberapa bentuk aktivitas belajar dalam beberapa situasi antara lain

a. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.

b. Memandang

Dalam hal ini memadang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas belajar. Aktivitas memandang dalam arti belajar di sini adalah aktivitas


(25)

memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada suatu objek, tetapi tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar.

c. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yag dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentngan belajar. Arti aktivitas meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas mambau, ataupun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mecapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.

d. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terisahkan dari aktivitas belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar. Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersfat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.

e. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah


(26)

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.

f. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi

Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. meteri non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal.

h. Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus

metodologis atau sistematis. Metodologis artinya menggunakan metode-metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologis.


(27)

i. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telat dipunyai.

j. Berfikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.

k. Latihan atau praktek

Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan.

B.Layanan Informasi

1. Pengertian Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling.


(28)

Menurut Purwoko (2008:52) penyajian informasi dalam rangka program bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya, terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada di dalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan. Perencanaan kehidupan ini mencakup, kehidupan dalam studinya, dalam pekerjaannya, maupun dalam membina keluarga.

Sedangkan Winkel (1997: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Namun, mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang relevan atau yang tidak relevan untuk mereka, seperti yang berkaitan dengan data dan fakta yang mungkin akan berubah atau tiak berubah seiring perkembangannya zaman.


(29)

Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.

2. Tujuan Layanan Informasi

Layanan informasi yang ada di sekolah memiliki tujuan yang akan dicapai seperti menurut Budi Purwoko (2008:52) sebagai berikut:

1. Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang

diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.

2. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.

3. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana

memperoleh informasi.

4. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada

dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Sementara Ifdil (2008) menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya


(30)

dapatmengaktualisasikan dirinya Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah supaya para siswa memperoleh informasi yang relevan dalam rangka memilih dan mengambil keputusan secara tepat guna pencapaian pengembangan diri secara optimal. Dalam penelitian ini tujuan dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa mampu meningkatkan pemahaman potensi diri guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

3. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi

Menurut Prayitno (2004:260-261) ada tiga alasan utama mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.

a) Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang

lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.

b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia

ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.


(31)

Sedangkan Winkel (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Alasan tersebut adalah :

1) Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam

mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku jabatan dimasyarakat.

2) Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan hidupnya.

3) Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan

hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam dinamika kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai pelajar maupun anggota masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada dua alasan penyelenggaraan layanan informasi. Pertama, untuk membuktikan bahwa layanan informasi bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap potensi diri. Kedua, disadari atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi tentang pemahaman potensi diri sebagai modal awal dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup yang mereka inginkan.


(32)

4. Jenis-jenis Informasi

Menurut Prayitno (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.

a. Informasi pendidikan

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.

b. Layanan informasi belajar adalah layanan yang memberikan informasi

kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian

.

c. Informasi jabatan

Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak


(33)

tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.

d. Informasi sosial budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.

Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:

1) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan, bagian administrasi, dan sebainya.

2) Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari

kurikulum yang berlaku.

3) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para

pembimbingnya.

4) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari

doktor, para perawat kesehatan

Sedangkan Winkel (1997:318) memberikan gambaran bahwa data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu :

a) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data


(34)

dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.

b) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai

jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.

c) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman

terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.

Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang lain, pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, pendidikan seks, fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman dan penyesuain diri terhadap kondisi dalam lingkungan keluarga dan perawatan kesehatan jasmani dan penampilan diri (Winkel, 1997).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial,


(35)

belajar dan karier. Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah informasi tentang berbagai macam jenis potensi diri yang dimiliki oleh siswa yang sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas hidup yang terbaik.

5. Metode Layanan Informasi

Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Ceramah

Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah.

b. Diskusi

Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri mapun oleh konselor, atau guru.

c. Karya Wisata

Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat


(36)

membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.

d. Buku panduan

Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi yang berguna.

e. Konferensi karier

Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian informasi kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier. Dalam konferensi karier para nara sumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.

Prayitno (2004 : 69) menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:

1) Ceramah

2) Diskusi atau Tanya jawab

3) Bacaan buku, selebaran dan brosur

4) Gambar, slide, pemutaran film

5) Karyawisata

6) Melalui mata pelajaran tertentu

7) Melalui kelas khusus

8) Hari karier

9) Hari perguruan tinggi

10) Wawancara dalam rangka konseling

Sedangkan dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemberian layanan informasi cara belajar aktif dan efektif ini adalah teknik ceramah, serta diskusi dan tanya jawab.


(37)

6. Langkah-langkah Penyajian Informasi

Dalam menyajikan suatu informasi diperlukan langkah-langkah, sehingga informasi dapat disampaikan dengan sistematis. Sukardi (1990) menyebutkan langkah-langkah dalam pemberian layanan informasi mencangkup tiga tahapan. yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan, dan langkah evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1). Langkah Persiapan

a. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.

a) Untuk siapa informasi disiapkan?

b) Apakah akan ttap dibutuhkan siswa?

c) Apakah berharga bagi siswa?

d) Apakah cukup akurat dan baru (tidak usah atau mubazir)

e) Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui

siswa?

b. Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi

a) Berapa jumlahnya?

b) Bagaimana karakteristiknya?

c. Mengetahui sumber-sumber informasi

a) Dari satu atau banyak sumber?

b) Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan?

d. Menetapkan teknik penyampaian informasi

a) Cocokan dengan tujuan, isi dan sumber?

b) Dapatkah menarik perhatian siswa?


(38)

e. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan

a) Kapan, berapa kali, dimana?

b) Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?

f. Menetapkan ukuran keberhasilan

a) Apa kriterianya bahwa pemberian layanan informasi berhasil baik?

b) Bagaimana mengukur keberhasilan itu?

Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa darimana, bagaimana, bilamana dan di mana.

2). Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan penyajian informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang berbeda maka pelaksanaannya akan berbeda pula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyajian informasi, ialah:

a. Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para siswa

b. Berikan informasi secara sistematik dan sederhana shingga jelas isi dan manfaatnya.

c. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa

sehari-hari.

d. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi


(39)

sehingga siswa mengetahui apa yang harus diperhatikan, apa yang harus dicatat, dan apa yang harus dilakukan.

e. Bila menggunakan teknik langsung atau tak langsung usahakan tidak

menjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk mengubahnya.

f. Usahakan selalu kerjasama dengan guru bidang bidang studi dan

wali kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan pembimbing tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara sumber informasi.

3). Langkah Evaluasi

Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian informasi. Langkah evaluasi ini acap dilupakan sehingga tidak diketahui samai seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi.

Manfaat dari langkah evaluasi diantaranya adalah:

a. Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi.

a) Sampai seberapa jauh siswa telah memahami isi informasi

b) Adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh para siswa?

b. Pembimbing mengetahui efetivitas suatu teknik

c. Pembimbing mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang

atau masih banyak kekurangan.

d. Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau


(40)

Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih serius, bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

C. Kaitan Layangan Informasi dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

Layanan informasi dapat meningkatkan aktivitas belajar seperti menurut Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik dan tidak akan tercapainya prestasi dalam belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru. Kurangnya informasi tentang pentingnya aktivitas dalam belajar dapat mengurangi keinginan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran.


(41)

Menurut Prayitno (2004:259-260) layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian layanan informasi sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa. Penyajian informasi ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan khususnya tentang masalah pentingnya aktivitas dalam belajar.

Menurut Winkel (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang

lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan


(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini memegang peranan penting, sehingga penerapannya memerlukan metode khusus yang dianggap relevan dan dapat membantu memecahkan masalah. Metode ini digunakan untuk melaksanakan penelitian dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

A.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka peneliti akan mengadakan penelitian ini di SMP Wiyatama Bandar Lampung yang dilaksanakan pada semester genap 2012/2013.

B.Metode Penelitian

Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan hasil yang optimal.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono (1996:267) mengemukakan :

“Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi

sistematis dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja


(43)

yang diamati, sehingga penelitian bisa mengatasi seluruh proses

eksperimennya”.

Penelitian eksperimen banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa suatu kondisi atau peristiwa terjadi. Hal ini berarti, bahwa eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu.

Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy-eksperimental dengan One-Group Pretest-Posttest Design karena penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2008:74)

Keterangan :

O1: Observasi yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan kepada

siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.

X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan

Informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar Lampung

O2 : Observasi yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan

layanan informasi kepada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah di SMP Wiyatama Bandar Lampung, yaitu melihat peningkatan aktivitas belajar sesudah diberi layanan


(44)

informasi dengan menggunakan observasi yang sudah diberikan.

C.Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang menunjukkan aktivitas belajar rendah. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan aktivitas siswa rendah dengan menggunakan layanan informasi.

Berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi dan guru pembimbing di sekolah tersebut, maka diperoleh subyek sebanyak 6 orang siswa kelas VII D yang aktivitas belajarnya rendah. Keenam subyek tersebut adalah:

No Nama Kelas

1 Afra Ratria Rizkihuda VII D

2 Ray Punjabi VII D

3 Ajeng Apriyani VII D

4 Andi Mahmud VII D

5 Anggun Putri Sasmita VII D

6 Rizki Rahmat Setiawan VII D

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa: “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Penelitian ini melibatkan dua variabel diantaranya satu variabel bebas dan satu variable terikat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:


(45)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan informasi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar.

2. Definisi Operasional

a. Layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa

dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.

b. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa

dalam proses belajar, mulai dari aktivitas visual (yaitu kegiatan yang

berhubungan dengan aktivitas melihat, mengamati dan

memperhatikan), aktivitas oral (yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemapuan mengucap, menghapal, dan berpikir), aktivitas listening, aktivitas motorik, aktivitas writing, aktivitas drawing, aktivitas mental, aktivitas emosi.


(46)

E.Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penggunaan layanan informasi dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang valid. Menurut Arikunto (2002:126), teknik

pengumpulan data ialah “cara memperoleh data.” Peneliti akan

menggunakan teknik observasi dalam memperoleh data-data yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data adalah alat bantu untuk mengumpulkan data pada waktu penelitian dengan memperhatikan metode pengumpulan data yang dilakukan. Pada penelitian ini, pengumpulan data menggunakan observasi dalam bentuk checklist. Dalam observasi bentuk checklist data yang digunakan yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti hanya akan memberikan tanda check ( ) jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh anak.

Untuk memudahkan pembuatan checklist, maka peneliti membuat kisi-kisinya terlebih dahulu. Berikut kisi-kisi checklist yang akan digunakan sebagai instrumen pengumpulan data:


(47)

Tabel 3.1. Kisi-kisi Checklist

Variabel Indikator Deskriptor

Aktivitas Belajar

1. Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru 1.2 Fokus terhadap Pelajaran 1.3. Tidak mengobrol di dalam

kelas

2. Oral Activities 2.1 Berani memberikan masukan kepada peserta diskusi 2.2 Bertanya pada teman saat

persentasi

2.3Berani Menyampaikan hasil

kerjanya pada orang lain 3. Listening Aktivities 3.1 Mendengarkan apa yang

dijelaskan oleh guru 3.2 Mendengarkan saran yang

diberikan teman

3.3 Mendengar pertanyaan dari teman

4. Motor Activities 4.1Mengungkapkan ide 4.2 Memberikan kritik kepada

guru

4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti

5. Writing activities 5.1Terlihat fokus dalam

mencatat apa yang dijelaskan guru

5.2Tetap mencatat walau pada

saat persentasi

6. Mental Activities 6.1Tidak malu dalam bertanya

6.2Berani menjawab pertanyaan

6.3Mengajukan pertanyaan saat

pelajaran berlangsung

7. Emosional activities 7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru

7.2 Fokus terhadap latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat


(48)

G.Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti. Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu perlakuan yaitu mencobakan sesuatu, lalu dicermati akibat dari perlakuan tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor keterampilan Aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan orientasi dengan menggunakan analisis statistik Uji t atau t–test yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 306). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :

) 1 (

2

N N

d X Md t

Keterangan :

Md : Mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyak subjek


(49)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan informasi. Hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh, yaitu t hitung = 8, 94.

B. SARAN

Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Wiyatama Bandar Lampung adalah:

1. Kepada Konselor Sekolah

Kepada konselor sekolah, hendaknya konselor sekolah dapat lebih memperhatikan perkembangan siswa dan memberikan layanan informasi tentang pentingnya aktivitas belajar agar siswa dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

2. Kepada Siswa

Saran kepada siswa, hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat, dapat merubah suasana kelas menjadi lebih aktif, dan dapat lebih fokus dalam menerima materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Pskologi Belajar (edisi revisi).

Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, Riska dan Syahril. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:

Angkasa Raya

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka

Cipta

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. Rineka Cipta

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Bahri Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Djamarah, S. B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Efisien Jilid 11. Jogjakarta: Universitas Gajah

Mada

Hamalik, Oemar. 1985. Metodelogi dan Kesulitan Belajar. Bandung. Tarsito

_____________. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

_____________. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Jakarta. Refika

Aditama

Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.


(51)

Universitas Padang

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penenliti

Pemula. Jakarta: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Kencana

Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bumi

Aksara.

Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Rineka

Cipta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Sukardi, D.K. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah.

Surabaya: Usaha Nasional

Sukardi, D.K & Sumiati, D.M. 1990. Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tahbarany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta. PT Raja Gafindo Persada

Winkle, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Industri Pendidikan. Jakarta: Grasindo

---. 2008. Layanan Informasi. diunduh dari

http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=blogca tegory&id=79&Itemid=40 tanggal 8 Desember 2012


(52)

Lampiran 1

Kisi-kisi Checklist

Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item

Aktivitas Belajar

1.Visual Activities 1.1 Memperhatikan Guru

1.2 Fokus terhadap Pelajaran

1.3 Tidak mengobrol di dalam kelas

1,2,3,4,5,6 6

2.Oral Activities 2.1 Berani memberikan

masukan kepada peserta diskusi

2.2 Bertanya pada teman saat persentasi 2.3 Berani Menyampaikan

hasil kerjanya pada orang lain 7,8,9,10,11, 12,13 7 3.Listening Aktivities

3.1 Mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru 3.2 Mendengarkan saran

yang diberikan teman 3.3 Mendengar pertanyaan

dari teman

14,15,16,17 ,18,

5

4.Motor Activities 4.1 Mengungkapkan ide

4.2 Memberikan kritik kepada guru

4.3 Mengajukan pertanyaan pada saat tidak mengerti

19,27,28 3

5.Writing activities 5.1 Terlihat fokus dalam

mencatat apa yang dijelaskan guru 5.2 Tetap mencatat walau

pada saat persentasi

20,21,22,23 ,24,

5

6.Mental Activities 6.1 Tidak malu dalam

bertanya

6.2 Berani menjawab pertanyaan

6.3 Mengajukan pertanyaan saat pelajaran

berlangsung

25,26 ,29,37,38


(53)

Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah Item

7.Emosional activities

7.1 Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru 7.2 Fokus terhadap

latihan-latihan yang diberikan 7.3 Terlihat tenang saat

mengerjakan tugas

30,31,32,33 ,34,35,36,


(54)

Lampiran 2

DAFTAR CHECKLIST AKTIVITAS BELAJAR Nama :

Kelas :

No Pernyataan

1. Siswa membaca buku pelajaran

2. Siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru

3. Siswa tidak mengobol saat guru menjelakan pelajaran

4. Siswa mengabaikan teman yang mengajak mengobrol saat pelajaran berlangsung

5. Siswa membaca tulisan yang berisi rangkuman yang telah dicatat 6. Siswa memperhatikan guru ketika mengajar

7. Siswa menyatakan pendapat ketika diskusi

8. Siswa bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran 9. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada teman 10. Siswa mengungkapkan pendapatnya kepada guru

11. Siswa menyampaikan hasil kerjanya secara lisan kepada guru 12. Siswa merespon secara lisan instruksi yang diberikan oleh guru 13. Siswa mengungkapkan ketidasetujuannya terhadap pendapat teman

ketika dikelas

14. Siswa mendengarkan penjelasan guru ketika dikelas 15. Siswa mendengarkan pendapat dari teman

16. Siswa mendengarkan pertanyaan yang diajukan oleh teman didalam kelas

17. Siswa dengan seksama mendengarkan instruksi guru mengenai tugas 18. Siswa menyimak hasil kerja yang dibacakan teman dikelas

19. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat tidak mengerti 20. Siswa mencatat materi yang dijelaskna oleh guru

21. Siswa mencatat instruksi yang disampaikan oleh guru 22. Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru 23. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 24. Siswa menulis laporan hasil diskusi kelas

25. Siswa mengajukan pertanyaan saat teman melakukan persentasi 26 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang iberikan oleh guru 27. Siswa memberikan masukan kepada peserta diskusi

28. Siswa memberikan kritik ketika peserta diskusi melakukan kesalahan 29. Siswa memberikan pemecahan masalah ketika diskusi

30. Siswa cepat mengerjakan tugas tugas yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung

31. Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan 32. Siswa tidak tegang dalam mengerjakan latihan

33. Siswa mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru minggu lalu

34. Siswa terlihat tenang saat mengerjakan tugas

35. Siswa terliahat tenang saat mendengarkan penjelasan guru 36. Siswa terlihat gugup saat menjawab pertanyaan

37. Siswa berani mengajukan pendapat 38. Siswa berani saat menjawab pertanyaan


(55)

Lampiran 3

SATUAN LAYANANKEGIATAN BIMBINGAN PERTEMUAN 1 DAN 2

A. Topik Permasalahan/Pembahasan : Cara Belajar Yang Aktif dan Efektif

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar

C. Bidang Layanan : Informasi

D. Fungsi Layanan : Pemahaman

E. Tujuan Layanan : Agar siswa mampu melaksanakan

belajar yang aktif dan efektif

F. Sasaran Layanan : Kelas VII

G. Uaraian Kegiatan

1. Strategi Penyajian : Ceramah, diskusi dan Tanya Jawab

2. Materi : Cara Belajar Yang Efektif

H. Tempat Penyelenggara : Ruang Kelas

I. Waktu : 2x45 Menit

J. Tanggal : 26 - 27 Maret 2013

K. Pihak yang disertakan sebagai

Penyelenggara : Siswa sebagai sasaran layanan


(56)

MATERI CARA BELAJAR YANG AKTIF DAN EFEKTIF A. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang dilakuka secara sadar agar dapat mengetahui dan dapat melakukan sesuatu. Adapun hasil dari belajar adalah adanya perubahan diri dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu.

Belajar yaitu suatu proses yang berlangsung dalam interaksi aktif antara subjek dengan lingkungan yang akan menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan pengetahuan.Dengan kata lain belajar yaitu : Dari tidak tau menjadi tau. Contoh : Belajar mengendarai mobil

Belajar adalah : Proses memperoleh pengetahuan adanya kemampuan.

B. Persiapan Belajar di Kelas

Hal-hal yang diperlukan untuk persiapan belajar dikelas adalah kesiapan siswa untuk megikuti kegiatan belajar mengajar, misalnya:

1.mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru

2. mengulang/mempelajari bahan pelajaran yang telah dijelakan sebelumnya 3.mempelajari terlebih dahulu bahan pelajaran yang belum dijelaskan dan mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada guru

4. menyiapkan alat tulis dan membawa buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran 5. mengusahakan tidur secukupnya, agar dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara baik.

6. sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

Selain yang diuraikan diatas, hal yang sangat penting yaitu tekat, semangat dan kemauan untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.


(57)

C. Aktif Berperan dalam Proses Belajar di Kelas

Proses belajar mengajar di kelas dapat berlangsung dalam berbagai cara antara lain :

1. Tatap muka 2. Belajar Kelompok

3. Pemberian tugas perorangan

Pada setiap acara belajar tersebut peran aktif siswa sangat diperlukan agar tujuan belajar mengajar yang diharapkan dapat tercapai.

1. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara tatap muka

a) Memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh

b) Mencatat hal-hal yang penting

c) Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

d) Mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang belum dicapai

e) Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya

2. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara berkelompok

a) Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan guru kepada kelompok

b) Mengembangkan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok

dalam menjelaskan tugas, misalnya buku-buku di perpustakaan.

c) Mendiskusikan tugas yang diberikan guru dalam kelompok

d) Aktif berperan dalam memberikan pendapat dan menarik kesimpulan

e) Turut bertanggung jawab akan hasil kerja kelompok

3. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara perorangan

a) Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan oleh guru

b) Memenfaatkan buku-buku sumber dari perpustakaan

c) Bertanya pada guru soal materi pelajaran yang belum dipahami

d) Berusaha sungguh-sungguh menyelesaikan tugas

e) Mengkonsentrasikan diri dalam belajar


(58)

g) Mengatur waktu agar belajar tidak menimbulkan kejenuhan

h) Membuat jadwal belajar dan latihan

D. Cara Belajar yang Efektif

1. Membuat Rangkuman

Beberapa mata pelajaran tertentu yang cenderung berisi hafalan dan mendasarkan diri pada ingatan, perlu rajin membaca dan membuat rangkuman dari isi bacaan yang dipelajari.rangkuman bukan hanya sekedar meringkas materi yang panjang menjadi pendek atau meringkas materi yang banyak menjadi sedikit, malainkan mampu menarik kesimpulan dari berbagai pengertian yang ada dalam suatu materi pelajaran. membuat rangkuman dapat berupa:

a. Bagan atau skema b. Ringkasan materi

c. Rumus-rumus yang mudah diingat dan dipahami

d. Grafik ataupun tabel yang memudahkan pemahaman terhadap suatu data.

Kunci pokok untuk dapat membuat rangkuman yang baik adalah rajin membaca dan memahami isi bacaan. orang yang tidak suka membaca akan mengalami kesulitan dalam membuat rangkuman, maka orang yang hobi membaca sangat mendukung kebehasilan membuat rangkuman. beberapa mata pelajaran yang memerlukan cara merangkum dalam belajar, antara lain pendidikan kewarganegraan, biologi, geografi, sejarah, ekonomi dan bahasa Indonesia

2. Berlatih soal-soal

Semua mata pelajaran selalu berkaitan dengan soal-soal latihan untuk mengungkap sejauh mana pemahaman seseorang, terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru.

Oleh karena itu, untuk melatih kemampuan memahami meteri pelajaran, siswa perlu banyak berlatih menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan guru. Apalagi untuk jenis mata pelajaran ilmu pasti, seperti


(59)

matematika dan fisika yang banyak menggunakan angka dan lambang bilangan dalam materi pembelajaran, cara paling tepat untuk menguasai setiap rumus yang diajarkan adalah dengan menerapkan menyelesaikan soal-soal.

3. Menceritakan kembali

Beberapa mata pelajaran perlu kemampuan menganalisis suatu kasus atau peristiwa, maka perlu adanya kemampuan menceritakan kembali tentang apa yang diketahui atau yang diterimanya. menceritakan kembali bukanlah sekedar menghafal teks atau menghafal suatu konsef materi pembelajaran, melainkan harus mampu menganalisis dan menguraikan berdasarkan sudut pandang tertentu. Misalnya, mempelajari teori pernafasan, hendaknya dapat menceritakan tentang mana yang lebih baik bernafas lewat hidung ataukah lewat mulut, dan manyampaikan alasannya secara ilmiah.

4. Membuat alat peraga

Untuk memehami suatu konsef yang sifatnya teoritis, mudah dipahami dengan menggunakan alat peraga atau model yang berkaitan dengan materi pelajaran. Misalnya, untuk menerangkan bagaimana terjadinya gerhana matahari, siswa dapat memahami melalu metode atau alat peraga yang menunjukkan proses terjadinya gerhana matahari. Demikian pula untuk memehami hitungan matematika dapat dipergunakan alat bantu berupa alat peraga matematika.


(60)

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN PERTEMUAN 3

A. Topik Permasalahan/Pembahasan : Tips Belajar Yang Efektif

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Belajar

C. Bidang Layanan : Informasi

D. Fungsi Layanan : Pemahaman

E. Tujuan Layanan : Agar siswa mampu melaksanakan

belajar yang efektif

F. Sasaran Layanan : Kelas VII

G. Uaraian Kegiatan

1. Strategi Penyajian : Ceramah, diskusi dan Tanya Jawab

2. Materi : Tips Belajar Yang Efektif

H. Tempat Penyelenggara : Ruang Kelas

I. Waktu : 1x45 Menit

J. Tanggal : 28 Maret 2013

K. Pihak yang disertakan sebagai

Penyelenggara : Siswa sebagai sasaran layanan


(61)

TIPS BELAJAR YANG EFEKTIF

Banyak pelajar yang mengeluh terhadap nilainya yang jeblok, hal ini tidak terlepas dari susahnya mencari cara belajar yang baik dan efisien. Kebiasaan kita belajar akan berdampak besar pada sukses atau tidaknya hasil pembelajaran.Ada yang biasa-biasa saja tapi sukses dalam prestasi belajarnya, ada yang memang giat dan rutin dalam belajar dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi yang pertama sangat jarang terjadi, justru kebiasaan belajar yang kedualah yang efektif. Inilah 10 tips dan trik sebagai panduan belajar efektif agar bisa meraih prestasi.

1. Jangan paksa belajar pada satu kegiatan

Bagi warga belajar yang istiqomah (rutin) belajar, ia akana meluangkan waktu setiap hari meskipun sebentar untuk mengulang pelajaran, latihan atau sekedar membaca materi pokok pelajaran. Kebiasaan ini sangat baik, jika dilakukan setiap hari. Hal itu, lebih baik ketimbang belajar satu sesi menjelang ujian, atau

semester. seperti kata pepatah: “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”

2. Saat mau belajar memiliki rencana

Rencana belajar maksudnya adalah memiliki jadwal-jadwal belajar di luar sekolah. Buatlah jadwal belajar harian, mingguan jam demi jam. Lalu usahakan dengan tegas, dan tepati semua jadwal yang kamu buat. Bagi warga belajar yang tidak teratur, biasanya tidak sebagus yang memiliki rencana dan rutin belajar.

3. Tepati rencana belajar sebagai kebiasaan

Memiliki jadwal belajar itu bagus, yang terpenting dari itu adalah menepati kegiatan jadwal belajar itu sesuai waktu yang ditetapkan dengan rutin dan menjadi kebiasaan. Misalnya, setiap malam jam 20.00 – 21.00 Wib. Nah, jika ini rutin dilakukan, maka kamu akan lebih fokus dan menikmati proses belajar sebagai bagian dari jam tubuh kamu seperti juga makan dan ibadah. Dampak dari semuanya, secara psikologis akan lebih tenang, fresh dan percaya diri serta lebih produktif.


(1)

Lampiran 7

Hasil Checklist Pre Testdan Post Test Pre Test

Pretest

Responden No Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Total

skor Afra 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 9 Ray 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 11 Ajeng 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11 Andi 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 17 Anggun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 10 Rizki 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 14

Post Test

Posttest

Responden No Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Total skor Afra 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 13

Ray 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 17

Ajeng 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 17 Andi 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 Anggun 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14 Rizki 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 20


(2)

Lampiran 8

TABEL PENINGKATANAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI

No Nama No Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 1 Afra 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 9

0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 13

2 Ray 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 11

0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 17

3 Ajeng 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11

0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 17

4 Andi 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 17

1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20

5 Anggun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 10

0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14

6 Rizki 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 14

1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 20

= pretest =posttest


(3)

Dari tabel diatas, setiap subjek mengalami peningkatan aktivitas belajar setelah diberikan layanan informasi. Perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

No Nama Peningkatan Sebelum Sesudah

1 Afra Ratria N.

Mengalami 4 point

peningkatan yaitu pada item no. 2, 6, 15, dan 22

Malas membaca buku pelajaran dan tidak mau memperhatikan penjelasan guru,

tidak mau

mendengarkan pendapat dari teman, serta tidak mau mencatat tugas yang diberikan oleh guru. - Bersedia mencatat pelajaran - Memperhatikan penjelasan guru - Mau mendengarkan pendapat teman - Mencatat setiap diberikan tugas

2 Ray Punjabi Mengalami 6 point

peningkatan yaitu pada item no.5, 9, 10, 20, 34 dan 35

Malas merangkum, enggan mengungkapkan pendapat, tidak mau mencatat materi yg dijelaskan guru, serta tidak mau tenang saat guru menjelaskan dan memberi tugas.

- Mau membuat rangkuman - Bersedia

mengungkapkan pendapat baik kepada teman dan guru

- Bersedia

mencatat materi yang dijelaskan guru

- Tenang saat guru menjelaskan dan memberi tugas 3 Ajeng

Apriyani

Mengalami 6 point

peningkatan yaitu pada item no. 5,6,9,10, 20 dan 37 Malas merangkum, uru, tidak memperhatikan guru, genggan mengungkapkan pendapat, tidak mau mencatat materi yg dijelaskan guru, serta tidak mau tenang saat guru memberi tugas

- Mau membuat rangkuman - Mau

memperhatikan gutu

- Bersedia dan berani

mengungkapkan pendapat baik kepada teman dan guru

- Bersedia

mencatat materi yang dijelaskan guru

- Tenang saat guru menjelaskan dan


(4)

memberi tugas 4 Andi

Mahmud

Mengalami 3 point

peningkatan, yaitu pada item no 1, 30 dan 32

Tidak mau membaca buku pelajaran, sering menunda mengerjakan tugas, serta tegang saat maju ke depan kelas

- Mau membaca buku pelajaran, - Cepat

mengerjakan jika diberi tugas, - Tenang saat maju

ke depan kelas 5 Anggun

Putri Sasmita

Mengalami 4 point

peningkatan yaitu pada item no 2, 5, 11 dan 14 Tidak mencatat penjelasan guru, tidak mau merangkum, tidak mau menyampaikan secara lisan hasil kerjanya kepada guru, tidak mendengarkan penjelasan guru di kelas.

- Mencatat saat guru menjelaskan - Bersedia

merangkum - Bersedia

menyampaikan secara lisan hasil kerjanya kepada guru - Mau mendengarkan penjelasan guru di kelas

6 Rizky Rahmad S.

Mengalami 6 point

peningkatan yaitu pada item no 2, 8 15, 16, 18, dan 29

Tidak mencatat penjelasan guru, tidak mau bertanya kepada guru jika materi belum jelas, tidak mau mendengarkan pendapat teman, tidak memperhatikan saat teman bertanya dikelas, tidak menyimak hasil kerja yang dibacakan teman dikelas, tidak pernah memberi pemecahan masalah saat diskusi - Mencatat penjelasan guru, - Mau bertanya

kepada guru jika materi belum jelas, - Mau mendengarkan pendapat teman, - Memperhatikan saat teman bertanya dikelas, - Menyimak hasil

kerja yang dibacakan teman dikelas, - Bersedia memberi pemecahan masalah saat diskusi


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 8 83

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DI RUMAH CARA BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 75

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR AKTIF DAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 11 102

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 83

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 8 83

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN AJARAN 2012/2013

0 7 59

PENERAPAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV D SD KARTIKA II-5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 26 62

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA BELAJAR EFEKTIF TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA KELAS XI DI SMA

0 1 11