HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER

GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Theresia Wisatantri N.

Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas dan disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 123 orang dengan sampel 94 orang yang ditentukan menggunakan rumus cochran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif asosiatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua menggunakan korelasi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan korelasi multiple.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh R = 0,543 dan juga dibuktikan dengan uji t, yaitu t hitung > t tabel sebesar 6,210 > 1,986

2. Ada pengaruh yang antara disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh R = 0,561 dan juga dibuktikan dengan uji t, yaitu t hitung > t tabel sebesar 6,503 > 1,986

3. Ada hubungan yang positif antara aktivitas dan disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh R = 0,688 dan juga dibuktikan dengan uji F, yaitu F hitung > F tabel sebesar 40,884 > 3,10


(2)

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER

GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Theresia Wisatantri N.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER

GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Theresia Wisatantri N.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa :

Theresia Wisatantri N.

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031021

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. Drs. Yon Rizal, M.Si.

NIP 19600808 198603 1 003 NIP 19600818 198603 1 005

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Dr. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. ...

Sekertaris : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Penguji Bukan

Pembimbing : Drs. Nurdin, M.Si. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Theresia Wisatantri N.

2. NPM : 0913031021

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : Jln. Cengkeh Selatan I No.8 Perumnas Way Halim, Bandar Lampung

Telp. 081927833559

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013

Theresia Wisatantri N. 0913031021


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Theresia Wisatantri Nainggolan dilahirkan di

Kelurahan Perumnas Way Halim Kec. Way Halim Kota Bandar

Lampung pada tanggal 9 Juli 1991, merupakan anak ketiga dari

pasangan Bapak F.M. Nainggolan dan Ibu M. Sihotang.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah.

1. SD Xaverius 3 Way Halim Permai selesai pada tahun 2003.

2. SMP Xaverius 4 Bandar Lampung selesai pada tahun 2006.

3. SMA Negeri 9 Bandar lampung selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu


(8)

MOTTO

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;

Carilah, maka kamu akan mendapat; Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".

(Lukas 11: 9)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

[Pengkhotbah 3:11]

Tidak ada jalan buntu dari setiap permasalahan hidup.. Berpasralahlah dengan sepenuh hati hanya kepada Tuhan, maka engkau akan menemukan jawaban indah dari doamu..

By: Theresia Wisatantri Nainggolan

Berbagai macam kesulitan akan membuat kita menjadi Tangguh, bukan jatuh!

(John Maxwell)

Kebaikan selalu merupakan hal yang begitu sederhana;

selalu hidup untuk orang lain,

tak pernah mencari keuntungan diri sendiri. (Dag Hammerskjold)


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhanku Yesus Kristus yang telah mencurahkan Berkat serta Rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada.

Bapakku tersayang yang pengorbanannya begitu luar biasa untukku. Takkan pernah habis perjuanganmu untuk membesarkanku pak, dan tak pernah bisa akan kubayar semua jerih payahmu ini. Semoga dengan adanya karya kecil yang kupersembahkan untukmu ini, dapat

menjadi suatu kebanggaan bagimu. Dan semoga ku bisa membuatmu tersenyum bahagia. Mamakku tercinta yang akan selalu menjadi wanita luar biasa dan menjadi wanita terhebat

dalam hidupku. Tulusnya doamu untukku mengantarkanku menyelesaikan karya kecilku ini. Cinta dan kasih yang engkau berikan untukku dengan tulus telah menjadi kekuatan besar dam hidupku. Dan inilah karya kecilku untuk mamak, sebagai salah satu wujud persembahan

terbaikku. Bapak, mamak, I Love You.

Bang Sudung, Kak Ros, Ado, terimakasih untuk kehangatan cinta kalian. Anugerah yang luar biasa dari Tuhan telah menghadirkan kalian sebagai saudaraku, love you.

Keluarga besarku yang selalu memberikan doa, dorongan dan motivasi.

Seseorang yang mempunyai tempat dihatiku, Abang Erik. Terimakasih atas ketulusanmu mendoakanku, kesediaanmu mendengarkan segala keluh kesahku, keberadaanmu yang memberikan semangat baru bagiku, serta semua saran dan nasehat yang sangat bermanfaat

dan berkenan untukku. Sahabat-sahabat yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah

melimpahkan berkat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Aktivitas dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua

pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

seluruhnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila;

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila;

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(11)

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terima kasih atas bimbingan, arahan, serta motivasi yang berarti bagi

kehidupan penulis;

7. Bapak Dr. R Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M., selaku Pembimbing I

dan sebagai Pembimbing Akademik. Terima kasih atas kesabaran, arahan,

masukan, motivasi, ilmu dan pengetahuan yang telah bapak berikan kepada

penulis, serta penuh ketelitian dalam membimbing penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik;

8. Bapak Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala

ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;

9. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., yang telah bersedia menjadi pembahas penulis.

Terima kasih atas semua waktu dan pengorbanan serta ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi;

10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas bimbingannya dan ilmu pengetahuan

yang telah Bapak Ibu berikan kepada penulis;

11. Bapak Drs. Y. Kuadiono, selaku kepala SMP Xaverius 4 Bandar Lampung,

serta seluruh Bapak dan Ibu Guru khususnya kepada Bapak P. Dwi Septyo P.,

S. Pd., beserta staf TU SMP Xaverius 4 Bandar Lampung yang telah

mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;

12. Teristimewa untuk bapak tersayang dan mamak tercinta yang telah


(12)

13. Abangku Sudung, kakakku Rosa, dan adikku Rinaldo yang telah memberikan

dukungan doa dan motivasi serta keluarga besarku yang telah ikut andil

dalam menyelesaikan skripsiku;

14. Erik abangku yang selalu memberikan motivasi untukku. Terimakasih untuk

doamu, dukunganmu dan juga semua kebaikanmu.

15. Untuk teman-teman seperjuanganku Pendidikan Ekonomi 2009 Ganjil dan

Genap (Yika, Fanny, Komang, Erni, Ebit, Adon, Elok, Yulia, Rita, Rahma,

Mbk Merlyn, Lili, Wellfa, Vivi, Trisna, Anggi, Eka Rizky, Mala, Ria, Putri,

Dewi, Kiki, Mas Bagus, Deni, Puput, Yeni, Eri, Eka Romada, Habib, Adi,

Johan, Wahyu, Mbk Novi, Mbk Sulis, Era, Dwi, Meta, Evi, Alen, Fitri, Siska,

Naesya, Beni, Mikail, Aprohan, Dodo dan lain-lain yang tidak bisa

disebutkan satu persatu ), terimakasih atas do’a dan dukungannya; 16. Keluarga kecilku Yika, Erni, Komang dan Fany. Terimakasih untuk

kebersamaan dan kekeluargaan yang boleh kualami selama kurang lebih 4

tahun ini. Masa-masa bersama yang luar biasa ini tak akan pernah kulupakan.

17. Sahabat-sahabatku; Yika “wanita yang biasa ku panggil mama ini adalah sahabat terbaikku, sahabat berbagi cerita baik suka maupun duka, dan tak akan pernah kulupakan semua kenangan indah bersamamu”, Fanny “Fano adalah panggilan sayangku untuknya. Terimakasih untuk semua waktu dan juga tenaga yang telah tercurah untuk menemaniku selama ini”, Ebit “kupanggil dia dengan sebutan abang jugul. Humoris dan

kesetiakawanannya menjadikannya orang yang berperan dalam mengisi keceriaan. Terimakasih untuk bantuannya selama ini abang jugul”, Adon “cowok metropolis, pintar, perfectionis, dan dengan berbagai kelebihan lain


(13)

yang dimiliknya selalu membantuku dalam menjalani perkuliahan. Pasti akan selalu kurindukan saat-saat bersama menjalani hari-hari di perkuliahan”. 18. Teman-teman KKN dan PPL Seloretno; Ivandi, Yoga, Rani, Arini, Frans, Aji,

Nurdin, Odi, Manda, Barla, Rina, Suri, Cak Esi, Achi. Terimaksih untuk

kerjasama dan kebersamaan dan selama 40 hari dan 3 bulan tinggal bersama.

Kenangan, pengalaman, suka, duka, tawa, tangis, dan untuk semua cerita

indah yang boleh kuterima dari kalian semua, ku bangga bisa mengenal

kalian kawan-kawan.

19. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2008, 2010, 2011 dan 2012

yang sudah selesai studinya maupun yang belum selesai semoga sukses;

20. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

namun penulis berterimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunia-Nya kepada mereka semua,

dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR………. ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Kegunaan Penelitian ... 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 16

1. Pengertian Belajar ... 16

2. Aktivitas Belajar ... 20

3. Disiplin Belajar ... 25

4. Hasil Belajar ... 30

B. Hubungan Antara Aktivitas dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu ... 34

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35

D. Kerangka Pikir.. ... 36

E. Hipotesis ... 39

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 43

1. Populasi ... 43

2. Sampel... ... 44

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 45

C. Variabel Penelitian ... 46


(15)

Halaman

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Observasi... ... 49

2. Teknik Dokumentasi. ... 49

3. Angket ... 49

4. Wawancara ... 50

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

1. Uji Validitas Instrumen... 50

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 53

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 55

1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Homogenitas ... 56

H. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Korelasi Parsial ... 57

2. Korelasi Multiple ... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 60

2. Visi dan Misi SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 61

3. Keadaan Siswa ... 62

4. Situasi dan Kondisi SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 63

5. Kondisi Guru dan Karyawan ... 64

6. Proses Belajar Mengajar di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 65

7. Kegiatan Ekstrakulikuler. ... 65

8. Situasi Pengelolaan Kelas ... 66

B.Gambaran Umum Responden ... 67

C.Deskripsi Data . ... 68

1. Data Aktivitas Belajar (X1) ... 69

2. Data Disiplin Belajar (X2) ... 70

3. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 72

D.Uji Persyaratan Instrumen ... 74

1. Uji Validitas Angket ... 75

2. Uji Reliabilitas Angket ... 75

E. Uji Persyaratan Analisis Data ... 76

1. Uji Normalitas Data ... 76

2. Uji Homogenitas ... 80

F. Uji Hipotesis ... ... 82

1. Korelasi Sederhana... 82

1.1Pengujian Hipotesis Pertama ... 82

1.2Pengujian Hipotesis Kedua ... 84

2. Korelasi Multiple ... 87

2.1Pengujian Hipotesis ketiga ... 87


(16)

Halaman 1. Hubungan Aktivitas Belajar (X1) dengan Hasil Belajar IPS

Terpadu (Y) ... 89 2. Hubungan Disiplin Belajar (X1) dengan Hasil Belajar IPS

Terpadu (Y) ... 94 3. Hubungan Aktivitas Belajar (X1) dan Disiplin Belajar (X2)

dengan Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 97

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. ... 103 B. Saran.. ... ... 104

DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai MID Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013 ... 6

2. Daftar Nilai Tugas Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 10

3. Data Jumlah Siswa Kelas VII di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013... 43

4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ... 45

5. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 48

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 52

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 52

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 54

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 55

10. Daftar Nama Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 61

11. Data Jumlah Siswa SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 63

12. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Xaverius 4 Bandar Lampung ... 64

13. Data Guru SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Menurut Kualifikasi Akademik ... 64

14. Data Karyawan SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Menurut Kualifikasi Akademik ... 65


(18)

Tabel Halaman

15. Distribusi Frekuensi Variabel Aktivitas Belajar (X1) ... 69

16. Kategori Aktivitas Belajar (X1) ... 70

17. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X2) ... 71

18. Kategori Variabel Disiplin Belajar (X2) ... 71

19. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 73

20. Kategori Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 73

21. Hasil Uji Normalitas Variabel X1 dengan Menggunakan SPSS ... 77

22. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 dengan Menggunakan SPSS ... 78

23. Hasil Uji Normalitas Variabel Y dengan Menggunakan SPSS ... 79

24. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS... 81

25. Korelasi Antara Variabel X1 dengan Variabel Y ... 82

26. Koefisien Korelasi Variabel X1 dengan Variabel Y ... 83

27. Korelasi Antara Variabel X2 dengan Variabel Y ... 85

28. Koefisien Korelasi Variabel X2 dengan Variabel Y ... 85

29. Korelasi Antara Variabel X1 dan X2 dengan Variabel Y ... 87


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Hubungan Variabel X1 dan X2 dengan Y ... 39

2. Kurva Normal Q-Q Plot Aktivitas Belajar ... 77

3. Kurva Normal Q-Q Plot Disiplin Belajar ... 78


(20)

1

I. PENDAHULUAN

Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan

latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal dasar yang harus dimiliki bangsa Indonesia untuk

mencapai kemajuan di segala bidang pada era globalisasi ini. Untuk mencapai

kemajuan itu, pendidikanlah yang berperan memberikan sumbangsih besar bagi

terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, kreatif dan dapat

diandalkan untuk menciptakan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan suatu

proses penyadaran bagi manusia untuk bisa mengenali potensi-potensi dasar yang

dimiliki dan untuk menjadikan manusia dari tidak tahu menjadi tahu, guna

menghindari kebutaan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi.

Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam memaksimalkan keberhasilan

perkembangan anak. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia

secara manusiawi, dan suatu interaksi manusia (human interaction) antara


(21)

2 seutuhnya yang berorientasikan pada nilai-nilai dan pelestarian serta

perkembangan kebudayaan. Pelaksanaan pendidikan berlangsung dalam keluarga

sebagai pendidikan informal, di sekolah sebagai pendidikan formal dan di

masyarakat sebagai pendidikan non formal serta berlangsung seumur hidup.

Untuk menunjang pendidikan, sekolah adalah pilihan yang tepat dalam

membentuk manusia yang terpelajar.

Sekolah merupakan sebuah organisasi yang mempunyai tujuan yang sangat jelas.

Sekolah juga merupakan lembaga formal yang berfungsi sebagai mitra kerja

dengan keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan tugas membentuk warga

masyarakat dan warga negara seperti yang diinginkan. Salah satu usaha sekolah

yang digunakan untuk mencapai tujuannya adalah dengan meningkatkan hasil

belajar siswa. SMP adalah jenjang sekolah menengah pertama yang merupakan

suatu lembaga pendidikan formal yang terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX.

Tingkat ketuntasan belajar mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Xaverius 4 Bandar

Lampung baru mencapai 46%. Ini berarti keberhasilan belajar siswa tersebut

masih tergolong rendah, karena pencapaian belajar dapat dikatakan berhasil

apabila > 65%. SMP Xaverius 4 Bandar Lampung adalah salah satu sekolah

menengah pertama yang beralamat di Jalan Griya Fantasi 62, Kelurahan Way

Halim Permai, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung. Tujuan SMP

Xaverius 4 Bandar Lampung adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas,


(22)

3 pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar

mengajar di sekolah.

SMP Xaverius 4 Bandar Lampung terletak di daerah komplek perumahan di Way

Halim Permai, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kendaraan jalan raya, ini

menjadi salah satu nilai positif untuk sekolah ini karena proses pendidikan akan

berjalan secara kondusif. Memiliki pekarangan luas dan banyak tumbuhan hijau

disekitarnya juga membuat sekolah ini sangat nyaman sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Tetapi pemanfaatan lokasi yang begitu

nyaman ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh Guru mata pelajaran IPS

Terpadu untuk menciptakan situasi baru dalam proses pembelajaran IPS Terpadu

di luar kelas.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17

Oktober 2012 yang lalu diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa siswa

kelas VII bahwa pelaksanaan proses pembelajaran IPS Terpadu masih berpusat di

dalam kelas. Menurut para siswa terkadang itu membuat mereka menjadi bosan

dengan pelajaran IPS Terpadu, apa lagi kebanyakan materi yang disampaikan

adalah materi seputar hapalan dan penjelasan. Padahal seperti yang diketahui,

pelajaran IPS Terpadu itu sendiri khususnya di sekolah ini terbagi dalam pelajaran

Geografi, Sejarah dan Ekonomi, membutuhkan suasana yang tidak membosankan

agar siswa tertarik dengan mata pelajaran IPS Terpadu ini dan cepat menangkap


(23)

4 Dengan didukung oleh lingkungan yang nyaman dan situasi yang kondusif di luar

kelas, sebaiknya sesekali Guru menyampaikan pelajaran ataupun memberikan

tugas kepada siswa dengan pelaksanaan di luar kelas dan tidak hanya berpusat di

dalam kelas saja. Itu dapat membantu siswa melihat suasana baru yang tentunya

tidak membosankan dalam pembelajaran dan akan membuat siswa lebih kreatif

serta merasa lebih tertarik lagi dengan pelajaran IPS Terpadu.

Hasil belajar siswa merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam dunia

pendidikan. Keberhasilan belajar peserta didik untuk memperoleh pendidikan

disebabkan oleh dua faktor. Yaitu faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar

siswa) antara lain aktivitas belajar dan faktor intern (faktor yang berasal dari

dalam siswa) antara lain disiplin belajar siswa. Faktor-faktor ini sangat

berpengaruh dalam setiap proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga, untuk

mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bisa

mengelola faktor-faktor ini dengan baik. Bukan hanya siswa, tetapi para guru juga

harus mampu mengkondisikan faktor-faktor tersebut. Apabila faktor-faktor yang

berpengaruh baik dalam proses belajar maupun yang mempengaruhi hasil belajar

siswa dapat dikondisikan dengan baik, maka hasilnya juga akan menjadi baik.

Sehingga pada akhirnya keberhasilan proses belajar akan didapat.

Keberhasilan siswa dalam belajar juga dapat dilihat melalui hasil belajar siswa

yang dinyatakan dalam nilai yang sudah mencapai ataupun melebihi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). KKM adalah nilai ketuntasan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 - 100. Nilai ketuntasan


(24)

5 forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Sekolah dapat

menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar maksimal. Kriteria penetapan

KKM berdasarkan kompleksitas (kesulitan dan kerumitan kompetensi dasar yang

harus dicapai oleh siswa), daya dukung (ketersedian tenaga, sarana dan prasarana,

biaya operasional pendidikan, manajemen sekolah dan kepedulian stakeholders

sekolah), serta intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata siswa). Cara

menafsirkan kriteria menjadi nilai adalah dengan memberikan poin pada setiap

kriteria yang ditetapkan yaitu kompleksitas (tinggi, sedang, rendah dengan skor 1,

2 dan 3), daya dukung (tinggi, sedang, rendah dengan skor 3, 2 dan 1) dan intake

siswa (tinggi, sedang, rendah dengan skor 3, 2 dan 1). Semua skor dibagi 9 dan

dikalikan dengan nilai ketuntasan belajar maksimal yaitu 100. Jika indikator

memiliki kriteria kompleksitas rendah, daya dukung rendah, dan intake siswa

sedang, maka nilai KKM yang didapat adalah 66. Dalam menentukan nilai pada

setiap kriteria perlu kesepakatan forum MGMP sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Xaverius

4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013, nilai KKM yang ditetapkan

sekolah ini adalah 72. Serta berdasarkan keterangan dari guru bidang studi IPS

Terpadu mengenai hasil ujian MID Semester yang diperoleh siswa kelas VII SMP

Xaverius 4 Bandar Lampung umumnya kurang optimal. Sebagai bukti berikut

disajikan hasil ujian MID Semester Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar


(25)

6 Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII

Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan

< 72 ≥ 72 VII A VII B VII C 26 29 21 15 12 20 41 41 41 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 72

Jumlah 76 47 123

Persentase (%) 62 38 100

Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VII

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai

hasil MID semester siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72 sebanyak 47 siswa dari 123 siswa

atau sebanyak 38% artinya hanya sebesar 38% siswa yang dapat mencapai daya

serap materi. Sedangkan sebanyak 76 siswa dari 123 siswa atau sebanyak 62%

yang belum mencapai daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat dilihat bahwa

hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung

Tahun 2012/2013 masih rendah. Dalam hal ini Djamarah (2000: 18),

mengemukakan bahwa “Apabila pengetahuan siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa

pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”.

Hasil belajar yang relatif rendah di SMP Xaverius 4 Bandar lampung ini diduga

dikarenakan oleh kurangnya aktivitas belajar siswa. Hal ini didukung oleh

pernyataan guru mata pelajaran IPS yang bersangkutan. Menurut beliau, pada


(26)

7 masih banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan di kelas,

siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas serta enggan bertanya tentang materi

yang kurang jelas.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya

dari hasil oservasi diketahui bahwa dari 41 siswa di kelas VII A, hanya 15 orang

yang duduk di bangku paling depan yang memperhatikan penjelasan guru, dan

dari 41 siswa di kelas VII B hanya 13 orang yang mau mencatat dan

mendengarkan penjelasan guru, serta dari 41 siswa di kelas VII C hanya 19 siswa

yang juga duduk di bangku terdepan yang memperhatikan penjelasan guru mata

pelajaran IPS Terpadu. Dari fenomena seperti ini bisa dikatakan bahwa

kebanyakan dari siswa tidak terlalu menyukai pelajaran IPS Terpadu yang

menurut mereka sedikit membosankan karena hanya seputar mencatat dan

menghapal sehingga pusat perhatian mereka bukan pada penjelasan guru.

Saat diberi kesempatan untuk bertanya oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu

tentang bagian pelajaran yang belum dimengerti, dari 41 siswa di kelas VII A

hanya 4 orang siswa yang secara aktif bertanya, dan dari 41 siswa di kelas VII B

hanya 6 orang siswa yang mau bertanya, serta dari 41 siswa dari kelas VII C

hanya 5 orang siswa yang terlihat aktif bertanya kepada guru. Keaktifan siswa

dalam proses tanya jawab dengan guru ini dinilai kurang, karena bila dilihat dari

persentasenya, hanya sekitar 12,2% siswa di masing-masing kelas yang berada di

kelas VII yang secara aktif mau bertanya pada guru. Padahal masih banyak siswa


(27)

8 guru mata pelajaran IPS Terpadu tersebut. Ini diduga akan berakibat pada

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Keberhasilan seorang siswa juga diduga tidak terlepas dari kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif dalam proses belajar

mengajar akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pasif. Aktivitas belajar

sangat diperlukan dan mempengaruhi dalam pencapaian keberhasilan pendidikan.

Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas atau kegiatan siswa dalam

menerima pelajaran yang disampaikan guru di sekolah. Siswa yang sedang belajar

pasti melakukan sejumlah kegiatan guna memudahkan dalam pencapaian tujuan

belajar yang diinginkan. Aktivitas yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar

terdiri dari aktivitas mandiri dan aktivitas kelompok. Aktivitas mandiri merupakan

aktivitas yang dilakukan secara individu seperti membaca dan mendengarkan

penjelasan materi, sedangkan aktivitas kelompok seperti melakukan aktivitas yang

dilakukan secara bersama-sama dengan siswa yang lain seperti diskusi dan kerja

kelompok.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dan siswa ataupun antara siswa itu sendiri. Hal ini akan

menyebabkan suasana kelas menjadi aktif serta kondusif, di mana masing-masing

siswa dapat menunjukkan kemampuannya seoptimal mungkin dengan banyak

melakukan aktivitas belajar yang ditunjukkan dengan berbagai hal, seperti tanya

jawab tentang pelajaran IPS Terpadu baik dengan guru maupun antar sesama


(28)

9 siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang

akan mengarah pada peningkatan hasil belajar di sekolah.

Faktor kedua yang diduga berhubungan terhadap hasil belajar siswa yaitu

rendahnya disiplin belajar siswa, kedisiplinan belajar siswa masih rendah

sehingga semangat dalam belajar tidak maksimal. Hal ini menyebabkan siswa

malas dalam belajar atau mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru di

sekolah. Apalagi bila siswa sudah menemukan soal-soal yang sulit dalam latihan,

siswa menjadi malas dalam mengerjakan latihan itu sehingga berakibat pada nilai

tugas mereka yang rendah dan tidak mencapai KKM yaitu 72. Disiplin belajar

dapat dilakukan di sekolah dan di rumah. Di sekolah siswa dapat menerapkan

disiplin belajar dengan memanfaatkan waktu untuk mengkaji kembali pelajaran

yang telah disampaikan oleh guru dan dapat pula dengan mendiskusikan dengan

teman-teman di sekolah. Serta di dalam kelas, siswa memperhatikan pelajaran

yang disampaikan lalu menanyakan bagian pelajaran yang tidak dimengerti

kepada Guru.

Disiplin belajar yang rendah ini pula diketahui peneliti dari hasil penelitian

pendahuluan yang telah dilakukan pada 17 Oktober 2012 di SMP Xaverius 4

Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Terdapat 10 siswa yang senang

bercerita dengan teman sebangku saat mata pelajaran IPS Terpadu berlangsung di

kelas VII A, terdapat 9 siswa yang tidak berhenti menggunakan alat

komunikasinya atau dengan kata lain bermain handphone, dan 6 siswa lain

disibukkan dengan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Dan di kelas VII B


(29)

10 IPS Terpadu, 11 siswa yang bermain handphone secara diam-diam, dan 5 siswa

berkutat menyelesaikan tugas lain di luar mata pelajaran IPS Terpadu. Serta di

kelas VII C terlihat 10 siswa mengobrol dengan teman sebangku, 11 siswa asyik

bermain handphone, dan 9 siswa mengerjakan tugas yang bukan mata pelajaran

IPS Terpadu.

Peristiwa tersebut di atas adalah bentuk disiplin belajar yang kurang dari para

siswa kelas VII di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung. Dan dari hasil wawancara

peneliti dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu, ditemukan disiplin belajar siswa

yang rendah juga terlihat dari keengganan dan kelambatan siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas baik yang dikerjakan di sekolah secara mandiri ataupun

kelompok, maupun yang diselesaikan di rumah. Bahkan tugas-tugas sekolah pun

tidak jarang mereka selesaikan di sekolah dengan melihat hasil pekerjaan siswa

lain. Ini terbukti dari nilai tugas siswa kelas VII yang juga belum 65% mencapai

KKM dan bisa dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Daftar Nilai Tugas Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan

< 72 ≥ 72 VII A

VII B VII C

28 27 15

13 14 26

41 41 41

Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 72

Jumlah 70 53 123

Persentase (%) 57 43 100


(30)

11 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa disiplin belajar siswa di sekolah

masih rendah dikarenakan tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar untuk

mengerjakan tugas sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang

mendapatkan nilai tugas di bawah KKM sebanyak 70 siswa (57%) dan siswa yang

mendapatkan nilai tugas di atas KKM hanya sebanyak 53 siswa (43%).

Sedangkan di rumah, siswa dapat menerapkan disipin belajar dengan mengerjakan

pekerjaan rumah serta mempelajari pelajaran yang telah dan akan dipelajari.

Belajar dengan penuh disiplin memungkinkan siswa untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu diadakan penelitian tentang

aktivitas belajar dan disiplin belajar. Untuk menjawab persoalan di atas maka

penulis perlu mengadakan penelitian dengan judul:“Hubungan Aktivitas dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dapar dirumuskan

sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa. Hal ini terlihat dari perolehan

nilai siswa dibawah nilai KKM yaitu 72.

2. Sebagian besar siswa masih menggunakan waktu belajar untuk hal yang


(31)

12 masih banyak siswa yang mengobrol di kelas saat pelajaran IPS Terpadu

berlangsung.

3. Kurangnya aktivitas belajar di sekolah karena kegiatan belajar hanya

dilakukan dan berpusat di dalam kelas saja pada saat mata pelajaran IPS

Terpadu.

4. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal ini

terlihat dari hasil observasi awal peneliti, bahwa kegiatan tanya jawab di

kelas sangat kurang, walaupun siswa masih banyak yang tidak mengerti

tentang pelajaran IPS Terpadu ini tetapi siswa enggan bertanya kepada

guru.

5. Kurangnya disiplin belajar siswa yang terlihat ketika proses pembelajaran

berlangsung masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru ketika

menjelaskan materi pelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar

siswa.

6. Rendahnya disiplin belajar siswa dalam hal mengerjakan tugas-tugas

sekolah dan rumah yang terlihat dari nilai tugas siswa yang masih di

bawah KKM yaitu 72.

7. Banyaknya siswa yang malas mengerjakan soal-soal latihan yang sulit

ketika berada di dalam kelas sehingga akan berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

8. Banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran IPS Terpadu yang

terlihat dari kurangnya perhatian siswa dalam memperhatikan pelajaran

IPS Terpadu, sehingga mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dan


(32)

13 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada aktivitas belajar (X1), disiplin belajar (X2), dan hasil belajar (Y) pada

mata pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada hubungan antara aktivitas dan disiplin belajar dengan hasil

belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4


(33)

14 E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan.

1. Untuk menganalisis hubungan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar

IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk menganalisis hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar IPS

Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk menganalisis hubungan aktivitas dan disiplin belajar dengan hasil

belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Xaverius 4

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.

1. Secara teoritis

1) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu

yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah.

2) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan

3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan

pengetahuan serta memberikan informasi dan masukan bila melakukan


(34)

15 2. Secara praktis

1) Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih

disiplin dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah.

2) Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dan bahan

informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

3) Bagi pihak sekolah sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan

kualitas peserta didik.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup yang akan diteliti adalah aktivitas belajar (X1), disiplin belajar

(X2), dan hasil belajar (Y).

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Xaverius 4 Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian


(35)

16

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan

pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang relevan,

kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

lain yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis penelitian, dan

hipotesis penelitian ini merupakan kesimpulan sementara dari penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan membahas teori-teori tentang belajar, minat belajar,

cara belajar, dan hasil belajar. Teori-teori tersebut merupakan teori yang menjadi

landasan dari penelitian ini.

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses bagi seseorang dari keadaan tidak tahu menjadi

tahu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Sejalan dengan pernyataan tersebut

Slameto dalam Djamarah (2008: 13) mengungkapkan bahwa belajar merupakan


(36)

17 tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Cronbach dalam Djamarah (2008: 13) berpendapat belajar itu sebagai suatu

aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Sedangkan Howard L. Kingskey dalam Djamarah (2008: 13)

menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)

ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Jadi belajar akan membawa

suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan

penyesuaian diri.

Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.

1. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. 2. Belajar memerlukan proses dan pentahapan serta kematangan diri para siswa. 3. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi,

terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar dengan karena rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.

4. Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.

5. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

6. Belajar dapat melakukan tiga cara: a. diajar secara langsung

b. kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain-lain)

c. pengenalan dan/atau peniruan

7. Belajar melalui praktek atau mengalamai secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis, dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

8. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.


(37)

18 9. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk

dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.

10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.

11. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri (Sardiman, 2001: 24-25).

Melalui penerapan prinsip-prinsip belajar di atas, diharapkan dapat meningkatkan

usaha belajar siswa. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono, (2006: 5,7)

mengungkapkan bahwa belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan hal

yang saling berkaitan dalam pembelajaran. Dari segi proses, belajar dan

perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan,

siswa sendirilah yang mengalami, melakukan, dan menghayatinya. Sebaliknya,

pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru

dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga

menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

merupakan suatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan

perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong

terjadinya belajar.

Dalam proses belajar, Dimyanti dan Mudjiono (2006: 238) melanjutkan bahwa

ditemukan tiga tahap penting, yaitu.

1. Sebelum belajar. Hal yang berpengaruh pada belajar adalah ciri khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman dan keinginan belajar.

2. Proses belajar. Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap,

motivasi, konsentrasi, mengolah menyimpan, menggali dan untuk berprestasi. 3. Sesudah belajar. Tahap untuk prestasi hasil belajar


(38)

19 Jenis-jenis belajar terdiri dari.

1. Belajar bagian (part learning)

2. Belajar dengan wawasan (learning by insight) 3. Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

4. Belajar global atau keseluruhan (global wrote learning) 5. Belajar insidental (inscidentil learning)

6. Belajar instrumental (instrumentil learning) 7. Belajar intensional (intentional learning) 8. Belajar laten (latent learning)

9. Belajar mental (mental learning) 10. Belajar produktif (productive learning) 11. Belajar verbal (Slameto, 2003: 5-8)

Berikutnya Sudjana dalam Apriani (2007: 10) mengungkapkan bahwa belajar

adalah proses yang aktif, suatu fungsi dari keseluruhan lingkungan di sekitarnya.

Belajar dapat terjadi karena manusia itu sendiri secara mandiri melakukan

latihan-latihan dengan sengaja agar dirinya memiliki pengetahuan, keterampilan ataupun

sikap tertentu. Hal itu dapat dilakukan berdasarkan teori-teori yang telah dikuasai

terlebih dahulu ataupun berdasarkan coba-coba. Selain itu kegiatan belajar yang

terjadi di sekolah merupakan realisasi dari dua upaya diri manusia sebagai

pemenuhan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan upaya sekolah yang

berfungsi sebagai pengarah bagi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan

diperoleh oleh manusia yang ingin belajar.

Menurut Surya (2004: 84-91), agar kegagalan tersebut tidak menghambat proses

belajar siswa, ada beberapa kunci sukses dalam belajar yaitu.

1. Keteguhan hati.

2. Disiplin dan belajar bsecara teratur. 3. Kesehatan jasmani dan rohani. 4. Lingkungan belajar yang kondusif. 5. Sumber belajar dan perlengkapan belajar. 6. Teknik belajar.


(39)

20 Sardiman (2001: 26-28), menyatakan bahwa tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu.

1. Untuk mendapatkan pengetahuan.

2. Penanaman konsep dan keterampilan.

3. Pembentukan Sikap

Pada intinya, tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan

dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Dengan belajar manusia melakukan

perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga perilakunya berkembang.

Semua aktivitas dan prestasi hidup adalah hasil dari belajar.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa pada dasarnya adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama

proses belajar mengajar. Kegiatan yang dimaksud dalam aktivitas siswa adalah

merupakan pada proses belajar. Jadi, belajar pada dasarnya melakukan

kegiatan-kegiatan yang efektif yang ditunjukkan dengan adanya suatu aktivitas terhadap

suatu pembelajaran.

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi dengan

aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan

individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Dalam belajar diperlukan

adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung

dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan


(40)

21 segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang hasil belajar (Sardiman,

2001: 81).

Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses interaksi

belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud

dalam hal ini adalah aktivitas dari siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran akan terciptalah suasana belajar yang aktif, seperti

yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif

adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara

fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang

berupa perpaduan atara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar adalah

serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam proses belajar. Belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.

Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2001: 95). Itulah sebabnya

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi

belajar-mengajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan

salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siwa untuk belajar. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering

bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain


(41)

22 Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan

dalam belajar sendiri. Siswa melakukan belajar sambil bekerja, dengan bekerja

siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku

lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di

masyarakat. Salah satu manfaat aktivitas belajar sambil melakukan aktivitas lebih

banyak mendapatkan hasil bagi anak didik sebab kesan yang didapatkan oleh anak

didik lebih tahan tersimpan di dalam benak anak didik kearah kedewasaan

(Djamarah, 2006: 67).

Keaktifan siswa yang ditunjukkan dalam setiap aktivitas atau kegiatan belajar

sangat beragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai

kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,

mendengar, berlatih keterampilan dan sebagainya. Sedangkan contoh kegiatan

psikis misalnya menggunakan khazanah pengetahuan yang dimiliki dalam

memecahakan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang

lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan lain-lain. Dalam belajar siswa dituntut

melakukan aktivitas. Karena tanpa aktivitas berarti tidak ada belajar. Dimyati dan

Mudjiono (2006: 44) mengemukakan bahwa “Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri”. Disamping itu, Hamalik (2001: 9) juga mengemukakan bahwa “Belajar adalah satu proses dimana peserta didik harus aktif”.

Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan individu yang selalu berorientasi pada

tujuan. Individu dapat beraktivitas apabila ada dorongan yang menuntunnya untuk


(42)

23 melakukan kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai. Aktivitas

berfungsi sebagai penggerak seseorang untuk mengarahkan segala kemampuan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mc. Keachie dalam Slameto (2003:45) mengemukakan bahwa “individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tau, sosial”.

Hamalik (2001: 170) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“Siswa adalah suatu organisme yang hidup. Di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju ke tingkat perkembangan yang

diharapkan”.

Menurut Paul D. Dieriech dalam Hamalik (2001: 172), aktivitas belajar dapat

digolongkan menjadi delapan jenis.

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, malihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi,pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan


(43)

24 8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa

aktivitas di sekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam

kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah akan menjadi lebih

dinamis dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan akan

semakin berperan sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.

Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena.

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6. Mempercepat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehinggamengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. (Hamalik 2001: 185)

Dengan melihat beberapa pandangan dan pendapat mengenai aktivitas belajar di

atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif

berbuat. Tujuan belajar yang diharapkan itu adalah keberhasilan belajar yang

harus dilakukan dengan berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun

aktivitas psikis yang dilakukan di sekolah maupun di rumah. Aktivitas fisik dapat


(44)

25 bermain. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya

bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

Aktivitas belajar erat kaitannya dengan hasil belajar seseorang. Makin banyak

aktivitas belajar yang dilakukan maka akan meningkatkan pula hasil belajarnya.

Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan

berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam

bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat juga

mengadakan diskusi. Dengan cukup ilmu atau pengetahuan yang didapat siswa

dari setiap aktivitas belajarnya, maka mereka akan dengan mudah mendapatkan

hasil belajar yang baik pada saat dilakukan tes. Hal ini tentu akan meningkatkan

hasil belajar siswa.

3. Disiplin Belajar

Walgito, (2004: 35) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan

kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai

tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar

sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang

dicapai.

Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi

dan kelompok. Disiplin juga timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan

untuk menaati tata tertib tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa


(45)

26 sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata tertib. Disiplin yang

dikehendaki itu tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga karena paksaan.

Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan seseorang menyadari bahwa

hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan

disiplinlah didapatkan keteraturan dalam kehidupan (Djamarah, 2006:17).

Menurut Hunter dalam Rofiqoh (2008: 12) disiplin adalah sikap yang dibentuk

atas dasar pembiasaan belajar dengan penggunaan waktu yang teratur, pemberian

motivasi diri yang teratur dan positif, menghindari penguasaan diri yang negatif,

serta mencatat dan merencanakan kebiasaan belajar dalam kurun waktu yang

ditentukan. Belajar juga diperlukan disiplin. Disipin dapat melahirkan semangat

menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu. Siswa harus disiplin

dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Bagi seorang siswa

disiplin di sekolah merupkan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi

untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan disiplin, siswa

juga memiliki kecakapan dalam belajar.

Sedangkan Alle berpendapat disiplin merupakan suatu latihan pikiran atau badan,

atau kemampuan moral, untuk memperbaiki perilaku melalui metode-metode

hukum, sedangkan tata tertib adalah tata atau suatu usaha peraturan untuk

menempatkan individu-individu pada kedudukan yang tepat dalam hubungannya

dengan pihak lain (Mudjiarto dalam Rofiqoh, 2008: 12). Peraturan dan disiplin

dalam lingkungan sekolah dianggap sebagai hal yang dilaksanakan dengan


(46)

27 Menurut Durkheim dalam Apriani (2007: 16), untuk menerapkan sikap disiplin,

siswa harus secara teratur masuk ke kelas, harus tiba pada waktu yang sudah

ditetapkan dan dengan sikap dan perilaku yang tetap pula. Siswa sudah harus

mempersiapkan pelajarannya, mengerjakan pekerjaan rumah dan telah

menyelesaikannnya dengan baik. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk

disiplin sekolah. Disiplin sangat diperlukan dalam belajar. Disiplin dapat

melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu

dalam kehampaan.

Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya,

semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di

sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untuk

membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan disiplin siswa juga

memiliki kecakapan mengenai belajar. Disiplin ini menyangkut hal-hal sebagai

berikut.

1. Disiplin siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

2. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

3. Kepatuhan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah

4. Kebiasaan belajar siswa

Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini.

1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.


(47)

28 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang

akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tu’u (2004:38) yaitu. a. Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk

membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan

Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.


(48)

29 f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian

diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Disiplin belajar siswa di sekolah haruslah disadari oleh siswa sebagai arah yang

baik bagi peningkatan hasil belajar dan juga pembentukan kepribadian siswa ke

arah yang semakin baik. Seperti disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah,

disiplin dalam memasuki kelas tepat pada waktunya, dan disiplin mengunjungi

perpustakaan sekolah setiap harinya agar ilmu yang di dapat tidak hanya berasal

dari penjelasan guru saja tetapi juga dari buku-buku pengetahuan khususnya

dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan disiplin belajar siswa di rumah

dapat menunjang aktivitas belajar siswa di rumah secara teratur tanpa adanya

paksaan dari orang tua, tetapi timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti

disiplin dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan Guru, sehingga

pekerjaan rumah itu tidak dikerjakan lagi saat di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud

dibagi menjadi dua disiplin yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di

rumah. Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa

yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan menaati dan

melaksanakan sebagai siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, sesuai

dengan peraturan yang ada, yang didukung dengan kemampuan guru, kreatifitas


(49)

30 Winkel dalam Rofiqoh, (2008: 14) menjelaskan bahwa yang mempengaruhi

disiplin siswa, yaitu.

1. Yang bersumber dari dalam diri siswa, yaitu.

a. Taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar. b. Motifasi belajar

c. Perasaan sikap dan minat.

2. Yang bersumber dari luar siswa, yaitu. a. Cara membimbing.

b. Motifasi yang diberikan.

c. Hubungan orang tua dengan anak.

d. Suasana dalam keluarga dan perhatian orang tua.

Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu

menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal

belajar yang telah disusun, mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya

dengan penuh semangat. Rela mengorbankan apa saja demi perjuangan

menegakkan disiplin pribadi.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa menandakan mutu pendidikan yang telah diperolehnya,

dengan indikator mutu hasil belajar siswa, yang merupakan gambaran dari tingkat

ketercapaian tujuan dan penguasaan siswa atas isi dari apa yang dipelajari. Oleh

karena itu hasil belajar yang berkualitas bukan sekedar ketercapaian

menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan target kurikulum, tetapi dapat

diukur dari perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terjadi pada


(50)

31 Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan

memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui dan mengerti

konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari

lingkungan dan dari memproses kognitif yang dilakukan siswa.

Hasil belajar pada suatu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar (Dimyanti dan Mudjiono, 2006: 4).

Seperti yang dikemukakan oleh Surya (2004: 64) bahwa “Prestasi belajar adalah sesuatu yang dicapai oleh peserta didik sebagai perilaku yang berupa hasil belajar yang berbentuk perubahan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan”.

Pada dasarnya antara hasil belajar dan prestasi belajar mempunyai arti yang sama,

karena hasil belajar merupakan bagian dari prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tu’u (2004: 76) yang menyatakan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa adalah hasil belajar dan nilai siswa. Lebih lanjut Tu’u (2004: 75) merumuskan prestasi belajar sebagai berikut.

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya.

3. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang terutama dinilai aspek kognitifnya yang ditunjukkan melalui nilai atau angka.


(51)

32 Hasil belajar yang diperoleh siswa mempunyai tingkatan yang bervariasi, ada

siswa yang mendapat hasil belajar yang baik dan ada siswa yang mendapat hasil

belajar yang kurang memuaskan. Setiap siswa memiliki tingkat keberhasilan

masing-masing. Djamarah dan Zain (2006: 121) menggolongkan tingkat

keberhasilan tersebut sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar 76% s.d. 99%

bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja dikuasai siswa. 4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan

kurang dari 60% dikuasai siswa.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan

minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar

sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam

aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian,

tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes

akhir semester dan sebagainya.

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa antara lain.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni. a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Motif


(52)

33 4) Kematangan.

5) Kesiapan c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani

2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)

Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni. a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10)Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi

rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran

dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil


(53)

34 B. Hubungan Antara Aktivitas dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar

IPS Terpadu

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil

belajar sebagai berikut.

1. Faktor internal, meliputi cara belajar, kebiasaan belajar, disiplin belajar, motivasi belajar, sikap, minat, kondisi psikis, dan keadaan kultur. 2. Faktor eksternal, meliputi faktor-faktor berikut ini.

a. Faktor keluarga seperti interaksi dengan orang tua, keadaan ekonomi, dan sarana belajar di rumah.

b. Faktor sekolah seperti aktivitas belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, interaksi guru dan murid, dan aktivitas guru.

c. Faktor masyarakat seperti tempat tinggal, pergaulan, interaksi kepada masyarakat sekitar.

d. Faktor lingkungan sekitar seperti keadaan sekitar tempat tinggal, keadaan lalu lintas dan iklim tempat tersebut.

Hasil belajar seseorang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pengetahuan dapat diketahui apabila diukur dengan cara yang memang tepat

untuk itu. Sedangkan keterampilan ditandai dengan bergeraknya organ tubuh serta otot. Di dalam pengertian modern dikenal istilah “keterampilan kognitif” yaitu jenis keterampilan yang menyangkut pemikiran yang ditandai dengan kreatifitas,

kelincahan berpikir, kecepatan memecahkan masalah dan lain-lain. Berbeda

dengan pengetahuan dan keterampilan, sikap tidak dapat diukur dan diketahui.

Sikap yang ditampilkan oleh siswa tidak dapat cepat di pandang oleh guru sebagai

hasil upaya mereka di sekolah. Pelajaran di sekolah ditujukan untuk

pengembangan sikap.

Keterampilan kognitif siswa dapat dilihat dari adanya aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang aktif, baik dalam bertanya


(54)

35 terbangun relasi yang kuat antara guru dengan siswa di dalam proses belajar

mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar dapat berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa. Bila siswa kurang aktif, itu juga berpengaruh terhadap

rendahnya hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh disiplin belajar. Apabila seorang siswa

memiliki sikap disiplin dalam kegiatan belajarnya, maka kepatuhan dan ketekunan

belajarnya akan terus meningkat sehingga membuat hasil belajar meningkat pula.

Dengan demikian peran disiplin belajar pada siswa sangat besar pengaruhnya

terhadap hasil belajarnya. Hal ini dikarenakan dengan disiplin belajar, seorang

siswa akan mampu mengkondisikan dirinya untuk belajar sesuai dengan tugasnya

sebagai seorang pelajar. Maka dengan adanya faktor penggerak berupa aktivitas

belajar dan didukung fungsi disiplin belajar yang baik, akan meningkatkan hasil

belajar siswa di sekolah.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan

pokok masalah ini. Hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Dian Erika Wati (2010) yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran

2009/2010”, menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS Ekonomi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten


(55)

36 Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukkan dengan t

hitung > t tabel atau 7,843 > 1,979.

2. Heri Setyawan (2010) yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Disiplin Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar

Ekonomi Siswa Kelas XI Semester Genap SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2009/2010”, menyatakan bahwa ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester genap di SMAN

1 Metro Tahun Pelajaran 2009/2010, yaitu diperoleh r hitung > r tabel atau

0,458 > 0,325.

3. Meri Apriani (2007) yang berjudul “Pengaruh Minat dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester ganjil SMA Negeri 12 bandar lampung Tahun Pelajaran 2006/2007”, menyatakan bahwa ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X

semester ganjil SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007.

Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan Uji t yang menunjukkan bahwa th > tt

yaitu 7,995 > 1, 688.

D. Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan tergantung dari

bagaimana pelaksanaan atau proses dari kegiatan tersebut. Begitu juga dengan

kegiatan belajar mengajar, tingkat keberhasilannya tergantung dari proses belajar

mengajar yang terjadi di sekolah.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menggambarkan mutu proses belajar


(56)

37 siswa menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam

mengajar. Jika sebaliknya, hasil belajar siswa rendah menunjukkan rendah juga

proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut,

yaitu menilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Banyak faktor

yang menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah. Faktor tersebut

dapat berupa faktor internal siswa dan dari eksternal siswa.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses

belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Natawijaya dalam Depdiknas

(2005:31) aktivitas belajar adalah kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses

interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang

dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari siswa, sebab dengan adanya aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran akan terciptalah suasana belajar yang aktif.

Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar.

Tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar, kegiatan belajar tidak mungkin akan

berhasil, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas didalamnya. Aktivitas

belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai

tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang

melakukan kegiatan belajar. Dengan aktivitas belajar siswa yang tinggi maka

diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

Disiplin siswa di sekolah adalah salah satu faktor internal siswa yang berarti siswa


(57)

38 keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa

tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas

merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan

dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan

kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar

mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang

dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar

yaitu hasil belajar yang baik.

Menurut Wingkel dalam Apriani (2007: 16) menyatakan bahwa hal yang

mempengaruhi disiplin siswa, yaitu.

1. Yang bersumber dari dalam diri siswa, yaitu.

a. Taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar. b. Motivasi belajar.

c. Perasaan, sikap dan minat.

2. Yang bersumber dari luar diri siswa, yaitu. a. Cara membimbing.

b. Motivasi yang diberikan. c. Hubungan orang tua dan anak.

d. Suasana dalam keluarga dan perhatian orang tua.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa disiplin terjadi bukan hanya

berasal dan bersumber dari dalam diri siswa melainkan juga bersumber dari luar

diri siswa. Seseorang siswa yang memiliki disiplin tinggi akan memperoleh hasil

belajar yang baik. Hal ini terjadi karena siswa tersebut belajar dan melaksanakan

peraturan sekolah dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Belajar


(1)

59 1

yx

r : korelasi product moment antara x1 dengan Y 2

yx

r

: korelasi product moment antara x2 dengan Y 3

yx

r

: korelasi product moment antara x3 dengan Y

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dihitung dengan statistik F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1

/

1

/ 2 2     k n R k R F Keterangan:

R : koefisien korelasi ganda k : jumlah varian independent n : jumlah anggota sampel (Sudjana, 2005: 385)

Kriteria pengujian tolak H0 jika F hitung < F tabel, terima H0 jika Fhitung > Ftabel dimana ditribusi Ftabel untuk dk pembilang k dan dk penyebut (n-k-1) dengan

05 , 0


(2)

103

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa tinggi, maka hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Sebaliknya jika aktivitas belajar yang dilakukan siswa rendah, maka hasil belajar akan rendah.

2. Ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika disiplin belajar yang dimiliki siswa tinggi maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika


(3)

104 disiplin belajar yang dimiliki siswa rendah maka hasil belajarnya akan rendah.

3. Ada hubungan yang positif antara aktivitas dan disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII Semester Ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika aktivitas belajar tinggi dan disiplin belajar juga tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas belajar siswa rendah dan disiplin belajar juga rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan rendah.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan aktivitas belajar dan disiplin belajar dengan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.

1. Guru sebagai pengelola pengajaran, harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, dan juga merencanakan pengajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar, sehingga dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang baik pada diri siswa.

2. Aktivitas merupakan hal yang sangat mendasar dalam satu kegiatan belajar mengajar, karena aktivitas yang tinggi dimungkinkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, hendaknya guru dan sekolah dapat


(4)

105 mengetahui dan menerapkan secara tepat teknik pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan siswa.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki disiplin belajar yang tinggi. Karena dengan disiplin belajar yang tinggi, maka siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak memiliki disiplin belajar yang tinggi atau dengan kata lain disiplin belajarnya rendah, maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.

4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya pihak-pihak yang terkait memperhatikan aktivitas belajar dan disiplin belajar siswa. Dan peneliti juga mengharapkan kepada peneliti yang lain untuk mengkaji faktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Meri. 2007. Pengaruh Minat dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMAN 12 B.Lampung

Tahun 2006/2207. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara.

Jakarta.

Basrowi dan Kasinu, Akhmad. 2007. Metodologi Penelitian Sosial: Konsep,

Prosedur, dan Aplikasi. CV Jenggala Pustaka Utama. Kediri.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Umar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada.

University Press. Yogyakarta.

Oktarida, Enny. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 20

Banda Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. (Skripsi). Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Rofiqoh, Imroatun. 2008. Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas 2 SMA Muhammadiyah


(6)

Tangkit Batu Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2006/2007. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Setyawan, Heri. 2010. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Disiplin Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap di SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran

2009/2010. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2011.Penentuan Besarnya Sampel Penelitian Menggunakan Rumus Cochran. (Online).

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans). Diakses tanggal 13 Desember 2012.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Surya, Hendra. 2004. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Gramedia. Jakarta.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo.

Jakarta.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset. Yogyakarta. Wati, Dian Erika. 2010. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar

dengan Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 107

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 46

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DIRUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 18 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 72

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 81

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 77

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 80

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DI RUMAH CARA BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 75

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 83

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 80

PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 15 93