8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Anak Tunarungu
1. Pengertian Anak Tunarungu
Banyak istilah yang kita kenal untuk anak yang mengalami kelainan pendengaran, misalnya istilah tuli, bisu, tunawicara, cacat dengar, kurang
dengar ataupun tunarungu. Istilah yang lazim digunakan dalam pendidikan khususnya pendidikan luar biasa adalah tunarungu. Istilah tunarungu
diambil dari kata “tuna” yang berarti kurang dan kata “rungu” yang berarti pendengaran. Seseorang dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu
mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak Tunarungu menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati
1995: 27 adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan
karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-
hari yang membawa dampak terhadap kehidupananya secara kompleks. Murni Winarsih 2007: 23, mengemukakan tunarungu adalah
seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak
fungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari, yang
9
berdampak terhadap kehidupannya secara kompleks terutama pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.
Menurut Andreas Dwijosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung 1988 yang dikutip dari Permanarian Somad 1996: 27
mengemukakan tunarungu sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang
terutama melalui indera pendengaran. Dari beberapa beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa
tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan menjadi tuli atau kurang dengar. Pengertian
anak tunarungu dapat disimpulkan seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak
terhadap kehidupannya secara kompleks.
2. Klasifikasi Anak Tunarungu