Stereotipe Perempuan Bercadar TRANSFORMASI PEREMPUAN URBAN BERCADAR

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dengan demikian, identitas keagamaan sekaligus merupakan sebuah perspektif yang dapat menetukan cara pandang seseorang. Fungsi sosial agama dalam pendekatan fungsional, yaitu fungsi kultural agama ada dalam kaitannya dengan menyakralan nilai dan norma-norma tersebut. Landasan non empiris dan sakralisasi yang dilakukan agama terhadap nilai dan norma masyarakat membuat nilai dan norma-norma tersebut memiliki kekuatan dalam mengendalikan ketertiban masyarakat. Agama dapat mendorong kepatuhan dan ketaatan anggota masyarakat terhadap norma-norma sosial yang berlaku demi kepentingan masyarakat itu sendiri.

C. Implementasi Perubahan Eksistensialisme Søren Kierkegaard

Terhadap Perempuan Urban Bercadar Perubahan Eksistensialisme Søren Kierkegaard dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan perempuan urban bercadar. Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tahap-tahap perubahan eksistensialisme Kierkegaard meliputi: tahap estetis, tahap etis, dan tahap religius. Ketiga tahapan tersebut, dapat di terapkan dalam tahap- tahapan perubahan yang dialami perempuan urban bercadar. 1. Tahap Estetis Dalam Realitas Kehidupan Perempuan Urban Bercadar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Ketika pengertian tahap estetis dalam pemikiran Kierkegaard menjelaskan pola hidup tentang hedonis, 3 meluapkan hawa nafsu dan lebih mementingkan hal bersifat duniawi demi tujuan memenuhi kesenangan secara bebas. Hal ini sama seperti yang dialami oleh Anisa nama samara, yaitu ketika masa balig ia masih cenderung untuk membuka auratnya. Ia juga berpenampilan selayaknya anak remaja di sekitarnya yang masih gaul, dengan memakai celana jeans di setiap penampilannya. Ketika Anisa melihat hanya ibunya saja yang memakai kerudung di keluarganya, ia pun ingin mencoba memakai kerudung. Di situ ibunya menjelaskan bahwa memakai kerudung bukan sebatas hanya memakai, melainkan harus didasarkan dengan adanya komitmen yang kuat untuk tidak melepasnya kembali. Perkataan ibunya memberikan keraguan dalam dirinya, niat untuk memakai kerudung dikalahkan dengan rasa takut terhadap kesiapan berkomitmen untuk tidak melepaskan kerudung, meskipun hanya ada di lingkungan rumah. Sifat keduniawiannya muncul dalam benak Anisa. Ia berat meninggalkan kebiasaan lamanya untuk tidak berkerudung. Keadaan ini menandakan bahwa telah masuk pada tahapan estetis. Meskipun menutup aurat merupakan perintah agama Islam, tetapi ia belum siap untuk menjalankannya. Meskipun ada niat ingin memakai krudung, ia masih tergiur oleh keadaan lingkungan yang bebas, ia takut 3 Hedonis ialah seseorang yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.