digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Konselor dapat mengagumi gambar anak dan memujinya dengan jujur serta memberi kesan artistik anak dari sebuah rumah. Konselor juga
bisa membangun sebuah hubungan terapeutik dengan menciptkan kehangatan, kepercayaan, dukungan dan dorongan yang memungkinkan
konselor memusatkan pada beberapa kegiatan dan pada emosi anak yang
direfleksikan melalui gambar. b.
Tahap Bagan atau Skema
Pada usia 5 sampai 7 tahun, seorang anak telah telah menguasai coret-coret, pola bentuk dan desain. Kegiatan menggambar yang
sebenarnya dimulai pada masa ini yaitu tahap seorang anak mulai menggambar skema atau bagan. Dalam tahap ini, seorang anak sudah
mulai menggambar bentuk-bentuk bagan dalam goresan-goresannya. Setelah selesai dibuatnya, seorang anak mulai memberi nama pada
gambarnya seperti nama orang, binatang atau nama pohon. Walaupun sebenarnya benda-benda tersebut tidak begitu kelihatan
dengan jelas di dalam gambarnya. Contohnya sebagai penjelasan sebagai berikut:
untuk menggambar
manusia misalnya,
ia hanya
menggambarkannya dengan sebuah bulatan yang kemudian diberi titik- titik di dalamnya, ditambah beberapa garis di bawahnya untuk
menggambarkan kakinya. Kemudian dia mulai menambahkan badan yang diberi gambar
lebih lebar dan kemudian tangannya yang digambarkan lebih kecil. Sehingga dicapai sebuah hasil gambar yang belum begitu jelas terlihat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
namun sudah dapat dimengerti apa maksudnya. Karena itu masa menggambar ini dinamakan tahap bagan atau skema.
18
Di usia anak pada tahap menggambar dengan skema atau bagan ini, sebuah gambar yang dihasilkan sudah memiliki cerita mereka sendiri,
kekuatan fisik sudah dapat terkoordinasi ketika menggambar. Pada tahap ini, peran konselor adalah mendukung dan mendorong anak dalam usaha
mereka untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dan untuk berkomunikasi.
c. Tahap Bentuk dan Garis
Ketika usia seorang anak mencapai 7 sampai 9 tahun, ia mulai menyadari bahwa gambar-gambarnya tidak sesuai lagi dengan bentuk
benda yang sebenarnya. Ketika orang dewasa mengatakan bahwa di dalam gambar seorang anak terdapat kesalahan dan kekurangannya, anak
tersebut justru kurang memperhatikannya karena ia belum mampu memperbaikinya. Padahal anak itu ingin sekali menyamakan gambarnya
dengan kenyataan yang diamatinya secara langsung. Tahapan ini adalah masa dimana seorang anak mengalami masa
peralihan dari hanya menggambar bagan kemudian ia mulai menggambar sesuatu yang ia amati di dunia nyata dan ingin sekali menggambarnya
sesuai dengan pengamatan sebenarnya. Ciri-ciri dari gambar seorang anak pada usia ini adalah gambar dari figur atau latar belakang muncul
18
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam gambar pemandangan sebagai lambang dan objek yang digambarkan dalam hubungan satu sama lain.
19
Sedangkan peran konselor pada tahap ini adalah memberikan suasana hangat dan sesuatu yang membolehkan, sehingga anak dapat
berkreasi. Serta membantu dengan sungguh-sungguh, tidak mencoba “mengorek” interpretasi anak atau usaha anak. Konselor juga menjadikan
gambar terebut sebagai media komunikasi dan informasi antara dirinya
dan sang anak, mengenal diri anak dan juga lingkungannya. d.
Tahap Shiluet atau Bayang-Bayang
Pada usia 9 sampai 10 tahun, seorang anak dianggap mampu menggambar sesuai dengan kenyataan. Anak mampu menggambarkan
bentuk sebuah benda dalam ukuran dua dimensi, yakni seperti shiluet atau bayang-bayang. Yang dimaksud disini adalah, gambar yang
dihasilkan oleh seorang anak sudah mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contohnya saja, figur manusia digambar lebih detail, terdapat
penekanan pakaian dan jenis kelamin, penggunaan warna berdasarkan pada objek yang signifikan secara emosional.
Tugas konselor disini adalah membantu anak memusatkan pada kekuatan, nilai-nilai, minat, kepercayaan mereka sendiri dan menentukan
perasaan individualisme selama berjuang untuk diterima oleh teman- temannya. Konselor juga membantu anak untuk mempertahankan
19
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 57.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kegemaran menggambarnya di kalangan sekolah dan memberikan
bimbingan menggambar tentang teknik-teknik menggambar yang baik. e.
Tahap Perspektif
Ketika anak-anak masih berusia 10 tahun, bentuk gambar yang dihasilkan selalu rata. Namun, ketika usia mereka beranjak naik, dari 10
sampai 14 tahun mereka akan kembali merasakan hambatan dalam belajar menggambar, ketika mereka memasuki tahap menggambar
perspektif. Pada tahap ini, figur manusia digambar dengan detail yang lebih besar, gerakan badan dapat ditangkap dan diintepretasikan, serta
bagian badan sudah proposional. Begitu juga dengan warna yang digunakan untuk mengekspresikan kesan visual sama seperti pengalaman
emosional. Dalam prosesnya pada tahap ini, seorang remaja mulai
memperhatikan munculnya identitas diri mereka sendiri. Kapasitas keintelektualan dan kreativitas mereka telah banyak bertambah dan
diekspresikan secara verbal serta empati kepada orang lain. Peran konselor pada tahap ini adalah mendorong anak atau remaja tersebut
untuk mengerti dan menghadapi konflik-konflik emosi yang sering bergabung dengan perkembangan tahap ini, serta membantu mereka
mengembangkan rasa percaya diri yang mereka miliki. Adapun konseling anak dengan terapi menggambar sendiri memiliki
beberapa langkah, diantaranya sebagai berikut: