Pengelolaan Pelatihan Peserta Pelatihan

19 memiliki ruang instruktur, e memiliki ruang administrasi, f memiliki ruang bengkel kerja, g memiliki tempat beribadah. Fasilitas sarana di BLK Kabupaten Rembang yaitu: a memiliki perabot, b memiliki peralatan praktik, c memiliki media pendidikan, d memiliki buku dan sumber belajar lainnya serta perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam menunjang program pelatihan.

3. Pengelolaan Pelatihan

Penyusunan kurikulum pelatihan merupakan tugas dari pengelolaan pelatihan. Pengelola pelatihan juga bertugas mengelola pelatihan dari tahap perencanaan sampai ke tahap evaluasi pelatihan. Pengelola pelatihan merupakan orang yang wajib berkemampuan dan mengerti dengan baik bagaimana program pelatihan tersebut berlangsung. Pengelola pelatihan juga harus mampu memutuskan kebutuhan pelatihan, calon peserta pelatihan, kondisi belajar saat pelatihan berlangsung, sarana dan prasarana, biaya operasional pelatihan, kerjasama dengan organisasi lain, serta mampu menyusun kebijakan –kebijakan yang diperlukan sehingga mendukung pelaksanaan pelatihan. Pelatihan akan efektif, efisien dan bermanfaat apabila didukung dengan adanya pelayanan yang baik, serta pengelolaan secara profesional. Pengelola pelatihan memiliki prosedur dalam menyelenggarakan pelatihan. Oemar Hamalik 2005:78 menyatakan penyelenggaraan pelatihan memiliki empat tahap, yaitu: a tahap Pendahuluan, b tahap pendahuluan merupakan tahap 20 persiapan sebelum peserta melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, c tahap Pengembangan. Tahap pengembangan merupakan tahap pelaksanaan kegiatan belajar oleh peserta yang dilakukan di BLK. Tahap pengembangan meliputi: a tahap kulminasi dilaksanakan dalam bentuk pendidikan lapangan, pembuatan laporan akhir individu atau kelompok, b tahap tindak lanjut adalah suatu tahap transisi, dimana berlangsungnya proses pembinaan lanjutan terhadap para lulusan pelatihan.

4. Peserta Pelatihan

Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitanya dengan keberhasilan proses pelatihan, yang pada giliranya turut menentukan efektivitas pekerjaan Oemar Hamalik 2005:35. Keberhasilan suatu pelatihan dapat diukur dengan melihat peningkatan kemampuan peserta pelatihan. Ketika peserta pelatihan mampu menerapkan ilmu yang didapat dalam pelatihan dengan memperoleh nilai baik saat menjalani uji kompetensi, maka program pelatihan itu dianggap efektif, efisien dan bermanfaat. Pertimbangan dalam menentukan calon peserta pelatihan sangat mempengaruhi keberhasilan program pelatihan. Penetapkan persyaratan dan jumlah peserta dalam mengikuti pelatihan merupakan hal yang sangat penting demi kelancaran pelaksanaan pelatihan. Persyaratan yang ditetapkan misalnya: usia, latar belakang pendidikan, dan motivasi keluarga calon peserta. Peserta pelatihan yang memenuhi syarat masuk yang telah ditetapkan merupakan peserta yang memiliki hak untuk menyelesaikan pelatihan di Balai Latihan Kerja. Para peserta akan dibiasakan untuk bekerja sama dalam menangani 21 permasalahan yang diberikan oleh instruktur pelatihan dalam pelatihan. Ridwan 2004:105 dalam bukunya yang berjudul “ Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah” menuliskan bahwa, terdapat beberapa faktor seseorang yang dapat menghambat kerjasama, yaitu: a faktor tersinggung, b mementingkan diri sendiri, c kurang bertanggung jawab, d kurang adanya keterbukaan, e kurang memiliki ketrampilan. Berdasarkan uraiaan yang telah dijelaskan, peserta pelatihan hendaknya diseleksi dengan baik sesuai persyaratan yang ada agar program pelatihan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5. Instruktur Pelatihan