70 prasarana diungkap dengan metode angket dan metode wawancara. Data aspek
tenaga kepelatihan, dan pendanaan pelatihan diungkap dengan metode wawancara. Data aspek kurikulum diungkap dengan menggunakan metode angket, metode
wawancara dan metode dokumentasi.
a. Kesiapan Peserta
Aspek kesiapan peserta terdiri dari dua indikator, yaitu: latar belakang dan pendidikan peserta, dan motivasi peserta mengikuti pelatihan. Latar belakang dan
pendidikan peserta diungkap dari angket dan didukung dari buku induk data identitas peserta tahun 2013 yang berjumlah 48 peserta. Data tentang latar
belakang peserta pelatihan dibagi menjadi 5 bagian yaitu SD, SMP, SMA, D3 listrik, D3 non Listrik. Data latar belakang pendidikan peserta dikategorikan baik,
mengingat persyaratan peserta adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP sederajad dan hanya terdapat dua peserta yang berlatar belakang pendidikan SD.
Peserta yang memiliki latar belakang yang tidak sesuai dengan persyaratan latar belakang pendidikan tentunya telah melalui tahapan tes masuk dan tes
kesungguhan mereka untuk mengikuti pelatihan, karena dari kesungguhan dan kebutuhan peserta yang baik akan mempengaruhi jalanya proses pembelajaran.
Penerimaan peserta yang latar belakangnya tidak sesuai dikarenakan lebih menitik beratkan memberikan keterampilan danpengetahuan yang lebih kepad orang yang
bersungguh-sungguh dan belum memiliki keterampilan dibandingkan dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan persyaratan tetapi telah memiliki
keterampilan lain.
71 Latar belakang peserta tentunya akan sangat baik jika didukung dengan
motivasi peserta mengikuti pelatihan. Indikator motivasipeserta mengikuti pelatihan dari hasil kuantitatif mencapai 78.77 dengan kategori baik untuk mengikuti
pelatihan teknik pendingin di BLK Kabupaten Rembang. Peneliti menyarankan kepada pihak Balai Latihan Kerja Kabupaten Rembang
agar tetap dan lebih selektif dalam menentukan calon peserta pelatihan yang akan mengikuti program pelatihan teknik pendingin di BLK Kabupaten Rembang kususnya
agar pelaksanaan pembelajaran tidak terganggu dengan lamanya pemahaman siswa dan tentunya tetap mempertahankan tujuan memperbaiki kualitas Sumber Daya
Manusia SDM agar dana pelatihan dari pemerintah tidak sia-sia.
b. Ketersediaan Instruktur