BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
A. Definisi Pajak Penghasilan
Berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2008, Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan penghasilan menurut pasal 4 ayat 1 undang-
undang Pajak Penghasilan, adalah “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”.
Beberapa para ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut
mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh :
1. Leroy Beaulieu, seorang sarjana dari Perancis, dalam bukunya yang berjudul
Traite de la Science des Finances, 1906 mengemukakan “Pajak adalah bantuan,
Universitas Sumatera Utara
baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah”.
2. Deutsche Reichs Abgaben Ordnung RAO – 1919 , mendefinisikan pajak
sebagai bantuan uang secara insidental atau secara periodik tanpa kontra prestasi yang dipungut oleh badan yang bersifat umum nagara untuk
memperoleh pendapatan ketika terjadi suatu tatbestand sasaran pemajakan karena undang-undang telah menimbulkan utang pajak.
3. Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya de Economische Betekenis der
Belastingen, 1951, pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra-
prestasi yang dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
4. Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak
Berdasarkan Asas Gotong – Royong” Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
5. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum Pajak
dan Pajak Pendapatan, mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal
yang langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Universitas Sumatera Utara
6. Dr. N. J. Feldmann berpendapat bahwa : “Pajak adalah prestasi yang
dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”. Resmi, Siti 2008:2.
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21