Mengirim himbauan kepada Pemotong Pajak Melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan PPh Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Pengawasan yang dilakukan tersebut antara lain : a. Pengawasan terhadap pembayaran dan pelaporan pajak setiap bulan SPT Masa. Dalam hal ini setiap badan hukum wajib membayar dan melaporkan pajak terutangnya. Apabila badan hukum mangkir dari kewajibannya dalam membayar pajak maka Direktorat Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Tagihan Pajak STP. b. Pengawasan terhadap Wajib Pajak yang melakukan kegiatantransaksi namun tidak melaporkan kegiatan transaksinya dalam SPT Tahunan.

2. Mengirim himbauan kepada Pemotong Pajak

a. Himbauan ini dilakukan karena adanya momentum tertentu yang akan datang misalnya Hari Raya Idul Fitri dimana Wajib Pajak menerima Tunjangan Hari Raya THR dan akhir tahun dimana Wajib Pajak menerima bonus. THR dan bonus tersebut dipotong PPh Pasal 21. b. Petugas Pajak mengirim himbauan kepada para pemotong pajak agar mendaftarkan subjek pajak yang telah mempunyai penghasilan diatas PTKP sebagai Wajib Pajak PPh Pasal 21. Masalah ini biasanya terjadi ketika adanya perubahan struktur di sebuah perusahaan yakni adanya karyawan baru di perusahaan tersebut. Dalam hal ini Pemotong Pajak dihimbau untuk Universitas Sumatera Utara mendaftarkan dan melaporkan karyawan baru tersebut sebagai Wajib Pajak Yang berkewajiban atas Pajak Penghasilan Pasal 21.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

Pemeriksaan pajak dapat merupakan instrumen untuk menentukan tingkat kepatuhan formal dan material yang tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax compliance atau kepatuhan Wajib Pajak. Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar Wajib Pajak tetap berada pada koridor ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan dilakukan dalam rangka upaya untuk : a. Memelihara agar proses dan pelaksanaan self assessment system dimana Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajak terutangnya dapat berjalan secara efektif dan tetap berada pada jalurnya. b. Menciptakan keadilan melalui penerapan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan secara konsisten, fair, dan konsekuen. C. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Diterima Pegawai Tetap di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Dalam pencapaian suatu tujuan terkadang terdapat hal-hal yang menghambat pencapaian tujuan dari berbagai segi. Adapun kendala-kendala yang menghambat dalam pencapaian tujuan tersebut adalah: Universitas Sumatera Utara 1. PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima pegawai tetap langsung dipotong oleh perusahaan. Namun pemotong pajak di perusahaan tersebut kurang memahami tentang tata cara perhitungan, pemotongan, dan pelaporan PPh Pasal 21 pegawai tetap. 2. Kurangnya data untuk melakukan pengujian terhadap data Wajib Pajak. Maka dari itu pihak Direktorat Jenderal Pajak melakukan kolaborasi dengan instansi lain seperti Kementerian Dalam Negeri, Bank Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan lain-lain. Kolaborasi tersebut dilakukan dalam hal pertukaran data untuk mendukung basis data perpajakan yang lengkap dan akurat. Kolaborasi yang dijalankan DJP ini semakin kuat dengan diterbitkannya PeraturanMenteri Keuangan dengan Nomor 16PMK.032013 tentang Rincian Jenis Data dan Informasi serta Penyampaian Data dan Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan.

D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tunggakan PPh Pasal 21 dan Cara Menanggulanginya