Uji Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

terkait dengan perusahan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data diperoleh dengan cara mendapatkannya dari pihak luar perusahaan, yang disebut data eksternal Umar, 2001. Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data dari buku, jurnal, maupun penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan beberapa tahap. Sesuai dengan namanya dalam purposive sampling, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Pertama, mencari sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan. Selanjutnya mencari laporan tahunan perusahaan yang telah dikeluarkan masing-masing perusahaan sesuai dengan ketersediaan data laporan tahunan yang ada di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009- 2010.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variable- variabel dalam penelitian ini. Statistik ini digunakan untuk menganalisi data dengan cara menggunakan data yang terkumpul namun bukan membuat kesimpulan bersifat generalisasi Sugyono, Universitas Sumatera Utara 2004:142. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata mean, standar deviasi, maksimum dan minimum Ghozali, 2007. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Data statistik deskriptif dalam penelitian ini menyajikan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, standart deviasi dan nilai varian dari setiap variable penelitian. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program software SPSS.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi klasik seperti Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi. Maka syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Keempat asumsi klasik yang dianalisa dilakukan dengan menggunakan program SPSS. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data yang berbentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak memiliki menceng ke kiri atau Universitas Sumatera Utara menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Menggunakan tingkat signifikan 5 0,05, maka jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 0,05artinya varibel residual berditribusi normal Situmorang, et. all 2008:62 4. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji jenis ini hanya diperuntukan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu. Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai tolerance dan nilai VIF Variance Inflation Factor. Tolerance mengukur veriabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10. Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika: • Nilai Tolerance 0, 10, atau • Nilai VIF 10 maka terdapat multikolinearitas Universitas Sumatera Utara • Nilai VIF 10 maka tidak terdapat multikolinearitas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen Ghozali, 2007.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas. Jika terjadi maka terdapat heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Jika sebuah varians sama, maka dikatakan homoskedastisitas. Apabila varians berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk mengujinya terbagi dua yaitu, dengan alat analisis grafik dan analisis residual yang berupa statistik. Situmorang, 2010 Dalam penelitian ini digunakan uji statistic yaitu dengan menggunakan Uji Park. Uji ini digunakan untuk memberikan angka-angka yang lebih detail untuk Universitas Sumatera Utara menguatkan apakah data yang akan diolah terjadi gangguan heteroskedastisitas atau tidak. Ada atau tidaknya gangguan heteroskedastisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila hasil dari uji Park kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan data mengalami gangguan heteroskedastisitas dan sebaliknya Ghozali, 2007. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2007. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson Ghozali, 2009: • Jika du d 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif. • Jika 0 d dl, maka tidak ada autokorelasi positif. • Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif. • Jika 4 – dl d 4, maka tidak ada korelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

3.7.3 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM ASING, MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1 12 55

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN dan MANAJEMEN LABA terhadap NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indone

0 7 147

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL : STUDY EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 17

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING, PROFITABILITAS, UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

2 8 98

PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manuf

0 2 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL (CSR DISCLOSURE) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6