karena itu, perusahaan melalui manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai
dalam masyarakat umum dan publik yang relevan atau stakeholder- nya.
Keselarasan antara tindakan organisasi dan nilai-nilai
masyarakatnya ini tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan. Tidak jarang akan terjadi perbedaan potensial antara
organisasi dan nilai-nilai sosil yang dapat mengancam legitimasi perusahaan yang sering disebut legitimacy gap. Bahkan menurut
menyatakan bahwaa ketika legitimacy gap terjadi dapat menghancurkan legitimasi organisasi yang berujung pada
berakhirnya eksitensi perusahaan.
2.1.3 Tanggung Jawab Sosial
Word Bank Bank Dunia mendefenisikan tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility sebagai:
Corporate Social Responsibility is commitment of business to contribute to sustainable economic development working with
employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are both
good for business and good for development.
CSR dalam defenisi tersebut adalah tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen bisnis untuk berperan
Universitas Sumatera Utara
dalam pembangunan ekonomi yang dapat bekerja dengan karyawan dan perwakilan mereka, masyarakat sekitar dan masyarakat yang
lebih luas untuk memperbaiki kualitas hidup, dengan cara yang baik bagi bisnis maupun pengembangan.
Menurut The World Business Council For Sustainable Development WBCSD, Corporate Social Responsibility atau
tanggung jawab sosial perusahaan didefinisakan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupu untuk
pembangunan.
Dalam aspek hukum tanggung jawab sosial perusahaan juga diatur didalam Undang-undang yaitu dalam UU PT No.40 Tahun 2007.
Disebutkan bahwa PT yang melanjutkan usaha di bidang danatau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan
tanggung jawab sosial dan lingkungan Pasal 74 ayat 1.
Peraturan lain adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 b menyatakan bahwa “Setiap penanam modal
Universitas Sumatera Utara
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Peraturan tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang relatif
lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara
BUMN No.40 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
Seperti kita ketahui, tanggung jawab sosial milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Dalam UU
BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif
kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber
dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina
Lingkungan.
2.1.4 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial sebagai Tanggung Jawab Perusahaan