6 Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan ditutup dengan serbet
basah kemudian benda uji diletakan pada ruangan perawatan. 7
Setelah mortar berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakan pada ruangan
perawatan kembali. b. Mortar dengan pencampuran abu jerami padi
Untuk pembuatan mortar dengan pencampuran abu jerami padi caranya sama dengan pembuatan mortar normal tanpa abu jerami padi. Penambahan abu
jerami padi dilakukan dengan mengurangi massa semen.
3.4 Prosedur Pengujian Sampel 3.4.1 Prosedur Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari benda uji. Kuat tekan mortar mengacu pada standar pengujian ASTM
C 109. Benda uji yang dipakai adalah kubus dengan ukuran 5cm x 5cm x 5cm. Pengujian kuat tekan dilakukan saat mortar berumur 28 hari dengan menggunakan
alat Compressor Machine. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap
variasi campuran agar diperoleh kuat tekan rata – rata. Prosedur kerja untuk pengujian kuat tekan mortar yaitu :
1. Mengeluarkan benda uji setelah berumur 27 hari dari bak perendaman dan
diletakan pada ruangan sampai sampel kering dan hal ini dilakukan selama 24 jam tepatnya benda uji mencapai umur 28 hari.
2. Beban tekan diberikan secara perlahan-lahan pada benda uji dengan cara
mengoperasikan tuas pompa sehingga benda uji runtuh. 3.
Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi atau bertambah, maka skala yang ditunjukan oleh jarum tersebut dicatat sebagai beban
maksimum yang dapat dipikul oleh benda uji tersebut. 4.
Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji kuat tekan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Prosedur Pengujian Kuat Tarik Mortar
Pengujian kuat tarik mortar dilakukan untuk mengetahui batas kekuat tarik dari benda uji tersebut. Benda uji yang dipakai adalah brequitte dengan ukuran 7,5
x4,15 x 2,5 cm
3
. Pengujian kuat tarik mortar dilakukkan saat mortar berumur 28 hari. Jumlah mortar yang di uji pada umur 28 hari yaitu terdiri dari 3 buah sampel
untuk masing-masing campuran.
Prosedur kerja untuk pengujian kuat tarik pada benda uji mortar, antara lain : 1
Mengeluarkan benda uji setelah berumur 27 hari dari bak perendaman lalu dikeringkan dengan lap dan dibiarkan selama 24 jam.
2 Benda uji dimasukkan ke dalam penjepit yang ada pada alat tensile
test, kemudian penjepit dikencangkan dengan memutar alat pengunci. 3
Dinyalakan alat uji terik agar mortar mendapat tarikan dan skala penunjuk dapat bergerak dengan sendirinya dampai benda uji patah
atau sampai pada batas tarik maksimum. 4
Dimatikan alat uji tarik setelah benda uji patah. 5
Dicatat nilai pada skala penunjuk dimana besar gaya tarik adalah hasil pembacaan dikalikan scale reading.
6 Diukur luas patahan dengan menggunakan jangka sorong.
7 Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji kuat tarik yang lain.
3.4.3 Prosedur Pengujian Densitas
Uji Densitas menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5cm x 5cm x 5cm. Pengujian mortar dilakukan pada saat mortar berumur 28 hari,
dimana jumlah mortar yang akan diuji yaitu 18 buah, yang terdiri dari : 3 sampel untuk masing-masing variasi campuran.
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 1.
Benda uji pada umur 27 hari diambil dari ruangan dan ditimbang guna mengambil masa keringnya m
k
. 2.
Kemudian benda uji dilakukan perendaman didalam bak perawatan selama 24 jam.
Universitas Sumatera Utara
3. Setelah perendaman benda uji dikeluarkan, tepatnya benda uji berumur 28
hari dan seluruh permukaan benda uji dilap guna menghindari air yang berlebihan.
4. Maka benda uji tersebut ditimbang kembali untuk memperoleh masa basah
benda uji m
b
tersebut. 5.
Kemudian dihitung densitasnya dengan menggunakan rumus 2.3: ρ =
Vb Mk
2.3 Dimana;
ρ = densitas grcm³ Mk = massa kering gram
Vb = Volume benda uji cm³ Lawrence H.Van Vlack, l989 6. Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji yang lain.
3.4.3 Prosedur Pengujian Porositas
Pengujian porositas dilakukan untuk mengetahui besarnya kadar porositas yang terdapat pada benda uji. Semakin banyak porositas yang terdapat pada benda
uji maka semakin rendah kekuatannya,begitu pula sebaliknya. Pengujian porositas menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5cm x 5cm x 5cm.
Pengujian porositas dilakukan pada mortar uji densitas. Sehingga pengujian porositas dapat langsung bersamaan dengan densitas. Pengujian porositas
dilakukan pada saat mortar berumur 28 hari. Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut :
1. Benda uji pada umur 27 hari diambil dari ruang perawatan dan
ditimbang guna mengambil masa kering. 2.
Kemudian benda uji dilakukan perendaman di dalam bak perawatan selama 24 jam.
3. Setelah perendaman selama 24 jam benda uji dikeluarkan dan dilap
seluruh permukaan benda uji guna mengindari air yang berlebihan.
4. Benda uji tersebut ditimbang kembali untuk memperoleh masa basah
dari benda uji.
5. Prosedur ini dilakukkan untuk sampel benda uji yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Porositas mortar dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Porositas = 100
1 x
x V
m m
air b
k b
ρ −
Dimana : m
b
= Berat benda uji dalam keadaan basah gr m
k
= Berat benda uji dalam keadaan kering gr V
b
= Volume benda uji cm
3 air
ρ = Massa jenis air 1 grcm
3
Lawrence H.Van Vlack, l989
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN