Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Kepustakaan

2. Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Permasalahan antara nasabah dengan pihak bank yang berkenaan dengan pemakaian jasa EFT khususnya dalam hal ini adalah kartu kredit, dapat diselesaikan dengan mengacu pada perjanjian kedua belah pihak, ketentuan dalam UUPK, sehingga dirasakan perlu adanya suatu undang-undang yang khusus mengatur mengenai electronic funds transfer yang tujuannya lebih melindungi kepentingan nasabah dengan menetapkan aspek standar sekuriti dan keamanan produk, standar perlindungan konsumen, standar pengawasan dan penyelesaian sengketa. Baik yang menyangkut tentang kedudukan, hak dan kewajiban nasabah selaku konsumen berdasarkan Undang-undang Perbankan maupun undang- undang lainnya. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka penyusun tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan PERLINDUNGAN NASABAH KARTU KREDIT DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hubungan hukum antara bank sebagai penerbit kartu kredit dengan nasabah pemegang kartu kredit? Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimanakah hak dan kewajiban pihak bank dan nasabah pemegang kartu kredit? 3. Bagaimanakah perlindungan nasabah pemegang kartu kredit ditinjau dari Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan bertitik tolak terhadap judul dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan hukum antara bank sebagai pemberi kartu kredit terhadap nasabahnya. 2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak. 3. Untuk mengetahui perlindungan nasabah kartu kredit ditinjau dari Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah literatur dalam aspek hukum perlindungan hukum bagi konsumen pemegang kartu kredit sebagai pihak yang menggunakan jasa kartu kredit terhadap penyalahgunaan kartu kredit. Universitas Sumatera Utara 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis tentang perlindungan hukum bagi konsumen terhadap penyalahgunaan kredit, serta memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman kepada pihak-pihak terkait, khususnya bagi bank penerbit, pihak konsumen selaku pemegang kartu kredit, pihak penjual barangjasa, pihak perantara penagihan, pihak perantara pembayaran serta masyarakat pada umumnya.

D. Tinjauan Kepustakaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kartu kredit adalah kartu kecil yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan dalam rekening pemilik kartu di bank. 6 Menurut O.P. Simorangkir, yang dimaksud dengan kartu kredit adalah uang tunai atau cek. 7 Sedang menurut Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, yang dimaksud dengan kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, di mana sewaktu-waktu dapat ditukarkan apa aja yang diinginkan yakni di tempat-tempat mana saja cabang yang dapat menerima kartu kredit dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang yang mengeluarkan. 8 6 W.J.S. Poerwadarminta, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 448 7 O.P. Simorangkir, 1985, Seluk Beluk Bank Komersil, Aksara Persana Indonesia, Jakarta, hal. 17 8 Imam Prajogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, 1991, Surat Berharga Alat Pembayaran dalam Masyarakat Modern, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 335 Universitas Sumatera Utara Menurut Munir Fuady, kartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhi identitas dari pemegang dan penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran dari harga jasa atau barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu, seperti toko, hotel, restoran, penjualan tiket pengangkutan dan lain-lain. Pemegang kartu kredit card holder adalah pemegang kartu kredit yang namanya tercetak di kartu dan berhak menggunakan kartu pada pihak penjual barang atau jasa merchant. Di dalam bidang perbankan, pemegang kartu kredit merupakan nasabah dari penerbit kartu kredit bank yang juga dipersamakan dengan konsumen yang diatur di dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen. Dalam Pasal 1 ayat 2 UUPK disebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Suharno, konsumen adalah pembeli atau pemakai barang atau jasa yang diperjualbelikan. Mereka membutuhkan perlindungan agar sebagai pembeli atau sebagai pemakaian barang dan atau jasa tidak mengalami kerugian atau memperoleh bahaya. 9 Sedangkan menurut Sri Redjeki Hartono, mengatakan bahwa setiap orang, pada suatu waktu dalam posisi tunggal atau sendiri maupun 9 Suharno, 1995, Makalah Sistem Pengawasan Barang dan Jasa Dalam Rangka Perlindungan Konsumen, Fakultas Hukum Universitas Soedirman, Purwokerto, Hal. 1 Universitas Sumatera Utara berkelompok bersama orang lain dalam keadaan apapun pasti menjadi konsumen untuk suatu produk atau jasa tertentu. 10 Pengertian konsumen antara negara yang satu dengan lain tidak sama. Sebagai contoh, di Spanyol konsumen diartikan tidak hanya individu orang, tetapi juga suatu perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir. Dan yang menarik, konsumen juga tidak harus terikat dalam hubungan jual beli, sehingga dengan sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli. 11 Namun dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata konsumen dinyatakan sebagai orang alamiah. Maksudnya ketika mengadakan perjanjian ia tidak bertindak selaku orang yang menjalankan profesi perusahaan. 12 Pengertian perlindungan konsumen terdapat dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 UUPK menyatakan perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum” diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen. Meskipun undang-undang ini disebut sebagai Undang-undang Perlindungan Konsumen UUPK namun bukan berarti kepentingan pelaku usaha tidak ikut menjadi perhatian, teristimewa karena keberadaan perekonomian nasional banyak ditentukan oleh para pelaku usaha. Kesewenang-wenangan akan mengakibatkan ketidakpastian hukum. Oleh karena itu agar segala upaya 10 Sri Redjeki Hartono, Dalam Husni Syawali, Neni Sri Imaniyati, op.cit, hal. 78 11 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, Hal. 3 12 Ibid, Hal. 3 Universitas Sumatera Utara memberikan jaminan akan kepastian hukum, ukurannya secara kualitatif ditentukan dalam UUPK dan undang-undang lainnya yang juga dimaksudkan dan masih berlaku untuk memberikan perlindungan konsumen, baik dalam bidang Hukum Privat Perdata maupun bidang Hukum Publik Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Negara. Keterlibatan berbagai disiplin ilmu sebagaimana dikemukakan di atas, memperjelas kedudukan Hukum Perlindungan Konsumen berada dalam kajian Hukum Ekonomi. 13

E. Keaslian Penulisan

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Wanprestasi Dalam Kredit Tanpa Agunan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 9 74

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM PENGGUNAAN KARTU ATM DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. (STUDI KASUS PADA BANK BNI).

0 2 15

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

1 4 136

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM ATAS PANGAN (DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN).

0 0 11