9
karena itu pada tanah-tanah alkalin dan tanah yang dikapur berlebihan tanaman sering mengalami kekurangan sulfur Engelstad, 1997.
C. Jumlah dan Aktifitas Mikroorganisme Tanah
Tanah merupakan suatu ekosistem yang mengandung berbagai jenis mikroba dengan morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda-beda. Jumlah tiap
kelompok mikroba sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per g tanah. Banyaknya
mikroba berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman. Dengan mengetahui jumlah dan aktivitas mikroba di dalam suatu tanah
dapat diketahui apakah tanah tersebut termasuk subur atau tidak karena populasi mikroba yang tinggi menunjukkan adanya suplai makananenergi yang cukup,
suhu yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, dan kondisi ekologi tanah yang mendukung perkembangan mikroba. Contoh tanah yang digunakan untuk
membuat seri pengenceran harus dalam keadaan alami dan tidak boleh dikeringkan. Penyimpanan contoh tanah dalam kondisi lembab pada suhu kamar
tidak boleh melebihi satu hari karena mikroba akan berkembang biak pada kondisi demikian Hastuti dan Ginting, 2007.
Istilah aktivitas mikroba ini mengacu pada semua reaksi biokimia yang dilakukan mikroba dalam tanah. Beberapa reaksi metabolisme seperti respirasi
dan panas yang ditimbulkan merupakan hasil dari aktivitas semua jenis mikroba tanah termasuk fauna, sedangkan beberapa reaksi seperti yang terkait dengan
aktivitas nitrifikasi hanya dilakukan oleh mikroba tertentu yang jumlahnya terbatas. Hasil pengukuran aktivitas metabolisme mikroba di laboratorium dari
contoh tanah yang bebas dari flora dan fauna diasumsikan semuanya berasal dari
Universitas Sumatera Utara
10
aktivitas mikroba, sedangkan hasil dari pengukuran di lapangan pada tanah alami merupakan gambaran aktivitas dari semua organisme yang mendiami tanah
tersebut Widyati, 2013. Aktivitas mikroorganisme yang tinggi berhubungan dengan banyaknya
populasi mikroorganisme dan bahan organik sebagai sumber energi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas Hanafiah, dkk., 2009. Metode ini
didasarkan pada pengukuran CO
2
di dalam tanah pada periode waktu tertentu. Larutan NaOH atau KOH yang digunakan berfungsi sebagai penangkap CO
2
yang kemudian dititrasi dengan HCl. Jumlah HCl yang diperlukan untuk titrasi setara
dengan jumlah CO
2
yang dihasilkan. Respirasi didalam tanah dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme, produksi CO
2
yang tinggi berarti aktivitas mikoorganisme tanah juga tinggi Sumariasih, 2003.
Kesuburan tanah dapat diprediksi dari jumlah populasi mikroba yang hidup di dalamnya. Tingginya jumlah mikroba merupakan pertanda tingginya
tingkat kesuburan tanah, karena mikroba berfungsi sebagai perombak senyawa organik menjadi nutrien yang tersedia bagi tanaman dan di dalam tanah
terkandung cukup bahan organik dan senyawa lainnya untuk pertumbuhan mikroba. Tanah yang dirajai tumbuhan memiliki kandungan bahan organik dan
unsur hara makro lebih tinggi dibandingkan tanah tanpa tumbuhan. Tanah yang ada tumbuhan pohon mengandung bahan organik atau unsur C yang umumnya di
atas 2,5 sedangkan C pada tanah tidak ada tumbuhan pohon, tetapi didominasi alang-alang adalah di bawah 0,7. Hal ini disebabkan antara lain bahan organik
yang dihasilkan pohon lebih mudah mengalami perombakan, bahan organik ini dihasilkan dalam jumlah banyak, sehingga cukup tersedia untuk pertumbuhan dan
Universitas Sumatera Utara
11
perkembangan mikroba tanah Purwaningsih, 2004. Teknik pengenceran bertingkat dalam enumerasi mikroba pada media
cawan agar plate count merupakan teknik enumerasi mikroba tertua yang sampai saat ini masih digunakan. Penemuan agar polisakarida dari ganggang
laut sebagai media padat sangat bermanfaat dalam mempelajari mikroorganisme karena sifat-sifatnya yang unik, yakni mencair pada suhu 100
o
C dan membeku pada suhu sekitar 40
o
C serta tahan perombakan oleh kebanyakan mikroorganisme Saraswati dan Sumarno, 2008.
D. Keadaan Umum Lokasi Penelitian.