5
Selain itu pH tanah juga mempengaruhi jenis dan jumlah mikroorganisme yang ada dalam tanah misalnya bakteri dan aktinomisetes di tanah biasanya lebih
banyak dari pada fungi, sehingga mikroba ini memerlukan suatu medium yang mempunyai pH masam 4 sampai 5 untuk menghambat pertumbuhan mikroba
lain Hastuti dan Ginting, 2007. Jika pH masam maka aktivitas mikroorganisme akan menurun. Aktivitas mikroorganisme yang menurun diakibatkan semakin
sedikitnya mikroorganisme yang mampu bertahan hidup pada pH tanah yang masam Syahputra, 2007.
Lazimnya mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH sekitar 7. Meskipun begitu, mikroorganisme juga dapat tumbuh pada kisaran pH 5-8 dan
ada juga yang tumbuh pada pH 2 dan pH 10. Kelompok fungi dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas dan dapat tumbuh pada pH masam Lay, 1994.
pH tanah sangat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan jasad-jasad renik tanah. Pada umumnya pH yang diinginkan oleh tumbuhan tingkat tinggi
sesuai dengan yang diinginkan jasad-jasad renik tanah. Aktivitas jasad renik akan menurun dengan menurunnya pH tanah Hasibuan dan Ritonga, 1981.
Jumlah fungi tidak sebanyak bakteri dan aktinomisetes tetapi ukurannya lebih besar. Kebanyakan spesies fungi lebih toleran terhadap kemasaman
dibandingkan bakteri dan aktinomisetes sehingga pada tanah-tanah masam populasi fungi lebih banyak Hanafiah, dkk., 2009.
2. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Mikroorganisme Tanah
Mikroorganisme tanah bakteri, fungi, aktinomisetes memainkan peranan yang sangat penting pada proses humifikasi, mineralisasi bahan organik tanah,
sehingga menjadi unsur-unsur hara yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman.
Universitas Sumatera Utara
6
Mikroorganisme digolongkan ke dalam perekayasa kimia Chemical engineer, karena mereka berperan menguraikan sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati
menjadi unsur-unsur hara yang siap diserap oleh tanaman Widyati, 2013. Semakin banyak bahan organik sebagai suplai makanan atau energi di dalam
tanah menyebabkan semakin meningkatnya pertumbuhan populasi mikroorganisme yang kemudian akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme di
dalam tanah Hanafiah, dkk., 2009. Kegiatan mikroorganisme tanah dalam perombakan bahan organik berbeda
menurut tekstur tanahnya. Pada tanah yang bertekstur halus, perombakan bahan organik akan mengalami kesulitan karena mempunyai kemampuan untuk
menimbun bahan organik yang lebih tinggi yang kemudian terjerap pada kisi-kisi mineral Kartasapoetra dan Sutedjo, 2005.
Bahan organik tanah mempengaruhi warna tanah, struktur tanah, pH tanah, dan kapasitas tukar kation tanah. Jumlah dan sifat bahan organik sangat
menentukan kesuburan dan pembentukan tanah Mukhlis, 2007.
3. Pengaruh Kapasitas Tukar Kation KTK Terhadap Mikroorganisme Tanah
Kation-kation yang diikat atau diadsorbsi oleh koloid tanah dapat digantikan oleh kation-kation lain, proses ini disebut pertukaran kation. Jumlah
total kation yang terdapat di dalam tanah yang dapat dipertukarkan disebut kapasitas tukar kation KTK, dapat didefinisikan bahwa KTK adalah kapasitas
atau kemampuan tanah menjerap dan melepaskan kation yang dinyatakan sebagai total kation yang dapat dipertukarkan per 100 gram tanah yang dinyatakan dalam
miliequivalen disingkat dengan m.e [m.e 100g atau m.e atau dalam satuan internasionalnya Cmol
c
kg]. Tanah-tanah yang mempunyai kadar liatkoloid yang
Universitas Sumatera Utara
7
lebih tinggi danatau kadar bahan organik tinggi memiliki KTK lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang mempunyai kadar liat rendah tanah pasiran dan
kadar bahan organik rendah Winarso, 2005. Kapasitas tukar kation KTK merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK
rendah. Tanah memiliki nilai KTK yang tinggi bila didominasi oleh kation Ca, Mg, K, Na kejenuhan basa tinggi dapat meningkatkan kesuburan tanah. Tetapi
bila didominasi oleh kation asam Al, H kejenuhan basa rendah dapat mengurangi kesuburan tanah. Selain itu tanah-tanah dengan kandungan liat atau
bahan organik yang tinggi mempunyai nilai KTK yang lebih tinggi dibandingkan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah pasir
A’in, 2009. Kapasitas tukar kation mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan
aktivitas mikroorganisme di dalam tanah tergantung pada tekstur, bahan organik, dan pH tanah. Semakin tinggi nilai kapasitas tukar kation maka tanah akan
semakin subur dan membuat aktivitas mikroorganisme semakin meningkat Hardjowigeno, 2007. Pertumbuhan bakteri akan optimum apabila tanah
memiliki pH netral dan meningkat seiring dengan meningkatnya pH Simanungkalit dkk, 2006.
4. Pengaruh Sulfur S Terhadap Mikroorganisme Tanah