pengembangan industri yang dinamis sebagai sektor penting dalam semua strategi pembangunan ekonomi Todaro, 1994.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian anggota masyarakat di negara-negara miskin
menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya,
maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di sektor pertanian itu.
Cara itu bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan mereka dan atau dengan meningkatkan
harga yang mereka terima atas produk-produk yang mereka hasilkan Arsyad, 1992.
Mubyarto 1995, melihat bahwa sektor pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan ekonomi. Misal peranannya dalam
pembentukan pendapatan nasional, penyedia lapangan pekerjaan dan kontribusinya dalam perolehan devisa. Dalam pelaksanaan pembangunan
ekonomi setiap sektor saling terkait termasuk antara sektor pertanian, sektor industri dan sektor jasa.
Sektor pertanian memegang peranan penting di Indonesia sehingga sampai saat ini masih mendominasi pendapatan suatu daerah. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa seiring perkembangan zaman kedudukan ini kian menurun kontribusinya dalam pendapatan nasionalregional, digantikan
oleh sektor yang lain Soekartawi, 2003.
6. Teori Ekonomi Basis
Teori Basis Ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor dari
wilayah tersebut. Didalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produkjasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain didalam negara
itu maupun ke luar negeri. Didalam pengertian ekspor ini termasuk tenaga kerja yang berdomisili di wilayah kita tetapi bekerja dan memperoleh uang
dari wilayah lain. Demikian pula usaha-usaha lokal tetapi memiliki
langganan dari luar wilayah dapat dikategorikan sebaga kegiatan basis. Pada dasarnya semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia
jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah karena kegiatannya, adalah kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah
fungsi dari permintaan yang bersifat exogenous tidak tergantung pada kekuatan internpermintaan lokal Tarigan, 2002.
Perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor, yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan-kegiatan bukan basis. Kegiatan-
kegiatan basis adalah kegiatan-kegiatan yang mengekspor barang-barang atau jasa-jasa ke tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang
bersangkutan atau yang memasarkan barang-barang atau jasa-jasa mereka kepada orang-orang di luar perbatasan perekonomian masyarakat yang
bersangkutan. Kegiatan-kegiatan bukan basis adalah kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang
bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang-barang, jadi
luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar mereka yang terutama adalah bersifat lokal Glasson, 1977.
Suatu cara untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu 1 metode
pengukuran langsung dan 2 metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dengan survei langsung untuk mengidentifikasi
sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi metode ini memerlukan biaya,
waktu dan tenaga kerja yang banyak. Beberapa metode pengukuran tidak langsung, yaitu: 1 metode melalui pendekatan asumsi; 2 metode
location quotient; 3 metode kombinasi 1 dan 2; dan 4 metode kebutuhan minimum Budiharsono, 2005.
Model Asumsi berdasarkan kondisi di wilayah tersebut berdasarkan data sekunder, maka ada kegiatan tertentu yang di asumsikan sebagai
kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan non basis. Kegiatan
yang bukan dikategorikan basis adalah otomatis menjadi kegiatan non basis Tarigan, 2002.
Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di
daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Selanjutnya,
adanya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi consumption, C dan investasi investment, I di
daerah tersebut. Hal terebut selanjutnya akan menaikkan pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut
tidak hannya menaikkan permintaan terhadap industri basis, tetapi juga menaikkan permintaan akan industri non basis lokal. Kenaikan
permintaan demand ini akan mendorong kenaikan investasi pada industri yang bersangkutan dan juga industri lain Widodo, 2006.
Menurut Bendavid–Val dalam Widodo 2006 ada tiga kemungkinan nilai LQ yaitu:
1 Nilai LQ sektor i = 1, berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi.
2 Nilai LQ sektor i 1, berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi adalah lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi.
Dengan demikian sektor i merupakan sektor unggulan di daerah studi sekaligus merupakan sektor basis ekonomi untuk dikembangkan lebih
lanjut. 3
Nilai LQ sektor i 1, berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi adalah lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan
sektor yang sama dalam perekonomian daerah refernsi. Dengan demikian sektor i bukan merupakan sektor unggulan di daerah studi
dan bukan merupakan sektor basis ekonomi serta tidak prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut.
Metode Location Quotient LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah
terhadap pendapatan tenaga kerja total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional terhadap
pendapatan tenaga kerja nasional. Hal tersebut secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
dimana: v
i
= pendapatan sektor i pada tingkat wilayah v
t
= pendapatan total wilayah V
i
= pendapatan sektor i pada tingkat nasional V
t
= pendapatan total nasional
Apabila LQ suatu sektor industri ≥ 1 maka sektor industri tersebut
merupakan sektor basis. Sedangkan bila nilai LQ suatu sektor industri 1 maka sektor industri tersebut merupakan sektor non basis. Asumsi
model LQ ini adalah penduduk di wilayah yang bersangkutan mempunyai pola permintaan wilayah yang sama dengan pola permintaan nasional.
Asumsi lainnya adalah bahwa permintaan wilayah akan sesuatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya
diimpor dari wilayah lain Budiharsono, 2005. Prinsip DLQ sebenarnya masih sama dengan LQ, hanya untuk
mengintroduksikan laju pertumbuhan digunakan asumsi bahwa nilai tambah sektoral maupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan
sendiri-sendiri selama kurun waktu antara tahun 0 dan tahun t. Notasi gin dan Gi digunakan untuk menyatakan laju pertumbuhan sektor i di
daerah n dan nasional. Maka persamaan DLQ yang terbentuk adalah :
t i
t i
V V
v v
LQi
DLQ =
t
G Gi
gn gin
1 1
1 1
Tafsiran atas DLQ sebenarnya masih sama dengan LQ, kecuali perbandingan ini lebih menekankan pada laju pertumbuhan. Jika DLQ = 1,
berarti laju pertumbuhan sektor i terhadap laju pertumbuhan PDRB daerah n sebanding dengan laju pertumbuhan sektor tersebut terhadap PDB
nasional. Jika DLQ 1, artinya proporsi laju pertumbuhan sektor i terhadap laju pertumbuhan PDRB daerah n lebih rendah dibandingkan laju
pertumbuhan sektor tersebut terhadap PDB nasional. Sebaliknya, jika DLQ 1, berarti proporsi laju pertumbuhan sektor i terhadap laju
pertumbuhan PDRB daerah n lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut terhadap PDB nasional. Pada masa depan, kalau keadaan
masih tetap sebagaimana adanya saat ini, maka dapat diharapkan bahwa sektor ini unggul pada masa mendatang Saharudin, 2006.
Metode kombinasi dikemukakan oleh Hoyt yang menyarankan adanya beberapa aturan untuk membedakan sektor basis dan non basis,
yaitu: 1
Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sektor industri ekstraktif extractive industries adalah sektor basis.
2 Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sumber “khusus” seperti
politik, pendidikan, kelembagaan, tempat peristirahatan, kegiatan hiburan dipertimbangkan sebagai sektor basis.
Metode kebutuhan minimum melibatkan penyeleksian sejumlah wilayah yang “sama” dengan wilayah yang diteliti, dengan menggunakan
distribusi minimum dari tenaga kerja regional dan bukannya distribusi rata- rata Budiharsono, 2005.
7. Analisis Shift - Share