BAB II PENDAHULUAN
2.1. Polimer 2.1.1. Umum
Produksi bahan polimer mentah dan pengubahannya menjadi barang-jadi merupakan kegiatan industri polimer setiap harinnya. Berbagai industri
polimer, misalnya industri mesin dan kimia yang menghasilkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk memproduksi dan mengubah polimer. Di
samping itu komponen-komponen lainnya memanfaatkan bahan polimer, antara lain industri motor dan alat listrik. Akibatnya industri polimer dapat
dipandang sebagai industri dasar dalam perekonomian negara industri. Polimer merupakan kumpulan dari molekul-molekul kecil yang
menyerupai koloid, tetapi terikat bersama melalui suatu gaya sekunder yang misterius. Polimer dihubungkan dengan molekul besar--suatu makromelekul--
yang strukturnya bergantung pada monomer yang dipakai dalam preparasinya.
2.1.2. Sintesis Polimer
Sintesis polimer melalui reaksi polimerisasi bertujuan menciptakan polimer baru dengan struktur rantai tertentu sehingga menghasilkan bahan polimer
dengan karakteristik dan sifat mekanis yang diinginkan. Penerapan bahan polimer ke segala segi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan yang nyaman memerlukan berbagai standar mutu bahan polimer dari polimer komoditas, sampai bahan polimer teknik, dan
polimer khusus. Penyediaan berbagai mutu bahan polimer ini tidak dapat dipenuhi bila hanya digunakan cara polimerisasi. Lebih lanjut, molekul
polimer yang terbentuk dapat dimodifikasi menjadi polimer baru melalui
Universitas Sumatera Utara
reaksi dengan polimer lainnya atau senyawa aditif berbobot molekul rendah Wirjosentono, dkk, tanpa tahun.Karakteristik dan sifat mekanis yang baru
dikembangkan adalah bagaimana mengubah polimer yang bersifat isolator menjadi penghantar listrik yang baik. Untuk perkembangan polimer yang
memiliki sifat dapat menghantarkan listrik ini ada istilah yang menyebutnya sebagai polimer konduktif.
Sifat konduktif suatu bahan dapat ditentukan berdasarkan struktur elektroniknya.Pada suatu senyawa logam, terjadi overlap antara orbital-orbital
sejenis dengan atom berlainan untuk membentuk orbital molekul. Proses ini akan membuat rapatan struktur yang tinggi pada logam, sehingga elektron
dapat mengalir secara terus-menerus pada logam. Pada logam celah pita antara HOMO dan LUMO mendekati nol, sehingga dengan medan listrik
yang kecil sekalipun, elektron akan terdistribusi dengan mudah. Hal ini membuat sifat logam menjadi lebih konduktor.Pada material semikonduktor,
celah pita antara HOMO dan LUMO lebih besar dibandingkan dengan logam. Elektron akan lebih mudah mengalir bila terjadi peningkatan
temperatur pada material semikonduktor. Hal ini dikarenakan energi kalor akan memaksa elektron dari HOMO menuju orbital LUMO, sehingga elektron
dapat mengalir. Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa material isolator memiliki celah pita paling lebar dibandingkan dengan semikonduktor dan konduktor.
Perbedaan jarak yang relatif jauh antara orbital HOMO dan LUMO, memperkecil kemungkinan perpindahan elektron. Perpindahan elektron
membutuhkan energi yang sangat tinggi, sehingga material seperti ini digolongkan sebagai isolator.
Gambar 2.1 Perbedaan celah pita konduktor, semikonduktor, dan isolator
Prinsip kerja polimer konduktif adalah karena adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada suatu rantai polimer. Sehingga atom karbon mengikat atom
Universitas Sumatera Utara
karbon lain dengan ikatan tunggal dan ganda secara bergantian yang dapat mempengaruhi sifat konduktif pada polimer terkonjugasi. Penambahan
senyawa kimia berupa doping akan merubah kerapatan elektron pada ikatan π atau π polimer tekonjugasi sehingga terjadi perubahan konduktivitas polimer
dari semikonduktif menjadi konduktif Berlian, 2011.
2.2. Polimer Alami