Amilosa dan Amilopektin Sumber Pati

linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan α-1,4-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan α-1,4-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan α-1,6-glukosida untuk plastik biodegradasi.

2.5.1. Amilosa dan Amilopektin

Granula pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut amilopektin. Pola difraksi sinar-x granula pati adalah bukti bahwa terdapat daerah kristalinitas atau misela pada granula pati. Misela merupakan bagian molekul linier yang berikatan dengan rantai molekul terluar molekul cabang. Ikatan ini terjadi apabila bagian-bagian linier molekul pati berada paralel satu sama lain, sehingga gaya ikatan hidrogen akan menarik rantai ini bersatu. Di antara misela terdapat daerah yang renggang atau amorf.Daerah amorf ini kurang padat, sehingga mudah dimasuki air. Menurut Rahman 2007, amilosa memiliki kemampuan membentuk kristal karena struktur rantai polimernya yang sederhana. Strukturnya yang sederhana ini dapat membentuk interaksi molekular yang kuat. Interaksi ini terjadi pada gugus hidroksil molekul amilosa. Pembentukan ikatan hidrogen ini lebih mudah terjadi pada amilosa daripada amilopektin Rahman, 2007. Gambar 2.2 Struktur Amilosa Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Struktur Amilopektin Pati mengandung dua macam polimer yang struktur dan massa molekul nisbinya berbeda, yakni amilosa dan amilopektin. Amilosa yang menyusun 20-50 pati alam dibentuk dari kesatuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-1,4. Massa molekulnya sangat beragam bergantung pada sumbernya. Komponen pati lainnya adalah amilopektin, yaitu polimer rantai bercabang yang mempunyai ikatan glikosida α-1,6 di samping α-1,4 Cowd, 1991.

2.5.2. Sumber Pati

Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil tanaman sumber pati seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, padi dan tanaman umbi lainnya. Produksi untuk tanaman jagung dan ubi kayu untuk tahun 2009 saja adalah 43,9 juta ton. Kandungan pati yang terdapat di berbagai sumber tanaman pati dapat di lihat pada tabel berikut. Table 2.1 Sumber-sumber pati Bahan pangan Pati basis kering Biji gandum 69 Beras 89 Jagung 57 Biji sorghum 72 Kentang 75 Ubi jalar 90 Ubi kayu 90 Sumber : Heri, 2012 Pati alami bersifat rapuh dan sulit untuk diperoses menjadi bahan lain karena mempunyai temperatur transisi glass yang relatif tinggi Tg, sekitar 230 o C, ini sering di atas temperatur degradasi. Polimer alami mempunyai sifat hidropolik yang membuat film yang dihasilkan sensitif terhadap kelembaban lingkungan namun pati dapat dimodifikasi untuk mendapatkan material dapat mencair dibawah temperatur dekomposisi. Sehingga dapat diproses dengan teknik konvensional seperti injeksi, ektrusi dan moulding. Modifikasi bertujuan memecahkan struktur granular dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara plasticizer pada temperatur tinggi 90-180 o Yang lebihmenarik lagi adalah bahwa salah satu sumber pati lainnya adalah dari kulit umbi kayu. Kulit umbi ubi kayu yang diperoleh dari produk tanaman ubi kayu Manihot Esculenta Cranz merupakan limbah utama pangan di negara-negara berkembang. Semakin luas areal tanaman ubi kayu diharapkan produksi umbi yang dihasilkan semakin tinggi yang pada gilirannya semakin tinggi pula limbah kulit yang dihasilkan Akbar, dkk, 2013. C, yang menghasilkan phase kontinyu dalam bentuk suatu viskos melt. Proses thermoplastik mengurangi interaksi dari rantai molekul dan memecah struktur dari pati sehingga menghasilkan semikristalin dari pati dan granular diproduksi menjadi material plastik Nuryetti, dkk, 2012. Sumber : bisnisukm Gambar 2.4 Kulit singkong yang di ekstraksi menjadi pati Proses pembuatan pati kulit singkong tidaklah sulit, tahapan yang dilakukan dalam pembuatan pati dari limbah kulit singkong adalah dengan membersihkan limbah kulit singkong kemudian di hancurkan hingga menjadi bubur kulit singkong setelah itu disaring dan diendapkan untuk mendapatkan patinya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pati dicuci dengan air bersih dan diendapkan kembali kemudian dikeringkan dengan suhu 70 o Dari strukturnya terlihat bahwa pati bersifat tidak mereduksi.Dengan iod, pati memberikan zat berwarna biru-hitam.Sifat ini menjadikan larutan pati merupakan indikator yang baik dalam analisis volumetrik yang berkenaan dengan iod. C Anita, 2013. Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Sifat-Sifat Pati