TINJAUAN PUSTAKA
1. Chilo sacchariphagus Boj. Lepioptera: Crambidae
1.1 Biologi
Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting Gambar 1. Jumlah telur dalam satu kelompok tidak tetap,
ada 7 butir sampai 30 butir. Telur yang baru diletakkan berwarna hijau muda atau kelabu agak kuning. Stadia telur 6-8 hari Nugroho, 1986.
Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Larva yang baru menetas berwarna orange kekuningan berukuran panjang
1,5-2,0 cm dengan kepala berwarna hitam Gambar 2.
Gambar 2. Larva C. sacchariphagus Larva akan menghindari cahaya. Pada larva instar 1 dan 2 lebih menyukai
jaringan pelepah daun selama 7-8 hari. Pada instar 3 larva mulai menggerek batang. Larva akan berganti kulit 6-7 kali dengan lama periode larva 37-54 hari
Yalawar et al., 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kepompong penggerek batang berwarna cokelat kehitaman. Kepompong betina biasanya mempunyai badan lebih besar dibandingkan yang jantan. Pada
bagian dorsal terdapat bintik-bintik halus seperti pasir dan garis membujur di tengah-tengah ruas. Masa pupa 6-7 hari Gambar 3 David, 1986.
Gambar 3. Pupa C. sacchariphagus Ciri-ciri khusus kupu imago terletak pada sayapnya. Sayap depan
berwarna coklat kelabu dengan beberapa noda berwarna hitam ditengahnya. Ukuran badan dan sayap imago betina lebih besar Gambar 4b daripada imago
jantan Gambar 4a. Panjang sayap imago betina sekitar 36-40mm, sedangkan jantan 26-30mm. Lama stadia imago sekitar 4-5 hari Pramono, 2005.
a b
Gambar 4. Imago C. sacchariphagus jantan a dan betina b Imago adalah serangga yang aktif pada malam hari. Perkawinan hanya
terjadi 1 kali pada malam hari.Seekor imago betina dapat menghasilkan telur 100-180 butir dengan total siklus hidup 57-60 hari Nugroho, 1986.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Gejala Serangan
Gejala serangan tampak dari awal tanam hingga saat panen tebu. Pada batang tebu akan terlihat lubang-lubang bekas gerekan tidak teratur dan bekas
tepung gerekan berwarna kuning kecoklatan Gambar 5a. Hal ini menyebabkan tanaman menjadi kerdil pertumbuhan abnormal, mudah patah, dan menurunkan
produksi gula sampai sebesar 3,2 Nugroho, 1986. Pada titik tumbuh dan pucuk tanaman yang masih muda sering dirusak Gambar 5b, ulat-ulat muda
akan memakan jaringan dan daun-daun muda sehingga daun-daun muda akan layu dan tanaman menjadi mati Pramono, 2005.
a
b
Sumber : http:www.litbang.deptan.go.id
Gambar 5. Gejala serangan pada batang a dan titik tumbuh b pada tebu
1.3 Pengendalian