12-16 hari lalu akan segera membentuk pupa putih yang masih diselimuti bangkai inangnya. Total siklus hidup C. flavipes sekitar 20 hari. Sedangkan dari perlakuan
B1 dengan ukuran larva kecil 1-1,5cm tidak ditemukan kokon parasitoid karena parasitoid tidak berhasil melanjutkan fase hidupnya didalam inangnya. Hal ini
didukung oleh hasil analisis kadar nitrogen dan protein yang menjelaskan bahwa kadar nitrogen dan protein terendah terdapat pada larva kecil dengan ukuran
1-1,5cm sehingga tidak sesuai dalam perbanyakan massal parasitoid ini di laboratorium Lampiran 9.
3. Ukuran Kokon C. flavipes mm
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran larva berpengaruh sangat nyata terhadap ukuran lebar kokon C. flavipes mm Tabel 3 dan
Lampiran 4. Tabel 3. Pengaruh ukuran larva C. sacchariphagus terhadap ukuran lebar kokon
C. flavipes mm.
Perlakuan Rataan hari
B1 Larva kecil 1-1,5cm C. sacchariphagus 0.00 c
B2 Larva sedang 1,5cm-2cm C. sacchariphagus 3.26 b
B3 Larva besar 2cm-2,5cm C. sacchariphagus 6.17 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5.
Tabel 3 dan Lampiran 4 menunjukkan bahwa ukuran kokon terlebar 6.17 mm pada perlakuan B3 dengan larva besar 2-2,5cm dan terpendek
3.26 mm pada perlakuan B2 dengan larva sedang 1,5-2cm. Hal ini menunjukkan bahwa larva berukuran sedang dan besar merupakan ukuran yang
sesuai dalam perbanyakan massal parasitoid di laboratorium. Semakin besar larva yang digunakan maka semakin besar ukuran kokon yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan ketersediaan ruang dan nutrisi didalam inangnya sehingga parasitoid mampu melanjutkan fase-fase hidupnya. Ketersediaan nutrisi dalam satu larva
Universitas Sumatera Utara
berbeda-beda tergantung dengan ukuran larva yang digunakan sehingga menghasilkan ukuran kokon dan jumlah parasitoid berbeda. Hal ini didukung
dengan hasil analisis nitrogen dan protein pada larva Chilo sacchariphagus yang menyatakan bahwa larva besar Chilo sacchariphagus 2cm memiliki kadar
nitrogen 0.29 dan protein 1.86 tertinggi dibandingkan dengan ukuran larva sedang dan kecil Lampiran 11. Selanjutnya oleh Murtiyarini et al. 2006 yang
menyatakan bahwa ukuran kokon yang terbentuk dari hasil pemarasitan tergantung dari ukuran larva yang digunakan, karena berhubungan dengan nutrisi
yang tersedia pada larva bagi perkembangan keturunan parasitoid. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran larva berpengaruh
sangat nyata terhadap ukuran panjang kokon C. flavipes mm Tabel 4 dan Lampiran 5.
Tabel 4. Pengaruh ukuran larva C. sacchariphagus terhadap ukuran panjang kokon C. flavipes mm.
Perlakuan Rataan hari
B1 Larva kecil 1-1,5cm C. sacchariphagus 0,00 c
B2 Larva sedang 1,5cm-2cm C. sacchariphagus 6,63 b
B3 Larva besar 2cm-2,5cm C. sacchariphagus 14,51 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5.
Tabel 4 dan Lampiran 5 menunjukkan bahwa ukuran kokon terpanjang 14.51 mm pada perlakuan B3 larva besar 2-2,5cm dan terpendek 6.63 mm
pada perlakuan B2 larva sedang 1,5-2cm. Terbentuknya kokon dipengaruhi oleh keberhasilan pemarasitan parasitoid dan interaksi parasitoid dengan inangnya
selama larva parasitoid berada di dalam tubuh inang. Hal ini didukung penelitian Vinson 1994 yang menyatakan bahwa tingkat parasitasi parasitoid dipengaruhi
oleh parasitoid dan inangnya. Selanjutnya Pinheiro et al. 2010 larva parasitoid
Universitas Sumatera Utara
akan berkembang menjadi kokon dengan mengambil nutrisi dalam tubuh inang. Inang yang terparasit C. flavipes akan mati setelah parasitoid keluar dari tubuh
inangnya. Inang akan mati secara perlahan-lahan selama parasitoid hidup di dalamnya. Setelah parasitoid keluar dari tubuh inang, maka inang tidak akan dapat
melanjutkan fase hidupnya lagi dan perlahan-lahan akan mati.
4. Jumlah Imago C. flavipes Cam. Yang Muncul