BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Data yang telah diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa-siswi SMA  Negeri  1  Babalan  dengan  skala  ukuran  yang  telah  ditentukan  dapat  dilihat
pada Lampiran II.
4.2 Uji Pengolahan Data
4.2.1 Uji Validitas
Uji  validitas  dihitung  dengan  menggunakan  korelasi  Pearson  Product  Moment. Dari nilai kritis korelasi Pearson Product Moment untuk n = 119 dengan tingkat
kepercayaan 95, dapat diketahui bahwa nilai tabel korelasi adalah 0,179. Berikut diperlihatkan perhitungan untuk variabel X
1
pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Variabel r
hitung
r
tabel
Keterangan X
1
0,654 0,179
Valid X
2
0,647 0,179
Valid X
3
0,590 0,179
Valid X
4
0,695 0,179
Valid X
5
0,602 0,179
Valid X
6
0,533 0,179
Valid X
7
0,370 0,179
Valid X
8
0,746 0,179
Valid X
9
0,271 0,179
Valid X
10
0,482 0,179
Valid X
11
0,364 0,179
Valid X
12
0,624 0,179
Valid Dari hasil uji validitas diatas, untuk variabel  X
1
disimpulkan bahwa r
hit
0,654 r
tabel
0,179  berarti  variabel  X
1
valid. Terlihat  bahwa  semua  variabel  valid  dan
dapat  digunakan  pada  pengolahan  data  berikutnya. Perhitungan  manual  dan
Universitas Sumatera Utara
dengan  bantuan  program  komputer  SPSS  18.0  dapat  dilihat  secara  keseluruhan pada Lampiran III.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji  reliabilitas  menunjukkan  sejauh  mana  suatu  alat  ukur  dapat  dipercaya  atau dapat diandalkan dan menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran 3 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur  yang  sama.  Pengujian  reliabilitas  dapat  dilakukan  dengan  teknik  Cronbach
Alpha.  Perhitungan  ini  menetapkan  batas  minimum yaitu apabila hasil
uji  reliabilitas  dengan  teknik  Cronbach  Alpha  sama  atau  lebih  besar  dari  0,60 maka variabel
–variabel yang ada dikatakan reliabel. Hasil yang diperoleh manual Lampiran  IV  sesuai  dengan  output  SPSS  18.0.  Diperlihatkan  pada  Tabel  4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,797
12
Hasil uji reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menunjukkan bahwa 0,797 0,60 maka variabel
–variabel yang ada dikatakan reliabel.
4.3 Analisis Komponen Utama
Setelah  sampel  didapat  dan  diuji  sehingga  analisis  data  dilanjutkan  dengan melakukan proses analisis komponen utama. Proses tersebut meliputi:
4.3.1 Membentuk Matriks Korelasi
Matriks  korelasi  merupakan  matriks  yang  memuat  koefisien  korelasi  dari  semua pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan
nilai  kedekatan  hubungan  antar  variabel  penelitian.  Perhitungan  matriks  korelasi dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  rumus
Pearson Product  Moment.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan dilakukan dengan pemisalan pada X adalah variabel X
1
dan Y adalah variabel X
2
. Berdasarkan Tabel penolong pada Lampiran V diperoleh:
∑    = 1563 ∑
= 19531 ∑
= 210297 ∑
= 1517 ∑
= 20039 Selanjutnya  data  akan  digunakan  untuk  perhitungan  matriks  korelasi  dengan
menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: ∑      ∑   ∑
√   ∑ ∑
∑ ∑
√ √
√ √
Hasil  perhitungan  matriks  korelasi  pada  variabel  X
1
dan  X
2
yakni  0,415. Perhitungan  untuk  variabel  selanjutnya  dapat  dilakukan  dengan  bantuan  SPSS
18.0 pada Lampiran V.
4.3.2 Pengujian KMO dan Barlett Test of Sphericity
Perhitungan selanjutnya meneliti ketepatan yaitu dengan melihat uji Kaiser Mayer Olkin  KMO  dan  uji
Bartlett’s  Test  of  Sphericity.    Pengukuran  KMO  dapat dilakukan  dengan  membandingkan  besarnya  jumlah  kuadrat  matriks  koefisien
korelasi sederhana terobservasi dengan besarnya jumlah kuadrat koefisien matriks korelasi  parsial.  Berikut  pemaparan  hasil  uji  KMO  dan  uji  Bartlett
’s  Test  of Sphericity dengan menggunakan program Komputer SPSS 18.0 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil KMO dan Uji
Bartlett’s Test of Sphericity
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,771
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
384,543 df
66 Sig.
,000
Pada  Tabel  4.3  nilai  KMO  yang  dihasilkan  adalah  sebesar  0,7710,50,  nilai terseb
ut dikategorikan dalam “cukup baik” sehingga variabel yang ada sudah bisa dianalisis  lebih  lanjut.  Pada  uji
Bartlett’s  Test  of  Sphericity  dengan  Chi-Square 384,543  df  66  dan  nilai  signifikansi  =  0,0000,05  yang  menunjukkan  bahwa
matriks  korelasi  bukan  merupakan  matriks  identitas  sehingga  dapat  dilakukan proses Analisis Komponen Utama.
4.3.3 Pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA
Hasil pengolahan berikutnya adalah Measure of Sampling Adequacy MSA yang menyatakan kecukupan sampel.
∑ ∑
∑
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran MSA juga dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 ditandai dengan pangkat yang terletak pada diagonal utama matriks anti image correlation.
Tabel 4.4 Nilai Measure of Sampling Adequacy MSA
No. Variabel
Nilai MSA 1.
X
1
= Keinginan 0,768
2. X
2
= Kemampuan 0,800
3. X
3
= Prestasi 0,745
4. X
4
= Prospek Masa Depan 0,830
5. X
5
= Cara Mendidik Anak 0,810
6. X
6
= Pendidikan Orangtua 0,765
7. X
7
= Perekenomian Orangtua 0,623
8. X
8
= Motivasi Guru di Sekolah 0,794
9. X
9
= Teman 0,631
10.  X
10
= Alumni Sekolah 0,655
11.  X
11
= Aktif dalam Ekstrakurikuler 0,752
12.  X
12
= Lingkungan Sosial Masyarakat 0,852
Pada  Tabel  4.4  terlihat  bahwa  nilai  MSA  pada  masing –masing  variabel  diatas
0,50  artinya  memang  tepat  digunakan  untuk  menganalisis  data  dalam  bentuk matriks  korelasi  dan  menunjukkan  bahwa  variabel
–variabel  tersebut  memenuhi pengukuran kecukupan sampel.
4.3.4 Komunalitas
Komunalitas  pada  dasarnya  adalah  jumlah  varians  bisa  dalam  persentase  suatu variabel  mula-mula  yang  bisa  dijelaskan  oleh  faktor  yang  ada.  Cara
memperolehnya adalah dengan mengkuadratkan nilai korelasi yang terdapat pada Component  Matrix.  Setiap  variabel  berkorelasi  dengan  faktor-faktor  yang
terbentuk.
Tabel 4.5 Komunalitas
Initial Extraction
X
1
1,000 0,647
X
2
1,000 0,698
X
3
1,000 0,749
X
4
1,000 0,539
X
5
1,000 0,557
Universitas Sumatera Utara
X
6
1,000 0,578
X
7
1,000 0,709
X
8
1,000 0,683
X
9
1,000 0,748
X
10
1,000 0,697
X
11
1,000 0,494
X
12
1,000 0,580
Tabel  4.5  menunjukkan  bahwa  kolom  initial  atau  kolom  awal  nilai  komunalitas untuk  variabel  X
1
sampai  dengan  X
12
masing-masing  sebesar  1.  Besar  sebuah variabel  yang  dapat  dijelaskan  faktor  dengan  X
1
nilainya  0,647,  artinya  64,7 varians variabel X
1
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Begitu pula dengan variabel lainnya.
4.3.5 Menentukan Banyaknya Faktor
Penentuan banyaknya faktor dilakukan untuk mencari variabel baru yang disebut faktor  yang  saling  tidak  berkorelasi,  bebas  satu  sama  lainnya,  lebih  sedikit
jumlahnya daripada variabel aslinya.
1. Penentuan berdasarkan Eigenvalue
Kemampuan  setiap  faktor  mewakili  variabel  yang  dianalisis  ditunjukkan  oleh besarnya  varians  yang  dijelaskan,  yang  disebut  eigenvalue.  Susunan  eigenvalue
selalu  diurutkan  dari  yang  terbesar  sampai  yang  terkecil,  dengan  kriteria  bahwa angka  eigenvalue  lebih  kecil  dari  1  tidak  digunakan  dalam  menghitung  jumlah
faktor yang terbentuk.
Tabel 4.6 Eigenvalue untuk setiap faktor
Komponen atau Faktor
Initial Eigenvalues Total
of Variance Cumulative
1. 3,889
32,409 32,409
2. 1,404
11,702 44,111
3. 1,324
11,031 55,142
4. 1,062
8,851 63,992
5. 0,829
6,908 70,900
6. 0,753
6,276 77,176
7. 0,618
5,151 82,328
Universitas Sumatera Utara
8. 0,611
5,096 87,423
9. 0,504
4,196 91,619
10. 0,399
3,321 94,941
11. 0,317
2,642 97,583
12. 0,290
2,417 100,000
Berdasarkan  Tabel  4.6  menunjukkan  bahwa  pada  awalnya  terdiri  dari  12 komponen  atau  faktor,  dengan  melihat  besar  eigenvalue  ternyata  terdapat  4
komponen atau faktor yang memiliki eigenvalue yang lebih dari 1, yaitu faktor 1, 2,  3  dan  4  masing-masing  dengan  eigenvalue  3,889;  1,404;  1,324;  1,062.  Tetapi
untuk faktor kelima nilai eigenvalue lebih kecil dari 1 yaitu 0,829 sehingga proses pembentukan faktor berhenti pada 4 faktor.
Besar masing-masing persentase varians adalah:
Total  persentase  varians  diakumulasikan  menjadi  32,408  +  11,700  +  11,033  + 8,850  =  63,991.  Keempat  faktor  tersebut  menjelaskan  total  varians  variabel
yang  mempengaruhi.  Nilai  akumulasi  persentase  varians  ini  menentukan banyaknya faktor yang dapat diekstrasikan.
2. Penentuan Berdasarkan Scree Plot
Penentuan  faktor  berdasarkan  nilai  eigenvalue  diperoleh  dengan  jumlah  varians yang menjelaskan dasar jumlah faktor yang diperoleh dengan perhitungan  angka,
maka scree plot memperlihatkan hal tersebut dengan grafik.
Gambar 4.1 Scree Plot
Universitas Sumatera Utara
Pada  gambar  4.1  terlihat  bahwa  dari  satu  ke  dua  faktor  garis  dari  sumbu Component  Number  =  1  ke  2,  arah  garis  menurun  dengan  cukup  tajam.
Kemudian  dari  2,  3  dan  4  garis  masih  menurun  namu  dengan  slope  yang  kecil. Pada  faktor  kelima  sudah  dibawah  angka  1  dari  sumbu  Y  eigenvalue.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  terdapat  4  faktor  yang  dapat  diekstraksi  berdasarkan  scree plot.
4.3.6 Melakukan Rotasi Faktor
Setelah  diketahui  bahwa  empat  faktor  yang  dapat  di  bentuk  adalah  jumlah  yang paling optimal. Maka pada tahap ini, menunjukkan besarnya korelasi antara suatu
variabel  dengan  faktor  yang  terbentuk  dari  matriks  korelasi.  Koefisien  matriks korelasi disebut factor loading. Proses penentuan variabel terhadap pembentukan
dari  keempat  faktor  dilakukan  dengan  perbandingan  besar  korelasi  pada  setiap variabel.  Tujuan  dari  rotasi  faktor  untuk  menyederhanakan  struktur  dengan
mentransformasi  faktor  untuk  mendapatkan  faktor  baru  yang  lebih  mudah  untuk diinterpretasikan.
Tabel 4.7 Component Matrix
Component 1
2 3
4 X
1
0,660 -0,391
0,239 -0,021
X
2
0,715 -0,250
-0,348 0,047
X
3
0,655 -0,126
-0,481 0,271
X
4
0,706 -0,166
0,082 -0,082
X
5
0,594 -0,329
-0,010 -0,308
X
6
0,520 -0,283
0,356 0,317
X
7
0,309 0,224
0,552 -0,509
X
8
0,725 0,297
0,104 0,241
X
9
0,204 0,313
0,537 0,565
X
10
0,489 0,663
-0,120 -0,062
X
11
0,334 0,470
-0,401 0,023
X
12
0,615 0,243
0,010 -0,378
Component Matrix merupakan tabel yang berisikan factor loading nilai korelasi antara  variabel-variabel  analisis  dengan  faktor  yang  terbentuk.  Pada  Tabel  4.7
Universitas Sumatera Utara
component  matrix  menunjukkan  besarnya  korelasi  tiap  variabel  dengan  faktor yang  akan  dibentuk.  Ada  beberapa  variabel  yang  berkorelasi  dengan  lebih  dari
satu faktor. Misalnya X
9
berkorelasi dengan faktor 3 dan 4, atau sebaliknya faktor 1  berkorelasi  dengan  variabel  1,2,3,4,5,6,8,  dan  12  sehingga  sulit  untuk
menginterpretasikan  faktor-faktor  tersebut.  Dalam  hal  ini,  factor  loading  perlu dirotasi agar masing-masing variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor.
Proses  rotasi  terhadap  faktor  pada  penelitian  ini  menggunakan  metode varimax  rotation.  Berikut  ini  adalah  Tabel  4.8  merupakan  factor  loading  setelah
dirotasi rotated loading factor.
Tabel 4.8 Rotated Component Matrix
Component 1
2 3
4 X
1
0,751 -0,083
0,212 0,175
X
2
0,745 0,313
-0,060 -0,202
X
3
0,619 0,434
0,028 -0,421
X
4
0,675 0,180
0,132 0,185
X
5
0,695 0,046
-0,150 0,223
X
6
0,546 -0,126
0,513 0,019
X
7
0,130 0,076
0,108 0,822
X
8
0,408 0,524
0,481 0,098
X
9
-0,075 0,088
0,855 0,065
X
10
0,040 0,790
0,149 0,224
X
11
0,032 0,695
-0,046 -0,093
X
12
0,393 0,479
-0,056 0,439
Tujuan  dilakukan  rotasi  adalah  untuk  memperlihatkan  distribusi  variabel  yang lebih jelas dan nyata. Dapat dilihat pada Tabel 4.9 perbedaan antara matriks faktor
sebelum dirotasi dengan matriks faktor setelah dirotasi.
Tabel 4.9 Korelasi antara variabel sebelum dan setelah dirotasi
Variabel Korelasi Antara
variabel Faktor
Faktor akhir
Universitas Sumatera Utara
Sebelum dirotasi
Setelah di rotasi
Sebelum dirotasi
Setelah di rotasi
variabel X
1
0,660 0,751
1 1
1 X
2
0,715 0,745
1 1
1 X
3
0,655 0,619
1 1
1 X
4
0,706 0,675
1 1
1 X
5
0,594 0,695
1 1
1 X
6
0,520 0,546
1 1
1 X
7
0,552 0,822
3 4
4 X
8
0,725 0,524
1 2
2 X
9
0,565 0,855
4 3
3 X
10
0,663 0,790
2 2
2 X
11
0,470 0,695
2 2
2 X
12
0,615 0,479
1 2
2 Dengan demikian ke-12 variabel telah direduksi menjadi 4 faktor yaitu:
1. Faktor 1 F
1
terdiri atas variabel X
1
= Keinginan, X
2
= Kemampuan, X
3
= Prestasi,  X
4
= Prospek Masa Depan, X
5
= Cara Mendidik Anak dan  X
6
= Pendidikan Orangtua.
Faktor ini diberi nama faktor dalam diri dan orangtua. 2.
Faktor  2  F
2
terdiri  atas  variabel  X
8
=  Motivasi  Guru  di  Sekolah,  X
10
= Alumni Sekolah, X
11
= Aktif dalam Ektrakurikuler dan X
12
= Lingkungan Sosial Masyarakat.
Faktor ini diberi nama faktor pendukung. 3.
Faktor 3 F
3
terdiri atas variabel X
9
= Teman. Faktor ini diberi nama faktor teman.
4. Faktor 4 F
4
terdiri atas variabel X
7
= Perekonomian Orangtua. Faktor ini diberi nama faktor perekonomian orangtua.
Adapun  model  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  minat  siswa  melanjutkan pendidikan  ke  perguruan  tinggi  studi  kasus:  SMA  Negeri  1  Babalan  adalah
sebagai berikut:
F
1
=  0,751X
1
+ 0,745X
2
+ 0,619X
3
+ 0,675X
4
+ 0,695X
5
+ 0,546X
6
F
2
= 0,524X
8
+ 0,790X
10
+ 0,695X
11
+ 0,479X
12
F
3
= 0,855X
9
F
4
= 0,822X
7
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan interpretasi dari model faktor diperoleh hasil sebagai berikut: 1.
Korelasi keinginan, kemampuan, prestasi, prospek masa depan, cara mendidik anak dan pendidikan orangtua bernilai positif. Hal ini berarti keinginan sangat
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu semakin tinggi tingkat kemampuan dan prestasi dapat menimbulkan
minat  siswa  untuk  melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi.  Dengan melihat zaman yang semakin modern ini, siswa lebih berpikir untuk merancang
prospek  masa  depannya  dengan  melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi. Cara  mendidik  anak  dan  pendidikan  orangtua  sangat  berpengaruh  untuk
menimbulkan  minat  siswa  melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi. Variabel-variabel ini memberikan sumbangan varians sebesar 32,409.
2. Korelasi motivasi guru di sekolah, alumni sekolah, aktif dalam ekstrakurikuler
dan  lingkungan  sosial  masyarakat  bernilai  positif.  Hal  ini  berarti  siswa mendapat motivasi dari guru di sekolah dan melihat para alumni di sekolahnya
banyak  yang  berhasil  menempuh  jenjang  perguruan  tinggi  sehingga  dapat menimbulkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Selain  itu,  aktif  dalam  ekstrakurikuler  dapat  membantu  siswa  untuk  berpikir kritis  dan  lebih  maju  untuk  menambah  ilmu  hingga  ke  perguruan  tinggi.
Semakin  siswa  sering  berkecimpung  dalam  lingkungan  masyarakat,  maka semakin  banyak  siswa  belajar  tentang  bagaimana  pengalaman  kehidupan
orang-orang sukses di sekitaarnya, hal itu dapat memicu timbulnya minat siswa melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi.  Variabel-variabel  pada  faktor
kedua ini memberikan sumbangan varians sebesar 11,702. 3.
Korelasi  teman  juga  bernilai  positif.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  dalam lingkup pertemanan jika rata-rata siswa mempunyai pola pikir yang maju maka
akan  timbul  minat  untuk  melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi. Variabel-variabel  pada  faktor  ketiga  ini  memberikan  sumbangan  varians
sebesar 11,031. 4.
Korelasi  perekonomian  orangtua  bernilai  positif.  Hal  ini  berarti  siswa  yang memiliki keluarga dengan tingkat perekonomian yang baik juga mempengaruhi
minat  siswa  untuk  melanjutkan  pendidikan  ke  perguruan  tinggi.  Variabel-
Universitas Sumatera Utara
variabel  pada  faktor  keempat  ini  memberikan  sumbangan  varians  sebesar 8,851.
4.4 Analisis Cluster
Adapun proses yang dilakukan dalam analisis cluster K-Means adalah:
4.4.1 Menentukan Jumlah Cluster dan Centroid
Banyaknya  cluster  yang  akan  dibentuk  k  pada  proses  pengclusteran  dengan metode K-Means adalah tiga buah. Pusat cluster centroid awal yang digunakan
untuk  memulai  proses  clustering  dengan  metode  K-Means  diperoleh  dengan pembangkitan  secara  acak  dari  data  yang  telah  diinputkan.  Dengan  bantuan
Program SPSS 18.0 nilai centroid dapat dilihat pada tampilan initial cluster center pada Lampiran VI  sehingga diperoleh:
c
1
= 1,13136; 0,59300; -1,89224; 1,14332, c
2
= -2,22560; -0,58903; -1,20104; -3,08273, c
3
= 0,44891; 1,55485; 2,84475; 0,38764
4.4.2 Menentukan Jarak Setiap Objek dengan Setiap Centroid
Kemudian  akan  dihitung  jarak  dari  setiap  objek  terhadap  setiap  centroid  awal. Jarak  inilah  yang  akan  menjadi  penentu  termasuk  ke  dalam  cluster  mana  data
tersebut. Perhitungan jarak menggunakan rumus jarak Euclidean. √∑
Perhitungan faktor ke-1 dengan centroid pertama adalah:
√ √       -
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan faktor ke-1 dengan centroid kedua adalah:
√ √       - -
Perhitungan faktor ke-1 dengan centroid ketiga adalah:
√ √       -
Perhitungan yang sama dilakukan hingga data yang ke-119. Melakukan clustering objek  dengan  memasukkan  setiap  objek  ke  dalam  cluster  berdasarkan  jarak
minimumnya. Suatu data akan menjadi anggota dari suatu cluser  C
1
, C
2
maupun C
3
yang  memiliki  jarak  terkecil  dari  pusat  cluster-nya.  Hasil  perhitungan  jarak faktor  dengan  centroid  dan  posisi  cluster  setiap  faktor  dapat  dilihat  pada
Lampiran.
Selanjutnya  hitung  kembali  centroid  baru  yang  ditentukan  berdasarkan pengelompokkan  anggota  masing-masing  cluster,  hitung  jarak  setiap  data  yang
ada  terhadap  setiap  centroid  dan  tentukan  cluster  dengan  jarak  terdekat  pada masing-masing  data  hingga  posisi  data  terhadap  cluster  tidak  ada  yang  berubah.
Iterasi akan dihentikan karena hasil perhitungan menunjukkan adanya angka pusat cluster yang sama. Dengan bantuan program SPSS 18.0 pada Lampiran VI, dapat
diketahui  bahwa  proses  iterasi  yang  dilakukan  sebanyak  4  kali.  Proses  ini dilakukan  untuk  mendapatkan  cluster  yang  tepat.  Tabel  Final  Cluster  Centers
merupakan hasil akhir setelah terjadi empat tahapan iterasi yang menggambarkan rata-rata masing-masing peubah pada setiap cluster yang terbentuk.
Tabel 4.10 Final Cluster Centers
Kelompok 1
2 3
Skor Faktor 1 0,28521
0,18336 -2,13573
Skor Faktor 2 0,25758
-0,39329 0,30673
Skor Faktor 3 -0,56641
0,79543 -0,39689
Universitas Sumatera Utara
Skor Faktor 4 0,46707
-0,38776 -0,74536
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa: -
Cluster 1 : Dalam cluster 1 berisikan skor faktor 1, 2 dan 4, hal ini terbukti dari  nilai  positif  yang  terdapat  pada  Tabel  4.10  dalam  keseluruhan
variabel.  Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  cluster  1  terdiri  dari faktor  diri  sendiri  dan  orangtua,  faktor  pendukung  dan  faktor
perekonomian orangtua. -
Cluster 2 : Dalam cluster 2 berisikan skor faktor 1 dan 3, hal ini terbukti dari  nilai  positif  yang  terdapat  pada  Tabel  4.10  dalam  keseluruhan
variabel.  Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  cluster  2  terdiri  dari faktor diri sendiri dan orangtua serta teman.
- Cluster  3  :  Dalam  cluster  3  hanya  berisikan  skor  faktor  2  saja,  hal  ini
terbukti dari nilai positif yang terdapat pada Tabel 4.10 dalam keseluruhan variabel.  Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  cluster  3  terdiri  dari
faktor pendukung. Untuk  mengidentifikasi  apakah  terlihat  perbedaan  variabel  pada  cluster
yang  terbentuk  dilakukan  uji  Anova  dengan  bantuan  Program  SPSS  18.0. Semakin  besar  nilai  F  dan  sig0,05,  maka  semakin  besar  perbedaan  variabel
pada  cluster  yang  terbentuk.  Berdasarkan  Tabel  Anova  Lampiran  VI  dapat dilihat  bahwa  untuk  skor  faktor  1,  3  dan  4  adalah  variabel  yang  paling
menunjukkan adanya perbedaan pada cluster yang terbentuk. Hal ini ditunjukkan dengan  nilai  F  masing-masing  sebesar  62,385;  44,438;  17,007  dan  signifikansi
0,00.  Untuk  mengetahui  jumlah  anggota  masing-masing  cluster  yang  terbentuk dapat  dilihat  pada  Tabel  Number  of  Case  Lampiran  VI  bahwa  cluster  pertama
beranggotakan  59,  cluster  kedua  beranggotakan  48  dan  pada  cluster  ketiga beranggotakan 12.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan  dapat  diambil  beberapa  kesimpulan yaitu :
1. Dengan  menggunakan  Analisis  Komponen  Utama  terdapat  4  faktor  yang
mempengaruhi  minat  siswa  dalam  melanjutkan  pendidikan  ke  Perguruan Tinggi yaitu F
1
: faktor dalam diri dan orangtua, F
2
: faktor pendukung, F
3
: faktor teman, F
4
: faktor perekonomian orangtua. 2.
Faktor 1 F
1
terdiri atas variabel X
1
= Keinginan, X
2
= Kemampuan, X
3
= Prestasi,  X
4
= Prospek Masa Depan, X
5
= Cara Mendidik Anak dan  X
6
= Pendidikan  Orangtua.  Faktor  2  F
2
terdiri  atas  variabel  X
8
=  Motivasi Guru di Sekolah, X
10
= Alumni Sekolah, X
11
= Aktif dalam Ektrakurikuler dan  X
12
=  Lingkungan  Sosial  Masyarakat.  Faktor  3  F
3
terdiri  atas variabel X
9
= Teman. Faktor 4 F
4
terdiri atas variabel X
7
= Perekonomian Orangtua.
3. Setelah  dilakukan  proses  analisis  komponen  utama  dilanjutkan  dengan
menggunakan  analisis  cluster  diperoleh  3  buah  cluster  yaitu  cluster  1 terdiri  dari  faktor  dalam  diri    dan  orangtua,  faktor  pendukung  dan  faktor
perekonomian  orangtua.  Cluster  2  terdiri  dari  faktor  diri  sendiri  dan orangtua serta teman. Cluster 3 terdiri dari faktor pendukung. Dengan skor
faktor  1,  3  dan  4  adalah  variabel  yang  paling  menunjukkan  adanya perbedaan pada cluster yang terbentuk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F
masing-masing sebesar 62,385; 44,438; 17,007 dan signifikansi 0,00.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
1. Dilakukan  penelitian  mengenai  pengaruh  faktor  minat  siswa  dalam
melanjutkan  pendidikan  ke  Perguruan  Tinggi  dengan  menambahkan variabel lain yang mempengaruhinya, sehingga diperoleh hasil yang lebih
akurat. 2.
Diharapkan  keempat  faktor  yang  telah  diperoleh  dapat  ditingkatkan sehingga minat siswa dalam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
juga meningkat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya.
2.1 Matriks Sebuah matriks