Pada gambar 4.1 terlihat bahwa dari satu ke dua faktor garis dari sumbu Component Number = 1 ke 2, arah garis menurun dengan cukup tajam.
Kemudian dari 2, 3 dan 4 garis masih menurun namu dengan slope yang kecil. Pada faktor kelima sudah dibawah angka 1 dari sumbu Y eigenvalue. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor yang dapat diekstraksi berdasarkan scree plot.
4.3.6 Melakukan Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa empat faktor yang dapat di bentuk adalah jumlah yang paling optimal. Maka pada tahap ini, menunjukkan besarnya korelasi antara suatu
variabel dengan faktor yang terbentuk dari matriks korelasi. Koefisien matriks korelasi disebut factor loading. Proses penentuan variabel terhadap pembentukan
dari keempat faktor dilakukan dengan perbandingan besar korelasi pada setiap variabel. Tujuan dari rotasi faktor untuk menyederhanakan struktur dengan
mentransformasi faktor untuk mendapatkan faktor baru yang lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Tabel 4.7 Component Matrix
Component 1
2 3
4 X
1
0,660 -0,391
0,239 -0,021
X
2
0,715 -0,250
-0,348 0,047
X
3
0,655 -0,126
-0,481 0,271
X
4
0,706 -0,166
0,082 -0,082
X
5
0,594 -0,329
-0,010 -0,308
X
6
0,520 -0,283
0,356 0,317
X
7
0,309 0,224
0,552 -0,509
X
8
0,725 0,297
0,104 0,241
X
9
0,204 0,313
0,537 0,565
X
10
0,489 0,663
-0,120 -0,062
X
11
0,334 0,470
-0,401 0,023
X
12
0,615 0,243
0,010 -0,378
Component Matrix merupakan tabel yang berisikan factor loading nilai korelasi antara variabel-variabel analisis dengan faktor yang terbentuk. Pada Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
component matrix menunjukkan besarnya korelasi tiap variabel dengan faktor yang akan dibentuk. Ada beberapa variabel yang berkorelasi dengan lebih dari
satu faktor. Misalnya X
9
berkorelasi dengan faktor 3 dan 4, atau sebaliknya faktor 1 berkorelasi dengan variabel 1,2,3,4,5,6,8, dan 12 sehingga sulit untuk
menginterpretasikan faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini, factor loading perlu dirotasi agar masing-masing variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor.
Proses rotasi terhadap faktor pada penelitian ini menggunakan metode varimax rotation. Berikut ini adalah Tabel 4.8 merupakan factor loading setelah
dirotasi rotated loading factor.
Tabel 4.8 Rotated Component Matrix
Component 1
2 3
4 X
1
0,751 -0,083
0,212 0,175
X
2
0,745 0,313
-0,060 -0,202
X
3
0,619 0,434
0,028 -0,421
X
4
0,675 0,180
0,132 0,185
X
5
0,695 0,046
-0,150 0,223
X
6
0,546 -0,126
0,513 0,019
X
7
0,130 0,076
0,108 0,822
X
8
0,408 0,524
0,481 0,098
X
9
-0,075 0,088
0,855 0,065
X
10
0,040 0,790
0,149 0,224
X
11
0,032 0,695
-0,046 -0,093
X
12
0,393 0,479
-0,056 0,439
Tujuan dilakukan rotasi adalah untuk memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dapat dilihat pada Tabel 4.9 perbedaan antara matriks faktor
sebelum dirotasi dengan matriks faktor setelah dirotasi.
Tabel 4.9 Korelasi antara variabel sebelum dan setelah dirotasi
Variabel Korelasi Antara
variabel Faktor
Faktor akhir
Universitas Sumatera Utara
Sebelum dirotasi
Setelah di rotasi
Sebelum dirotasi
Setelah di rotasi
variabel X
1
0,660 0,751
1 1
1 X
2
0,715 0,745
1 1
1 X
3
0,655 0,619
1 1
1 X
4
0,706 0,675
1 1
1 X
5
0,594 0,695
1 1
1 X
6
0,520 0,546
1 1
1 X
7
0,552 0,822
3 4
4 X
8
0,725 0,524
1 2
2 X
9
0,565 0,855
4 3
3 X
10
0,663 0,790
2 2
2 X
11
0,470 0,695
2 2
2 X
12
0,615 0,479
1 2
2 Dengan demikian ke-12 variabel telah direduksi menjadi 4 faktor yaitu:
1. Faktor 1 F
1
terdiri atas variabel X
1
= Keinginan, X
2
= Kemampuan, X
3
= Prestasi, X
4
= Prospek Masa Depan, X
5
= Cara Mendidik Anak dan X
6
= Pendidikan Orangtua.
Faktor ini diberi nama faktor dalam diri dan orangtua. 2.
Faktor 2 F
2
terdiri atas variabel X
8
= Motivasi Guru di Sekolah, X
10
= Alumni Sekolah, X
11
= Aktif dalam Ektrakurikuler dan X
12
= Lingkungan Sosial Masyarakat.
Faktor ini diberi nama faktor pendukung. 3.
Faktor 3 F
3
terdiri atas variabel X
9
= Teman. Faktor ini diberi nama faktor teman.
4. Faktor 4 F
4
terdiri atas variabel X
7
= Perekonomian Orangtua. Faktor ini diberi nama faktor perekonomian orangtua.
Adapun model faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi studi kasus: SMA Negeri 1 Babalan adalah
sebagai berikut:
F
1
= 0,751X
1
+ 0,745X
2
+ 0,619X
3
+ 0,675X
4
+ 0,695X
5
+ 0,546X
6
F
2
= 0,524X
8
+ 0,790X
10
+ 0,695X
11
+ 0,479X
12
F
3
= 0,855X
9
F
4
= 0,822X
7
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan interpretasi dari model faktor diperoleh hasil sebagai berikut: 1.
Korelasi keinginan, kemampuan, prestasi, prospek masa depan, cara mendidik anak dan pendidikan orangtua bernilai positif. Hal ini berarti keinginan sangat
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu semakin tinggi tingkat kemampuan dan prestasi dapat menimbulkan
minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan melihat zaman yang semakin modern ini, siswa lebih berpikir untuk merancang
prospek masa depannya dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Cara mendidik anak dan pendidikan orangtua sangat berpengaruh untuk
menimbulkan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Variabel-variabel ini memberikan sumbangan varians sebesar 32,409.
2. Korelasi motivasi guru di sekolah, alumni sekolah, aktif dalam ekstrakurikuler
dan lingkungan sosial masyarakat bernilai positif. Hal ini berarti siswa mendapat motivasi dari guru di sekolah dan melihat para alumni di sekolahnya
banyak yang berhasil menempuh jenjang perguruan tinggi sehingga dapat menimbulkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Selain itu, aktif dalam ekstrakurikuler dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan lebih maju untuk menambah ilmu hingga ke perguruan tinggi.
Semakin siswa sering berkecimpung dalam lingkungan masyarakat, maka semakin banyak siswa belajar tentang bagaimana pengalaman kehidupan
orang-orang sukses di sekitaarnya, hal itu dapat memicu timbulnya minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Variabel-variabel pada faktor
kedua ini memberikan sumbangan varians sebesar 11,702. 3.
Korelasi teman juga bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lingkup pertemanan jika rata-rata siswa mempunyai pola pikir yang maju maka
akan timbul minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Variabel-variabel pada faktor ketiga ini memberikan sumbangan varians
sebesar 11,031. 4.
Korelasi perekonomian orangtua bernilai positif. Hal ini berarti siswa yang memiliki keluarga dengan tingkat perekonomian yang baik juga mempengaruhi
minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Variabel-
Universitas Sumatera Utara
variabel pada faktor keempat ini memberikan sumbangan varians sebesar 8,851.
4.4 Analisis Cluster