commit to user
11
1. Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah adalah mencari naskah yang akan dijadikan objek penelitian. Pencarian naskah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui
katalog atau terjun langsung ke lapangan. Katalog adalah daftar naskah yang ada di suatu lembaga tertentu. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah yang
dimiliki oleh suatu museum atau lembaga tertentu. Pencariannya dilakukan dengan melihat judul dan semua keterangan tentang naskah yang ada dalam
katalog. Namun, tidak semua naskah tersimpan di museum atau lembaga resmi. Ada juga yang masih menjadi koleksi pribadi masyarakat tertentu sehingga untuk
mendapatkannya, peneliti harus terjun langsung ke lapangan. Pencarian naskah di lapangan dilakukan dengan mendatangi orang-orang yang diduga masih
menyimpan naskah-naskah klasik yang akan diteliti. Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan membaca
sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan
adanya penemuan naskah-naskah baru Bani Sudardi, 2003:47.
2. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah adalah penggambaran seluk-beluk naskah secara terperinci. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran selengkap-lengkapnya
tentang naskah yang akan diteliti sehingga dapat diketahui karakternya. Deskripsi naskah meliputi beberapa hal, yaitu judul naskah; tempat penyimpanan; nomor
naskah; ukuran halaman; jumlah halaman; jumlah baris; panjang baris; huruf dan bahasa; kertas; cap kertas; garis tebal dan tipis; kuras; panduan; pengarang,
commit to user
12
penyalin, tempat, dan tanggal penulisan naskah; keadaan naskah; pemilik naskah; pemerolehan naskah; gambar atau ilustrasi; isi naskah; dan catatan-catatan lain
yang ada tentang naskah Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:38—42.
3. Suntingan Teks
Untuk menyediakan suntingan teks, diperlukan metode penyuntingan teks. Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode
yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan
disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku standar. Kesalahan-kesalahan diberi
komentar yang dicatat dalam aparat kritik Bani Sudardi, 2003:59—61. Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi
artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, sedangkan transkripsi adalah salinan atau turunan tanpa mengganti
jenis tulisan hurufnya tetap sama Siti Baroroh Baried, et. al., 1985:65.
4. Kritik Teks