Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks Dan Analisis Sastra Fantastik

HIKAYAT QAMARUZZAMAN: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

FARHANA AULIA

C0208022

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PERNYATAAN

Nama : Farhana Aulia NIM : C0208022

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Hikayat Qamaruzzaman : Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda sitat (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 19 November 2012

Yang membuat pernyataan,

Farhana Aulia

MOTTO

Bersyukur atas segala kenikmatan dari-Nya, berusaha dan berjuang semaksimal mungkin dalam menjalankan sesuatu, dan berdoa agar diridai dan dilimpahkan keberkahan dalam hidup (Penulis)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Mama Soraya dan Papa Hasan Basri

2. Kakakku Fadila Ratna Mayasari dan calon bayinya beserta suami (Asep Kusbiantoro)

3. Kedua saudara laki-laki tercinta, Taufiq Effendi dan Latif Aliansyah

4. Seluruh pecinta ilmu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, hanya kepada-Nya penulis memohon pertolongan dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat. Limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga berupa waktu, nafas, kesehatan, dan segala kebaikan senantiasa menaungi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada beberapa pihak atas semua doa, bimbingan, dukungan, dan dorongan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin, dorongan, pengarahan, serta kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Dra. Chattri S. Widyastuti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia, sekaligus pembimbing akademik yang selalu setia mendengarkan setiap keluh kesah penulis. Terima kasih atas bentuk perhatian dan ketulusan yang mengiringi perjalanan akademik penulis selama di Jurusan Sastra Indonesia.

4. Drs. Istadiyantha, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi, yang senantiasa

Terima kasih atas kerelaan waktu yang diluangkan di sela kesibukan dalam menyelesaikan disertasi dan kegiatan dakwahnya.

5. Drs. Sholeh Dasuki, M.S., selaku dosen penelaah skripsi, yang memberikan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik- baiknya.

6. Dra. Murtini, M.S., selaku dosen pengajar bidang sastra, yang memberikan dorongan untuk melakukan kajian teks lintas bidang yaitu analisis sastra fantastik. Terima kasih atas inspirasi dan motivasi selama mendalami dunia sastra.

7. Asep Yudha Wirajaya, S.S., selaku dosen dalam bidang filologi, yang memberikan pengarahan dan motivasi, serta menggugah penulis sehingga terdorong untuk lebih mencintai dunia filologi.

8. Seluruh dosen pengajar Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh studi di Jurusan Sastra Indonesia.

9. Mas Purwono, selaku Staf Jurusan Sastra Indonesia, yang dengan segala keramahannya mempersiapkan segala kelengkapan studi di Sastra Indonesia.

10. Mama Soraya dan Papa Hasan, yang tiada henti mengupayakan hal-hal yang terbaik demi kebaikan penulis. Terima kasih yang tidak terhingga atas doa, peluh, dan ilmu kehidupan yang telah tercurah untuk penulis. Semoga kebahagian dan keberkahan meliputi kita.

11. Kakak Fadila Ratna Mayasari, S.ThI beserta calon bayi dan suami (Asep Kusbiantoro), terima kasih atas inspirasi, motivasi, dan doa untuk penulis. Kakak Taufiq Effendi, S.S., dan Latif Aliansyah, dua saudara laki-laki 11. Kakak Fadila Ratna Mayasari, S.ThI beserta calon bayi dan suami (Asep Kusbiantoro), terima kasih atas inspirasi, motivasi, dan doa untuk penulis. Kakak Taufiq Effendi, S.S., dan Latif Aliansyah, dua saudara laki-laki

12. telah sudi berbagi kebahagiaan dan ketulusan sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi. Semoga segera menyusul menyandang gelar sarjana.

13. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Anggraini Prihastuti, Kusnul Khotimah, Siti Kaswarini Laksmi Hapsari, Yan Ayu, Hidayatur Riana, S.S., Inas Adila, S.S.,

mari taklukan dunia.

14. Rekan angkatan Asasind 2008, dan rekan Filologi 2008, kalian terbaik. Terima kasih telah memberi arti begitu dalam, serta kebersamaan yang tidak akan tergantikan di Sastra Indonesia.

15. Bude Salamah dan keluarga, terima kasih atas doa dan motivasinya. Mas Uri, Mbak Ari, Bu Yus, Pak Yus, Aan Unesa, Mbak Farida terima kasih telah terlibat pada kegiatan pencarian data penulis. Tri Indriawati, terima kasih atas koreksi diksi dan ejaannya. Mas Romi, terima kasih atas motivasi khas dialek Jawa Timurnya. Kawan-kawan LPM Kalpadruma, terima kasih telah berbagi ruang kebahagiaan di sekre Kade. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi kita semua. Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 19 November 2012

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

210

LAMPIRAN ................................................................................................ xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Pembagian Subgenre dalam Genre Fantastik

16 Tabel 2

Frekuensi Gelombang Otak Manusia

21 Tabel 3

Penjajaran Tahun Hijriah dengan Masehi

33 Tabel 4

Jumlah Baris Tiap Halaman

57 Tabel 10 Transposisi

58 Tabel 11 Ketidakkonsistenan Penulisan Kata Ulang

59 Tabel 12 Ketidakkonsistenan Penulisan Kata

60 Tabel 13 Ketidakkonsistenan Penulisan Ejaan

62 Tabel 14 Konsonan Huruf Arab

64 Tabel 15 Konsonan Huruf Arab Melayu

64 Tabel 16 Urutan Peristiwa dalam Teks HQ

DAFTAR SINGKATAN

hal. halaman HQ

Hikayat Qamaruzzaman id.

idem No.

nomor QS

Quran Surat SWT Subhanahu Wa Taala

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tampilan Website Kajian Pustaka dan Inventarisasi Naskah HQ Lampiran 2

Foto Digital Naskah HQ

Lampiran 3 Berita tentang Hypno-crime di Media Massa Online

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Kuadran Kesadaran Manusia

20 Gambar 2

Iluminasi pada Naskah HQ

36 Gambar 3

Penggalan Foto Kolofon Naskah

38 Gambar 4

Penggalan Gambar Ciri Kepemilikan Naskah

38

ABSTRAK

Farhana Aulia. C0208022. 2012. Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana suntingan teks HQ? (2) Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ? (3) Bagaimana relevansi teks HQ dengan masa kini apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis?

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan suntingan teks HQ yang baik dan benar, (2) Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ, (3) Mengungkapkan relevansi teks HQ dengan masa kini apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Jumlah halaman naskah HQ ini 67 halaman, berupa foto digital berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my . Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan dua metode yaitu metode penyuntingan naskah dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan naskah dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar, sedangkan metode pengkajian teks yang digunakan adalah metode analisis sastra fantastik dan relevansi teks HQ. Teknik penarikan simpulan menggunakan teknik induktif.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan, (2) Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub -genre marvelous. Berdasarkan kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ, dapat diperoleh bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Ada hal atau informasi yang pada awalnya menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan, (2) Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub -genre marvelous. Berdasarkan kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ, dapat diperoleh bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Ada hal atau informasi yang pada awalnya menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia merupakan fragmen-fragmen cerita yang terekam dalam lembaran hidup sejarah. Lembaran tersebut akan menjadi sesuatu hal yang bernilai di masa mendatang. Setelah melalui rentang waktu, segala aktivitas yang dilakukan manusia akan terekam pada jejak sejarah. Jejak yang tertoreh itulah mampu menyimpan berbagai nilai.

Aktivitas-aktivitas kehidupan manusia termanifestasi dalam sebuah kebudayaan. Di antara sekian banyak peninggalan kebudayaan manusia, naskah merupakan dokumen bangsa yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan lama. Hal ini disebabkan naskah memiliki kelebihan yaitu dapat memberi informasi yang luas dibandingkan peninggalan yang berbentuk puing bangunan yang tidak dapat berbicara dengan sendirinya, tetapi harus ditafsirkan (Haryati Soebadio dalam Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 86). Naskah merupakan warisan intelektual yang menyimpan beragam informasi dari berbagai aspek kehidupan pada masa lampau. Keterkaitan naskah dengan masa kini yaitu konteks kekiniannya yang dapat dikaji melalui kandungan naskah. Akan tetapi, tidak semua orang dapat memahami naskah dan menggali informasi darinya. Hal ini dikarenakan naskah tersebut kebanyakan menggunakan bahasa dan tulisan yang tidak dipahami lagi di masa sekarang.

Memperhitungkan masa lampau sangat diperlukan mengingat adanya paham

Siti Chamamah

Soeratno, 1997: 8 9). TS. Eliot menyebutkan dalam esainya bahwa tulisan adalah warisan yang luar biasa tinggi nilainya. Betapa pentingnya makna karya para pemikir yang sudah meninggal bagi generasi-generasi berikutnya. Sebuah generasi dapat maju, tidak lain terpicu oleh pemikiran para pemikir sebelumnya (Budi Darma dalam Sularto, 2004: 71). Dengan demikian, berbagai informasi masa lampau mampu mengungkapkan buah pikiran, pandangan, dan nilai-nilai yang pernah hidup dan berkembang pada masa lampau, fungsional bagi kehidupan masa kini. Berbagai nilai yang hidup pada masa kini, pada hakikatnya, merupakan bentuk kesinambungan dari nilai-nilai yang ada dan berlaku pada masa lampau.

Keberadaan naskah pun semakin tenggelam dan terancam punah. Selain itu, naskah-naskah tersebut sudah berumur ratusan tahun sehingga tidak akan mampu bertahan lama. Jika tidak segera diselamatkan, dokumen budaya yang sangat berharga tersebut akan segera musnah. Kemusnahan naskah di daerah tropika seperti Indonesia dikarenakan kerusakan alas naskah (seperti kertas, lontar, dan nipah) karena tidak dapat bertahan terhadap iklim (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 79). Oleh karena itu, perlu diadakan penyelamatan terhadap naskah-naskah klasik ini.

Naskah-naskah klasik ini merupakan objek kajian utama pada ilmu filologi. Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al , 1994: 2). Namun sekarang ini, sudah semakin jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya akses, perlunya ketelitian dan kecermatan, serta lamanya waktu Naskah-naskah klasik ini merupakan objek kajian utama pada ilmu filologi. Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al , 1994: 2). Namun sekarang ini, sudah semakin jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya akses, perlunya ketelitian dan kecermatan, serta lamanya waktu

Naskah yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah Hikayat Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Kitab ini ditulis dengan huruf Arab Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu).

diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my . Sumber data diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam web tersebut. Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Peneliti mendapati bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan. Katalog terbitan yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one); Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpusnas RI; Katalogus Koleksi Naskah

Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan Panduan Koleksi Naskah- Naskah Indonesia Sedunia.

Naskah HQ merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Hikayat ini adalah sebuah cerita yang disadurkan dari kesusastraan Arab yang tidak diketahui nama pengarangnya. Kolofon naskah maupun awal cerita tidak menyebutkan nama pengarang maupun penyalin naskahnya. Selain itu, di dalam naskah ini terkandung pula syair-syair yang mencerminkan kisah yang diceritakan tersebut. Kisah dalam HQ menceritakan tentang percintaan dan pengembaraan tokoh Qamaruzzaman mencari seorang puteri yang dicintainya.

Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal. Pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu dengan huruf Arab- Melayu yang sudah tidak dipahami lagi oleh kebanyakan orang. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat dipahami, maka perlu dilakukan suntingan terhadapnya.

Kedua, saat ini naskah HQ yang memiliki tebal 67 halaman masih dalam keadaan baik dan utuh sehingga masih layak untuk dikaji. Baik dalam arti, kondisi naskah (bahan naskah dan tulisan) masih memungkinkan untuk diteliti. Utuh dalam arti, lengkap halamannya sehingga memungkinkan untuk dikaji secara komprehensif.

Ketiga, naskah HQ memiliki teks yang utuh yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan kata wa l-

. Teks HQ memiliki struktur hikayat yang lengkap.

Keempat, naskah HQ berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau. Disadur dari kisah cerita Islam, nama tokoh-tokoh dalam naskah ini pun memiliki makna tersendiri untuk dikaji. Kisah percintaan dalam naskah ini pun melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5 10). Pengisahan tentang unsur kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat peneliti tergugah untuk mengkaji naskah ini dengan kajian sastra fantastik. Selain itu, kajian dengan tinjauan sastra fantastik menjadi pembahasan yang menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti yang dikisahkan dalam naskah HQ.

Kelima, penyajian teks ini sangat khas. Hikayat memang banyak berisi cerita berbentuk prosa, namun di sela-sela pengisahan terdapat pengungkapan syair yang sesuai dengan cerita yang dikisahkan. Syair-syair tersebut juga dilengkapi dengan iluminasi bunga-bunga yang menarik.

Keenam, sampai saat ini, naskah HQ belum pernah dikaji dari aspek suntingan dan analisis sastra fantastik sebelumnya. Hal ini didasarkan atas pembacaan Direktori Edisi Naskah Nusantara, tidak ditemukan penelitian naskah yang berjudul Hikayat Qamaruzzaman ataupun yang sejenisnya. Selain itu, pembacaan juga dilakukan pada perpustakaan-perpustakaan yang dimungkinkan adanya penelitian naskah maupun filologi, baik secara manual maupun online. Pencarian pada jurnal serta katalog perpustakaan digital ditemukan bahwa penelitian serupa pada naskah Hikayat Qamaruzzaman dilakukan di Singapura dan Malaysia. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan hanya berupa transliterasi Keenam, sampai saat ini, naskah HQ belum pernah dikaji dari aspek suntingan dan analisis sastra fantastik sebelumnya. Hal ini didasarkan atas pembacaan Direktori Edisi Naskah Nusantara, tidak ditemukan penelitian naskah yang berjudul Hikayat Qamaruzzaman ataupun yang sejenisnya. Selain itu, pembacaan juga dilakukan pada perpustakaan-perpustakaan yang dimungkinkan adanya penelitian naskah maupun filologi, baik secara manual maupun online. Pencarian pada jurnal serta katalog perpustakaan digital ditemukan bahwa penelitian serupa pada naskah Hikayat Qamaruzzaman dilakukan di Singapura dan Malaysia. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan hanya berupa transliterasi

Usaha kelanjutan penyelamatan dan pelestarian naskah merupakan alasan utama pengkajian naskah ini dengan menyajikannya dalam bentuk suntingan yang baik dan benar. Namun, menyediakan suntingan saja tentunya masih belum cukup. Setelah tulisan dan bahasa dalam naskah dapat dipahami, langkah selanjutnya adalah mengkaji dengan tinjauan sastra fantastik dan mengungkapkan kandungan teks. Hal ini penting karena tidak semua orang bisa meluangkan waktunya untuk membaca teks berbahasa Melayu. Dengan demikian, diharapkan naskah ini akan lebih mudah dipahami sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan pada masyarakat pada masa kini.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak menyimpang dari pokok permasalahannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah menyediakan suntingan teks HQ, analisis sastra fantastik, dan relevansi isi teks HQ dengan masa kini apabila dikaji melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis .

Suntingan teks mencakup inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata. Analisis sastra fantasik yang dipakai adalah teori sastra fantastik Tzvetan Todorov dalam buku berjudul The Fantastic: a Structural Approach to a Literary Genre. Analisis sastra fantastik Tzvetan Todorov tersebut dilakukan dengan mengkaji narator, tokoh, alur, dan kejadian-kejadian aneh dalam cerita HQ. Hingga kemudian, dapat diketahui jenis Suntingan teks mencakup inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata. Analisis sastra fantasik yang dipakai adalah teori sastra fantastik Tzvetan Todorov dalam buku berjudul The Fantastic: a Structural Approach to a Literary Genre. Analisis sastra fantastik Tzvetan Todorov tersebut dilakukan dengan mengkaji narator, tokoh, alur, dan kejadian-kejadian aneh dalam cerita HQ. Hingga kemudian, dapat diketahui jenis

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana suntingan teks HQ?

2. Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ?

3. Bagaimana relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Menyediakan suntingan teks HQ yang baik dan benar.

2. Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ.

3. Mengungkapkan relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis.

a. Menyediakan suntingan teks HQ.

b. Memperkaya khazanah penelitian dalam bidang filologi.

c. Memaparkan kehidupan sosial berupa hikayat kaum bangsawan Islam.

d. Menyediakan sumber referensi dari karya sastra yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun metafisika tentang hipnotis.

2. Manfaat praktis.

a. Memberikan kemudahan dalam pembacaan naskah lama yang memiliki aksara yang sukar dipahami masyarakat saat ini.

b. Menyelamatkan intangible asset dari kepunahan berupa ide, gagasan, dan buah pikiran nenek moyang yang terkandung dalam naskah.

c. Memaparkan fenomena sihir, tukang ramal, paranormal, hipnotis panggung yang merebak di kehidupan bangsa Indonesia baik di bidang

sosial, ekonomi, politik, dan seni-budaya.

d. Menjadi bahan masukan bagi pembaca sebagai alternatif model pengobatan dengan cara hypnotherapy, hypnoparenting, hipnotis pada

janin, serta self-hypnosis, melalui pembacaan konteks kekinian kandungan isi naskah.

e. Menjadi sumber wacana bagi pembaca untuk lebih waspada terhadap penyalahgunaan ilmu supranatural ataupun metafisika seperti hypno-

crime dan hypno-selling yang mengarah pada kriminal.

f. Menyelamatkan masyarakat Islam khususnya, dan masyarakat Indonesia dari penjerumusan dan pengelabuhan melalui dunia gaib dan

sihir sebagai jalan pintas solusi permasalahan kehidupan.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka pikir, metode penelitian, suntingan teks, analisis, dan penutup. Masing- masing bab diuraikan yaitu sebagai berikut.

Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini berisi kajian pustaka, teori penyuntingan teks, teori pengkajian teks, dan kerangka pikir.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai sumber data penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta teknik penarikan simpulan .

Bab keempat adalah suntingan teks. Bab ini menguraikan tentang inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar.

Bab kelima adalah analisis. Bab ini menguraikan struktur teks yang dalam hal ini adalah struktur sastra fantastik. Analisis isi yang ditinjau dari segi unsur fantastik berupa hipnotis digunakan untuk mengungkapkan kandungan teks dan keterkaitannya dengan masa kini.

Bab keenam adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Pengkajian pustaka mengenai penelitian yang terdahulu telah dilakukan sebagai bahan pembanding. Di antara hasil kajian pustaka yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut.

Mohd Idris melakukan transliterasi karya Haji Abdul Rahman bin Jabugis berupa penerjemahan dalam bahasa Melayu. Penelitian dilakukan tahun 1902. Buku yang berjudul H

, diterbitkan di Singapura terdiri

atas 144 halaman dan tebal 20 cm. Buku ini disebutkan dalam katalog online

University of Michigan,

namun tidak ada pratinjau yang disediakan dari web www.catalog.hathitrust.org tersebut. Perbedaannya dengan penelitian ini terlihat pada kutipan naskah pada Hathi Trust Digital Library sebagai berikut.

amat indah ceritanya yang diterjemahkan akan dia daripada bahasa Arab kepada bahasa Melayu oleh hamba yang faqir lagi miskin kepada tuhan yang kaya nama alhaj Abdul Rahman bin Jabugis diperanakkan di negeri Asahan. ( www.catalog.hathitrust.org )

h dalam katalog online Hathi

Trust Library sebagai pengarang Ini Hikayat bernama Qamar al-

pada

tahun 1924. Diketahui bahwa penelitian ini berbentuk buku dan puisi terdiri atas

35 halaman, tebal 24 cm serta berbahasa Melayu. Buku ini dapat dilihat secara terbatas di University of Michigan, namun tidak ada pratinjau yang disediakan dari web www.catalog.hathitrust.org tersebut. Berbeda halnya dengan yang 35 halaman, tebal 24 cm serta berbahasa Melayu. Buku ini dapat dilihat secara terbatas di University of Michigan, namun tidak ada pratinjau yang disediakan dari web www.catalog.hathitrust.org tersebut. Berbeda halnya dengan yang

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap teks HQ dengan disertai suntingan teks HQ serta analisis struktur sastra fantastik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian terhadap teks HQ memang pernah tercatat dilakukan di Malaysia dan Singapura. Akan tetapi, peneliti mengalami kesulitan dalam pelacakan lebih lanjut terhadap penelitian teks HQ tersebut. Akses pratinjau online yang terbatas terhadap penelitian tersebut menyatakan bahwa penelitian pada teks HQ hanya berupa transliterasi. Pada dasarnya, penelitian pada teks HQ yang dilakukan peneliti saat ini belum pernah dilakukan sebelumnya dikarenakan dari segi analisis merupakan kajian yang baru dalam penelitian filologi, yaitu menghadirkan suntingan teks HQ dan analisis sastra fantastik.

B. Teori Penyuntingan Teks KBBI (2002: 1106) berarti menyiapkan naskah siap

cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki, 1996: 60).

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyuntingan pada naskah tunggal adalah sebagai berikut.

1. Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah merupakan usaha untuk mengumpulkan semua naskah yang akan diteliti atau yang masih dalam koleksi pribadi atau koleksi lembaga yang nantinya digunakan sebagai bahan penelitian. Langkah ini berguna untuk mengetahui jumlah naskah dan tempat naskah itu disimpan, serta penjelasan tentang keadaan naskah tersebut. Ada dua teknik dalam menginventarisasikan naskah, yaitu: studi katalog dan studi lapangan.

a. Studi Katalog

Pencarian naskah-naskah melalui daftar yang ada di katalog online maupun terbitan. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah-naskah yang dimiliki oleh suatu museum atau lembaga lain. Pencarian naskah dengan katalog dilakukan dengan cara melihat judul dan keterangan-keterangan yang ada di dalam katalog.

b. Studi Lapangan

Pencarian naskah dilakukan langsung di masyarakat dengan cara mendatangi orang-orang yang diduga menyimpan naskah-naskah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan

membaca sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan adanya penemuan naskah-naskah baru (Bani Sudardi, 2003: 47).

2. Deskripsi Naskah Mendeskripsikan seluk-beluk dan apa yang terdapat di dalam naskah. Hal-hal yang perlu disebutkan di dalam deskripsi naskah, yaitu : (1) bagian umum, (tempat penyimpanan naskah, nomor naskah, naskah: lengkap/fragmen/kumpulan, penyalin, judul/jenis, bahasa, penanggalan dalam naskah), (2) bagian buku (bahan naskah, kondisi naskah, cap kertas atau watermark, jumlah lembar yang ditulisi, jumlah lembar pelindung, susunan kuras, tanda kata kuras, ukuran halaman, pias, sampul naskah, cara penggarisan, pola penggarisan, kolom, jumlah antarbaris, cara penomoran), (3) bagian tulisan (jenis huruf, ditulis oleh satu orang/lebih, tanda koreksi, pungtuasi, rubrikasi, hiasan huruf, hiasan tepi, gambar), (4) bagian penjilidan (penanggalan, tempat penulisan/penyalinan, ciri fisik, penjilidan, pemesanan, teknik penjilidan: bahan sampul, bahan penutup, cara menjahit, rusuk, pengikat, beslag, pemotongan, perbaikan dan lain-lain), (5) bagian sejarah (kolofon, ciri kepemilikan, catatan lain-lain, penggunaan naskah, data-data luar, cara memperoleh naskah), (6) bagian isi (judul, kutipan bagian awal teks, tengah teks dan akhir teks), (7) lain-lain (halaman-halaman yang difoto: halaman depan, halaman tengah, halaman belakang, halaman- halaman yang menarik, seperti terdapat iluminasi dan ilustrasi) (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5).

3. Suntingan Teks Untuk menyediakan suntingan teks, diperlukan metode penyuntingan teks. Seorang penyunting harus memilih metode penyuntingan dengan tepat.

perbandingan yang cermat sehingga menghasilkan teks yang dapat dipertanggungjawabkan.

Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59 61). Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan memakai catatan kaki (footnote) agar dapat memberikan kesempatan pada pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap setiap perbaikan (Sholeh Dasuki, 1996: 61).

Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 65). Sedangkan transkripsi adalah penggantian huruf demi huruf dengan memperhatikan ejaan bahasa sasaran.

4. Kritik Teks Tugas utama para filolog adalah mendapatkan naskah yang mendekati aslinya dengan melakukan kritik teks. Kritik teks berusaha mengembalikan teks ke bentuk aslinya sebagaimana yang diciptakan oleh pengarangnya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 62). Kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Bani Sudardi, 2003: 55).

C. Teori Pengkajian Teks

1. Sastra Fantastik Todorov dalam Introduction a la Litterature Fantastique mengemukakan bahwa fantasi merupakan sastra yang menyajikan peristiwa- peristiwa yang berada di antara kutub natural dan supranatural. Pertautan antara dunia natural dan supranatural dalam cerita inilah yang dimaksud Todorov sebagai sastra fantastik. Dalam buku The Fantastic a Structural Approach to a Literary Genre berikut definisi fiksi fantastis:

In a world which is indeed our world, the one we know....there occurs an event which cannot be explained by the laws of this same familiar world. The person who experiences the event must opt for one of two possible solutions: either he is the victim of an illusion of the senses, of a product of the imagination-- and the laws of the world then remain what they are; or else the event has indeed taken place, it is an integral part of reality--but then this reality is controlled by laws unknown to us (Todorov, 1975: 25).

Todorov membedakan fantastis dari dua modus, uncanny dan marvelous. Dalam uncanny, peristiwa yang sulit dipahami merupakan kejadian yang lampau dan pernah terjadi, sehingga membentuk semacam ilusi. Hal-hal aneh tersebut tidak menimbulkan kebimbangan maupun rasa takut. Hukum realis tetap utuh, karena dapat menjelaskan gejala yang dilukiskan secara natural sesuai realitas yang terjadi. Sedangkan marvelous, cerita melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah terjadi, sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala (supranatural) tersebut. Marvelous mengarah pada waktu yang akan datang, dalam arti masih merupakan imajinasi.

Di antara beberapa tokoh barat pengemuka teori fantastik, seperti J.R.R. Toelkien, Rosemary Jakson dan Ann Swinfen, Todorovlah Di antara beberapa tokoh barat pengemuka teori fantastik, seperti J.R.R. Toelkien, Rosemary Jakson dan Ann Swinfen, Todorovlah

Tabel 1 Pembagian subgenre dalam genre fantastik

(pure) Fantastic

Para fantastis membutuhkan pemenuhan tiga kondisi. Pertama, teks harus mewajibkan pembaca untuk mempertimbangkan dunia karakter sebagai dunia orang hidup serta ragu-ragu antara penjelasan alam atau supranatural. Kedua, keraguan ini mungkin juga dialami oleh sebuah karakter, sehingga peran pembaca adalah mengidentifikasikan dirinya dengan karakter. Ketiga, pembaca harus mengambil sikap tertentu yang berkaitan dengan teks. ( http://www.unc.edu/~bardsley/ghosts/todorov.html ).

Setiap menghadapi sebuah rekaan peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal, selalu ada tiga kemungkinan yang kita hadapi. (1) Peristiwa- peristiwa tersebut merupakan realitas orang yang mengalami gangguan jiwa, dalam hal ini tidak ada pelanggaran hukum terhadap realitas sehari-hari, (2) Hukum alam sehari-hari dijungkirbalikkan karena cerita hendak menyampaikan hukum alam lain yang luput dari jangkauan logika biasa, (3) Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan lukisan yang tersamar dunia nyata, alias metafora.

Fantastic- marvelous

marvelous

Teori Todorov memperlihatkan sebuah cerita dapat digolongkan ke dalam kategori cerita

atau tidak berdasarkan ciri struktur yang dimilikinya. Berikut ini merupakan uraian aspek-aspek yang merupakan bagian dalam kajian fantastik.

1) Motif, tema fantastik, dan dekor realis. Secara umum, cerita fantastik ditandai oleh motif dominan dan

tema utama fantastik. Kesan riil menuntut alur sebab-akibat yang ketat. Cerita fantastik menyajikan rangkaian peristiwa yang sederhana tetapi kausalitasnya kuat. (Apsanti Djokosujatno, 2005: 52 57).

Motif bukan hanya sekedar berfungsi sebagai pelengkap atau disisipkan begitu saja. Bagi pembaca, kebanyakan motif merupakan sebab langsung yang menimbulkan kesan fantastik. Motif dan tema dalam sebuah cerita memang tidak pernah berdiri sendiri, serta dalam keadaan terpisah seringkali tidak dapat menimbulkan kesan fantastik yang relatif kuat atau tidak menimbulkan kesan fantastik sedikit pun.

Motif atau tema, agar menimbulkan kesan fantastik membutuhkan sejumlah atribut atau detil, seperti deskripsi khusus. Deskripsi khusus tersebut dapat dilihat melalui dekor realis (setting). Aspek ini dibangun dari tema-tema realis dan unsur-unsur cerita lain seperti tokoh, peristiwa, ruang, dan waktu yang ditata dan disajikan dengan uraian atau detil yang memadai untuk memberikan kesan riil.

2) Tokoh, ruang, dan waktu dalam cerita fantastik Tokoh dalam cerita fantastik biasanya mengisi peran-peran

tertentu. Tokoh yang mendengar cerita tentang suatu peristiwa yang tertentu. Tokoh yang mendengar cerita tentang suatu peristiwa yang

Ruang selain membangun dunia riil, juga berfungsi untuk menciptakaan kesan seram. Ruang fantastik adalah ruang yang terpencil dan terpisah dari dunia ramai. Cerita fantastik memerlukan dekor realis untuk menguatkan kesan fantastik pada peristiwa yang tiba-tiba muncul dan menghentikan alur yang jernih. Cerita fantastik Barat, selalu memanfaatkan semua kemungkinan dari persilangan, paralelisme maupun kelenyapan waktu. Keragaman tema waktu ini tidak terlalu dimanfaatkan oleh para pengarang Indonesia, yang tidak terbiasa memikirkan pentingnya waktu dalam kehidupan (Apsanti Djokosujatno, 2005: 59 63).

3) Narator dalam cerita fantastik Tokoh utama dalam cerita fantastik, umumnya erat berkaitan

dengan masalah penuturan cerita. Biasanya dialah yang memegang peran sebagai penutur (pencerita atau narator). Sebagai penutur dengan masalah penuturan cerita. Biasanya dialah yang memegang peran sebagai penutur (pencerita atau narator). Sebagai penutur

-an.

sebuah peristiwa. Pembaca akan percaya sepenuhnya bahwa penutur adalah penutur yang berakal sehat, dan yang dikatakannya adalah suatu kebenaran. Seringkali tokoh pencerita tersebut menceritakan langsung pengalaman fantastiknya kepada tokoh-tokoh lain dalam cerita. Bentuk penuturan seperti itu juga merupakan usaha untuk menampilkan kesan realis yang meyakinkan (Apsanti Djokosujatno, 2005: 63 65).

2. Konsep Hipnotis pakan kata dasar artinya dewa tidur dalam legenda Yunani. Istilah sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Dr. James Braid, peneliti ilmu hipnotis yang berasal dari Inggris pada abad ke-19 Masehi. Bila dilihat dari

Hypnotist dalam bahasa Inggris berarti orang benda, dan bukan kata sifat ( http://banyubiru3prast.wordpress.com/about ).

Hypnosis sebenarnya tidak benar-benar membuat seseorang dalam kondisi tidur, walaupun dalam beberapa kasus terutama dalam hypnosis panggung kita melihat orang ditidurkan oleh penghipnotisnya, yang terjadi

II I

III IV

adalah di mana kondisi suyet (obyek) berpindah dari kondisi sadar ke kondisi bawah sadar.

Hipnotis kini marak digunakan sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah, mulai dari masalah hiburan, kesehatan, hingga masalah pengasuhan anak. Dalam dunia hipnosis, kuadran kesadaran dan kemampuan bukanlah suatu hal yang asing. Sebenarnya, kuadaran kesadaran manusia dapat digambarkan sebagai berikut (Aqila Smart, 2010: 15).

Gambar 1 Kuadran Kesadaran Manusia Competence

Incompetence

Pada kuadran tersebut dapat diketahui bahwa pada tataran tertentu manusia mengalami titik kesadaran dan kemampuan. Posisi ini dapat diketahui sebagai berikut.

a. Un-consious incompetence (tidak sadar dan tidak bisa) ini merupakan posisi paling bawah

b. Consious incompetence (dengan kesadaran penuh tidak bisa)

c. Consious competence (bisa dengan kesadaran penuh)

d. Unconsious competence (tanpa sadar bisa melakukan) Melalui hipnotis, pemberdayaan diri dapat dilakukan. Secara medik

dan fisik, para dokter membagi tingkat kesadaran pikiran otak manusia

Un-Concious Concious

dalam pikiran manusia terdapat frekuensi gelombang. Pola frekuensi gelombang aktivitas adalah hasil rekaman EEG (Elektro Encephalo Graph) atau perangkat elektronik pengukur pulsa otak manusia terhadap sampel tipial. Frekuensi gelombang otak manusia terbagi atas beberapa kategori, yaitu sebagai berikut (Aqila Smart, 2010: 18 19).

Tabel 2 Frekuensi gelombang otak manusia

Spektrum Rangkum frekuensi Gelombang Aktivitas Otak Manusia Kondisi

Situasi Mental

Nama

Gelombang Frekuensi (Hertz) Sadar Ekstrem

Konsentrasi tinggi luar biasa,

pengerahan energi luar biasa

Gamma Tinggi

Sadar Hiper

Hasrat, konsentrasi tinggi,

fokus, ekstasi tinggi,

pengerahan energi

Gamma

Sadar Super

Anksietas atau gelisah, ekstasi atau keterangsangan

Beta tinggi

18.0 30.0 Sadar Tinggi

Berpikir, persepsi, konsentrasi, kognisi, aktivitas mental

Beta tinggi

Sadar Penuh

Bangun, kesadaran penuh akan

badan dan lingkungan, produksi strontonin meningkat

Alpha SMR

12.0 15.00 Sadar

Rendah

Relaksasi, pra-tidur, gerbang akses ke pikiran bawah sadar

Alpha

Antara sadar dan tidak sadar

Emosi, pengalaman emosional,

kreativitas, meditasi dalam, mengantuk, tidur bermimpi, terhipnosis, trance, produksi

catecholamin meningkat vital untuk memori atau ingatan dan pembelajaran

Theta

Tak sadar penuh

Instrinsik atau naluri, tidur tanpa mimpi, tidur nyenyak,

Koma berat, mati suri

Delta rendah

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir berisi gambaran mengenai urutan langkah kerja yang

HQ. Analisis pertama yang dilakukan adalah mengadakan penyuntingan teks, yaitu terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, dan suntingan teks. Penyuntingan teks dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan kecil.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis sastra fantastik. Kajian teks dilakukan dengan memerikan aspek semantik yaitu wacana dan kronologi cerita, dekor realis, narator, tokoh dan penokohan, serta kejadian-kejadian aneh. Kemudian cerita dalam naskah dikelompokkan ke dalam genre serta subgenre sesuai dengan ciri instrinsik cerita tersebut. Analisis tahap ketiga, yaitu menjelaskan tentang relevansi isi teks HQ terhadap kehidupan masa kini. Pengkajian relevansi isi teks HQ ini dititikberatkan pada kajian aspek fantastik berupa hipnotis. Urutan langkah kerja dalam penelitian ini secara garis besar digambarkan melalui bagan kerangka pikir di bawah ini. Berikut bagan dari penjelasan tersebut.

Teks HQ

Analisis Sastra

Fantastik

Suntingan Teks Relevansi Isi Teks

1. Inventarisasi Naskah

2. Deskripsi Naskah

3. Ikhtisar Isi Teks

4. Kritik Teks

5. Suntingan Teks

Pembacaan Unsur Fantastik Teks HQ dihadapkan pada masa kini

Struktur Narasi Sastra Fantastik pada Teks HQ,

meliputi Motif, Tema,

Dekor Realis, Tokoh, Ruang, Waktu, Narator serta Kejadian-kejadian

BAB III METODE PENELITIAN

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976: 649). Bisa juga dikatakan bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah penelitian. Dengan demikian, metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124).

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan (Winarno Surakhmad, 1982: 174). Maksudnya adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kalimat dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif (Lexy J. Moleong. 1990: 6).

B. Objek Penelitian

Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah suntingan teks HQ dan struktur sastra fantastik pada naskah HQ.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Tebal halaman naskah berjumlah 67 halaman, berupa foto digital berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my . Website ini diakses peneliti pada 28 November 2011.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Data penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam naskah HQ. Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B. Sutopo, 2002 : 78).

Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 1 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 0 10

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan - Analisis Pinjaman Polis di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 1 27

BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum - Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai S

0 0 30

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Pada PT. Auto Kencana Andalas-Ford Medan

0 1 27

Kajian Dampak Letak Biji Dan Pemberian Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma

0 0 14

Sistem Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Pada Pt Dan Liris Sukoharjo

0 1 81

Efektivitas Dan Elastisitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Di Kabupaten Ngawi Tahun 2006 - 2011

0 0 73

Isolasi, Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Pada Ekstrak Petroleum Eter Umbi Teki (Cyperus Rotundus L.)

1 3 48