commit to user 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara kepulaun yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, yaitu diantara benua Asia dan Benua Australia, serta
diantara samudra pasifik dan Samudra Hindia. Menurut data geografi Indonesia juga berada di wilayah dimana tiga lempeng tektonik utara dunia bertemu,
keadaan wilayah teritorial seperti tersebut merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam, bencana yang mengancam antara lain adalah bencana
tanah longsor, gempa yang juga dapat mengakibatkan tanah longsor, tsunami yang pada umumnya terjadi karena gempa tektonik, dan luapan air yang
berlebih yang di dataran rendah mengakibatkan adanya banjir. Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami suatu peristiwa fisik seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebebkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan bagaimana juga tentang daya tahan mereka. Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi hazard serta
memiliki kerentanan atau kerawanan vulnerability yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat atau luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana disaster resilience. Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sisitem dan infrastruktur-infrastruktur
commit to user 3
untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Bencana alam yang terjadi secara bertubi-tubi di Negara Republik Indonesia sejak tsunami 26 Desember 2005 silam terus saja membayangi.
Bencana tahunan yang selalu datang di ibu kota Negara kita yaitu Jakarta adalah bencana banjir yang tidak bisa lagi dihindarkan. Tahun demi tahun banjir selalu
datang dan banyak menelan korban materi, moral dan bahkan korban jiwa. Bahkan bencana yang banyak terjadi sejak pertengahan tahun 2009 sampai
sekarang yang masih menjadi kekhawatiran adalah gempa bumi dan tanah longsor yang diakibatkan dari gempa. Dalam aksi sosial penyelamatan dan
evakuasi korban yang sangat berperan adalah Tim SAR Search And Rescue , TNI, POLRI dan beberapa relawan lain dari beberapa organisasi sosial
masyarakat. Sebagai contoh nyata adalah bencana di sepanjang tahun 2007 di Indonesia berakibat dengan adanya korban jiwa yang meninggal dunia, serta
korban menderita dan mengungsi. Dari data yang diperoleh dari rekapitulasi data SAR Karanganyar dapat dirinci sebagai berikut :
a. Kejadian Bencana 1. Banjir sebanyak 152 kejadian atau dalam prosentase sebesar 40
2. Angin topan sebanyak 75 kejadian atau dalam prosentase sebesar 20 3. Tanah longsor sebanyak 56 kejadian atau dalam prosentase sebesar 15
4. Banjir dan tanah longsor sebanyak banjir yang mengakibatkan tanah longsor 45 kejadian atau dalam prosentase sebesar 12
commit to user 4
5. Gelombang pasangAbrasi sebanyak 29 kejadian atau dalam prosentase sebesar 8
6. Gempa bumi sebanyak 12 kejadian atau dalam prosentasi sebesar 3 7. Kegagalan teknologi sebanyak 6 kejadian atau dalam prosentase sebesar
1 Total kejadian adalah : 379
b. Korban Meninggal dan Hilang 1. Banjir dan tanah longsor 346 jiwa
2. Kegagalan teknologi 248 jiwa 3. Banjir 122 jiwa
4. Gempa bumi 102 jiwa 5. Tanah longsor 73 jiwa
6. Angin topan 24 jiwa 7. Gelombang pasangAbrasi 3 jiwa
Total korban meninggal dan hilang adalah : 918 jiwa c. Korban Menderita dan Mengungsi
1. Banjir sebanyak 1.561.640 jiwa atau dalam prosentasi sebesar 80 2. Gempa bumi sebanyak 204.447 jiwa atau dalam prosentase sebesar 11
3. Banjir dan tanah longsor sebanyak 113.367 jiwa atau dalam prosentase sebesar 6
4. Gelombang pasang Abrasi sebanyak 23.779 jiwa atau dalam prosntase sebesar 1
5. Letusan gunung berapi sebanyak 19.818 jiwa atau dalam prosentase sebesar 1
6. Angin topan sebanyak 11.058 jiwa atau dalam prosentase sebesar 1
commit to user 5
7. Tanah longsor sebanyak 7.448 jiwa atau dalam prosentase sebesar 0,4 Total korban menderita dan mengungsi adalah : 1.941.597 jiwa
d. Rumah Rusak Akibat Bencana 1. Akibat dari Gempa bumi sebanyak 145.595 unit
2. Akibat dari Banjir sebanyak 41.301 unit 3. Akibat dari Angin topan sebanyak 9.286 unit
4. Akibat dari Banjir dan Tanah longsor sebanyak 7.883 unit 5. Akibat dari Tanah longsor sebanyak 2.685 unit
6. Akibat dari Gelombang pasang sebanyak 1.713 unit Total rumah rusak adalah : 208.463 unit
Bencana besar juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain adalah wilayah Propinsi Jawa Tengah yaitu lebih tepatnya Kabupaten
Karanganyar, yang telah kita ketahui bersama akhir-akhir ini sering terjadi bencana, yang terakhir bencana menimpa adalah tanah longsor di Desa
Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar sendiri terdiri dari 17 Kecamatan, 177 Desa dan 1091 Dusun,
dengan jumlah penduduk 851.336. yang didalamnya hampir separuh kecamatan merupakan daerah rawan bencana. Kabupaten Karanganyar juga dikelilingi
kabupaten lain yang juga merupakan daerah rawan bencana yaitu sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat Kodya Surakarta dan
Kabupaten Boyolali, dan Sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen serta sebelah timur Propinsi Jawa timur. Bencana yang terjadi di
wilayah Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
commit to user 6
a. Letak geografis berada di dataran tinggi pegunungan b. Kemiringan tanah hingga mencapai 90 derajat
c. Berkurangnya tanaman keras karena penebangan liar disekitar hutan penggundulan hutan
d. Curah hujan yang tinggi e. Penggalian pasir atau batu Penambangan teras
Sedang potensi atau jenis bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten Karanganyar menurut data dari Sat Lak PB Satuan Pelaksana Penaggulangan
Bencana Kabupaten Karanganyar terperinci sebagai berikut : a. Tanah Longsor
Bencana tanah longsor berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti berikut 1. Kecamatan Jenawi, yaitu Desa Seloromo, Desa Tengguli, Desa
Gumeng dan Desa Anggrasmanis 2. Kecamatan Kerjo, yaitu Desa Gempolan dan Desa Plosorejo
3. Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Desa Berjo, Desa Girimulyo, Desa Nglegok
4. Kecamatan Tawangmangu, yaitu Desa Tengklik, Desa Gondosuli, Kelurahan Blumbang dan kelurahan Tawangmangu
5. Kecamatan Karangpandan, yaitu Desa Krang, Desa Karangpandan dan Desa Gerdu
6. Kecamatan Matesih, yaitu Desa Girilayu dan Desa Koripan 7. Kecamatan Jatiyoso, yaitu Desa Beruk, Desa Wonorejo dan Desa
Wonokeling
commit to user 7
b. Banjir 1. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa pulosari, Desa Malanggaten,
Desa Kaliwuluh dan Desa waru. Sedangkan untuk sunagi adalah sungai grompol dan sungai bengawan solo.
2. Kecamatan Jaten, yaitu Desa Ngringo, Desa sroyo, dan Desa Dagen. Sedangkan untuk sungai adalah sungai siwaluh dan sungai
Bengawan Solo. 3. Kecamatan Gondangrejo,yaitu Desa Kragan, Desa Wonorejo, Desa
Karangturi dan Plesungan. Sedangkan untuk sungai adalah Bengawan Solo.
4. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Buran dan Desa Pandeyan, sedangkan untuk sungai adalah sungai Siwaluh.
5. Kecamatan Colomadu, yaitu Desa Ngasem, Desa Gawanan dan Desa Klodran. Sedangkan untuk sungainya adalah Sungai atau kali Pepe
c. Angin Putting Beliung 1. Kecamatan Karanganyar, yaitu Kelurahan Jungke, Kelurahan
Bolong, dan Kelurahan Tegalgede 2. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Gaum dan Desa Kalijirak
3. Kecamatan Mojogedang, yaitu Desa Kalibata dan Pojok 4. Kecamatan Gondangrejo, yaitu Desa Kragan dan Desa Wonorejo
5. Kecamatan Jumantono, yaitu Desa Kebak dan Sukosari d. Kebakaran
1. Kecamatan Jaten, yaitu Desa Dagen, Desa Brujul dan Desa Sroyo
commit to user 8
2. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa Kemiri dan Desa Nangsri 3. Kecamatan Tawangmangu, yaitu berada disekitar wilayah lereng
gunung lawu e. Retakan Tanah
Potensi bencana baru yang muncul adalah retakan tanah yang berada di wilayah Kecamatan Matesih tepatnya di Desa Semiri, hal ini akibat dari
erosi tanah. Dari beberapa perincian diatas data yang diambil adalah dat berdasarkan
pengamatan tim satuan pelaksana penanggulangan bencana wilayah karanganyar, yang termasuk didalamnya adalah organisasi SAR Kabupaten
Karanganyar. Disinilah peran SAR sebagai relawan yang bekerja tanpa pamrih dan tidak mengenal waktu serta lelah sangat penting. Pada umumnya laporan
bencana oleh warga sekitar bencana disampaikan pertama kali kepada SAR Karanganyar, baru setelah itu SAR berkoordinasi dengan beberapa pihak.
Keberadaan SAR diwilayah Kabupaten Karanganyar sangat berperan penting. Dari data diatas bencana yang paling dominan ataupun sering melanda
Kabupaten Karanganyar adalah tanah longsor, karena memang dorongan faktor keadaan wilayah yang sebagian besar adalah dataran tinggi yang sangat
berpotensi menimbulkan longsor. Selain itu masih kurangnya kesadaran masyarakat, mereka masih menggunakan lahan miring untuk area perkebunan
yang menyebabkan tanah menjadi gembur. Seharusnya lahan seperti itu ditanami pohon tahunan ataupun yanaman keras, sebagai contoh adalah pinus,
cemara dan lain sebagainya. Sebenarnya pemerintah daerah sendiri telah banyak
commit to user 9
melakukan sosialisasi mengenai kerawanan bencana tanah longsor pada lahan miring dan pemukiman penduduk dilereng bukit.
SAR merupakan kepanjangan dari Search And Rescue yang diartikan secara sederhana adalah pencarian dan pertolongan. SAR Kabupaten
Karanganyar Sendiri tergolong organisasi muda karena terbentuk baru sekitar 4 tahun. SAR Kabupaten Karanganyar resmi berdiri pada tanggal 14 Desember
2004, dengan akta notaris. Organisasi SAR ini berlindung dibawah Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar. SAR merupakan organisasi sosial
kemanusiaan yang menangani masalah bencana alam mulai dari mitigasi, evakuasi dan pembenahan yang mencakup wilayah seluruh Kabupaten
Karanganyar. Organisasi ini bersifat emergency, yang membutuhkan anggota yang cepat tanggap dan cekatan, karena tidak mungkin bencana dapat
direncanakan meskipun bencana itu dapat diprediksi, Tetapi pada umumnya bencana datang secara tiba-tiba. Sebenarnya sistem dari SAR tersebut memang
sudah terkenal di negara-negara besar lain seperti Amerika. SAR merupakan kegiatan yang dilakukan ketika seseorang membutuhkan bantuan,dan harus
mendapatkan pertolongan dengan segera hal ini diungkapkan dalam Journal of Homeland Security And Emergency Management www.bepress.com. Anggota
SAR bukanlah terdiri dari gabungan TNI, Polisi ataupun ormas yang lain seperti yang sering kita jumpai jika kita melihat tayangan media. SAR berdiri sendiri,
anggotany dipilih berdasarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, bukan semata-mata relawan biasa karena memang dibutuhkan skill yang tangguh untuk
dapat melakukan pertolongan yang mungkin akan membahayakan sang
commit to user 10
penolong atau rescuer itu sendiri. SAR Karanganyar beberapa tahun belakangan ini disibukkan dengan berbagai bencana. SAR memegang peranan penting
dalam bencana alam, bahkan memegang peran pokok yaitu sebagai evakuator pertama. Kegiatan evakuasi sendiri belum tentu dapat dijalankan sendiri oleh
warga sekitar bencana karena berbagai faktor, maka mau tidak mau SAR yang memegang peran penting ini. Bencana yang paling rawan atau sering terjadi
adalah tanah longsor yang telah memakan korban yang tidak sedikit.
B. Perumusan Masalah