Organisasi Search And Rescue SAR Bencana Alam Tanah Longsor

commit to user 25 di dalam imteraksi ada pola-pola tertentu, maka akan mudah terjadinya kebingungan walaupun dalam situasi yang sederhana sekalipun. Organisasi sosial memiliki proses yang dinamis, yaitu pola-pola antar hubungan manusia yang ada di dalamnya senantiasa mengalami perubahan. Walaupun pada kenyataannya pola tersebut tetap bersifat teratur dan dapat diramalkan. Sehingga seorang sosiolog mempelajari organisasi sosial itu sebagai suatu kondisi dan juga sebagai suatu proses. Di satu pihak sosiolog memperhatikan bangunan struktur dari tindakan social action, tetapi di lain pihak juga memperhatikan proses-proses perubahan dalam tindakan-tindakan sosial Supriyadi, 1997:37 Manusia adalaha makhluk social yang pada hakekatnya tidak dapat hidup tanpa manusia yang lain. Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan akal pikiran, perasaan dan kehendaknya. Sehingga kondisi ini menimbulkan kelompok social pada kehidupan manusia. Kelompok social tersebut merupakan himpunan ataukesatuan manusia oleh karena itu adahubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain : menyangkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi, dan juga adanya satu kesadaran untuk saling tolong menolong.

1. Organisasi Search And Rescue SAR

commit to user 26 Terbentuknya organisasi sosial dalam bidang kemanusiaan ini ada karena adanya kesadaran manusia akan perananya dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan. Hubungan antara manusia dan lingkungannya bersifat timbal balik dan membentuk suatu system yang disebut ekosistem. Dalam hubungan timbale balik ini, diperlukan adanya keselarasan ekologi, yaitu suatu kejadian dimana makhluk hidup ada dalam hubungan yang harmonis dengan lingkungannya, sehingga terjadi keseimbangan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi. Ketidak seimbangan inilah yang akan mrnimbulkan gejolak dari alam, yang berakibat lebih jauh adalah munculnya bencana alam.

2. Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi hazard serta memiliki kerentanankerawanan vulnerability yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebatluas jika manusia yang berada disana commit to user 27 memiliki ketahanan terhadap bencana disaster resilience. Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah menangani tantangan-tantangan serius yang hadir www.sar nasional.com

3. Tanah Longsor

Fenomena penyebab tanah longsor adalah karena adanya perubahan-perubahan secara tiba-tiba ataupun perlahan-lahan dalam komposisi, struktur, daur hidrologi atau kondisi vegetasi disuatu lereng. Perubahan-perubahan itu terjadi karena : a Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan bom, dll, mesin-mesin, lalu lintas dan guntur atau petir. Sebagian besar kelongsoran yang paling parah akibat dipicu oleh gempa bumi. b Perubahan-perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat atau kenaikan ketinggian permukaan air. c Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi akibat erosi, proses pelongsoran tedahulu, pembangunan, penggalian, penggundulan atau lenyapnya tumbuh-tumbuhan yang semula akarnya mengikat tanah. d Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras, salju, penumpukan batu-batu lepas atau bahan-bahan yang dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah limbah dan tanaman. commit to user 28 Di kawasan perkotaanpun kadang terjadi longsoran, namun lebih sering diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, antara lain: a Pemotongan atau pembelokan arah aliran air alamiah dan rekayasa yang menyebabkan perubahan kandungan air. b Pembangunan baru yang melibatkan metode-metode ‘tambal sulam’ sehingga kestabilan lereng terganggu. Selain itu untuk dapat mengantisipasi dampak yang disebabkan oleh tanah longsor, masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri umum tanah longsor. Biasanya tanah longsor terjadi sebagai dampak sekunder dari hujan badai yang lebat, gempa bumi serta letusan gunung api. Bahan-bahan yang membentuk tanah longsor terbagi menjadi dua jenis lapisan batu atau lapisan tanah yang terdiri atas tanah dan berbagai sisa bahan organik. Berdasarkan corak gerakannya, tanah longsor bisa digolong-golongkan menjadi : a Guguran atau Runtuhan Suatu guguran atau runtuhan adalah jatuhnya sejumlah batuan atau bahan lain kearah bawah dengan gerakan meluncur turun atau melenting di udara. Ini umum terjadi disepanjang jalan atau jalur kereta api yang kanan kirinya bertebing curam, atau tebing-tebing karang rendah di wilayah pantai. Tebing batu atau tanah yang besar dan rapuh bisa menyebabkan kerusakan besar bila runtuh atau gugur. b Longsoran atau Luncuran Sejumlah Besar Bahan commit to user 29 Bila guguran hanya meluncurkan sejumlah kecil bahan dari permukaan yang lebih tinggi hanya rontokan saja, longsoran atau luncuran besar ini melibatkan sejumlah besar bahan yang tadinya membentuk permukaan lebih tinggi itu, yang tergelontor kebawah. Ini terjadi akibat lapuk atau rapuhnya suatu bagian atau beberapa bagian dari permukaan yang lebih tinggi. Longsoran bisa jatuh kebawah dalam keadaan utuh, bisa juga lebur berkeping-keping. c Robohan Sesuatu roboh lantaran posisi semula yang membuatnya berdiri mantap mengalami perubahan sehingga kedudukannya goyah dan jatuh. Dalam kasusu suatu tebing, keambrukan terjadi akibat gay-gaya rotasi yang memindahkan posisi bebatuan. Lantaran perubahan ini, batuan mungkin terdorong keposisi tidak stabil di puncak tebing. Keseimbangan hanya bertumpu pada sudut tertentu yang masih terpijak. Bila terdapat pemicu yanh menyebabkan titik tumpu itu berubahan, maka tubuh batuan akan terdorong ke depan dan berjatuhan ke dataran dibawahnya. Batu-batu yang jatuh dalam proses ini hanya sedikit, hanya yang terletak diposisi genting saja di pucuk tebing. Robohan ini tidak memerlukan banya gerakan dan tak harus menyebakan guguran atau longsoran batu. d Persebaran Lateral commit to user 30 Bongkah- bongkah tanah yang berukuran besar menyebar melintang horizontal dengan retak pusatnya semula. Sebaran lateral biasanya terjadi di lereng-lereng landai, biasanya kurang dari 6 dan umumnya mentebar sampai 3-5 meter. Biasanya mula-mula terjadi patahan atau sesar dari dalam, membentuk banyak rekahan di pemukiman. Ini bisa tejadi lantaran pelarutan tanah misalnya akibat gempa. Pada saat Alaska diguncang gempa tahun 1964, lebih dari 200 jembatan rusak atau hancur akibat persebaran lateral delta-delta yang terbuat dari endapan banjir terdahulu. e Aliran Rombakan Aliran tanah dan bebatuan yang longsor ini menyerupai cairan kental, kadang bergerak sangat cepat, dan bisa menjangkau beberapa kilometer. Biasanya terjadi setelah hujan lebat, meskipun air tidak selalu diperlukan untuk menyebabkan aliran ini. Aliran lumpur sedikitnya 50 diantaranya berupa pasir, lempung dan endapan. Bila lumpur mengalir dari letusan gunung api, namanya lahar, yakni bahan-bahan letusan yang tertimbun di lereng-lereng dan mendingin, tergelincir turun akibat hujan deras, pelelehan salju yang mendadak atau luapan air danau. Aliran limbah murni terdiri atas tanah, batuan, dan sisa-sisa jasad organik., berpadu dengan air dan udara umumnya terjadi diselokan-selokan atau pematang-pematang commit to user 31 curam. Aliran rayapan terjadi jika tanah atau bebatuan terkikis dan mengalir pelan-pelan, hampir tak Nampak perubahannya. Meski begitu dalm jangka panjang rayapan ini bisa juga menyebabkan tiang-tiang listrik, telepon dan lain-lain ambruk meluncur kebawah. a. Meramalkan terjadinya longsoran. Kecepatan gerak tanah longsor bermacam-macam antara yang sangat perlahan kurang dari 6 centimeter pertahun hingga yang luar biasa cepatnya lebih dari 3 meter per detik. Lantaran inilah barangkali kemampuan kita untuk melacak gejala dan meramalkannya pun berbeda- beda. Bila yang dimaksud adalah ramalan akurat dan pasti sangat sulit dibuat. Kapan dan seberapa besar daya kelongsoran akan sulit diperkirakan sekalipun adanya situsi pemicu yang kuat ramalan akan terjadi hujan lebat, adanya kegiatan seismik tersebut. Berpadu dengan pengamatan kelongsoran tanah mungkin bisa menjadi paduan memperkirakan kemungkinan waktu secara garis besar dan dampak- dampak yang mungkin timbul. b. Data geologis Ada dua aspek geologis yang penting artinya untuk menilai kestabilan tanah dan meramalkan terjainya kelongsoran : Litologi adalah kajian tentang batuan dan kandungannya, tampilan permukaan teksturnya atau berbagai cirri lain yang akan mempengaruhi pwmbawaan batu itu. Semua cirri akan menentukan kekuatan, daya commit to user 32 bentuk, kepekaan terhadap bahan kimia dan pengolahan fisik serta berbagai faktor penentu kestabilan lereng. Struktur batuan dan tanah atau tampilan yang mempengaruhi kestabilannya, termasuk urutan dan corak lapisan, perubahan-perubahan litologis, bentangan-bentangan titik-titik pertemuan atau persediaan antar bagian, patahan sesar dari lipatan. Geomorfologis Data geomorfologis terpenting untuk membantu meramalkan tanah longsor adalah sejarah kelongsoran tanah di daerah yang teliti. Faktor- faktor lainnya mencakup kemiringan atau kecuraman sehubungan dengan kekuatan Untuk memperkirakan terjadinya kelongsoran diperlukan data-data geologi kajian tentang bentuk-bentuk permukaan tanah, hidrologi kajian tentang daur peredaran air, dan flora di daerah tertentu. Oleh karena itu masyarakat perlu mewaspadai bencana tanah longsor dengan mengenali gejala dan cara penanganannya.

G. Metode Penelitian