Metode Penelitian PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM

commit to user 32 bentuk, kepekaan terhadap bahan kimia dan pengolahan fisik serta berbagai faktor penentu kestabilan lereng. Struktur batuan dan tanah atau tampilan yang mempengaruhi kestabilannya, termasuk urutan dan corak lapisan, perubahan-perubahan litologis, bentangan-bentangan titik-titik pertemuan atau persediaan antar bagian, patahan sesar dari lipatan. Geomorfologis Data geomorfologis terpenting untuk membantu meramalkan tanah longsor adalah sejarah kelongsoran tanah di daerah yang teliti. Faktor- faktor lainnya mencakup kemiringan atau kecuraman sehubungan dengan kekuatan Untuk memperkirakan terjadinya kelongsoran diperlukan data-data geologi kajian tentang bentuk-bentuk permukaan tanah, hidrologi kajian tentang daur peredaran air, dan flora di daerah tertentu. Oleh karena itu masyarakat perlu mewaspadai bencana tanah longsor dengan mengenali gejala dan cara penanganannya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang diangkat yaitu mengenai, peran SAR Search And Rescue sebagai organisasi sosial dalam menangani bencana alam diwilayah rawan bencana kabupaten karanganyar, maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif. Deskripti kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan commit to user 33 dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian ini mampu mengungkapkan informasi dengan cara mendeskripsikan atau mampu memberikan gambaran realitas social sebagaimana adanya dan relatif utuh. 2. Tempat penelitian Lokasi penelitian di wilayah rawan bencana yang ada di Kabupaten Karanganyar. Alasan pemilihan lokasi yaitu bahwa Kabupaten Karanganyar di beberapa daerah terdapat lokasi rawan bencana dan yang menangani masalah bencana tersebut adalah organisasi SAR Karanganyar yang beranggotakan orang-orang yang berdomisili di sekitar wilayah Karanganyar. Lokasi tersebut adalah merupakan markas dari SAR Kabupaten Karanganyar. Sedangkan Tempat lokasi penelitian sebagai daerah bencana adalah Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, dan Desa Balong, Kecamatan Jenawi. 3. Sumber Data a. Data Primer Yaitu data dan informasi yang diperoleh langsung dengan melakukan wawancara. Ineorman yang dipilih berasal dari pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah tersebut. Pihak- pihak yang dimaksud adalah pengurus SAR Karanganyar, anggota SAR Karanganyar, serta warga masyarakat sekitar Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, dan Masyarakat sekitar Desa Balong Kecamatan Jenawi. commit to user 34 b. Data Sekunder Yaitu data dan informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data melalui data-data tertulis. Dat tersebut antara lain : - Data monografi Kabupaten Karanganyar - Monografi dari maing-masing daerah rawan bencana yang menjadi obyek penelitian yaitu Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso dan Desa Balong, Kecamatan Jenawi. - Data dari SAR Karanganyar yang berupa buku, leaflet maupun data yang berupa foto-foto dari hasil dokumentasi - Data dari internet yang berkaitan dengan masalah penelitian 4. Metode pengambilan Sampel Dalam memilih sampel yang lebih utama adalah bagaimana menentukan sevariatif mungkin sehingga dapat dipilih dan digunakan sebagai informan yang dapat dipercaya dan penting untuk memperluas informasi. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling yaitu yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Purposive sampling artinya pengambilan sampel yang berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. commit to user 35 Sehingga unit sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang jelas dan tepat sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu juga informan bervariasi dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan HB. Sutopo, 2002: 36 Dalam penelitian ini terdapat 12 informan. Sepuluh informan tersebut terdiri dari 4 orang pengurus organisasi sosial SAR Karanganyar sendiri, 4 orang tokoh masyarakat yang dianaggap kompeten dalam penggalian data, dan 4 orang dari masyarakat sekitar lokasi rawan bencana tanah longsor. 5. Teknik Pengambilan Data a. Observasi non partisipan Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati. Untuk mendapatkan data dilapangan, maka peneliti melakukan pengamatan secara langsung. Peneliti melakukan pengamatan di wilayah pasca bencana. Antara lain di wilayah Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso yang merupakan daerah pasca bencana tanah longsor, serta hingga kini masih menjadi titik rawan longsor dan wilayah yang masih dalam panatauan rawan longsor yang lain adalah Desa Balong, Kecamatan Jenawi, yang pada daerah tersebut commit to user 36 terdapat beberapa titik retakan tanah yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan longsor jika hujan lebat turun. b. Wawancara mendalam Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk itu diperlukan wawancara yang mendalam yang tidak menggunakan struktur yang ketat dan formal. Dengan teknik tersebut diharapkan mampu mendapatkan segala informasi yang diperlukan. Yaitu mengapa para pemuda berperan aktif menjadi salah satu anggota SAR Karanganyar yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal waktu. Yang menjadi informan disini adalah para pengurus Organisasi SAR Karanganyar itu sendiri, dan beberapa orang tokoh masyarakat yang mengenal adanya organisasi sosial ini dan untuk mengetahui sejauh mana peran dan manfaat adanya SAR juga dilakukan wawancara terhadap beberapa orang yang menjadi korban bencana tanah longsor yang bersentuhan langsung dengan kerja anggota SAR. c. Dokumentasi Pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara-cara melihat arsip, foto-foto, dokumentasi dan data dari commit to user 37 SAR Karanganyar serta warga setempat yaitu warga sekitar daerah bencana antara lain adalah warga desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso, dan warga Desa Balong, Kecamatan Jenawi. 6. Validitas Data Menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai penimbang terhadap data itu. Dezn 1978 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainya. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dlam metode kualitatif Patton, 1987:331. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkn data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Membandingkan apa yang dikatan orang didepan umum dengan apa yang dilakukannya secara pribadi c. Membandingkan apa yang dikatan oang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu commit to user 38 d. Membandingkan kadan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang e. Memebandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Moleong, 1990:178 7. Teknik Analisa Data a. Reduksi Data Data Reduction Komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan atau yang biasa disebut fieldnote. Reduksi data berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian berlangsung dilapangan. Proses berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, penyusunan pertanyaan penelitian dan juga cara pengumpulan data yang akan digunakan. Dengan kata lain reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas ,memperpendek, membuat focus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur dta sedemikian rupa sehigga kesmpulan peneitian dapat dilakukan. b. Penyajian Data Data Display commit to user 39 Komponen analisis kedua adalah sajian data. Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data merupakan komponen analisis kedua yang penting sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus sudah membawa peneliti memasuki daerah anlisis penelitian. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya. c. Penarikan Kesimpulan dan verivikasi Conclution Drawing Penrikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data benar-benr selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu diverivikasi agar cukup mntap dan benar-benr dapat dipertanggung jawabkan. Verivikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengulangan-pengulangan dengan cepat dengan tujuan untuk pemantapan dan penelusuran data kembali. Pada dasarnya data tersebut harus diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya. commit to user 39 BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Karanganyar Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak wilayah pegunungan yang juga merupakan daerah rawan bencana terutama tanah longsor karena banyaknya dataran tinggi dan perbukitan. Dataran tinggi dan perbukitan yang rawan terkena longsor pada umumnya mengenai wilayah pertanian, karena memang seharusnya di perbukitan yang tinggi tidak disarankan untuk daerah pertanian atau perkebunan. Pada akhir tahun 2007 Kabupaten Karanganyar tertimpa bencana alam yang cukup besar termasuk didalamnya adalah bencana tanah longsor yang memakan banyak korban jiwa. 1. Batas Wilayah Kabupaten Karanganyar mempunya batas- batas wilayah, lebih tepatnya berbatasan dengan beberapa Kabupaten, Kota dan Propinsi. Sebelah utara dari Kabupaten Karanganyar berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen. Tidak jarang wilayah operasi SAR Air dari SAR Karanganyar sering memasuki wilayah Kabupaten Sragen, karena sungai-sungai besar yang mengalir menuju di kabupaten tersebut. Sebelah timur berbatasan langsug dengan propinsi Jawa Timur. Dapat dilihat dengan jelas Gunung Lawu yang sering dijadikan obyek wisata pendakian para pecinta alam, sebenarnya sebagian besar Gunung Lawu tersebut sudah commit to user 40 termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Timur. Di Kabupaten Karanganyar sendiri, tepatnya di Kecamatan Tawangmangu sangat dekat dengan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, hal itu dapat dilihat karena memang terdapat batas nyata tanda dan memang digunakan sebagai jalur alternatif menuju Propinsi Jawa Timur. Sebelah selatan Kabupaten Karanganyar berbatasan Langsung dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo. Dua Kabupten tersebut melintang tepat dari sisi selatan hingga barat daya dari Kabupaten Karanganyar. Sedangkan batas sebelah barat adalah Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali. Jika dilihat dalam peta memang ada beberapa wilayah di Kabupaten Karanganyar yang terletak sangat dekat dengan Kota Surakarta bahkan dikelilingi, hal tersebut terkadang membuat masyarakat jarang tahu, seperti halnya di Kecamatan Colomadu yang masih masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. 2. Luas dan Pembagian wilayah Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 773,78 km2. Tentunya luas tersebut terbagi dalam beberapa sub-sub bagian kecil sampai terkecil. Kabupaten Karanganyar tebagi dalam 17 Kecamatan yang sebagian besar wilayah kecamatannya mempunyai resiko kerawanan bencana dengan spesifikasi yang berbeda hal tesebut dapat dilihat dalam pembagian lokasi bencana. Dari 17 kecamatan masih terbagi lagi dalam 162 desa dan 15 commit to user 41 kelurahan. Sebagian besar pemerintahan desa masih dipegang oleh Kepala Desa yang berarti bukan Pegawai Negeri Sipil PNS, Kepala Desa dipilih secara langsung oleh masyarakat setempat. Sub yang lebih kecil dan detail Kabupaten Karanganyar terbagi dalam 1.091 Dusun, 2.313 Dukuh, 1.871 Rukun Warga RW, dan 6.130 Rukun Tetangga RT 3. Pembagian Wilayah Rawan Longsor Bencana tanah longsor berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti berikut : 1. Kecamatan Jenawi, yaitu Desa Seloromo, Desa Tengguli, Desa Gumeng, Desa Anggrasmanis dan Desa Balong 2. Kecamatan Kerjo, yaitu Desa Gempolan dan Desa Plosorejo 3. Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Desa Berjo, Desa Girimulyo, Desa Nglegok 4. Kecamatan Tawangmangu, yaitu Desa Tengklik, Desa Gondosuli, Kelurahan Blumbang dan kelurahan Tawangmangu 5. Kecamatan Karangpandan, yaitu Desa Krang, Desa Karangpandan dan Desa Gerdu 6. Kecamatan Matesih, yaitu Desa Girilayu dan Desa Koripan 7. Kecamatan Jatiyoso, yaitu Desa Beruk, Desa Wonorejo dan Desa Wonokeling Kesemua wilayah rawan bencana diatas memiliki banyak area perbukitan yang digunakan untuk lahan pertanian atau perkebunan. commit to user 42 Selain itu terdapat pula erosi karena aliran air yang melewati daerah tersebut. Dari beberapa derah diatas yang menjadi obyek penelitian adalah Desa Nglegok di Kecamatan Ngargoyoso dan Desa Balong di Kecamatan Jenawi. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pada dua titik tersebut yang kini menjadi daerah pantauan utama tanah longsor dari SAR Karanganyar, karena hampir setiap terjadi hujan lebat dua titik ini sering terjadi pergerakan tanah yang mengkibatkan longsor ringan ataupun berat. B. Keadaan Umum Desa Rawan Bencana di Kabupten Karanganyar 1. Desa Nglegok a. Keadaan Umum Desa Nglegok Desa Nglegok terletak di pegunungan, lebih tepatnya disekitar lereng Gunung Lawu. Secara administratif Desa Nglegok termasuk dalam wilayah Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Karena daerahnya terdapat banyak lereng dan juga lahan miring maka wilayah ini pernah beberapa kali tertimpa tanah longsor, mulai dari bencana longsor yang ringan sampai dengan bencana longsor yang memakan beberapa korban jiwa. Daerah ini ditetapkan sebagai daerah rawan bencana tanah longsor sejak terjadi bencana akhir tahun 2007 yang memakan 6 korban jiwa, dan kerugian materi yang tidak sedikit. Jarak Desa Nglegok dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut : commit to user 43 - Jarak dengan pusat pemerintahan kecamatan 10 km kearah timur - Jarak dengan pusat pemerintahan kabupaten 17 km kearah barat - Jarak dengan pusat pemerintahan propinsi 135 km kearah barat Desa Nglegok sudah memiliki sarana transportasi yang memadahi berupa jalan yang baik dan transportasi yang lancar. Dengan keberadaan alat transportasi yang lancar maka jarak dengan daerah-daerah yang lainnya dapat diakses dengan mudah. Desa nglegok dapat ditempuh melalui jalur Karangpandan-Solo, yaitu dengan mengendarai bus umum, yang merupakan alat transportasi utama masyarakat sekitar Desa Nglegok. b. Batas Desa Desa Nglegok mempunyai batas-batas wilayah antara lain sebelah utara berbatasan dengan Desa Dukuh, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dayu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tamansari dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Girimulyo. Pada umumnya semua desa yang mengelilingi Desa Nglegok juga mempunya tekstur tanah yang tidak rata dan juga rawan terhadap bahaya tanah longsor. c. Luas dan Pembagian Wilayah Luas wilayah Desa Nglegok meliputi tanah seluas 4.386.800 Km² yang terbagi menjadi 7 dusun atau lingkungan yaitu commit to user 44 Dusun Sidi, Dusun Ngungkal, Dusun Jenggrik, Dusun Ngiyoro, Dusun Cumpleng, Dusun Talok dan Dusun Karangnongko. Sedangkan dalam penelitian ini wilayah yang diambil sebagai obyek daerah rawan bencana tanah longsor adalah Dusun Cumpleng, yang pada akhir tahun 2007 Kemarin menewaskan 6 orang warganya. d. Keadaan Penduduk 1 Jumlah Penduduk Jumlah keseluruhan penduduk Desa Nglegok sapai dengan tahun 2008 terhitung 4.393 jiwa. 2 Komposisi Penduduk menurut umur dan jenis kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dijadikan petunjuk bagi kemungkinan perkembangan penduduk suatu daerah di masa yang akan datang. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk Desa Nglegok menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat kita lihat pada tabel berikut ini : commit to user 45 Tabel 1.1 Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Golongan usia Laki-Laki Perempuan Jumlah 0-9 tahun 144 128 272 10 -14 tahun 173 141 314 15- 19 tahun 186 174 360 20-29 tahun 248 250 498 30-39 tahun 147 159 306 40-49 tahun 166 169 335 50 tahun keatas 483 623 1106 Jumlah 1547 1644 4939 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin adalah pada kelompok umur 60 Tahun keatas yaitu sebesar. Dimana jumlah penduduk jenis kelamin perempuan adalah 1644 jiwa, lebih besar dari jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 1547 jiwa. Dari data tersebut menunjukkan angka ketergantungan penduduk usia non produktif dan usia penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif tidak begitu besar. 3 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Pembagian penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat dalam tabel berikut : commit to user 46 Tabel 1.2 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian No Mata pencaharian Jumlah 1 Pegawai Negri Sipil 15 2 TNI POLRI 2 3 Swasta 57 4 Wiraswasta Pedagang 28 5 Tani 750 6 Pertukangan 75 7 Buruh Tani 1231 8 Pensiunan 15 9 Angkutan 35 10 Jasa - 11 Lain-lain - JUMLAH 2208 Sumber : Dta Monografi Desa Nglegok. 2008. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Nglegok bermata pencaharian sebagai buruh tani, yaitu sebesar 1231 orang, sedangkan jumlah pekerjaan lain relatif lebih sedikit. Penduduk Desa Nglegok sebagian besar tergantung pada orang lain, yaitu mengandalkan para pemilik lahan pertanian sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari, selain itu pada umumnya mereka juga memelihara ternak sebagai sumber penghidipan selain dari pemilik lahan pertanian. 4 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan commit to user 47 Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pandangan dan pengetahuan umum masyarakat agar mereka mampu menerima hal-hal baru yang menguntungkan bagi mereka, terlebih lagi dilembaga formal ini juga memberi pengetahuan mengenai bencana alam meskipun tidak begitu detail. Tabel 1.3 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Tamat Sarjana S1 D4 15 2 Tamat Akademi D1-D3 - 3 Tamat SMA MA sederajat - 4 Tamat SMP MTs sederajat - 5 Tamat SD MI sederajat 300 6 Tamat TK 72 7 Tidak Tamat SD MI sederajat 326 8 Pondok Pesantren - 9 Kursus ketrampilan 37 10 Lain-Lain - JUMLAH 750 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Adapun persebaran tingkat pendidikan penduduk di Desa Nglegok dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah terbesar adalah penduduk tamatan SDMISederajat yaitu 300 orang. Dalam hal ini dari semua penduduk tamatan SD tentu ada pula yang pernah duduk di bangku SMP walaupun tidak tamat. Dari data diatas dapat dilihat bahwa masih kurangnya pendidikan commit to user 48 mengakibatkan banyak kekurangan pengetahuan terhadap masyarakatnya, termasuk dalam tanggap bencana dan prediksi bencana alam. Bagi warga yang belum tamat SD tentunya mereka masih melanjutkan sekolah dan umumnya masih anak-anak sekolah usia SD. Bagi penduduk yang tidak sekolah dan tidak sekolah pada jenjang diatasnya umumnya menghadapai kendala dari faktor usia, waktu atau biaya sekolah, walaupun mungkin ada yang berminat melanjutkan sekolah. Adanya tamatan sarjana meskipun jumlahnya sedikit hal ini menunjukkan adanya sudah adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan formal. 5 Komposisi Penduduk menurut Agama Tabel 1.4 Komposisi Penduduk menurut Agama No Agama Jumlah 1 Islam 4272 2 Kristen 21 3 Khatolik - 4 Hindu - 5 Budha - JUMLAH 4293 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. commit to user 49 Dari data diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa Nglegok mayoritas adalah pemeluk agama islam, yaitu 4272, dan lainnya itu pemelu agama Kristen hanya 21 orang. 6 Perangkat Desa Desa Nglegok memiliki Badan Perwakilan Desa BPD yang beranggotakan 9 orang. Sedangkan jumlah perangkat desa berjumlah 13 orang yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 1.5 Perangkat Desa Nglegok dan Susunannya No Bidang Jumlah Orang 1 Sekdes Sekjur 1 2 Kepala Urusan Kepala Seksi 3 3 Kepala Dusun Lingkungan 7 4 Staff Pembantu Kaur 2 JUMLAH 13 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. commit to user 50 e. Sarana dan Prasarana Desa Nglegok 1 Sarana Peribadatan Tabel 1.6 Sarana Peribadatan No Sarana Peribadatan Jumlah 1 Masjid 16 2 Mushola 6 3 Gereja - 4 Vihara - 5 Pura - JUMLAH 22 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Sebagian besar masyarakat di Desa Nglegok memeluk agama islam yaitu dengan jumlah 4272 orang, sedangkan agama Kristen sebanyak 21 orang dan pemeluk agama lain tidak ada. Sementara itu sarana peribadatan berupa masjid sudah cukup memadahi, sedangkan tempat peribadatan lain belum tersedia. 2 Sarana Pendidikan Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam suatu daerah dapat dijadikan tolok ukur kenmajuan suatu daerah. Sarana pendidikan yang ada di Desa Nglegok dapat dilihat dari tabel berikut ini : commit to user 51 Tabel 1.7 Sarana Pendidikan No Jenis Pendidikan Negeri Swasta Jumlah 1 Kelompok Bermain - - - 2 TK - - - 3 SD MI 2 - 2 4 SLTP MTs - - - 5 SLTA MTA - - - 6 Akademi - - - 7 Institut Sekolah Tinggi - - - 8 Universitas - - - JUMLAH 2 - 2 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Sarana Pendidikan di Desa Nglegok dapat dikatan masih dibawah standart, masih sangat kurang, sehingga untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, penduduk Desa Nglegok harus keluar daerah, bahkan untuk mendapatkan pendidikan tingkat TK pun demikian halnya. 3 Sarana Transportasi dan Perhubungan Srana perhubungan dan transpotasi adalah sarana yang sangat penting untuk mendukung kelancaran aktifitas dan mobilitas penduduk. Kondisi jalan di Desa Nglegok secara keseluruhan dapat dikatakan sudah baik, meskipun terdapat kerusakan kecil, tetapi tidak begiyu berarti bahkan menghambat. Hampir semua jalan utama telah diaspal. commit to user 52 Sehingga untuk akses keluar desa tidak mengalami kesulitan. Sarana transportasi untuk menjangkau daerah ini pada umumnya adalah angkutan umum. Tabel 1.8 Sarana Transportasi dan Perhubungan No Alat Transportasi Jumlah 1 Sepeda 17 2 Sepeda motor 285 3 Dokar Delman - 4 Kendaraan beroda tiga - 5 Angkudes Angkota - 6 Mobil Pribadi 25 7 Bus Kota - 8 Bus Umum 3 9 Truk 8 10 Lain-lain - JUMLAH 338 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Pemilikan transportasi di Desa Nglegok sudah cukup memadahi, tetapi transportasi yang paling banyak digunakan geografis yang naik turun adalah sepeda motor karena desa tersebut memiliki letak commit to user 53 4 Sarana Perdagangan Jasa Tabel 1.9 Sarana Perdagangan Jasa No Sarana Jumlah 1 Pasar Desa - 2 Toko 5 3 Warung 12 4 Kaki Lima 4 5 Bidan 1 JUMLAH 22 Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah sarana perdagangan dan jasa di Desa Nglegok masih minim. Karena sarana perdagangan ini merupakan salah satu pendukung sector perekonomian penduduk di wilayah itu. f. Keadaan Wilayah Rawan Bencana Bencana yang terjadi pada di wilayah Desa Nglegok yang tepatnya terjadi di wilayah Dusun dapat digambarkan bahwa keberadaan rumah penduduk berada dibawah tebing yang relative tinggi. Tebing tersebut merupakan tebing tanah yang termasuk gembur dan mempunyai daya serap air yang kuat. commit to user 54 2. Desa Balong a. Keadaan Umum Keadaan umum Desa Balong terletak di wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Jarak Desa Balong dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut : - Jarak dengan pusat pemerintahan Kecamatan Jenawi adalah 1 km ke Barat - Jarak dengan pusat pemerintahan Kabupaten Karanganyar adalah km ke Tenggara - Jarak dengan pusat pemerintahan Propinsi Semarang adalah km ke Barat Desa Balong sudah mempunyai sarana transportasi yang memadahi berupa jalan yang baik dan transportasi yang lancar. Dengan keberadaan alat transportasi yang lancar maka jarak dengan daerah-daerah lainnya menjadi mudah ditempuh. Desa Balong dapat ditempuh melalui jalur Solo- Karanganyar kota. Desa Balong merupakan desa yang dalam masa pantauan rawan bencana tanah longsor, karena di daerah tersebut banyak terdapat wilayah yang mempunyai retakan tanah rawan longsor. Pada tahun 2007 Kabupaten Karanganyar terkena musibah bencana alam yang cukup besar, terjadi banjir dan longsor commit to user 55 di beberapa wilayah kecamatannya, termasuk di dalamnya adalah Desa Balong, Kecamatan Jenawi. Perjalanan ke Desa Balong dari Karanganyar memerlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Sedangkan dari Solo memerlukan waktu sekitar 1jam 30 menit perjalanan. Dari perjalanan dari kota ke Desa Balong melewati jalan yang berkelok-kelok, tetapi dengan suguhan pemandangan alam yang indah, serta banyak melewati obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Karanganyar, antara lain Candi Cetho sampai pada panorama kebun teh. b. Batas Desa Desa Balong mempunyai batas wilayah antara lain sebelah utara berbatasan dengan Desa Menjing, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Trengguli, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sido Mukti, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Plosorejo. c. Keadaan Geografis Desa Balong mempunyai ketinggian tanah kuarang lebih 600 meter dari permukaan laut. Dilihat dari ketinggian tanah dari permukaan laut, maka desa ini termasuk daerah dataran tinggi. Oleh karena itu kerawanan terjadi longsorpun juga tinggi, mengingat banyaknya banyak lahan yang digunakan sebagai area perkebunan maka kegemburan tanah akan tinggi dan penyerapan air juga berimbang tinggi, belum lagi ditambah commit to user 56 daerah lereng-lereng perbukitan yang dialiri air. Suhu udara rata-rata adalah 24 derajat celcius. Struktur tanah di desa ini rata-rata subur. Oleh karena itu pertanian sangat cocok diterapkan di wilayah ini. d. Luas dan Pembagian Wilayah Luas wilayah Desa Balong meliputi tanah seluas yang terbagi menjadi 4 dusun atau lingkungan, yaitu Dusun Talun, Dusun Balong, Dusun Kentangan, dan Dusun Doksari. Sedangkan yang menjadi titik penelitian adalah Dusun Balong. Luas tanah tersebut mempunya status sebagai berikut : a. Tanah bersertifikat : 740 sertifikat b. Tanah tidak bersertifikat : 148.690 Km2 Desa Balong mempunyai model pemerintahan desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang biasa disebut dengan sebutan “ Pak Lurah”. Sebenarnya sebutan Lurah hanya untuk sisitem pemerintahan Kelurahan bukan Desa. Jika di Sistem pemerintahan Kelurahan, Lurah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil PNS. Tetapi meskipun begitu masyarakat lebih akrab dengan sapaan “Pak Lurah”, yang sebenarnya adalah Kepala Desa. Desa Balong ini sendiri terbagi dalam 34 RT dan 8 RW. e. Keadaan Tanah a. Tanah Kering 1. PekaranganBangunan : 80.490 Km2 commit to user 57 2. TegalKebun : 218.560 Km2 b. Tanah keperluan fasilitas sosial : 2.200 Km2 c. Tanah sawah : 282.470 Km2 Sumber : Monografi Desa Balong Tahun 2008 Dari monografi Desa Balong dapat diketahui bahwa tekstur tanah di Desa Blong adalah tanah kering dan digunakan untuk pertanian tega kebun. Hal ini dikarenakan Desa Balong merupakan daerah pegunungan yang memang sesuai untuk lahan perkebunan. Halm ini juga yang menyebabkan banyaknya tanah gembur, sehingga mendorong terjadinya tanah longsor. f. Keadaan Penduduk a Jumlah penduduk Jumlah keseluruhan penduduk Desa Balong terhitung 3569 jiwa b Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dijadikan petunjuk bagi kemungkinan perkembangan penduduk suatu daerah di masa yang akan datang. untuk lebih jelasnya jumlah penduduk Desa Balong menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat kita lihat pada tabel berikut : commit to user 58 Tabel 2.1 Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Golongan usia Laki-Laki Perempuan Jumlah 0-9 tahun 352 354 706 10 -14 tahun 179 175 354 15- 19 tahun 167 220 387 20-29 tahun 355 326 681 30-39 tahun 139 174 313 40-49 tahun 183 186 369 50 tahun keatas 350 409 759 Jumlah 1725 1844 3569 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Dari tabel fiatas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin adalah pada kelompok umur 50 Tahun keatas yaitu sebesar 759 jiwa. Diama jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki adalah 350 jiwa, lebih kecil dibandingkan dengan umlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 409 jiwa. Dari data tersebut menunjukkan angka ketergantungan penduduk usia non produktif dan penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif tidak begitu besar. c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Desa Balong sangat beragam meskipun yang memegang peran utama pada sektor pertanian. commit to user 59 Mata pencaharian penduduk dapat dijadikan tolok ukur kemakmuran suatu wilayah. Tabel 2.2 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharia n No Mata pencaharian Jumlah 1 Pegawai Negri Sipil 120 2 TNI POLRI 7 3 Swasta 669 4 Wiraswasta Pedagang 42 5 Tani 443 6 Pertukangan 390 7 Buruh Tani 920 8 Pensiunan 106 9 Angkutan 51 10 Jasa 15 JUMLAH 2763 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Balong bermata pencaharian sebagai buruh tani yaitu sebesar 920 orang, yang berarti mereka menggantungkan penghasilannya kepada para petani yang berjumlah 443 orang. d Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Adapun persebaran tingkat pendidikan penduduk di Desa Balong dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah terbesar adalah penduduk tamatan SD MI Sederajat yaitu sebesar commit to user 60 1412 jiwa dari seluruh jumlah penduduk. Dalam hal ini dari semua penduduk tamatan SD tentu ada yang pernah duduk di angku SMP walaupun tidak tamat. Demikian pula terhadap tamatan SMP. Tabel 2.3 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Tamat Sarjana S1 D4 20 2 Tamat Akademi D1-D3 28 3 Tamat SMA MA sederajat 550 4 Tamat SMP MTs sederajat 1020 5 Tamat SD MI sederajat 1412 6 Tamat TK 245 7 Tidak Tamat SD MI sederajat 50 8 Pondok Pesantren - 9 Kursus ketrampilan 27 JUMLAH 3352 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. commit to user 61 e Komposisi Penduduk Menurut Agama Tabel 2.4 Komposisi Penduduk menurut Agama No Agama Jumlah 1 Islam 2957 2 Kristen 130 3 Khatolik 22 4 Hindu 460 5 Budha - JUMLAH 3569 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Data diatas menunjukkan bahwa penduduk desa Balong mayoritas adalah beragama islam yaitu sebanyak 2957, tetapi menurut data diatas pemeluk agama di Desa Balong sudah beragam sesuai dengan agama yang di sahkan oleh pemerintah. f Perangkat Desa Tabel 2.5 Perangkat Desa Balong dan Susunannya NO BIDANG JUMLAH 1 Kepala Desa 1 2 Sekretaris Desa Sekdes 1 3 Kepala Urusan Kepala Seksi 5 4 Kepala Dusun Lingkungan 4 5 Staff Pembantu Kaur - JUMLAH 11 commit to user 62 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Desa Balong memiliki Badan Perwakilan Desa yang beranggotakan 9 orang. Sedangkan jumlah perangkat desa berjumlah 11 orang, g Sarana dan Prasarana Desa Balong 1 Sarana Peribadatan Sebagian besar masyarakat di Desa Balong memeluk agama islam yaitu dengan jumlah penduduk 2957 orang dari keseluruhan jumlah penduduk yaitu 3569. Sementara itu sarana peribadatan juga cukup menunjang. Tabel 2.6 Sarana Peribadatan No Sarana Peribadatan Jumlah 1 Masjid 4 2 Mushola 13 3 Gereja 2 4 Vihara - 5 Pura 2 JUMLAH 21 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. 2 Sarana Pendidikan Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam satu daerah dapat dijadikan tolak ukur kemajuan suatu daerah. Dalam hal ini pula berkaitan erat tentang seberapa jauh pengetahuan masyarakat mengenai sistem penanganan commit to user 63 bencana yang sekarang marak di demonstrasikan di lembaga pendidikan, seperti manajemen gempa dan banjir. Tabel 2.7 Sarana Pendidikan No Jenis Pendidikan Negeri Swasta Jumlah 1 Kelompok Bermain - 2 2 2 TK 3 - 3 3 SD MI 3 - 3 4 SLTP MTs 1 - 1 5 SLTA MTA - - - 6 Akademi - - - 7 Institut Sekolah Tinggi - - - 8 Universitas - - - JUMLAH 7 2 9 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam satu daerah dapat dijadikan tolak ukur kemajuan suatu daerah. Dalam hal ini pula berkaitan erat tentang seberapa jauh pengetahuan masyarakat mengenai sistem penanganan bencana yang sekarang marak di demonstrasikan di lembaga pendidikan, seperti manajemen gempa dan banjir. Sarana pendidikan di Desa Balong dapat dikatakan masih belum memadai, jika ingin menempuh pendididkan yang lebih tinggi penduduk harus keluar daerah, mengingat commit to user 64 letak daerah Desa Balong yang cukup jauh dari pusat pendidikan kota. 3 Sarana Transportasi dan Perhubungan Sarana perhubungan dan transportasi adalah sarana yang sangat penting untuk mendukung kelancaran ativitas dan moilitas penduduk. Kondisi jalan Desa Balong secara keseluruhan bisa dibilang baik. Hampir semua telah di aspal. Sehingga untuk akses keluar tidak mengalami kesulitan. Sarana transportasi untuk ke daerah ini umumnya adalah bus umum, tetapi banyak diantara warga masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Jalur kendaraan umum ke Desa ini bahkan Kecamatan Jenawi sendiri jika dari pusat pemerintahan kabupaten cukup jauh dan harus dengan rute memutar sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Para pengguna kendaraan pribadi pada umumnya memilih jalur altenatif yang lebih dekat, tetapi kekurangannya adalah belum ada kendaraan umum yang melalui jalur alternative tersebut. Meskipun sarana angkutan umum belum banyak tersedia untuk menjangkau wilayah ini akan tetapi akses dan keadaan jalan dalam kondisi yang baik, dapat dilalui kendaraan roda 4 bahkan bus, ataupun truk-truk besar. Pemerintah daerah commit to user 65 seharusnya juga mengusahakan kendaraan umum untuk memperlancar mobilitas penduduk, dan memperlancar segala aktivitas ekonomi dan pendidikan juga. Tabel 2.8 Sarana Transportasi dan Perhubungan No Alat Transportasi Jumlah 1 Sepeda 15 2 Sepeda motor 367 3 Dokar Delman - 4 Kendaraan beroda tiga - 5 Angkudes Angkota - 6 Mobil Pribadi 22 7 Bus Kota - 8 Bus Umum 8 9 Truk 6 10 Lain-lain - JUMLAH 418 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. commit to user 66 4 Sarana Perdagangan Jasa Tabel 2.9 Sarana Perdagangan Jasa No Sarana Jumlah 1 Pasar Desa 1 2 Toko 13 3 Warung 3 4 Kaki Lima - 5 Bidan 3 JUMLAH 20 Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Jumlah sarana perdagangan dan jasa di Desa Balong masih minim. Karena sarana perdagangan ini merupakan salah satu pendukung sektor perekonomian penduduk. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah sarana perdagangan dan jasa di Desa Balong masih minim. Karena sarana perdagangan ini merupakan salah satu pendukung sektor perekonomian penduduk. h Keadaan Wilayah Rawan Bencana Wilayah Desa Balong pernah menjadi lokasi bencana longsor pada tahun 2007. Hingga saat inipun masih dalam pantauan dan merupakan daerah yang masih berpotensi longsor. Keadaan ini dikarenakan letak tanah atau wilayah Desa Balong yang banyak memiliki perbukitan dan dataran tinggi dengan tekstur commit to user 67 tanah gembur, karena banyak digunakan sebagai lahan pertanian. Selain tanah longsor di daerah ini juga terdapat retakan-retakan tanah yang berpotensi longsor. Retakan tanah seperti ini terjadi karena beberapa faktor antara lain abrasi tanah, adanya beberapa wilayah pertambangan pasir liar, struktur tanah dan beberapa faktor alam seperti hujan berkepanjangan dan demikian halnya saat kemarau yang mengakibatkan keringnya tanah dan memperparah retakan yang ada. Pemerintah desa setempat sudah melakukan upaya pengurangan resiko tanah longsor dengan jalan penghijauan. Tanah yang menjadi lahan pertanian di lahan miring yang seharusnya ditanami tanaman keras atau tanaman tahunan mulai digalakkan. Meskipun demikian bencana tanah longsor dapat mengancam sewaktu-waktu karena memang situasi cuaca akhir-akhir ini yang tidak menentu. Dan hasil dari penghujauan itupun tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Memerlukan waktu dalam jangka bulan untuk dapat merasakan hasil penghijauan, sedangkan bencan itu tidak bisa menunggu apalagi ditunda. Oleh karena itu kesadaran masyarakat sejak dini sangat diperlukan untuk keselamatan bersama. commit to user 68 C. PROFIL SAR 1. Sejarah Perkembangan SAR di Indonesia Organisasi SAR Nasional di Indonesia mulai diwujudkan dengan terbitnya Keputusan Presiden 11 Tahun 1972 tentang Badan SAR Indonesia., namun sebenarnya pemikiran-pemikiran untuk membentu organisasi SAR sudah ada sejak Tahun 1950. Pada tahun 1950 Indonesia masuk sebagai anggota ICAO International Civil Aviation Organization, denag msuknya sebagai anggota ICAO maka Indonesia mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan SAR terhadap musibah yang terjadi di wilayah Indonesia. Tahun 1966 dengan Keputusan Presiden nomor 203 Tahun 1966 negara Indoneia terdaftar sebagai anggota IMCO Intergovermental Maritme Consultative 2. Sejarah Singkat Berdirinya SAR Karanganyar Ditengah arus perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat, sebagai akibat lajunya modenisasi daan juga pengaruh globalisasi, terkadang membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Sifat kepedulian sosial dan rasa solidaritas yang dulu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita, sedikit demi sedikit, berubah dan bergeser pada pola kehidupan yang individualistis. Fenomena ini sudah sangat terasa karena sudah banyak tumbuh di kota-kota besar di Indonesi, tidak terkecuali di wilayah Kabupaten Karanganyar sendiri. Kepedulian sosial dan rasa solidaritas masyarakat mengalami degradasi. commit to user 69 Menyadari adanya fenomena tersebut, pada tanggal 14 Desenmber 2004 terbentuklah SAR Karanganyar yang dipelopori oleh beberapa pemuda di Karanganyar. Pada umumnya pemuda tersebut berangkat dari beberapa organisasi diantaranya adalah pramuka dan pecinta alam. Sebelumnya di pramuka sendiri telah membentuk UBALOKA Unit Bantu Pertolongan Pramuka yang juga bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Tetapi sistemaisasi kerjanya masih terhalang oleh para anggota yang memang kebanyakan masih usia sekolah menengah atas. Maka denga kesadaran dan landasan kemanusiaan akhirnya para pemuda tersebut memutuskan untuk membentuk SAR. Dan pada tanggal 14 Desember itulah ditetapkan sebagai hari lahirnya SAR Karanganyar. Dan pada tanggal 10 Agustus 2005 kepegurusan SAR Karanganyar untuk periode 2005-2010 dilantik oleh Bupati Karanganyar Ibu Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.Pd, M.Hum di rumah dinas bupati Kapupaten Karanganyar. Untuk lokasi Markas Komando Mako SAR Karanganyar sendiri sempat berpindah dari rumah dinas di Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karangnyar menjadi di rumah dinas di Desa Tegal Asri, Kecamatan Bejen, Kabupaten Karangnyar. Hal ini dikarenakan permintaan dari pengurus SAR Karanganyar untuk berpindah di wilayah yang lebih strategis berada di pusat kota, sehinnga informasi mudah didapat, selain itu untuk mempermudah akses warga masyarakat jika sewaktu-waktu commit to user 70 memerlukan bantuan SAR, meskipun telah tersedia pesawat komunikasi dan telepon markas. 3. Visi dan Misi SAR Karanganyar a. Visi SAR Karanganyar “ Berhasilnya pelaksaan operasi SAR pada setiap waktu daan tempat dengan cepat, handal dan aman” b. Misi SAR Karanganyar “ Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien melalui upaya tindak awal yang maksimal, serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang professional, fasilitas SAR yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam rangka mewujudkan Visi Badan SAR Nasional” 4. Asas dan Dasar, Tujuan, Manfaat, Tugas Pokok dan Fungsi a. Asas dan Dasar SAR Karanganyar berasaskan Pancasila b. Tujuan SAR Karanganyar mendidik, membina dan melakukan dengan tujua agar : 1 Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudipekerti luhur yang : a Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral b Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya c Kuat dan sehat jasmaninya commit to user 71 2 Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional. c. Manfaat 1 Bagi lembaga pendidikan SAR Karanganyar bermanfaat sebagai wadah untuk mengarahkan, mendidik dan membina para generasi muda mahasiswa pelajar untuk lebih menghayati arti pengabdian dan meresapi nilai-nilai kemanusiaan. 2 Bagi Lembaga Pemerintah Kemasyarakatan SAR Karanganyar bermanfaat sebagai sarana untuk melestarikan kegiatan sosial kemanusiaan dan sebagai partner dalam menumbuhkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat 3 Bagi Masyarakat Tersedianya bantuan pelayanan emergency apabila terjadi suatu musibah individual maupun missal. commit to user 72 d. Tugas Pokok dan Fungsi 1 Tugas Pokok Dalam akta notaris No. 70 Tahun 2005 Tentang Anngaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, SAR Karanganyar mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian potensi Search And Rescue SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, serta member bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya di wilayah. Secara garis besar tugas utama SAR adalah melaksanakan operasi di daerah bencana atau daerah yang dikhawatirkan terjadi bencana, ataupun membantu dalam pencarian segala bentuk material maupun manusia di wilayah Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika SAR Karanganyar juga melaksanakan tugas di luar wilayah Kabupaten Karanganyar wilayah operasi apabila diminta bantuan sesuai dengan tata cara dan ketentuan yang telah diatur sebelumnya dan sesuai dengan kemampuan. 2 Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, SAR Karanganyar menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a Pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR di wilayah Kabupaten Karanganyar commit to user 73 b Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan Operasi SAR c Pelaksanaan tindak awal d Pemberian bantuan SAR dalam bencana alam dan musibah lainnya e Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR baik dengan instansi pemerintahan dan organisasi masyarakat yang lain f Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan Operasi SAR g Pelaksanaan administrasi di lingkungan SAR Karanganyar 4. Sifat dan Usaha a. Sifat Adapun sifat umum dari organisasi SAR Karanganyar adalah sebagai berikut: 1 SAR Karanganyar adalah organisasi sosial kemanusiaan yang keanggotaanya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama. 2 SAR Karanganyar bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan bagian dari kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan politik praktis. commit to user 74 3 SAR Karanganyar ikut serta membantu masyarakat dalam bidang sosial kemanusiaan dan Search And Rescue SAR yang mengalami musibah individu missal. 4 SAR Karanganyar menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya memeluk agama dan kepercayaan masing-masing beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Sifat organisasi SAR Karanganyar adalah suka rela dan bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Organisasi SAR sendiri bersitem komando. Oleh karena itu setiap orang yang masuk menjadi pengurus ataupun anggota SAR Karanganyar tidak akan memperoleh imbalan gaji yang berupa apapun kecuali penghargaan yang setinggi-tingginya. Pendanaan di SAR Karanganyar sendiri hanya diperuntukkan sebagai dana operasional akomodasi dan logistik serta untuk melengkapi sarana dan prasarana SAR, karena memang terbatasnya dana yang diterima oleh SAR dari pemerintah daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem komando di SAR Karanganyar sendiri adalah SAR Karanganyar berada dibawah pimpinan seorang komandan, serta dalam cara kerjanya berdasarkan keputusan dari pengurus komandan itu sendiri. Satu perintah atau komando akan memudahkan sistem kerja SAR. b. Usaha Untuk mencapai tujuan diatas, diadakan usaha sebagai berikut : commit to user 75 1 Ke Dalam a Mengembangkan SAR Karanganyar secara ilmiah b Membina dan mendidik semua anggota SAR Karanganyar c Mengusahakan bersama-sama sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang tujuan SAR Karanganyar tersebut. 2 Ke Luar a Memupuk semangat persatuan, kesatuan dan kebersamaan dengan mengadakan kerja sama dengan seluruh instansi pemerintshsn terkait. b Mengadakan hubungan, kerja sama dengan badan-badan ataupun instansi pemerintahan dan swasta yang mempunyai visi dan misi yang sama, baik di dalam negeri ataupun luar negeri. c. Keanggotaan, Organisasi dan Pengurus 1 Keanggotaan Anggota SAR Karanganyar terdiri dari : a Anggota Kehormatan Anggota kehormatn diangkat dan disahkan oleh pengurus SAR Karanganyar. anggota kehormatan diangkat dari tokoh yang berjasa dalam pngembangan organisai maupun memajukan SAR Karanganyar. commit to user 76 b Anggota Biasa Anggota adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai jiwa sukarela yang berdomisili di Karanganyar dan sekitarnya serta telah dikukuhkan sebaaagai anggota setelah ditetapkan oleh pengurus. c Anggota Magang Anggota magang adalah warga Negara Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai anggota SAR Karanganyar yang magang kepada SAR Karanganyar dengan ketentuan-ketentuan yang diatur iole SAR Karanganyar. d Kartu anggota dibuat dan ditandatangani oleh Komandan SAR Karanganyar e Hak dan Kewajiban Anggota 1 Anggota berhak mengenakan pakaian identitas SAR Karanganyar dengan lambang SAR Karanganyar. 2 Anggota kehormatan dapat dipilih menjadi anggota pengurus kecuali WNA dan hadir dalam rapat-rapat sebagai peninjau. 3 Anggota wajib mentaati AD ART serta keputusan- keputusan lainya yang dikeluarkan oleh pimpinan pelaksana SAR Karanganyar. commit to user 77 4 Anggota magang dapat melaksanakan operasi dan latihan setelah mendapatkan ijin dari pimpinan pelaksana dan bidang SAR Karanganyar yang berwenang. 5 Anggota wajib menjaga dan mrnjunjung tinggi kehormatan SAR Karanganyar. 6 Anggota berhak menyampaikan saran dan pendapat. 7 Hak-hak yang lain dari anggota tertulis dalam juklak. f Gugurnya Keanggotaan Anggota akan gugur karena : 1 Meninggal dunia 2 Mengundurkan diri dari keanggotaan yang dinyatakan secara tertulis kepada pengurus disertai alasan. 3 Diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat oleh pengurus SAR Karanganyar karena melanggar Undang-Undang Negara, AD ART, serta kode etik SAR Karanganyar. 4 Tidak mengikuti kegiatan SAR selama 6 bulan berturut- turut 5 Anggota yang berhenti atau diberhentikan maka kedudukan atau jabatan secara otomatis gugur dan wajib menyerahkan seluruh atribut SAR Karanganyar. 6 Anggota yang diberhentikan berdasarkan ketentuan pasal 5 sub C diatas, pada tingkat terakhir dapat melakukan commit to user 78 pembelaan di dalam musyawarah luar biasa tanpa dapat diwakilkan kepada siapapun. 7 Keputusan pemberhentian batal demi keadilan bilamana musyawarah luar biasa menyatakan keberatan atas keputusan tersebut. 2 Organisasi Organisasi SAR Karanganyar terdiri dari : a SAR Karanganyar merupakan organisasi sukarelawan yang bernaung pada pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang emergency dan sosial kemanusiaan b SAR Karanganyar berpegang pada garis komando c SAR Karanganyar dipimpin seorang Komandan dan Wakil Komandan d Organisasi SAR Karanganyar pada dasarnya meliputi wilayah Kabupaten Karanganyar pada khususnya, eks karesidenan Surakarta dan Jawa Tengah pada umumnya sesuai dengan kemampuan. 3 Pengurus Pengurus SAR Karanganyar terdiri dari : a Unsur Pimpinan b Unsur Pimpinan Pelaksana c Unsur Penunjang dan Pelaksana d Unsur Bidang Pelaksana commit to user 79 Syarat-syarat menjadi pengurus : a Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b Warga Negara Indonesia c Disiplin dan moral yang baik d Mempunyai kemampuan berorganisasi e Berdedikasi dan loyalitas pada organisasi f Mempunyai jiwa sosial kemanusiaan Pengurus terdiri dari seorang Komandan, Seorang Wakil Komandan, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa Ketua Bidang, antara lain seorang Ketua Bidang Operasional, seorang Ketua Bidang Diklat dan Personalia, dan seorang Ketua Bidang Logistik. Pengurus memimpin dan mengkoordinasikan segala kegiatan sesuai lingkup wewenangnya. Komandan dan Wakil Komandan tidak diperkenankan menduduki jabatan ketua Wakil atau Komandan Wakil Komandan pada organisasi lain. Kewajiban pengurus : a Melaksanakan AD dan ART serta keputusan-keputusan musyawarah Keluarga Besar SAR Karanganyar. b Memimpin dan menentukan kebijakan organisasi c Melakukan hubungan dengan pemerintah, organisasi- organisasi lain untuk hal-hal yang berkaitan dengan Search And Rescue SAR Karanganyar commit to user 80 d Khusus untuk hubungan dengan organisasi luar negeri hanya dapat dilakukan oleh pegurus SAR Karanganyar e Pengurus mengukuhkan anggota magang bila dipandang perlu dan seuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh pengurus. Pengurus SAR Karanganyar bertanggung jawab kepada seluruh anggota SAR Karanganyar dalam Musyawarah Keluarga Besar dan melaporkan kepada pemerintahan setempat. Adapun susunan pengurus SAR Karanganyar adalah sebagai berikut : i. Komandan : Muhamad Abdullah, SH Wakil Komandan : Endhar Matella ii. Sekretaris I : Maryono Sekretaris II : Dadang Heri Sugiri iii. Bendahara : Mulyono, S. Hut iv. Kepala Bidang Operasional : Agus Tulus Wibowo, S. Sos Staff Bidang Operasional : 1. Dwi Suryanto, S. Pd 2. Yosep Firdaus 3. Priaji Agung Dewantoro 4. Joko Suroto 5. Tri Widodo 6. Arief Sukro Yulianto 7. Widhi Wicaksono commit to user 81 8. Susanti Handayaningsih, SH v. Kepala Bidang Diklat dan Personalia : Catur Prasetyono Staff Bidang Diklat dan Personalia : 1. Haryanto, SH 2. M. Wahyudi vi. Kepala Bidang Logistik : Slamet Andri Wibowo, S.Pd Staff Bidang Logistik : 1. Endhik .S 2. Kristian Nawawi d. Pendapatan dan Pembiayaan 1 Pendapatan Pendapatan SAR Karanganyar diperoleh dari : a Iuran anggota SAR Karanganyar b Bantuan dari instansi pemerintahan c Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat d Sumber-sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan agama. e Usaha dana, badan usaha yang dimiliki SAR Karanganyar 2 Pembiayaan Biaya untuk mendukung kegiatan operasi SAR Karanganyar dibebankan pada APBD e. Atribut Gambar lambang SAR Karangnayar commit to user 82 Lambang SAR Karanganyar berbentuk perisai yang di dalamnya terdapat gambar bumi, siluet peta Kabupaten Karanganyar, symbol Self Cross lambang Search And Rescue International, bertuliskan SAR Karanganyar. Warna dasar orange, bumi berwarna kuning, siluet pada Kabupaten Karanganyar berwarna hijau, self cross berwarna biru tua. Adapun dijelaskan sebagai berikut : 1 Lambang SAR Karanganyar berbentuk perisai melambangkan anggota SAR Karanganyar mampu melindungi diri sendiri serta mampu menjadi agung di muka bumi melambangkan kebulatan tekad untuk melakukan perbuatan yang agung di muka bumi, siluet peta Kabupaten Karanganyar melambangkan keberadaan SAR Karanganyar di wilayah Kabupaten Karanganyar, symbol Self Cross melambangkan SAR Karanganyar merupakan bagian dari Search And Rescue International, bertuliskan SAR Karanganyar melambangkan ketegasan identitas. 2 Warna Orange : melambangkan kedaruratan atau emergency commit to user 83 Kuning : melambangkan keagungan dan ketulusan hati Hijau : melambangkan keteduhan,ketentraman dan kesuburan Hitam : melambangkan keteguhan tekad dan percaya diri Biru : melambangkan keluasan dan kedalaman 3 Bendera Bendera SAR Karanganyar berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna dasar putih dengan lambang SAR Karanganyar di tengah dengan ukuran yang menyesuaikan. Serta panji warna dasar hitam. f. Musyawarah dan Rapat 1 Musyawarah anggota SAR Karanganyar diadakan 5 tahun sekali 2 Musyawarah Luar Biasa dapat sewaktu-waktu diselenggarakan atas 23 dari jumlah anggota SAR Karanganyar 3 Musyawarah Luar Biasa SAR Karanganyar hanya dianggap sah apabila dihadiri oleh seluruh anggota SAR Karanganyar 4 Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan program serta menyempurnakan program kerja 5 Rapat Pengurus dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dianggap perlu, dalam keadaan biasa dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 2 bulan commit to user 84 6 Rapat dianggap sah apabila dihadiri lebih dari sejumlah peserta yang berhak hadir g. Kegiatan Rutin dan Non Rutin 1 Kegiatan Rutin Adapun kegiatan rutin yang diadakan oleh SAR Karanganyar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan skill anggota untuk menunjang kinerja atau operasi yang maksimal dan tentunya efisien. Contohnya adalah : a. Renang diadakan sekali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa b. Rapling diadakan tiga sampai lima bulan sekali c. Latihan SAR Air diadakan tiga sampai lima bulan sekali d. Latihan SAR Darat diadakan tiga sampai lima bulan sekali e. Latihan Medical First Responder medis P3 K diadakan tiga sampai lima bulan sekali 2 Kegiatan Non Rutin Kegiatan non rutin SAR Karanganyar pada dasarnya adalah kegiatan utama yaitu Operasi SAR jika terjadi bencana atau musibah. Kegiatan emergency ini tidak terjadwal karena memang terjadinya bencana atau musibah tidak dapat diperhitungkan. Selain kegiatan Operasi SAR, kegiatan non rutin lainnya menyesuaikan undangan dari pihak-pihak yang bersangkutan. commit to user 85 BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA A. Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana Peranan merupakan suatu konsep yang menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya seorang atau kelompok yang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Menurut Soerjono Soekanto, suatu peranan itu mencakup 3 hal : 1. Peranan meliputi norma- norma yang dihubungkan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat Soekanto, 2003:244 Organisasi SAR Karanganyar adalah suatu organisasi sosial kemanusiaan yang dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan dan sebagainya yang terorganisasikan secara sosial dan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan untuk tujuan pencarian, penyelamatan, dan pertolongan. Kaitannya peranan SAR Karanganyar dengan sebagai suatu organisasi yang berfungsi sebagai wadah para pemuda yang memiliki rasa solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi adalah peranannya disini sebagai suatu konsep fungsional yang mencoba untuk menjelaskan fungsi organisasi ini yang notabene terdiri dari individu-individu yang memiliki fungsi struktural dalam organisasi. Peranan SAR Karanganyar pada tahap ini commit to user 86 dibagi menjadi 3 tahapann yang kesemuanya merupakan satu kesatuan dari kinerja SAR Karanganyar itu sendiri, yaitu : 1. Peranan SAR Karanganyar dalam Evakuasi Bersama dalam Bencana Tanah Longsor Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang paling merusak pemukiman serta prasarana manusia diseluruh dunia setiap tahunnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, bencana yang sering terjadi di daerah jawa tengah adalah tanah longsor, terutama saat musim penghujan. Kejadian bencana pada umumnya terjadi didaerah perbukitan sehingga banyak menimpa masyarakat didaerah kaki bukit serta menghancurkan berbagai sarana transportasi maupun rumah penduduk itu sendiri. Tidak sedikit dari bencana tanah longsor yang menelan korban jiwa. Bencana alam tanah longsor atau gerakan massa tanah adalah suatu peristiwa alam yang pada saat ini frekuensi kejadiannya semakin meningkat di Indonesia, seperti yang telah terjadi di Kabupaten Karanganyar tahun 2007. Setiap terjadi bencana apapun itu, terutama jika terjadi tanah longsor di wilayah Kabupaten Karanganyar peran SAR Karanganyar yang paling utama adalah mengevakuasi korban tanah longsor, seperti yang dijelaskan oleh komandan SAR Karanganyar, Muhamad Abdullah, SH, berikut ini : “ Sebenarnya tugas pokok dari SAR itu sendiri adalah evakuasi bencana, jadi setiap kita mendapat laporan dari commit to user 87 pihak yang berkaitan, kita langsung terjun ke TKP tempat kejadian perkara dan sesegera mungkin mengidentifikasi bencana tersebut, setelah itu melaksanakan evakuasi korban. Yang dimaksud korban disini bisa korban jiwa ataupun sesuatu yang berharga lainnya dik, contohnya hewan ternak atau bisa juga rumah itu sendiri, tapi kan biasanya memang yang di evakuasi itu orang” Sumber : Wawancara 20 juli 2009 Evakuasi merupakan langkah atau tindakan pemindahan korban atau orang dari tempat bencana atau tempat yang diperkirakan rawan musibah yang mengancam jiwa nyawa seseorang dan kelompok yang lebih besar. Tugas utama dari SAR Karanganyar sendiri adalah evakuasi korban tanah longsor, seperti yang terjadi di Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso yang memakan korban jiwa berjumlah 6 orang tersebut, tanpa mengabaikan identifikasi lokasi kejadian untuk mengetahui resiko yang mungkin terjadi. Dari berbagai kejadian atau musibah akan berlainan pula dalam tehnis evakuasi. Seperti dalam bencana tanah longsor ini, tindakan yang diambil sebagai upaya evakuasi adalah sebagai berikut, seperti yang dijelaskan oleh pengurus SAR Karanganyar Arief Sukro Yulianto anggota staff Operasional : “ kalau bencana tanah longsor kemarin di Nglegok itu kita memang mengevakuasi beberapa korban yang tertimbun longsoran. Dari beberapa korban yang kita evakuasi sudah meninggal semua mbak, ya kita setelah koordinasi dengan orang-orang disana kita langsung mengadakan penggalian bersama-sama, untuk mencari orang yang tertimbun itu. Alat untuk menggali juga seadanya, seperti cangkul. Bukan cuma SAR saja, kita juga dibantu dari FKPM, Polisi dan masyarakat setempat, jadi tidak terlalu berat” Sumber : Wawancara, 22 Juli 2009 commit to user 88 Dalam kegiatannya yaitu evakuasi, SAR Karanganyar menjaln hubungan dengan berbagai pihak yang berkaitan, semisal adalah Sat Lak PB, warga masyarakat setempat, Polisi dan pada wilayah ini, SAR Karanganyar juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat yaitu FKPM Forum Komunikasi Polisi Masyarakat. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa SAR Karanganyar juga menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya sendiri mampu dipertahankan dan dijaga existensinya dalam menjalankan misi kemanusiaan. Evakuasi yang dilakukan terkadang memerlukan banyak koordinasi agar terhindar dari kesalahpahaman dan kerancuan demi keselamatan bersama. Oleh karena itu SAR Karanganyar memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Bapak Sugeng, S. Pd, selaku anggota aktif FKPM Kecamatan Ngargoyoso : “ Adanya SAR Karanganyar sangat membantu masyarakat mbak, apalagi kalau sedang terjadi musibah seperti ini, mereka selalu datang membantu dengan cepat, karena memang sudah terlatih. Saya sendiri selaku anggota FKPM sering bekerja sama dengan SAR saat evakuasi, jadi saya tahu betul bagaimana professional kerja mereka. Sejauh ini mereka selalu tanggap dengan keadaan yang rawan bencana, saya sendiri pernah bekerja sama-sama dengan mereka pas terakhir bencana besar tanah longsor di Nglegok itu mbak, disitu kita sama-sama mengevakuasi korban yang tertimbun tanah, tetapi pada saat itu korban meninggal semua, ada 6 orang ”. Sumber : Wawancara 01 Pebruari 2010 Dalam evakuasi inilah skill dari para anggota SAR Karanganyar diperlukan. Hasil dari latihan rutin dapat diterapkan dalam evakuasi tersebut. Evakuasi boleh dilakukan jika keadaan wilayah atau lokasi commit to user 89 bencana memungkinkan, dalam arti tidak membahayakan keamanan rescuer penyelamat. Dalam melakukan evakuasi, recuer penolong adalah teknik evakuasi. Tekinik evakuasi adalah upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke tempat yang memadahi untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan kondisinya guna kelangsungan hidupnya. Dalam evakuasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu situasi dan kondisi dalam evakuasi, kondisi korban dan kondisi penolong sendiri. Hal utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan korban secara medis, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi trauma korban. Ketiga keadaan tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk memilih manuver evakuasi yang khas, seperlunya, dan tidak membuang waktu, dengan kata lain evakuasi harus efisien. Bukan hanya sesama penolong yang mengetahui keadaan lapangan dan kinerja SAR dalam perannya di bencana tanah longsor tetapi juga bekerjasama dengan organisasi masyarakat yang lain dan masyarakat sekitar tempat kejadian itu sendiri sebagai tuan rumah. Beberapa elemen yang turut membantu dalam evakuasi bencana tanah longsor antara lain adalah SatLak Penanggulangan Bencana Kabupaten Karanganyar, pihak Kepolisian, FKPM Forum Komunikasi Polisi Masyarakat, Karang taruna Desa Nglegok saat terjadi bencana di Desa Nglegok dan masyarakat setempat. commit to user 90 Anggota sekaligus pengurus SAR Karanganyar bagian Pendidikan dan Prestasi DikPres, Susanti Handayaningsih, SH, menjelaskan tentang aturan dasar evakuasi tersebut : “evakuasi itu ada aturannya Dik, tidal asal saja, nanti salah- salah bisa-bisa mencelakakan korban dan penolong itu sendiri, atau bisa saja korban semakin parah. Saya jelaskan pokok- pokoknya saja ya. Pertama itu melihat situasi dan sekeliling tempat kejadian, memungkinkan atau tidak untuk melakukan evakuasi, jangan sampai penolong juga menjadi korban. Sehabis itu kalau keadaan memungkinkan baru dilaksanakan evakuasi, kalau ditanah longsor seperti itu biasanya kan tertimbun, ya sudah segera saja digali, tapi harus hati-hati jika tidak nanti akan terjadi longsoran baru yang dapat mencelakakan penolong. Kalau membawa korban yang tidak sadar atau ada yang patah juga hati-hati cara mengangkutnya, cara menolongnya. Kalau kejadian kemarin di Nglegok, semua korban meninggal dunia Dik, ada 6 korban” Sumber : Wawancara 13 Juli 2009 Aturan umum tentang evakuasi yaitu memperhatikan kondisi korban, apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan kehati- hatian dalam pengevakuasian, bila mungkin terangkan kepada korban apa yang akan dilakukan oleh rescuer penolong agar dapat bekerja sama dan tidak memepersulit tindakan evakuasi agar nyawa korban dapat tertolong. Rescuer dilarang memindahkan korban sendiri jika bantuan belum tersedia, dan bila terdapat beberapa orang melakukan evakuasi maka satu orang memberikan komando. Hal ini dilakukan agar proses evakuasi lebih cepat dan tidak terjadi kesalah pahaman anatara satu penolong dengan penolong yang lain. Setelah itu penolong wajib mengangkat dan membawa koraban dengan benar agar tidak commit to user 91 mengalami cidera otot sendi. Meskipun demikian penolong atau rescuer tidak boleh mengabaikan keselamatan diri sendiri. Menurut penjelasan dari salah satu pengurus SAR Karanganyar pada bidang operasional lapangan, Priaji Agung Dewantoro mengemukakan beberapa tahap pertolongan atau evakuasi, “ Dalam evakuasi perlu diperhatikan hal-hal kecil seperti saat mengangkat korban. Kita harus sangat berhati-hati, karena salah sedikit saja, akibatnya itu bisa fatal mbak. Jadi teknik- teknik yang sudah diajarkan harus dipakai disini. Mbak bisa lihat di buku ini menunjuk buku materi Evakuasi”. Sumber : Wawancara 13 Juli 2010 Dalam buku tersebut juga dijelaskan beberapa aturan dalam membawamengangkat dan menurunkan korban. Antara lain, menempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki kedepan guna menjaga keseimbangan, kemudian tegakkan badan dan tekukkan lutut. Pegang korban dan balut dengan seluruh tangan, usahakan berat korban yang diangkat dekat dengan penolong. Jika kehilangan keseimbangan atau pegangan, letakan korban, atur posisi kembali lalu mulai kembali mengangkat. Dalam bencana tanah longsor sering kali korban mengalami patah di bagian-bagian tubuh tertentu, yang sering dijumpai adalah patah kaki. Oleh sebab itu dalam pengevakuasian korban diperlukan kehati-hatian serta menurut prosedur yang sudah ditentukan agar keadaan korban tidak menjadi semakin parah dan mengurangi resiko meninggal dunia. Selain membawa korban dengan tangan langsung, terdapat pula aturan membawa korban engan menggunakan tandu. Sebelum membawa korban dengan tandu commit to user 92 alangkah baiknya terlebih dahulu memeriksa keadaan fisik tandu, masih layak pakai atau tidak, dan pastikan mampu menahan berat badan korban yang hendak dibawa. Korban tidak sadar yang dibawa ketempat jauh, sebaiknya selalu diikat. Dalam kejadian tanah longsor, sering terjadi korban tidak sadar akibat tertimpa reruntuhan bangunan, atau bahkan yang lebih parah tertimbun tanah dan kehabisan oksigen. Penolong yang paling berpengalaman member komando untuk setiap gerakan. Kaki korban harus selalu berada di depan, kecuali pada keadaan korban cedera tungkai berat menurunu tangga atau turun dari tempat yang miring. Dalam tanah longsor biasanya bertempat pada kemiringan yang cukup tinngi, maka hal ini perlu diperhatikan. Selain itu juga pada korban yang mengalami hypothermia, yang juga menuruni tangga atau turun dari tempat yang miring. Serta pada korban stroke, kompresi otak tidak boleh diangkat dengan kepala lebih rendah dari pada kaki. Pada usia lanjut hal ini sering terjadi karena tertimpa longsoran yang bebannya terlalu berat, sehingga otot mengalami kejang, dan akhirnya berpoyensi stroke. Setelah di bawa dengan menggunakan tandu, ada hal-hal yang harus diperhatikan lagi. Jika hanya terdapat satu orang penolong dan mengusung korban untuk jarak dekat hanya dilakukan pada korban tanah longsor sudah dipastikan tidak ada tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak. Jika menggunakan tongkat manusia yaitu penolong berdiri disamping korban pada sisi yang cidera atau commit to user 93 lemah, lengannya dilingkarkan dibahu penolong dan penolong harus memegang tangan atau pergelangan tangannya. Lengan penolong yang satu lagi melingkar dipinggang korban dan penolong memegang baju atau pinggangnya. Penolong melngkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalan disesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi penopang tambahan. Korban harus ditenangkan. Mengusung korban yang sadar tetapi tidak dapat berjalan sendiri. Cara mengusung korban yang tidak mampu bejalan sendiri dan lemas, meskipun sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara pasif ke leher penolong. Ada juga cara menggendong , penolong jongkok di samping korban, selipkan lengan disekitar tubuhnya, di atas pergelangan tangan. Selipkan lengan yang satunya dibawah paha korban, badannya dipeluk ke ararh penolong dan kemudian angkat. Selain tahap-tahap pemindahan korban yang perlu diperhatikan lagi oleh rescuer penolong adalah peraturan daerah setempat ataupun adat istiadat daerah setempat, karena memang disetiap daerah kebiasaannya pun akan berbeda. Sebelum melakukan evakuasi sebaiknya penolong meminta ijin kepada warga setempat untuk melakukan pertolongan. Tetapi biasanya sistem kerja SAR adalah saat menerima informasi dan diminta bantuannya untuk mengevakuasi. Bukan karena SAR tidak mau ambil resiko, akan tetapi seperti itulah aturan kerjanya. commit to user 94 Selain dari sesama penolong, salah satu warga masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Nglegok yang bernama Bapak Maryanto juga mengatakan : “Mbiyen niku kulo dereng ngertos SAR niku nopo mbak, ngertose nggih pas riyin mas-mase nika nderek nulung ten longsoran etan mriku nika mbak. Kulo gumun, tesih nem-nem ning ikhlas mbantu wargo. Kulo kinten mbayar, tibak’e mboten. Cekatan sanget mbak pas mas-mase nika maculi siti, madosi ingkang pun ninggal, ketingale mboten enten raos ajrih, nopo malih kesel. Arang jaman sak meniko enten nem- neman sing ngaten meniko” Yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : “Dulu saya belum tahu SAR itu apa mbak, tahunya saat pemuda-pemuda anggota SAR ikut menolong di daerah bencana tanah longsor di timur itu dekat dengan tempat tinggalnya sebelah timur. Saya heran, masih muda-muda tapi ikhlas membantu warga. Saya kira itu dibayar harus membayar, ternyata tidak. Kerjanya sangat cekatan terlihat saat menggali tanah mencari korban meninggal, kelihatan nya mereka tidak ada rasa takut apalagi capek. Jarang jaman sekarang masih ada pemuda-pemuda seperti itu” Sumber : Wawancara 1 Maret 2010 Warga masyarakat mengetahui kinerja anggota SAR, karena mereka juga ikut dalam proses evakuasi korban meninggal dunia tanah longsor di Desa Nglegok. Kerja SAR memang harus cepat tanggap dan cekatan tanpa melupakan etika dan norma yang berlaku di tempat tersebut, sehingga warga masyarakat juga merespon dengan baik keberadaan SAR di wilayahnya. Dengan begitu diharapkan proses evakuasi dapat berjalan dengan baik tanpa terganggu masalah komunikasi antara pihak warga masyarakat dan pihak SAR sendiri. commit to user 95 Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Nglegok Bapak Sumarno, SE : “ Tim SAR khususnya SAR Karanganyar itu keberadaannya sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat seperti diwilayah saya ini Desa Nglegok karena disini sangat rawan bencana longsor. Seperti yang terjadi terakhir kemarin sampai menelan korban jiwa berjumlah 6 orang. Kami dari pihak desa saat kejadian langsung melapor pada kantor SAR Karanganyar, tidak disangka tidak sampai satu jam mereka sudah sampai di TKP mbak, saya akui mereka sangat cekatan. Begitu sampai di lokasi mereka langsung bekerja menggali timbunan tanah yang mengubur hidup-hidup korban longsor. Pada akhirnya mereka ditemukan sudah tidak bernyawa mbak. Meskipun demikian saya selaku kepala desa sangat berterimakasih kepada SAR Karangnyar yang telah banyak membantu”. Sumber : Wawancara 1 Maret 2010 2. Peranan SAR Karanganyar dalam Mitigasi Bencana Tanah Longsor Bencana yang terjadi di kabupaten Karanganyar tersebut mengakibatkan korban lebih dari 70 orang meninggal dunia dan kerugian harta benda yang besar. Untuk mengantisipasi dan mencegah secara dini terjadinya bencana alam tanah longsor yang lebih luas perlu dilaksanakan mitigasi bencana, dengan melakukan pemetaan zona tingkat resiko longsor yang merupakan penggabungan antara peta kerentanan longsor dan peta kerawanan longsor, sebagai rekomendasi yang penting bagi Pemerintah Daerah dalam manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah. Mitigasi sendiri adalah tindakan terencana dan berkelanjutan agar bisa mengurangi dampak jangka panjang atas kehidupan dan properti di satu daerah yang terkena bencana www.google.com. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Komandan SAR Karanganyar, commit to user 96 Muhamad Abdullah, SH, saat ditanya peran SAR Karanganyar dalam bencana tanah longsor berikut ini : “ SAR Karanganyar itu selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dari tugasnya dik , bukan cuma bisa datang dan mengevakuasi saja, tugas anggota kita itu sangat beragam, dan banyak. Seperti pada saat dilokasi kejadian kita juga memetakan lokasi, mendirikan dapur umum dan mendirikan tempat pengungsian, distribusi barang, dan bersama-sama pemerintah daerah berupaya menyediakan fasilitas umum yang diperlukan, seperti kamar mandi, air bersih, dan tempat ibadah. Itu kami lakukan saat gempa jogja tahun 2005” Sumber : Wawancara 29 Juni 2009 Untuk mengurangi dampak dan korban jiwa SAR Karanganyar melakukan mitigasi dilokasi tanah longsor. Sebelum melakukan mitigasi diperlukan pemahaman tentang jenis tanah longsor yang terjadi agar penanganan bisa se efisien mungkin dan dapat diprediksikan bagaimana keadaan selanjutnya guna mencari keadaan yang lebih menjamin keamanan. Terdapat beberapa tindakan mitigasi yang dilakukan saat bencana terjadi seperti yang telah dijelaskan oleh komandan SAR Karanganyar diatas. Tindakan tersebut antara lain : a. Membuat peta rawan bencana. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bencana terjadi untuk meminimalisir korban dan kerugian yang dialami masyarakat. Pemetaan juga dilakukan. Pemetaan disini yang dimaksudkan adalah memetakan daerah bencana dan memetakan daerah yang rawan bencana disekitar daerah bencana yang terancam terjadi longsoran baru. Fungsi dari peta tersebut adalah untuk commit to user 97 mengetahui sejauh mana perkembangan terbaru dari bencana untuk mengambil tindakan yang lebih nyata demi meminimalisir korban jiwa maupun harta benda yang lain. Karena di dalam peta tersebut juga dibuat pula pergerakan tanah dalam bentuk gambar yang nyata setiap harinya. Jika keadaan tanah sering berubah-ubah maka dimungkinkan pembuatan gambar pergerakan tanah akan dilakukan setiap beberapa jam sekali. Penggambaran pergerakan tanah tersebut dibantu dengan dipasangnya marker atau penanda berupa tiang- tiang ataupun benda lain di daerah tanah yang bergerak, shingga dapat selalu diamati dari jarak yang aman. Untuk mengetahui sejauh mana bencana tanah longsor terjadi, para anggota SAR Karanganyar juga harus memahami jenis-jenis tanah longsor untuk dapat mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan bencana yang sedang terjadi. Terdapat 6 jenis tanah longsor yakni : a Longsor Translasi. Longsoran ini adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai b Longsor Rotasi. Longsoran ini adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. Longsoran ini yang sering terjadi di wilayah Indonesia. commit to user 98 c Longsoran Blok. Longsoran ini adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran blok batu. d Runtuhan Batu. Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyababkan kerusakan yang parah. e Rayapan Tanah. Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring kebawah. f Aliran Bahan Rombakan. Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng., volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi terjadi disepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak. materi SAR Darat commit to user 99 Selain mengetahui jenis-jenis tanah longsor para anggota SAR sebagai penolong juga sudah dibekali bagaimana cara mendeteksi suatu wilayah jika akan terjadi bencana tanah longsor. Tanah longsor pada umumnya memang terjadi secara tiba-tiba atau mendadak pada saat atau setelah terjadinya hujan. Maka jika terjadi hujan SAR berjaga-jaga dan memantau setiap daerah dengan menggunakan Pesawat HT, ataupun telepon. Kejadian tanah longsor umumnya terjadi dengan diikuti suara gemuruh, disertai gerakan massa tanah dan atau batuan yang meluncur sangat cepat ke bawah bukit menyapu segala benda apa saja yang dilewati. Munculnya retakan lengkung memanjang pada lereng dan bangunan diatas lereng juga perlu diwaspadai. Lereng yang akan longsor biasanya akan terjadi penngelembungan sebagai reaksi tanah yang menggembur karena hujan ataupun guncangangempa. Miringnya bangunan dan pohon-pohon diatas lereng adalah tanda yang cukup kasat mata untuk dilihat ataupun diamati, setelah bangunan miring maka pintu dan jendela akan sedikit sulit untuk dibukakeadaan akan berbeda dari biasanya. Dan keadaan yang mengkhawatirkan jika ada rembesan air yang tiba-tiba muncul pada lereng. Air tersebut akan mempercepat kelongsoran. Sebagai tindak lanjut dari tanah longsor yang terjadi maka harus disegerakan melakukan evakuasi korban yang tertimbun commit to user 100 secara hati-hati, karena penggalian pada tanah longsor dibawah tebing akan dapat memicu terjadinya longsoran baru. Sebagai tindakan mitigasi bencana, melakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ketempat penampungan yang aman. Hal ini tidak semudah yang kita fikirkan. Seperti yang terjadi di Desa Balong Kecamatan Jenawi. Warga yang tinggal di daerah lereng bukit yang nyata-nyata memang rawan bencana tanah longsor, karena sudah terjadi retakan-retakan tanah tetapi mereka tidak mau di evakuasi sebelum longsor benar-benar terjadi. Hal ini dikarenakan mereka takut jika harta benda yang ada dirumahnya akan hilang, ternak tidak terurus dan lading yang berada di daerah retakan-retakan tanah tersebut adalah sumber penghasilan utama mereka. Pada kasus yang terjadi di Desa Nglegok juga demikian. Tetapi beberapa rumah rawan longsor mau tidak mau harus dievakuasi untuk meneken jumlah korban jiwa. Lokasi rawan bencana longsor di daerah tersebut ditutup. Tujuan penutupan daerah tersebut adalah untuk menghindari kerumunan massa yang pada umumnya ingin menonton lokasi secara langsung, karena hal itu dapat megakibatkan retakan dan longsoran baru. b. Mengamankan atau mengevakuasi warga yang bertempat tinggal di daerah sekitar bencana itu terjadi dan membuat tempat pengungsian. commit to user 101 Para warga akan dievakuasi ditempat penampungan atau pengungsian sementara bagi mereka yang tidak memiliki alternative yang lain, karena kebanyakan dari warga Desa memilih untuk yinggal bersama familinya yang lain di tempat yang lebih aman. Untuk tahap selanjutnya pihak SAR dan berbagai pihak yang berkaitan sepeti pemerintahan Desa itu sendiri, Kecamatan hingga Pemerintahan Daerah dan beberapa elemen yang lain akan berkoordinasi memnentuk sebuah tim penanggulangan bencana. Tim tersebut akan bekerja sama dengan penduduk setempat untuk mengevakuasi sampai dengan membangun saran umum yang sebelumnya terlah rusak akibat bencana tanh longsor. Tim juga berkewajiban dalam pendistribusian bantuan logistik ke daerah bencana. Hal yang utama perlu diperhatikan adalah mencari sumber air bersih yang nantinya akan dimanfaatkan untuk daerah penampungan korban bencana tersebut. Berkaitan dengan hal ini penulis mendapatkan data dari informasi yang diberikan oleh warga Desa Balong yang bernama Bapak Suparjo : “ …..mas-mase SAR nika sak liyane ngawasi siti ingkang bengkah-bengkah ugi ngedekaken tendo mbak. Tendo nika di ngge jagi-jagi mbok menawi sak wayah-wayah longsor. Bantuan saking pemerintah nggih di tampung ten tendo niku mbak, lajeng mangkenipun nembe disaluraken ten wargo ingkang mbetahaken” Dapat diartikan sebagai berikut : commit to user 102 “ …..pemuda-pemuda SAR itu selain mengamati tanah yang retak juga mendirikan tenda Mbak. Tenda itu untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu terjadi longsor. Bantuan dari pemerintah daerah juga ditampung disitu, yang selanjutnya disalurkan kepada warga yang membutuhkan” Sumber : Wawancara 8 Maret 2010 Memang tujuan mendirikan tenda untuk tempat pengungsian warga masyarakat sekitar bencan, juga berfungsi untuk menampung bantuan logistik dari pemerintah daerah yang ditujukan untuk warga masyarakat dan para relawan. Salah satu tugas SAR dan tim atau SRU yang sudah dibentuk memang salah satunya adalah untuk mendistribusian bantuan logistik. Pemerintah daerah tidak dapat secara langsung diserahkan, karena memerlukan manajemen agar tidak tejadi kesalah pahaman antar warga masyarakat. Bantuan yang datang dan yang di distribusikan harus tecatat secara detail dan begitu pula warga yang akan menerima. Apakah benar-benar membutuhkan atau tudak. Karena tidak jarang keempatan seperti ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. c. Memberikan informasi kapada warga masyarakat tentang segala yang dapat terjadi mengenai bencana yang sedang terjadi. Keterangan yang didapat penulis dari salah seorang warga Desa Balong Bapak Sugiyono : commit to user 103 “ Tim SAR yang bertugas memantau daerah rawan longsor di desa ini sangat ramah mbak, mereka tidak segan untuk memberikan informasi kepada warga masyarakat sekitar daerah ini. Waktu ada rapat desa itu mereka juga memberikan informasi tentang bahaya tanah longsor, terus juga mengajari kita tentang gimana cara mengatasinya. Cara-cara yang bisa dilakukan langsung gitu mbak, kaya disuruh nutup tanah yang bongkah-bongkah retak itu, tidak boleh membuat lahan pertanian di tahah yang miring sekali, ya begitu-begitu itu mbak” Sumber : Wawancara 8 Maret 2010 Keterangan serupa juga diungkapkan oleh tokoh masyarakat Kecamatan Ngargoyoso, Bapak Pitoyo : “ Informasi yang penting-penting pernah disampaikan dalam koordinasi bencana setelah kejadian bencana tanah longsor di Ngargoyoso itu Dik. Tentang penanganan sederhana, tentang antisipasi dan penjelasan hal-hal penting lain, meskipun kadang sulit diterima oleh warga masyarakat, ya maklumlah Dik sifat warga desa memang seperti itu. Tapi sebaiknya hal tersebut sering-sering saja dilakukan di desa-desa yang termasuk rawan bencana, karena hal itu sangat penting dan dibutuhkan” Sumber : Wawancara 15 Pebruari 2010 Para anggota SAR juga telah dibekali materi lengkap dengan upaya pencegahan sederhana terhadap bahaya tanah longsor yang dapat disampaikan dan dilakukan langsung oleh warga masyarakat yang berkaitan. Antara lain yaitu mengenali daerah tempat tinggal kita sendiri sehingga jika terdapat cirri- ciri daerah rawan longsor warga dapat menghindar. Memperbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng. Hal ini berkaitan dengan penggunaan daerah lereng bukit sebagai lahan pertanian. Jika akan diadakan penertiban maka akan terjadi banyak penolakan dikarenakan pertanian adalah sumber mata commit to user 104 pencaharian utama penduduk desa. Seharusnya lereng-lereng tersebut ditanami dengan tanaman yang sistem perakaran dalam akar tunggang seperti contohnya adalah pohon pinus. Jika sudah terjadiretakan tanah maka, segera tutup retakan-retakan yang timbul diatas tebing dengan material kedap air tanah liat atau yang sering disebut tanah lempung untuk mencegah air hujan masuk kedalam tanah. Warga harus selalu mewaspadai pada saat turun hujan terutama pada saat curah hujan yang tinggi dalam waktu beberapa jam atau hujan tidak deras tetapi berlangsung dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Anggota SAR Karanganyar dapat menghimbau warga masyarakat tentang hal-hal apa saja yang perlu masyarakat lakukan jika terdapat gejala atau terjadi tanah longsor yaitu, melapor kepada aparat desa atau kelurahan setempat sebagai satuan pemerintahan terkecil. Menutup retakan-retakan tanah dengan tanah liat atau material yang kedap air lainnya yang mudah didapatkan. Menghindari air yang meresap ke dalam lereng dan mengatur drainase sistem pengairan lereng. Membuat parit untuk mengatur air hujan menjauhi lereng. Tancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya kedalam lereng untuk mengetahui rembesan atau resapan air. Apabila rembesan atau aliran air bercampur lumpur muncul commit to user 105 semakin deras pada lereng, maka warga masyarakat disarankan untuk segera meninggalkan lereng. Selain hal-hal yang perlu dilakukan ada juga hal-hal yang harus dihindari atau tidak boleh dilakukan. Antara lain mendirikan bangunan di atas lereng atau lahan yang rawan longsor. Menebangi pohon sembarangan pada sekitar lereng yang rawan longsor, seperti yang marak dilakukan beberapa tahun terakhir yang sering disebut eksploitasi hutan. Melakukan penggalian disekitar kaki rawan longsor. Biasanya warga masyarakat melakukan penggalian untuk mencari pasir yang kemudian dijual, hal ini sangat berbahaya, dampak seketikanya adalah warga dapat tertimbun longsoran lereng jika mereka terlalu dalam saat menggali. Dampak jangka panjangnya akan semakin membahayakan keselamatan penduduk yang tinggal di lereng bukit, karena bukan tidak mungkin jika sewaktu-waktu lereng longsor. Salah seorang warga Desa Nglegok yang bernama Bapak Cipto Wiyono juga merupakan salah satu warga yang merasakan manfaat dari informasi yang diberikan oleh SAR Karanganyar. Beliau mengatakan bahwa : “….pengumuman kados ngoten niku manfaate kathah Mbak, wargo dusun ngeten niki lak mboten ngertos babakan ngoten niku, lha wong nonton tipi mawon nggih arang Mbak. Nek pun ngertos babakan longsor ngoten niku lak pun saged ngati-ati kawit sak niki…” commit to user 106 Yang artinya : “….Pengarahan sperti itu manfaatnya banyak Mbak, warga desa seperti ini kan tidak tahu hal seperti itu, melihat televisi saja jarang Mbak. Kalau sudah tau tentang berbagai hal tentang bencana tanah longsor kan sudah bisa berjaga- jaga mulai dari sekarang” Sumber : Wawancara 1 Maret 2010 3. Peranan SAR Karanganyar dalam Aksi Sosial dan Bencana secara Umum yang terjadi di Kabupaten Karanganyar. Rasa kemanusiaan dan solodaritas sosial yang sudah mulai luntur ditandai dengan semakin tumbuhnya individualisme di kehidupan yang serba cepat dan instan ini akan berpengaruh pada rasa kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan akan semakin tipis pula. Tidak hanya kepedulian terhadap sesama manusia yang berkurang, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang mulai hilang, sebagai dampaknya terjadi banyak sekali musibah yang menimpa negeri tercinta ini. Jika sudah terjadi seperti itu manusia akan saling menyalahkan satu dengan yang lain. Bencana alam terjadi dengan tiba-tiba, meskipun mampu diprediksi sebelumnya namun belum tentu semua prediksi itu benar, bisa saja bencana terjadi ringan, tapi tak jarang yang diluar dugaan, bencana yang meluluh lantahkan negeri ini. Seperti halnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar. daerah ini menjadi titik perhatian rawan bencana, yang frekuensinya paling tinggi adalah bencana tanah longsor disamping ada banyak kerawanan bencana yang lain yaitu banjir, angin ribut dan sebagainya. commit to user 107 Seperti keterangan yang diberikan oleh Komandan SAR Karanganyar, Muhamad Abdullah, S.H seperti berikut ini : “…..banyak sekali kejadian-kejadian yang ditangani oleh kita SAR Karanganyar Dik. Seperti yang sudah saya bilang tadi, SAR Karangnyar menangani kejadian apapun selama masih dalam taraf kami bisa. Njenengan sering lihat kan, kalau ada kecelakaan lalu lintas di wilayah karanganyar itu sudah sering lihat kan? bertanya pada penulis, lalu penulis menjawab ya. Nah itu kami sering terjun juga, kemarin itu pernah kami mengevakuasi korban meninggal dengan keadaan yang mengenaskan, karena pihak berwajib tidak cepat datang. Selain itu masih banyak lagi Dik, kaya’ banjir di daerah Tasikmadu, kebakaran di Pabrik Plastik dan mebel, orang tercebur sumur, sampai mengevakuasi orang gila yang panjat- panjat tower”. Sumber : Wawancara 29 Juni 2010 Banyak lagi hal-hal yang dilkukan atau ditangani oleh SAR Karangnyar selain beberapa bencana yang disebutkan diatas ada banyak kejadian lain yang memerlukan tindakan dari SAR Karangnyar. Seperti misalnya kejadian orang bunh diri, entah menghanyutkan diri di sungai, gantung diri di tempat yang sulit dijangkau, orang yang tercebur dalam sumur bisa meninggal ataupun tidak, meninggal didalam sumur karena gas beracun, orang gila yang sering memanjat tower atau menara, hingga kecelakaan lalu lintas, meskipun telah ada polisi juga. Ada beberapa hal yang tidak dapat ditangani oleh masyarakat atau polosi sendiri yang berkepentingan langsung dengan kejadian, sehingga memrlukan bantuan dari SAR Karangnyar karena keterbatasan alat dan skill yang mereka punya sebagai misalnya menyelam untuk mencari korban di air, memanjat commit to user 108 dan menuruni tebing hingga mengevakuasi ditempat-tempat yang rawan dan sulit. Selain kegiatn yanbg memang menjadi tugas SAR Karanganyar, yaitu melakukan evakuasi, SAR Karanganyar juga sering terlibat dalam berbagai aksi yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar sendiri maupun tingkat Jawa Tengah. Hal tersebut menjadi bukti bahwa SAR Karanganyar berperan aktif daam segala bidang, dan sebagai wujud partisipasinya terhadap pemerintahan daerah Kabupaten Karanganyar yang telah menaunginya. Seperti yang dilakukan dalam partisipasi mereka dalam berbagai seminar, hingga dalam memeriahkan acara HUT RI dengan keikutsertaannya dalam karnaval bahkan berbagai lomba. B. Sistem Kerja Operasi dan Laporan SAR Karanganyar Dalam menjalankan tugasnya, SAR Karanganyar mempunyai sistem kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Penulis mendapatkan penjelasan mengenai operasi SAR Karanganyar dari wawancara dengan pengurus SAR Karanganyar, bidang operasional, Arief Sukro Yulianto : “…Mengenai operasi di SAR ini, sudah ada aturan dari Badan SAR Nasional sebagai badan yang menjadi titik tolak peraturan untuk sistem operasi SAR di BASARDA Badan SAR Daerah. Dalam menjalankan operasi yang pertama dilakukan bila mendapatkan laporan adalah mengkonfimasi berita tersebut, apakah benar atau tudak, jika benar, maka para anggota dan pengurus akan melakukan koordinasi untuk mengatur atau membagi tugas saat terjun lapangan. Dalam koordinasi itu juga nanti dibentuk susunan organisasi lapangannya mbak, antara lain SC,SMC,dan Sru. Yang menjai SC dalam aturan adalah komandan SAR, trus yang jadi SMC itu orang yang ditujuk, istilahnya adalah ketua dilapangan, commit to user 109 nanti dia dibantu oleh seorang recording. Recording itu orang yang mencatat semua hal yang diperlukan untuk pembuatan laporan. Trus yang terakhir adalah Sru. Nah Sru itu nanti yang bekerja secara langsung untuk mencari atau mengevakuasi korban di TKP Tempat Kejadian Perkara. Mbak nanti bisa baca di buku ini sambil menunjukkan buku materi SAR kalau penjelasan saya kurang dimengerti”. Sumber : Wawancara 22 Juli 2009 Hal serupa juga dikemukakan oleh Komandan SAR Karanganyar, Muhamad Abdullah, S.H : “ Sistem kerja SAR Karanganyar adalah sistem komando. Hal ini dapat dilihat ataupun diamati dalam pelaksanaan operasi SAR itu sendiri. Sebelum terjun dan bersentuhan dengan korban, terlebih dahulu kita mengadakan koordinasi antar sesama anggota dan pengurus SAR. Didalam koordinasi itu akan dipilih SMC. SMC adalah orang yang mengkoordinatori operasu SAR. Atau cara gampangnya dia adalah pemimpin di lapangan. Dia akan membawahi beberapa SRU. Hal itu sudah merupakan aturan dari BASARNAS Badan SAR Nasional…”. Sumber : Wawancara 29 Juni 2010 Dalam melaksanakan setiap operasinya SAR Karanganyar mempunyai sistem operasi yang sudah ditetapkan dalam peraturan. Sistem atau susunan operasi ini menyangkut tentang peran masing-masing orang dalam menjalankan tugasnya agar setiap orang mampu bekerja maksimal sesuai dengan porsinya tanpa ada ketimpangan tugas yang terjadi. Hal ini mengharuskan dibentuknya sebuah sistem organisasi kecil di dalam organisasi SAR itu sendiri, tetapi hanya bersifat sementara, yaitu selama operasi dilangsungkan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan koordinasi dan komunikasi antara sesame anggota SAR Karanganyar itu sendiri dan berbagai pihak yang turut membantu dalam operasi. commit to user 110 Sistem koordinasi dan sitem kerja SAR Karanganyar dapat dilihat dalam bagan berikut ini : a. SC SAR Coordinator SC adalah orang yang memimpin organisasi SAR yaitu Komandan SAR Karanganyar itu sendiri yang berkepentingan sebagai pelindung dalam penyelengaraan operasi SAR. b. OSC OSC adalah orang yang mengkoordinatori banyak misi SAR Karangnyar kebanyakan dalam hal penyelenggaraan operasi. Biasanya kedudukan ini dimiliki oleh Kepala Bagian operasional atu yang mewakili dari bidang operasional. c. SMC SAR Mission Coordinator O S C S C S M C S R U VI S R U III S R U II S RU I Pemerintah Daerah RECORDIN commit to user 111 SMC adalah seorang pemimpin operasi SAR iti sendiri. Dia bertugas untuk mengkoordinasikan beberapa SRU, yang bergerak di lapangan. Dia bertugas dari awal pencarian atau pertolongan sampai dengan proses pelaporan operasi kepada pemerintah daerah. Yang menduduki posisi ini bisa siapa saja yang dianggap mampu dan bertanggung jawab dengan tugasnya tetapi selain anggota magang. SMC akan didampingi oleh seorang recording. Recording adalah seseorang yang bertugas mencatat segala hal yang perlu. Hal ini berfungsi untuk membut laporan ke pemerintah daerah setelah operasi selesai. Pencatatan oleh recording mencakup : tempat dan waktu kejadian, korbanbaik yang masih hidup atupun yang sudah meninggal dunia, saksi mata, pelapor, kerugian dan penolong yang bergerak dalam operasi tersebut. Selain itu segala hal yang menyangkut perubahan dan perkembangan situasi selalu dicatat dalam tempo waktu yang sudah diperkirakan. Jika ada pendirian dapur umum dan pendistribusian logistik juga akan dicata oleh recording antara lain : barang masuk, barang keluar, barang yang dibutuhkan, barang yang dapat dialokasikan, dan lain sebagainya. d. SRU SRU I, SRU II, SRU III, … SRU adalah satuan-satuan kerja yang nantinya akan terjun langsung di lokasi kejadian bencana sesuai dengan skill dan tugasnya masing- masing. Satuan-satuan kerja ini biasanya dibagi berdasarkan kemampuan masing-masing anggota. Atau jika bencana terjadi dan penanganannya memerlukan waktu yang mencapai berhari-hari, commit to user 112 biasanya akan di shiff dalam bentu SRU tersebut. Sebagai contoh dalam bencana Gempa Jogja tahun 2005. Karena dalam penanganan dan dilanjutkan mitigasinya memerlukan waktu yang tidak sedikit maka anggota SAR atau penolong akan dibagi dalam beberapa shiff untuk beberapa hari biasanya roling akan dilakukan setiap satu minggu sekali. Dalam melakukan opersi SAR, terlebih dahulu penolong atau rescuer harus memahami beberapa keadaan emergency atau keadaan darurat. Terdapat tiga keadaan darurat. Tiga keadaan darurat merupakan fase dimana suatu sistem transpotasi mengalami keadaan darurat. Fase ini tidak harus berurutan dari pertama sampai ketiga. Dengan demikian keadaan darurat bisa langsung distresfa sehingga operasi sar haris segera dilaksanakan. 1. Fase pertama adalah “meragukan” uncertainly phase INCERFA. Tahap ini merupakan tahap dimana kondisi korban bencana tanah longsor dalam keadaan meragukan karena mengalami loss atau hilang dari tempat tinggal tidak berada ditempat. 2. Fase kedua adalah “mengkhawatirkan” Alert phase ALERFA. Merupakan kelanjutan dari tahap INCERFA dimana korban atau yang diduga korban tanah longsor dalam keadaan mengkhawatirkan karena keselamatannya terancam. 3. Fase Memerlukan Bantuan Distress PhaseDISTRESSFA commit to user 113 Merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA dimana penumpang warga masyarakat atau korban tanah longsor memerlukan bantuan karena keadaan darurat, tertimpa bangunan atau tertimbun tanah. Selain yang tersebut diatas ada lagi 5 tahapan operasi SAR. Penyelenggaraan operasi SAR dilaksanakan melalui 5 tahap rangkaian tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi SAR dalam merespon suatu kejadian musibah, dimulai sejak diketahuinya ada musibah hingga akhir penanganan musibah tersebut. Lima tahap tersebut adalah: 1. Tahap Menyadari Awareness Stage Adalah tahap disadaridiketahui adanya keadaan darurat atau musibah yang mengancam keselamatan jiwa warga masyarakat. Dalam tahap ini kecepatan informasi awal yang disampaikan sangat penting untuk dapat mencegah keadaan daruratmusibah lebih lanjut. Informasi awal bisa berasal dari pesawat telepon atau HT yang mengalami distress, unit-unit siaga ATS, Radio Pantai, atau masyarakat umum yang mendengar dan menyaksikan terjadinya musibah. Seperti yang terjadi di wilayan Desa Nglegok dan Desa Balong. SAR Karangnayar pertama mendapatkan informasi melalui Pesawat HT yang dipancarkan dari masing-masing kecamatan. 2. Tahap Tindak Awal Initial Action Stage Kegiatan awal dengan melakasanakan aksi setelah disadari adanya keadaan darurat seperti melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut: menentukan jenis keadaan daruratmusibah yang terjadi; commit to user 114 menyiagakan fasilitas SAR; pencarian awal dengan menggunakan alat komunikasi. 3. Tahap Perencanaan Planning Stage Pada tahap ini disusun rencana operasi pencarian, pertolongan, dan penyediaan tempat perawatan medis setelah evakuasi medis. 4. Tahap Operasi Operation Stage Pada tahap yang merupakan pelaksanaan operasi berdasarkan rencana yang telah dilaksanakan. 5. Tahap Akhir Penugasan Conclusion Stage Dalam tahap ini berarti pelaksanaan operasi pencarian dan pertolonganpenyelamatan dinyatakan telah selesai, semua SRU dikembalikan ke kesatuan masing-masing dan SMC membuat laporan. Dalam melakukan koordinasi antar wilayah rawan bencana SAR Karanganyar yang dibantu oleh Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar melakukan cek keadaan wilayah masing-masing kecamatan dan beberapa titik penting lainnya. Melalui pesawat HT yang dimiliki oleh Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar SAR Karanganyar melakukan pantauan wilayah yang dilakukan setiap hari setiap pukul tujuh malam. Setiap kecamatan akan melaporkan situasi wilayah mereka masing-masing melalui pesawat HT yang telah dimiliki oleh seluruh kecamatan 17 kecamatan. Pemantauan seperti ini merupakan tugas dari regu piket SAR Karanganyar. Informasi ini diberikan oleh Komandan SAR Karanganyar, Muhamad Abdullah, S.H, yaitu sebagai berikut : commit to user 115 “…. Selain sistem kerja yang telah ditentukan, kita juga punya tim kerja setiap harinya, atau yang biasa disebut piket harian Dik. Piket harian ini terjadwal. Yang termasuk dalam regu piket adalah semua pengurus dan anggota tanpa terkecuali. Piket merupakan tugas wajib Dik, agar sewaktu-waktu terjadi insiden kita telah siap. Mereka yang bertugas untuk piket akan melakukan pemantauan wilayah se- Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 17 Kecamatan dengan menngunakan pesawat HT. itu dilakukan setiap harinya dan setiap jam 7 an gitulah Dik”. Sumber : Wawancara 29 Juni 2009 C. Penguatan Organisasi Dalam menjalankan tugasnya SAR Karanganyar memerlukan orang-orang yang berpengalaman atau paling tidak memiliki skill yang bagus untuk menunjang tujuan utama SAR Karanganyar yaitu berhasil dalam menjalankan operasi SAR. Meskipun dalam penerimaan anggota dikhususkan bagi mereka yang telah memiliki skill, tetapi tidak sedikit dari anggota SAR mendapatkan pengetahuan SAR sejak mereka bergabung menjadi anggota magang. Pengetahuan tersebut umumnya didapatkan dalam berbagai latihan rutin yang diadakan oleh SAR Karanganyar. Hal ini pula yang menjadi upaya dalam penguatan organisasi SAR itu sendiri, selain juga membina hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan SAR agar dalam koordinasinya akan lebih mudah. Penguatan organisasi dari unsur anggota yaitu dengan diadakannya latihan rutin yang memang sudah menjadi program kerja SAR commit to user 116 Karanganyar. Seperti yang diungkapkan oleh anggota staff bidang pendidikandiklat dan prestasi Susanti Handayaningsih, S.H : “...kita adakan kegiatan yang nantinya dapat memebantu anggota dalam melaksanakan tugasnya. Ini juga sebagai pelatihan untuk anggtota, contohnya kita setiap seminggu sekali itu ada jadwal renang di hari selasa, trus dalam sebulan bisa dua kali latihan rapling, ada juga yang pelatihan medis atau sering kita sebut MFR” Sumber Wawancara : 13 Juli 2009 Tentunya dapat dipahami jika dalam pelaksanaan kegiatan renang adalah untuk melatih dalam evakuasi air, dan rapling untuk melatih fisik anggota. Selain kegiatan terebut diatas ada juga latihan gabungan yang dilakukan oleh SAR Karanganyar bersama beberapa pihak terkait. Latihan tersebut biasanya adalah latihan SAR Air yang memanfaatkan wadukbendungan, perahu karet LCR, dan beberapa perlengakapan lainnya sebagai media. Penguatan organisasi juga dilakukan dengan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas SAR Karanganyar itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. SATLAK PB Satuan Pelaksana Penaggulangan Bencana Kabupaten Karanganyar. Pihak ini sangat berhubungan erat dengan SAR Karanganyar, karena hampir dalam setiap tugasnya SAR Karanganyar selalu bekerjasama dengan SATLAK PB ini dalam hal evakuasi maupun mitigasi. commit to user 117 2. Kesbang Pol Linmas Kabupaten Karanganyar. Karena dalam setiap laporannya SAR Karanganyar bertanggung jawab kepada pihak tersebut. 3. Kepolisian 4. TNI 5. Warga masyarakat sekitar tempat pantauan bencana ataupun sekitar tempat kejadian bencana alam.

D. Faktor Penghambat Kinerja SAR Karanganyar