pembuatan dan tahan lama, pemanfaatan SPAL perlu adanya pengelolaan dan pembersihan sehingga saluran tersebut bertahan lama.
2.2.6. Cara Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
Secara alamiah lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap kemungkinan gangguan yang timbul yang mengakibatkan
kelestariannya, misalnya pencemaran air dan tanah. Kemampuan yang berbatas dalam hal daya dukung tersebut, sehingga perlu dilindungi dan dijaga
kelestariannya. Untuk menjaga lingkungan hidup terhadap pencemaran ini akan meningkat di lingkungan, maka perlu adanya pengelolaan terlebih dahulu.
Beberapa cara pengelolaan air limbah sebagai berikut 4 : 1. Dengan cara pengenceran Disposal by dilusion
Air limbah yang di buang ke sungai, danau atau laut agar dapat pengenceran cara ini hanya dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang banyak air
permukaan, dengan cara ini air limbah akan mengalami purifakasi alami, karena kontaminasi air permukaan oleh bakteri phatogen, larva dan telur,
cacing serta bibit penyakit yang lain yang berasal dari fase penderita, maka diisyaratkan :
1. Sungai dan danau itu tidak boleh digunakan untuk keperluan lain 2. Airnya harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30 -40
kali. 3. Airnya harus banyak mengandung O
2
artinya harus mengalir agar tidak bau.
2. Cesspol. Cesspol ini menyerupai sumur tapi gunanya untuk pembuangan air limbah.
Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap ke dalam
tanah, bagian atasnya di tembok agar tidak tembus air. Bila sudah penuh 6 bulan lumpurnya dihisap keluar atau sejak semula cesspool di secara
berangkai, sehingga bila yang satu penuh air akan mengalir ke cesspool yang berikutnya. Jaraknya dengan sumur 45 meter dari pondasi rumah.
3. Seepege Pit Sumur resapan Seepege Pit merupakan sumur tempat menerima air limbah yang telah yang
telah mengalami pengelolaan dalam sistem lain, misalnya dari Aqua – Privy atau Septic tank, seepage pit ini di buat pada tanah yang poreus. Diameternya
1-2,5 meter, di dalamnya 2,5 meter lama pemakaiannya 6-10 tahun. 4. Septi Tank
Merupakan cara terbaik yang dianjurkan WHO tapi biayanya masih mahal, khususnya sukar dan memerlukan biaya yang mahal khususnya sukar dan
memerlukan tanah yang luas. 5. Sistem Roil sewerage
Sistem Roil merupakan cara pembuangan sewage dan selalu masuk dalam rencana pembangunan Kota. Semua sewage baik dari rumah-rumah maupun
dan perusahaan dialirkan pada sistem roil kadang-kadang menampung kotoran dari lingkungan yang dialirkan oleh air hujan, bila sistem roil ini di
pakai pula untuk menampung air hujan yang dipisahkan disebut separated system. Di ujung kota gar tidak merugikan keperluan lain di bawah alirannya.
Misalnya daerah peternakan, petani, ataupun perikanan darat maka sewage yang luas ini masih memerlukan pengelolaan yang dilakukan adalah :
a. Penyaringan Screaning
Untuk penyaringan ini diperlukan jaringan kawat atau lempeng logam yang berlubang-lubang untuk menangkap benda-benda yang terapung di
atas permukaan air, misalnya kayu, plastik dan lainnya. b. Proses Biologis
Dalam hal ini dipergunakan mikroba-mikroba untuk memusnahkan zat-zat organic yang terdapat di dalam air limbah baik secara aerobik maupun an-
aerobik. c. Adi saring dengan Saringan Pasir
Kemudian sewage ini di dalam airnya dialirkan ke dalam saringan pasir sand filfel.
d. Desinfeksi Untuk membunuh mikroba-mikroba yang patogen yang terdapat dalam air
limbah, dilakukan desinfeksi dengan kaporit 10kg1 juta liter sewage. e. Pengenceran
Akhirnya sewage di buang ke sungai, danau atau ke laut sehingga mengalami pengenceran.
2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah