4.2. Pengujian Markerless
Untuk menguji pendeteksian objek akan dilakukan 2 tahap pengujian yaitu pengujian Markerless
dan pengujian pencahayaan. 1.
Pengujian Markerless Pada tahap ini akan dilakukan beberapa pengujian pendeteksian dengan beberapa
marker yang berbeda. Berikut tampilan pengujian markerless pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Pengujian Markerless
2. Pengujian Pencahayaan
Pengujian pencahayaan dalam mendeteksi objek pada marker yang telah ditandai, cahaya memiliki pengaruh terhadap kualitas objek 3D. Berikut tampilan pengujian
pencahayaan pada gambar 4.9
Gambar 4.9 Pengujian Pencahayaan
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pengujian Sistem
Pengujian sistem berfungsi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam perbaikan dalam rancangan sistem yang telah dibuat apabila ada kekurangan dan kelemahan.
4.3.1. Pengujian Objek
Objek 3 dimensi Augmented Reality yang akan ditampilkan sebanyak 6 bagian. Dan terdapat fitur rotate dan zoom dengan menggunakan gesture. Dimana rotate berfungsi
untuk memutar objek dan zoom berfungsi untuk memperbesar objek. Berikut tampilan Influenza Virus
pada gambar 4.10
Gambar 4.10 Influenza Virus
Berikut tampilan Herpes Simplex Virus pada gambar 4.11
Gambar 4.11 Herpes Simplex Virus
Universitas Sumatera Utara
Berikut tampilan Human Immunodificiency Virus pada gambar 4.12
Gambar 4.12 Human Immunodificiency Virus
Berikut tampilan Mycobacterium Tuberculosis pada gambar 4.13
Gambar 4.13 Mycobacterium Tuberculosis
Universitas Sumatera Utara
Berikut tampilan Vibrio Cholera pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Vibrio Cholera
Berikut tampilan Salmonella Typhosa pada gambar 4.15
Gambar 4.15 Salmonella Typhosa
4.3.2. Pengujian Black Box
Dilakukan untuk menguji dari input dengan output yang dihasilkan aplikasi, sehingga dari pengujian dapat membandingkan event dari input dan output sesuai dengan yang telah
ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1. Black Box
Halaman Home Hasil pengujian Tombol Halaman Home dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Tombol Halaman Home
No Pengujian
Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian
1 Tombol Enter
Halaman Objekditampilkan Baik
2 Tombol About
Halaman About ditampilkan Baik
3 Tombol Exit
Halaman Exit ditampilkan Baik
4.3.2.2. Black Box
Halaman Objek Hasil pengujian Tombol Halaman Objek dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Tombol Halaman Objek No
Pengujian Hasil yang Diharapkan
Hasil Pengujian
1 Tombol Virus
Halaman jenis virusditampilkan Baik
2 Tombol Bakteri
Halaman jenis bakteriditampilkan Baik
3 Tombol Back
Halaman Menu utamaditampilkan Baik
4.3.2.3. Black Box
Halaman Jenis Hasil pengujian Tombol Halaman Jenis dapat dilihat pada tabel 4.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tombol Jenis No
Pengujian Hasil yang Diharapkan
Hasil Pengujian
1 Tombol Influenza Virus
Halaman Informasi Objek Influenza Virus
ditampilkan Baik
2 Tombol Herpes Simplex Virus Halaman Informasi Objek
Herpes Simplex Virus ditampilkan
Baik
3 Tombol Human
Immunodificiency Virus Halaman Informasi Objek
Immunodificiency Virus ditampilkan
Baik
4 Tombol Mycobacterium
Tuberculosis Halaman Informasi Objek
Mycobacterium Tuberculosis ditampilkan
Baik
5 Tombol Vibrio Cholera
Halaman Informasi Objek Vibrio Cholera
ditampilkan Baik
6 Tombol Salmonella Typhosa
Halaman Informasi Objek Salmonella Typhosa
ditampilkan Baik
7 Tombol Back
Halaman Objek ditampilkan Baik
4.3.2.4. Black Box
Halaman Informasi Objek Hasil pengujian Tombol Halaman Informasi Objek dapat dilihat pada tabel 4.4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tombol Halaman Informasi Objek No
Pengujian Hasil yang Diharapkan
Hasil Pengujian
1 Tombol
Augmented Reality
Halaman Augmented Reality
ditampilkan Baik
2 Tombol Back
Halaman objekditampilkan Baik
4.3.2.5. Black Box
Halaman Augmented Reality Hasil pengujian Tombol Halaman Augmented Reality dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Tombol Halaman Augmented Reality
No Pengujian
Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian
1 Tombol Tandai
Marker Tombol menandai marker yang
diinginkan Baik
2 Tombol Back
Halaman objekditampilkan Baik
4.3.2.6. Black Box
Halaman About Hasil pengujian Tombol Halaman About dapat dilihat pada table 4.6
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Tombol About
No Pengujian
Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian
1 Tombol Back
Halaman Menu utamaditampilkan Baik
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh bab sebelumnya serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam proses pengembangan penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur, analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian sistem ini, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Teknologi Augmented Reality membantu proses pengenalan suatu objek secara lebih
nyata. 2.
Penerapan metode Markerless lebih efisien sehingga user tidak perlu marker khusus untuk menampilkan objek.
3. Hasil yang diperoleh dari sistem yang dibangun dapat membantu proses belajar
mengajar yang lebih menarik. 4.
Objek 3D yang dibuat berdasarkan gambar asli. 5.
Sistem dipergunakan untuk pembelajaran. 6.
Aplikasi tidak dapat dijalankan ditempat yang kurang cahaya.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan dan perbaikan sistem ini selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk menambah jenis-jenis virus dan bakteri.
2. Dalam perkembangan selanjutnya diharapkan jumlah objek yang disediakan lebih
banyak
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan perancangan sistem Pembelajaran Jenis Virus dan Bakteri Penyebab Penyakit pada Manusia menggunakan teknologi Augmented
Reality .
2.1.Augmented Reality
Sejarah tentang augmented reality dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan dan
memapatenkan sebuah simulator yang disebut Sensorama dengan visual, getaran dan bau. Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted display yang dia klaim
adalah jendela ke dunia virtual. Tahun 1975 seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang
memungkinkan pengguna, dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya. Tahun 1989, Jaron Lanier, memeperkenalkan Virtual Reality dan menciptakan bisnis
komersial pertama kali di dunia maya, Tahun 1992 mengembangkan Augmented Reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat boeing, dan pada tahun yang sama, LB
Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi sistem AR, yang disebut Virtual Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara AS Armstrong Labs, dan menunjukan manfaatnya
pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan dorée Seligmann, memperkenalkan untuk pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan
Prototype AR.
Pada tahun 1999, Hirokazu Kato, mengembangkan ArToolkit di HITLab dan didemonstrasikan di SIGGRAPH, pada tahun 2000, Bruce.H.Thomas, mengembangkan
ARQuake , sebuah Mobile Game AR yang ditunjukan di International Symposium on
Wearable Computers . Pada tahun 2008, Wikitude AR Travel Guide, memperkenalkan
Universitas Sumatera Utara
AndroidG1 Telephone yang berteknologi AR, tahun 2009, Saqoosha memperkenalkan
FLARToolkit yang merupakan perkembangan dari ArToolkit.
FLARToolkit memungkinkan kita memasang teknologi AR di sebuah website, karena output yang
dihasilkan FLARToolkit berbentuk Flash. Ditahun yang sama, Wikitude Drive meluncurkan sistem navigasi berteknologi AR di Platform Android. Tahun 2010,
Acrossair menggunakan teknologi AR pada I-Phone 3GS. Furht. Borko,2011 Augmented Reality adalah penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan
nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan
benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi
yang baik memerlukan penjejakan yang efektif. Ronald T. Azuma, 1997 Tujuan augmented reality adalah untuk menambahkan informasi dan arti kepada
sebuah objek atau ruang yang nyata. Tidak seperti virtual reality, augmented reality tidak membuat sebuah simulasi kenyataan simulation of reality. Sebaliknya, dibutuhkan
sebuat objek atau ruang yang nyata sebagai fondasi dan teknologi incorporate yang menambahkan data konteksual untuk memperdalam pemahaman seseorang terhadap
suatu objek. Pada kasus-kasus lain, augmented reality bisa ditambahkan dalam bentuk audio
, data lokasi, catatan sejarah, atau bentuk lainnya yang dapat membuat pengalaman user
akan suatu hal atau tempat lebih berarti. Konsep Augmented Reality pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Caudell pada
tahun 1990 saat ia bekerja di perusahaan Boeing. Ada tiga karaketeristik yang menyatakan suatu teknologi menerapkan konsep AR yaitu:
a. Mampu mengkombinasikan dunia nyata dan dunia maya,
b. Mampu memberikan informasi secara interaktif dan realtime,
c. Mampu menampilkan dalam bentuk 3D tiga dimensi.Claudell, Thomas. 1990
Sistem dalam augmented reality bekerja dengan menganalisa secara real-time obyek yang ditangkap dalam kamera. Berkat perkembangan pesat teknologi handphone,
augmented reality tersebut bisa diimplementasikan pada perangkat yang memiliki GPS,
kamera, akselerometer dan kompas. Kombinasi dari ketiga sensor tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menambahkan informasi dari obyek yang ditangkap kamera. Cara kerja AR terbagi 2 macam metode, yaitu:
a. Marker Augmented Reality Marker Based Tracking