10 suatu obat memenuhi efek terapi, karna itu dilakukan uji disolusi pada setiap
produksi tablet. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan
obat yang terlarut dalam waktu tertentu. Disolusi menggambarkan efek obat secara invitro, jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan
memberikan khasiat secara invivoDirjen POM, 1995.
2.4 Antalgin
Antalgin atau Levorphanol nama generik adalah salah satu obat pengurang rasa sakit. Antalgin bekerja secara sentral pada otak untuk
menghilangkan nyeri, menurunkan demam, dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin mepengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa
sakit dan termostat yang mengatur suhu tubuh. Obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala. Obat ini
juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya lebih lemah dari efek analgetik. Obat ini juga tidak menimbulkan ketagihan
adiksi dan efek samping sentral yang merugikan. Pada pemakaian yang teratur dalam jangka waktu yang panjang, antalgin dapat menimbulkan kasus
agranulositosis fatal. Untuk mendeteksi hal tersebut, dianjurkan melakukan pengujian darah secara teraturRahardja, 2003.
2.4.1 Tinjauan umum Antalgin
Nama kimia : Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4- metilaminometanasulfonat
Sinonim : - Metampiron
- Dipiron
Universitas Sumatera Utara
11 Rumus molekul : C13H16N3NaO4S.H2O
Beratmolekul : 351,37 Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan
Susut pengeringan : Tidak lebih dari 5,5 pada suhu 1050C hingga bobot tetap Kelarutan : Larut dalam air dan HCl 0,02 N.
Antalgin mengandung tidak kurang dari 99,0 dan tidak lebih dari 101,0 C13H16N3N-aO4S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
2.4.2 Analgetik-Antipiretik
Analgetik-antipiretik adalah zat-zat yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri sekaligus menurunkan suhu tubuh. Nyeri adalah
perasaan sensori yang tidak baik dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri dianggap sebagai tanda adanya gangguandijaringan seperti peradangan dan
infeksi. Sedangkan demam pada umumnya adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiriGaniswara,1981.
2.4.3 Farmakodinamika Antalgin
Sebagai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah dari efek analgetik opiat, obat ini tidak menimbulkan ketagihan adiksi dan efek samping
sentral yang merugikan. Analgetika bekerja secara sentral untuk meningkatkan kemampuan menahan nyeri. Analgesia yaitu suatu keadaan dimana setelah
pemerian analgetik, bercirikan perubahan perilaku pada respon terhadap nyeri dan kemampuan yang berkurang untuk menerima impuls nyeri tanpa kehilangan
kesadaranGaniswara, 1981.
Universitas Sumatera Utara
12
2.4.4 Farmakologi Antalgin
Antalgin termasuk derivat metan sulfonat dari amidopyrin yang mudah larut dalam air dan cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral di otak
dalam menghilangkan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa
sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuhGaniswara, 1981.
2.4.5 Efek Samping Antalgin