14
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Uji Evaluasi
Uji evaluasi ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan yamg beralamat di Jalan
Sisingamangaraja Km. 9 No. 59, Medan.
3.2 Sampel yang diperiksa
Tablet Antalgin 500 mg yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan.
3.3 Alat-Alat
Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah buret automatic, erlenmeyer, beaker gelas, lumpang dan alu, neraca analitik,statif dan klem.
3.4 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah antalgin 500 mg, larutan iodium 0.1N, metanol, asam asetat 2N, indikator kanji.
3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.1 Pembuatan Larutan Standart I
2
0.1N
Larutkan 13 g iodium dalam larutan 20 g kalium iodida pekat dalam 40 mL aquadem, tambahkan 3 tetes asam klorida pekat, kocok dan encerkan dengan
aquadem hingga 1L.
3.3.2 Pembakuan Larutan Standart I
2
0.1 N
Iodium 25 g dalam erlenmeyer titrasi dengan natriumtiosulfat sampaikuning, tambahkan 4 mL larutan kanji titrasi sampai biru hilang.
Universitas Sumatera Utara
15
3.3.3 Indikator Kanji
Suspensikan 500 mg Kanji dalam 5 mL air, tambahkan kedalam air hingga 1000 mL sambil diaduk, didihkan beberapa menit dan saring.
3.4 Prosedur 3.4.1 Prosedur Penetapan Kadar tablet Antalgin
Ditimbang sebanyak 10 tablet Antalgin digerus halus lalu ditimbang seksama setara 200 mg zat berkhasiat Metampiron dimasukkan dalam erlenmeyer
250 mL larutkan dalam 15 mL Metanol dan laruatAn asam asetat 2N, kemudian titrasi dengan Iodium 0,1N, menggunakan indikator larutan 5 mLkanji, dengan
sesekali dikocok hingga terjadi warna biru mantap selama 2 menit.
Universitas Sumatera Utara
16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Telah dilakukan pengujian penetapan kadar terhadap tablet Antalgin 500 mg dengan nomor batch M51297T menggunakan metode titrasi iodimetri. Dari
hasil pemeriksaan diproleh kadar 97.29. Hasil perhitungan terlampir
4.2 Pembahasan
Kadar tablet Antalgin 500 mg dengan nomor batch M5129T yang diproleh adalah 97.29. Dari kadar yang diproleh jika dibandingkan dengan persyaratan
kadar tablet Antalgin dalam Farmakope Indonesia Edisi V yaitu tidak kurang dari 95.0 dan tidak lebih dari 105.0, maka kadar antalgin tersebut memenuhi
persyaratan sesuai Farmakope Indonesia. Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I
2
sempurna bereaksi dengan antalgin, jika titrasi dengan cepat maka I
2
tidak bereaksi dengan sempurna dengan antalgin sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat.
Deteksi titik akhir pada Iodimetrib dilakukan dengan menggunakan indikator larutan kanji yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik
akhirSudjadi, 2007.
Universitas Sumatera Utara