14. Standar pelunasan pinjaman. 15. Standar pembinaan pasca penyaluran pinjaman.
16. Standar penanganan pinjaman bermasalah. Subagyo, 2014
2.2.2 Kebijakan Jenis Pinjaman
a. Berdasarkan Jangka Waktu 1. Pinjaman Jangka Pendek, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun. 2. Pinjaman Jangka Menengah, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya 1 sampai 3 tahun. 3. Pinjaman Jangka Panjang, yaitu pinjaman yang jangka waktu
pengembaliannya atau jatuh temponya melebihi 3 tahun. b. Berdasarkan Sektor Usaha yang Dibiayai
1. Perdagangan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai uasaha dagang.
2. Industri, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai usaha pada bidang industri.
3. Pertanian, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai usaha pada bidang pertanian.
4. Perternakan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai usaha pada bidang peternakan.
5. Jasa, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai usaha pada bidang jasa.
c. Berdasarkan Tujuan
1. Pinjaman Konsumtif, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif.
2. Pinjaman Produktif, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk membiayai kebutuhan modal kerja dan investasi sehingga dapat
memperlancar kegiatan usahanya. d. Berdasarkan Penggunaan
1. Pinjaman Modal Kerja, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk menambah modal kerjanya.
2. Pinjaman Investasi, yaitu pinjaman yang diberikan kepada peminjam untuk pengadaan saranaalat produksi. Subagyo, 2014
2.2.3 Ketentuan Persyaratan Calon Peminjam
a. Anggota dan calon anggota KSPUSP bertempat tinggal di wilayah kerja jangkauan pelayanan KSPUSP yang bersangkutan.
b. Mempunyai penghasilan tetap. c. Tidak memiliki tunggakan dengan koperasi maupun pihak lain.
d. Tidak pernah tersangkut masalah pidana. Subagyo, 2014
2.2.4 Kebijakan Plafon Pinjaman
a. Penetapan Plafon Pinjaman KSPUSP melalui rapat anggota harus menetapkan berapa besaran nilai pinjaman
minimal dan berapa besarnya nilai pinjaman maksimal yang dapat diberikan. Penentuan nilai pinjaman minimal berkaitan dengan efektivitas penyaluran
pinjaman, sedangkan penentuan besarnya nilai pinjaman maksimal berkaitan dengan penekanan risiko pinjaman.
b. Penetapan Plafon Pinjaman Produktif Penetapan
batas minimal
dan maksimal
pinjaman produktif
harus mempertimbangkan hal berikut :
1. Tepat jumlah. 2. Tepat sasaran.
3. Tepat penggunaannya. 4. Tepat pengembalian. Subagyo, 2014
2.3 Sistem Perangkat Lunak