radio, persepsi mengenai tingkat kriminalitas saat itu, serta persepsi mereka terhadap efektifitas polisi di destinasi tersebut.
George 2003:575-578, menjelaskan bahwa keamanan pribadi menjadi faktor besar dalam proses pengambilan keputusan dalam memilih perjalanan. Jika
wisatawan merasa tidak aman atau terancam saat berlibur di destinasi wisata, mereka dapat membangun pandangan yang negatif terhadap suatu destinasi. Hal ini
berdampak buruk bagi industri pariwisata dan dapat terjadi penurunan jumlah wisatawan di area tersebut. Secara spesifik hal ini dapat terjadi jika :
1. Wisatawan yang potensial memutuskan untuk tidak mengunjungi destinasi
tersebut karena memiliki reputasi tingkat kriminalitas yang tinggi. 2.
Wisatawan merasa destinasi wisata tidak aman, sehingga mereka tidak beraktivitas di luar fasilitas akomodasi mereka.
3. Wisatawan yang merasa terancam atau tidak aman, memilih tidak kembali
ke destinasi tersebut dan tidak suka merekomendasikan kepada orang lain.
2.8 Perceived Convenient Transportation
Hadinoto 1996:34, menjelaskan bahwa transportasi memiliki dampak besar pada volume dan lokasi pengembangan pariwisata. Agar pariwisata bisa
berkembang, maka suatu destinasi harus assessible bisa didatangi. Pengaturan perjalanan nyaman, komparatif ekonomis dari pasar wisata ke destinasi harus ada
atau harus tidak ada. Jarak waktu terbaik dari perjalanan darat dari gateway pintu gerbang
sampai di hotel maksimal 2 jam. Karena waktu kedatangan dan keberangkatan dari George 2003:575-578
78 , menjelask
k an
an b b
ahwa keamanan pribadi menjadi faktor besar dalam p
p r
roses pengambilan keputusan dalam m memilih perjalanan. Jika
wisatawan m merasa tidak aman
n at
t au
au ter
er an
an ca
ca m
m saat berlibur di
di destinasi wisata, mereka
a d
dapat memba ang
ng un
un p p
andangan yang nega a
ti ti
f f
te terh
rh ad
ad ap suatu des
ti ti
nasi. Hal ini be
e r
rdampak k bu
buru ru
k k bagi
gi i
i nd
ndustr i pariwisata d
an d d
ap apat
a terja
adi di
p p
en enurunan
n jumlah wisata
ta wa
wa n
n d di are
re a
ters eb
ut. Secara spe si
fik hal ini dapat terj ad
ad i jika
k :
: 1.
. Wisa
sa ta
wan yang p
ot ensial mem
ut uskan un
tu k tidak me
ng gun
u jung
ng i
i d
destinas si
te e
rseb ut karena memi
li ki
reput as
i tingka t kr
iminalitas yang ti
i ng
n gi
i .
. 2.
Wi satawan
me rasa des
tina si
w is
at a ti
da k am
an ,
se hingga
m merek
k a tida
dak k
beraktivitas di luar f
as il
it as
akomoda si
mer eka.
3. Wisatawan
ya ya
ng ng
m m
er er
as as
a a
terancam ata a
u u
ti ti
da da
k k
am am
an a
, me
mi li
h ti
i da
dak k kemb
b a
ali i
ke destinasi tersebut dan tida da
k k su
u ka
ka merekomendasikan kepada orang
g l
l ai
ain. n.
2. 2.
8 8
Pe P
rc i
eive d
d Co
Conv nv
en en
i ient T
T ra
a ns
ns po
po rt
rtat atio
ion
Ha H
dinoto to
1 1996:34, menj
njelaskan b
bahwa transpor or
ta ta
si s
mem m
il il
ik iki dampak
besar pada volume dan lokasi p pengemban
n gan pariwisata. Agar pariwisata bisa
berkembang, maka suatu destina a
si s
harus a
assessible bisa didatangi. Pengaturan
perjalanan nyaman, komparatif ekon nomis
is dari pasar wisata ke destinasi harus ada atau harus tidak ada
destinasi itu sangat penting dan harus menyenangkan wisatawan, maka kawasan gateway
harus direncanakan dengan fasilitas baik serta sikap karyawan perlu sopan dan menyenangkan pula.
Menurut Awaritefe 2003, convenient transportation atau kenyamanan transportasi bagi wisatawan tidak hanya destinasi harus selalu dekat dengan
bandara internasional, namun juga terkait dengan waktu yang dihabiskan dari bandara ke tempat tujuan; akses ke lokasi-lokasi wisata; kesanggupan memenuhi
kebutuhan spesial manula, orang cacat, ataupun anak kecil dan kemudahan mendapatkan tempat penyewaan mobil; serta kemudahan untuk mengerti sistem
transportasi yang ada. Kenyamanan transportasi ini menurut Huang dan Chiu 2006 didefinisikan sebagai efisiensi atas transportasi yang diambil untuk
memastikan wisatawan mendapatkan jasa transportasi dalam tingkatan yang wajar.
2.9 Kepercayaan Trust