2. Metoda dilusi Metode dilusi dibedakan menjadi dua, yaitu dilusi cair broth dilution dan dilusi
padat solid dilution. a. Metode dilusi cair, digunakan unutk mengukur MIC atau kadar hambat
minimum dan MBC atau kadar bunuh minimum. Cara yabg dilakukan adalah dengan memberi seri pengenseran agen antimikroba pada medium cair yang
ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan
sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagi KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba
dan diikubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KMB.
b. Metode dilusi padat, metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat soil. Keuntungan metode ini adalah suatu konsentrasi
agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi, 2008.
2.7 Spektroskopi FT-IR
Spektroskopi adalah ilmu yang memmpelajari segala sesuatu tentang interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik REM. Interaksi yang terjadi dalam
spektroskopi inframerah ini merupakan interaksi dengan REM melalui absorbsi radiasi. Pancaran inframerah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum
elektromagnetik yang terletak di antara daerah tampak dan gelombang mikro. Molekul menyerap radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
khusus. Absorbansi cahaya ultraviolet mengakibatkan pindahnya sebuah elektron ke orbital dengan energi lebih tinggi. Radiasi infamerah tidak cukup mengandung
energi untuk melakukan eksitasi tersebut, absorbansinya hanya mengakibatkan membesarnya amplitudo getaran atom-atom yang terikat satu sama lain
Sudarmadji, 1989.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada cahaya inframerah tengah mid-infrared yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50
μm atau bilangan gelombang 4000 – 200 cm
-1
. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat
khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang bervariasi
pada setiap frekuensi radiasi inframerah Dachriyanus, 2004.
Jumlah energi yang diserap juga bervariasi untuk setiap ikatan. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan momen ikatan suatu absorbsi. Ikatan non polar
C-H atau C-C pada umumnya akan memberikan absorbansi lemah, sedangkan ikatan polar C-O akan terlihat sebagai absorbansi yang kuat. Spektroskopi FTIR
dapat digunakan untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kualitatif spektroskopi FTIR secara umum dipergunakan untuk identifikasi ggus-gugus
fungsional yang terdapat dalam suatu senyawa yang dianalisa Silverstein, 1986.
Analisa kuantitatif dari spektroskopi FTIR dapat dilakukan berdasarkan spektra inframerah yang dihasilkan, salah satu contohnya adalah penentuan
derajat deasetilasi dari kitin dan kitosan menggunakan persamaan Domszy dan Roberts Sugita, 2009.
100 33
, 1
1 1
3450 1655
A A
DD
dimana : A
1655
= absorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm
-1
A
3450
= absorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm
-1
1,33 = tetapan yang diperoleh dari perbandingan A
1655
A
3450
untuk kitosan dengan asetilasi penuh
Universitas Sumatera Utara
2.8 Scanning Elektron Microscopy SEM