LATAR BELAKANG PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR

commit to user Keberatan Banding Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi. 19 Menyususn estimasi penerimaan pajak per-WP.

B. LATAR BELAKANG

Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu membiayai pengeluaran pemerintah dan membiayai pembangunan dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama. Di masa sekarang bangsa-bangsa membiayai sumber dana pemerintah dengan penerimaan dalam negeri dan melakukan pinjaman luar negeri, termasuk Indonesia. Pinjaman luar negeri hanya bersifat sementara, sebelum penerimaan dalam negeri mampu mencukupi pembiayaan-pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Penerimaan dalam negeri Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu penerimaan negara dari sektor pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Pajak Pertambahan Nilai PPN mempunyai peran yang cukup signifikan dalam mendongkrak pendapatan negara sektor pajak. Penerimaan PPN yang menempati posisi kedua setelah Pajak Penghasilan PPh seharusnya mendapatkan perhatian yang besar dari Direktorat Jendral Pajak agar pengenaan PPN dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Perkembangan yang pesat dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya semakin memperlihatkan kelemahan Undang-undang Pajak Indonesia, termasuk Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. PPN merupakan pajak yang strategis untuk ditingkatkan penerimaannya karena merupakan pajak tidak commit to user langsung yang bersifat netral dan mudah dalam pengenaannya. PPN sesuai dengan pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, dikenakan atas setiap penyerahan Barang Kena Pajak BKP atau Jasa Kena Pajak JKP oleh Pengusaha Kena Pajak PKP. Sesuai Reformasi perpajakan pada tahun 1984 bahwa sistem pemungutan pajak berubah dari sistem official assesment menjadi sistem self assesment. Dalam sistem self assesment wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya. Untuk melengkapi sistem self assesment dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai maka pemerintah menggunakan Surat Pemberitahuan masa PPN. Subyek Pajak PPN adalah Pengusaha Kena Pajak. Salah satu macam dari Pengusaha Kena Pajak adalah Pedagang Eceran. Pedagang Eceran yang memiliki potensi cukup besar bagi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jumlah Wajib Pajak yang sekaligus berstatus Pedagang Eceran mencapai 139, jumlah cabang usaha Wajib Pajak mencapai 1099 cabang usaha. Penerimaan PPN tahun 2007 Rp. 27.463.470.122,00, sedangkan untuk tahun 2008 penerimaan PPN mengalami peningkatan yang cukup signifikan Rp. 137.246.799.734,00. Dilihat dari jumlah cabang usaha Pedagang Eceran dan penerimaan PPN di KPP Pratama Karanganyar, bahwa PPN memiliki potensi yang cukup besar dalam penerimaan pajak di Indonesia. Peningkatan penerimaan pajak dari commit to user sektor PPN ini lebih diharapkan mengingat adanya menerapkan kebijakan Pajak Penghasilan yang lebih kompetitif baik untuk wajib pajak orang pribadi, yaitu dengan menetapkan lapisan tarif tertinggi menjadi 30 dari yang semula adalah 35, menaikkan lapisan terendah penghasilan kena pajak menjadi Rp 50.000.000,00, menaikkan lapisan tertinggi pendapatan kena pajak menjadi Rp 500.000.000,00 dan menaikkan PTKP menjadi Rp 15.840.000,00 setahun, maupun wajib pajak badan, yaitu dengan menerapkan tarif tunggal sebesar 28 pada tahun 2009 dan akan diturunkan menjadi 25 pada tahun 2010. Dengan kebijakan tersebut diharapkan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus membayar pajak bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan secara umum mampu menggairahkan perekonomian nasional sehingga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat yang akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan terhadap penerimaan PPN. Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul ”PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR”.

C. RUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1 65 62

Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 50 84

Pengaruh With Holding System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus KPP Pratama Medan Barat)

29 142 83

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya 2010-2014)

1 13 48

Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

29 80 36

Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) (Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees).

0 2 15

Pengaruh Penerapan Sistem Self Assessment terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak yang Terdaftar pada KPP Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 18

Pengaruh Penerapan Sistem Self Assessment terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak yang Terdaftar pada KPP Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 18

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGUSAHA KENA PAJAK PEDAGANG ECERAN TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

1 1 12