PENDAHULUAN Latar Belakang IMPLIKASI REGULASI CUKAI HASIL TEMBAKAU (Studi Kasus Peredaran Rokok Ilegal Di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Implikasi Regulasi Cukai Hasil Tembakau (Studi Kasus Peredara n Rokok Ilegal Di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

3

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Direktorat Jendral Bea dan Cukai DJBC membentuk Kantor Pengawasan dan Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe Madya KPPBC Madya yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan pelayanan publikguna menjaga kepercayaan masyarakat. Salah satu peran penting yang dilakukan dalam hal ini ialah terkait dengan penanganan terhadap peredaran rokok illegal sebagai upaya penerapan UU No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 1995 tentang cukai. Cukai merupakan pungutan negara terhadap barang- barang tertentu yang memiliki karakteristik sesuaiketetapan undang-undang. Karakteristik yang ditetapkan antara lain meliputi: 1. konsumsinya perlu dikendalikan; 2. peredarannya perlu diawasi; 3. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; atau 4. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan. Penambahan tampak pada peluang penambahan atau pengurangan BKC, yakni pada pasal 4 ayat 2 yang menyebutkan bahwa penambahan dan pengurangan jenis BKC diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Penambahan dan pengurangan jenis BKC ini disampaikan kepada alat kelengkapan DPR-RI di bidang keuangan untuk mendapatkan persetujuan dan dimasukkan dalam RUU –APBN.Penegasan karakteristik BKC dapat menjadi landasan dan kepastian hukum untuk memperluas barang kena cukai sesuai dengan pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Cukai.Ada dua hal yang dapat dicapai oleh pemerintah melalui penambahan objek cukai, yaitu berjalannya fungsi penerapan cukai sebagai alat pengawasan dan pegendalian sekaligus meningkatkan penerimaan cukai. Pada UU tersebut, pungutan cukai tembakau dikenakan terhadap barang- barang yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu. Telah terjadi pergeseran alasan pemungutan cukai hasil tembakau, dari yang awalnya untuk 3 4 penguatan keuangan Negara menjadi sarana pembatasan peredaran dan pemakaiannya. Dampak terhadap kesehatan menjadi alasan kuat dalam peningkataan tarif cukai rokok setiap tahunnya, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Penetapan tarif yang tinggi setiap tahun ini mengusung misi yang selaras dengan ketentuan FCTC. Pertimbangan syarat pemungutan pajak yang harus adil dan tidak mengganggu perekonomian justru dikesampingkan. Hal ini berimbas pada semakin berkurangnya perusahaan rokok di Indonesia yang memiliki label cukai namun sama sekali tidakmengurangi pertumbuhan produksi rokok skala kecil rumahan dan menengah. Itulah sebabnya peredaran rokok illegal masih “membanjir” di pasaran. 1 Penelitian ini berdasar pada penelitian hukum dengan pendekatan non- doktrinal kualitatif. Dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagi keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tetapi juga lembaga dan proses yang mewujudkan berlakunya kaidah tersebut dalam masyarakat. Di dalam penelitian ini akan dicoba dilihat keterkaitan antara faktor hukum dan faktor ekstra legal yang berkaitan dengan objek penelitian. Rumusan masalah yang terdapat dalam tesis ini, yakni: a Mengapa keberadaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai mengakibatkan banyaknya peredaran rokok illegal di Surakarta?, b Bagaimana peran, fungsi dan wewenang Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta dalam menangani kasus rokok illegal di Surakarta?, dan c Bagaimana model pencegahan yang ideal untuk menekan peredaran rokok illegal? 1 Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek, 2014. KRETEK Kemandirian dan Kedaulata Bangsa Indonesia, Jakarta: KNPK Press. Hal. 138 4 5

2. METODE

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Peranan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor Dan Impor (Studi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Direktorat Jenderal Bea Cukai Tipe Madya Pabean Belawan)

7 173 149

Pengaruh Remunerasi Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B Medan (KPPBC Madya Medan)

17 128 167

Penerapan Electronic Government Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

10 101 114

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Cukai Tembakau di Sumut (Studi Kasus Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Medan.

19 104 76

Analisis Pengaruh Sistem Penggajian(Remunerasi) Berbasis Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pelaksana Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

2 45 121

Strategi Pelayanan Informasi Departemen Keuangan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe A2 Bandung (Studi Kasus Tentang Strategi Pelayanan Informasi Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandung Melalui Kegiatan "Cukai Keliling" Sebagai Bentuk Pelayanan ke

0 36 112

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung

67 654 74

Prosedur Penyelesaian Barang Tidak Dikuasai (Btd) Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Bandar Lampung

7 129 37

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BARANG IMPOR PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BARANG IMPOR (Studi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Dumai)

22 168 70

Tinjauan Yuridis Tentang Peranan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor Dan Impor (Studi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Direktorat Jenderal Bea Cukai Tipe Madya Pabean Belawan)

0 1 10